"Papa!!!" seru Crystal saat melihat Benigno datang bersama Jordy.Wanita berusia dua puluh tujuh tahun itu langsung menghambur ke pelukan Benigno. Bagaimana tidak Crystal tak melakukan itu. Baginya Benigno adalah segala yang dia punya. Meski sekarang sudah ada Ethan, namun ketika dia ditimpa masalah seperti ini, pelukan sang ayah adalah satu diantara yang paling bisa membuat dia merasa nyaman.Benigno membalas pelukan putrinya itu. Crystal memang adalah putrinya yang menyebalkan. Namun tetap saja statusnya sebagai ayah ketika melihat putrinya terluka atau mendapat masalah, dia tidak bisa tinggal diam."Kau dan Clarissa tak apa-apa, Crys?" tanya Benigno.Crystal menggelengkan kepalanya. Perlahan dia melepaskan pelukannya."Papa kenapa ada di sini? Siapa yang memberi tahu? Bukannya harusnya saat ini Papa sedang berada bersama Arabella?" tanya Crystal sendu.Ia menghapus setitik air mata yang menggantung di pelupuk matanya."Kau ini bodoh atau apa? Apa ada yang lebih penting bagi seora
Di luar kamar hotel itu, Ethan sedang mendengarkan pembicaraan Crystal dan Benigno dengan seksama. Ia tadi ingin masuk namun melihat Jordy sedang berada luar, ia bisa menyimpulkan sendiri kalau di dalam kamar ada Benigno, mertuanya."Kau bercanda? Bagaimana bisa Ethan adalah ayah kandung dari Clarissa? Apa ini adalah akal-akalanmu agar Papa tidak menyuruh kau dan Ethan untuk bercerai?" tanya Benigno curiga."Tidak, Papa. Itu adalah sebenarnya yang terjadi. Papa bisa menyuruh Ethan untuk melakukan lagi tes paternitas antara Clarissa dan Ethan," kata Crystal dengan sendu.Benigno yang tadi berdiri sampai duduk terhenyak di atas ranjang."Tetap saja! Kau harus ikut ke rumah Papa, suruh Ethan menyelesaikan lebih dahulu urusannya dengan kematian Anna ini. Papa tidak mau kalau sampai terbawa-bawa dalam kasus ini," kata Benigno."Aku akan membereskan masalah ini dengan meminimalkan keterlibatan Papa dalam hal ini."Ethan tiba-tiba saja muncul dan masuk ke dalam kamar bergambar 909 itu. Ben
"Apa maksudmu tidak mau meninggalkan Crystal? Kau pikir hanya karena kau tidak mau lantas aku tidak bisa memisahkan kalian? Kau telah banyak membohongi Crystal. Aku rasa alasan itu cukup bagi hakim untuk meloloskan permohonan cerai putriku padamu." Benigno tidak mau kalah membalas menantunya itu."Papa!! Apa maksud Papa? Siapa yang bilang aku ingin berpisah dari Ethan! Tidak! Tidak sama sekali. Aku sudah bilang tadi, Ethan adalah ayah dari putriku, Papa. Dia ayah dari cucunya Papa! Kenapa Papa tidak mengerti?" sela Crystal."Crys! Kau Papa asuh dan besarkan selama ini hanya seorang diri bukan berarti Papa berharap kau akan menjadi anak yang pembangkang seperti ini. Kau tidak ingin siapa yang ada di masa sulitmu saat kau mengandung Clarissa? Ok, Papa tidak akan menanyakan bagaimana prosesnya hingga kau dan Ethan terjebak dalam situasi yang membuat kau mengandung Clarissa dan bagaimana bisa jadi Alessandro yang bertanggung jawab atas semuanya. Baiklah kita abaikan masalah itu dahulu, k
"Ethan Trovatelli, bersediakah saudara mengasihi dan menghormati istri saudara sepanjang hidup? Selalu setia padanya dalam suka dan duka, dalam kecukupan dan kekurangan, serta dalam sehat atau pun sakit?""Ya, saya bersedia,"jawab Ethan.Sebaliknya sang mempelai wanita di balik veil transparan yang menutupi kepalanya, ia memutar bola matanya dengan malas. Ini bukan pernikahan yang diinginkan olehnya, tentu saja. Namun pada akhirnya dia pun terpaksa mengucapkan janji yang sama."Mulai saat ini kalian resmi menjadi pasangan suami istri. Apa yang dipersatukan oleh Tuhan, tidak bisa dipisahkan oleh manusia".Sekarang tibalah giliran Ethan akan mencium Crystal, di depan para tamu undangan. Ethan menyingkap veil putih yang menutupi wajah istrinya itu, lalu ia pun mendekatkan wajahnya ke arah bibir Crystal."Jangan berani-berani mencoba melakukannya," ancamnya dengan bisikan lirih pada pria yang baru saja resmi menikahinya itu.Ethan tersenyum. Dia tahu Crystal tidak menginginkannya, tetapi
Pria yang diteriaki itu tersentak dari keterkejutannya mendengar teriakan Ethan. Spontan ia menoleh pada Ethan yang kini hanya berjarak beberapa meter darinya. Tak ingin merasa malu karena salah satu anak buahnya tumbang oleh lemparan piring pria itu, Andrew Bosseli tertawa terkekeh dengan nada meremehkan."Wah, pengantin pria sepertinya sangat marah sekali. Ingin menjadi hero di depan Crystal, heh?" kekehnya. "Baiklah, akan kukabulkan. Jadilah hero untuk istri tersayangmu itu!"Usai mengatakan itu, Andrew lagi-lagi memberi isyarat dengan dagunya agar sniper yang satunya menyerang Crystal. Sniper itu pun mengangkat senjatanya.Ethan yang melihat hal itu langsung berlari secepat angin ke arah sniper itu. Dan ....BUUGGHH!!!!Belum sempat pelatuk itu ditarik, sebuah tendangan dari Ethan mendarat di rahang sniper itu. Sniper itu tumbang dan masih sempat mencoba untuk bangkit, namun satu tendangan lagi dari Ethan di kepalanya cukup membuat pria itu kehilangan tenaga untuk bangkit."Arggg
"Kau sangat berisik, apa perlu aku membungkammu dengan cara yang berbeda? Hum?" kata Ethan sambil menatap tajam wanita yang kini menginjaknya seakan ia adalah orang yang sangat tak ada harganya."Oh, ya? Kau berani?" tantang Crystal tak gentar.Ethan kini menatap liar Crystal dari telapak kaki hingg ke satu titik di tubuh Crystal tanpa berkedip. Jangan lupakan tangannya yang kini telah berhasil menggenggam betis indah wanita itu.Crystal terkesiap dan berusaha melepas kakinya dari genggaman Ethan."Lepaskan!!" perintah Crystal dengan marah."Kau sudah menggodaku sampai seperti ini, bagaimana mungkin aku bisa melepaskanmu dengan mudah, Nyonya Trovatelli?" "Aku tidak menggodamu, Bodoh! Lepaskan kakiku!" Ethan kini dengan usilnya malah mengusap-usap kaki Crystal hingga lutut hingga membuat Crystal berusaha untuk menarik-narik kakinya dari genggaman tangan Ethan.Bukan salah Ethan jika Crystal yang memancingnya. Ethan kini malah memiringkan tubuhnya. Dengan setengah duduk ia malah memel
"Lalu, kalau begitu apa yang harus kukerjakan?" tanya Ethan."Jordy!" panggil Beniqno pada anak buahnya. "Ya, Bos!" Jordy segera mendekat."Aku menyuruhmu untuk menjelaskan pada Ethan tentang seluk beluk kasino kita yang berada di dekat pelabuhan! Mulai sekarang kau harus membimbing dia agar bisa menjadi penggantiku memimpin The Black Roses, pimpinan mafia terhebat sepanjang masa!" kata Benigno dengan penuh kebanggaan.Ethan terlihat menganga. Bukannya apa-apa, mertuanya bilang dia akan dibimbing untuk menjadi mafia terhebat sepanjang masa. Yang benar ..."Maaf, Papa Ben! Bolehkah aku menolak? Aku rasa aku lebih cocok menjadi seorang mekanik," tolak Ethan dengan hati-hati."Kau tidak boleh menolak! Aku menikahkanmu dengan putriku Crystal bukan agar kau bebas melakukan pekerjaan tak berguna itu! Cukup sekali aku memiliki menantu tak berguna. Jangan menjadi Alessandro kedua! Selain itu kalau bukan kau yang akan meneruskan kepemimpinan The Black Roses, lalu siapa lagi?"Ethan sampai men
"Papa?" pekik Crystal tertahan."Sebaiknya kalian berdua menikah saja," usul Benigno."Tidak! Aku tidak mau! Apa-apaan Papa mengusulkan hal seperti itu. Aku tidak mau menikah dengannya!" tolak wanita itu tegas."Crys ....""Apa Papa masih sehat? Papa ingin aku menikah dengannya? Hah! Buat apa! Itu ide paling konyol dan paling gila yang pernah ku dengar!" umpat wanita itu lagi."Crys, ikut Papa sebentar!"Setelah meminta ijin pada pengacara itu, Benigno pun menarik Crystal ke luar sebentar. "Crys, tolong mengerti! Kau setujui saja permintaan Papa untuk kau menikah dengannya. Ini hanya untuk sementara, Crys!"Crystal geleng-geleng kepala."Tidak, tidak, tidak ... ini gila! Aku tidak mau menuruti inginnya Papa. Itu tidak lucu sama sekali.""Hanya sementara, Crys. Sampai Papa menemukan satu alasan kuat untuk menendang dia dari kehidupanmu dan Clarissa. Kau tahu kan kalau Papa tidak bisa berurusan dengan hukum dulu akhir-akhir ini?""Tapi aku mana mungkin menikah dengan orang itu. Dia adi
"Apa maksudmu tidak mau meninggalkan Crystal? Kau pikir hanya karena kau tidak mau lantas aku tidak bisa memisahkan kalian? Kau telah banyak membohongi Crystal. Aku rasa alasan itu cukup bagi hakim untuk meloloskan permohonan cerai putriku padamu." Benigno tidak mau kalah membalas menantunya itu."Papa!! Apa maksud Papa? Siapa yang bilang aku ingin berpisah dari Ethan! Tidak! Tidak sama sekali. Aku sudah bilang tadi, Ethan adalah ayah dari putriku, Papa. Dia ayah dari cucunya Papa! Kenapa Papa tidak mengerti?" sela Crystal."Crys! Kau Papa asuh dan besarkan selama ini hanya seorang diri bukan berarti Papa berharap kau akan menjadi anak yang pembangkang seperti ini. Kau tidak ingin siapa yang ada di masa sulitmu saat kau mengandung Clarissa? Ok, Papa tidak akan menanyakan bagaimana prosesnya hingga kau dan Ethan terjebak dalam situasi yang membuat kau mengandung Clarissa dan bagaimana bisa jadi Alessandro yang bertanggung jawab atas semuanya. Baiklah kita abaikan masalah itu dahulu, k
Di luar kamar hotel itu, Ethan sedang mendengarkan pembicaraan Crystal dan Benigno dengan seksama. Ia tadi ingin masuk namun melihat Jordy sedang berada luar, ia bisa menyimpulkan sendiri kalau di dalam kamar ada Benigno, mertuanya."Kau bercanda? Bagaimana bisa Ethan adalah ayah kandung dari Clarissa? Apa ini adalah akal-akalanmu agar Papa tidak menyuruh kau dan Ethan untuk bercerai?" tanya Benigno curiga."Tidak, Papa. Itu adalah sebenarnya yang terjadi. Papa bisa menyuruh Ethan untuk melakukan lagi tes paternitas antara Clarissa dan Ethan," kata Crystal dengan sendu.Benigno yang tadi berdiri sampai duduk terhenyak di atas ranjang."Tetap saja! Kau harus ikut ke rumah Papa, suruh Ethan menyelesaikan lebih dahulu urusannya dengan kematian Anna ini. Papa tidak mau kalau sampai terbawa-bawa dalam kasus ini," kata Benigno."Aku akan membereskan masalah ini dengan meminimalkan keterlibatan Papa dalam hal ini."Ethan tiba-tiba saja muncul dan masuk ke dalam kamar bergambar 909 itu. Ben
"Papa!!!" seru Crystal saat melihat Benigno datang bersama Jordy.Wanita berusia dua puluh tujuh tahun itu langsung menghambur ke pelukan Benigno. Bagaimana tidak Crystal tak melakukan itu. Baginya Benigno adalah segala yang dia punya. Meski sekarang sudah ada Ethan, namun ketika dia ditimpa masalah seperti ini, pelukan sang ayah adalah satu diantara yang paling bisa membuat dia merasa nyaman.Benigno membalas pelukan putrinya itu. Crystal memang adalah putrinya yang menyebalkan. Namun tetap saja statusnya sebagai ayah ketika melihat putrinya terluka atau mendapat masalah, dia tidak bisa tinggal diam."Kau dan Clarissa tak apa-apa, Crys?" tanya Benigno.Crystal menggelengkan kepalanya. Perlahan dia melepaskan pelukannya."Papa kenapa ada di sini? Siapa yang memberi tahu? Bukannya harusnya saat ini Papa sedang berada bersama Arabella?" tanya Crystal sendu.Ia menghapus setitik air mata yang menggantung di pelupuk matanya."Kau ini bodoh atau apa? Apa ada yang lebih penting bagi seora
"Maafkan aku, Tuan Ben. Sebenarnya waktu itu aku belum sempat menemui atasannya. Jadi rencana untuk meminta Danilo itu masih hanya sekedar wacana kita saja. Maafkan aku. Ini aku yang salah, Tuan Ben," aku Jordy sambil ia meminta maaf pada majikannya."Jordy, sudah berapa kali aku katakan padamu, jangan pernah mencarikan aku masalah. Karena meski kita tidak mencarinya, masalah itu akan selalu datang. Dan kau lihat? Sekarang dia sedang berada di hotel ini. Kau kira dia ke sini hanya demi kepentingan penyelidikan saja? Tentu tidak. Dia pastinya datang ke sini untuk mencari-cari kesalahan aku dan putriku pastinya. Dasar biadap!" maki Benigno.Hal itu tentu saja membuat Jordy merasa tertekan pula. Ia merasa bersalah, karena kata-kata Benigno itu seakan menamparnya dan mengatakan kalau dia tidak becus melakukan pekerjaannya."Maafkan aku, Capo. Aku benar-benar meminta maaf," ucap Jordy. Benigno mendengus kasar mendengarnya. Andai Jordy hanya anak buah biasa rasanya dia ingin menembak kep
"Benar kau akan memberiku uang senilai €100.000?" tanya Danilo.Ethan mengangguk, meski terpatri jelas di wajahnya kalau dia tidak ikhlas diperas seperti ini oleh Danilo."Ya, sebutkan, kau ingin pembayaran seperti apa? Transfer? Tunai?" tanya Ethan sinis."Baiklah, aku rasa tunai saja," kekeh Danilo. "Setidaknya jika ada pemeriksaan oleh tim audit, tidak akan ada yang curiga dari mana datangnya uang sebanyak itu."Rasanya dia tak percaya kalau pria di depannya ini begitu gampang memberinya uang dengan jumlah besar seperti itu. Seratus ribu euro, bayangkan! Itu bukanlah jumlah yang kecil. Jika dikonversi ke rupiah uang sejumlah seratus ribu euro bisa mencapai 1,6 miliar lebih.Dengan uang sebanyak itu yang sudah pasti tidak akan dia dapat bahkan selama lima tahun ia bekerja, bukankah menggiurkan jika mendapat uang sebanyak itu tanpa harus bekerja terlalu keras? Danilo hanya perlu menutup mulutnya saja, hanya itu!Ethan mengangkat pundaknya."Baiklah, akan aku suruh siapkan oleh anak
"Apa yang sedang kalian lakukan di sini, Tuan dan Nyonya Trovatelli?" tanya Danilo, polisi yang punya obsesi terhadap Benigno itu.Crystal sepertinya tak berminat untuk menjawab pertanyaan Danilo itu. Sejak tadi dia melihat Anna mengapung di dalam bak mandi, dia sudah sangat cukup syok. Ditambah lagi tak lama setelah itu, ada banyak orang yang berdatangan ke kamar hotel mereka. Awalnya hanya beberapa petugas keamanan hotel. Lalu tak lama setelah itu ada beberapa orang dari teman-teman Ethan entah itu sesama teman mafia atau malah anak buahnya, Crystal kurang tahu, lebih tepatnya sedang tidak tertarik ingin tahu. Dan sekarang sedang ada polisi yang selalu ingin cari gara-gara di setiap kesempatan ia bertemu dengan keluarga Benigno Mensina."Kau sendiri apa yang kau lakukan di sini?" tanya Ethan tak senang.Polisi itu menyeringai seperti mengejek."Aku adalah yang memimpin penyelidikan di lapangan untuk kasus ini. Jadi, apakah aku bisa meminta kerja sama kalian untuk menjawab setiap pe
"Crys, kenapa?" tanya Ethan terkejut mendengar pekikan Crystal.Bukannya menjawab, Crystal malah termundur ke belakang sampai dia terjatuh. Wajahnya pucat pasi sambil ia geleng-geleng kepala."Kenapa? Crys??!" Ethan yang tidak mengerti langsung gerak cepat mendekati istrinya itu. Ia ingin menolong Crystal bangun."Kenapa? Kenapa, Crys? A-apa yang terjadi?!" "I-itu, Anna, Ethan ... Anna ....," tunjuk Crystal ke arah kamar mandi yang terbuka.Spontan Ethan ke arah kamar mandi. Dan sama terkejutnya, Ethan sampai membelalakkan matanya. Lalu ia pun dengan cepat menutup mata Clarissa yang sedang dia gendong."Astaga, apa yang terjadi?!"Crystal menatap Ethan dengan kaki dan tangan gemetar. Ia benar-benar pucat saat ini. "Ethan ... Anna, Ethan. Anna ...."Ethan segera meraih lengan Crystal dan membantunya untuk berdiri. Sementara sebelah tangannya yang lain masih menggendong Clarissa."Ayo bangun, Crys! Bangun ...." Ethan hampir sempoyongan membantu Crystal berdiri dan menggeretnya ke
"Sebenarnya sangat lucu menginap di hotel yang satu kota dengan rumah sendiri. Mana aku tidak bawa baju ganti. Anna juga sama. Kalau Clarice perlengkapannya ada saja di dalam mobilmu. Terus bagaimana? Apa kita pulang sekarang saja?" usul Crystal pada Ethan."Besok saja, Crys. Aku sedang ingin di sini dulu. Aku sudah lama tidak menginap di sini. Yah, sejak seseorang wanita mengikatku dalam ikatan pernikahan," cibir Ethan."Hei!! Apa kau bermaksud menyalahkan aku?" omel Crystal."Ya, dan karena kau yang menyebabkan semua ini jadi kau bertanggung jawab mengurusku seumur hidup," jawab Ethan.Crystal hanya geleng-geleng kepala."Kalau itu sih kau sendiri yang ingin memanfaatkan aku. Ckckck," decak Crystal."Di lemari putih di ruang situ ada banyak baju kaos dan beberapa celana pendek. Bahkan ada yang belum pernah di pakai sama sekali. Mungkin kau dan Anna bisa memakai itu dulu," kata Ethan sambil memonyongkan bibirnya menunjuk ke arah walk in closet yang menyambungkan ruangan kamar dengan
"Jadi benar Diego adalah ayahmu?" tanya Crystal tak percaya.Rasanya dia tak bisa menerima kenyataan ini meski kali ini Ethan sendiri yang mengatakannya dengan mulutnya sendiri.Ethan menarik napas panjang mendengar pertanyaan Crystal yang sepertinya tidak percaya padanya itu."Sudah kubilang kau mungkin tidak akan percaya padaku," kata Ethan, masih menghela dan membuangnya berkali-kali.Kali ini Crystal yang terdiam. Dia tahu sebagai seorang istri, tugasnya sekarang adalah men-support suami, terlepas dari percaya atau tidak percayanya dia terhadap pengakuan suaminya itu."Aku sebenarnya tahu belum terlalu lama ini. Alessandro malah sebaliknya. Dia belum tahu siapa sebenarnya ayah kami, orang yang telah menelantarkan kami ketika usianya bahkan masih balita dan aku masih dalam kandungan ibuku saat itu," cerita Ethan dengan sendu.Ethan menceritakan kisah masa lalunya."Aku mungkin sudah menerima dan tak mempermasalahkan hidup dan takdirku yang hanya seorang anak yatim. Tak ingin mencar