"Lalu? Lalu katamu?!" tanya orang itu dengan berang.
Ethan mengangguk."Saya tidak mengganggu bengkel lama yang sudah ada di sini sebelumnya. Dan lagi pula jarak 100 meter itu tidak terlalu dekat sehingga tuan-tuan harus marah ketika saya membuka bengkel baru di sini. Lagi pula bukankah tiap-tiap tempat usaha sudah punya rezeki dan keberuntungannya sendiri?" jawab Ethan tanpa merasa bersalah sama sekali."Ba jingan!! Sial an!! Sepertinya kau memang ingin cari mati. Urungkan niatmu untuk membuka bengkel baru di sini, maka aku akan mengampunimu!" kata pria bertatto di lengannya itu dengan geram.Ethan tersenyum tipis."Maaf, saya tidak bisa," jawabnya dengan nada sesopan mungkin.Terlihat senyum menyeringai di sudut bibir pria itu bercampur dengan geram atas jawaban dari Ethan. Lalu ia pun menggerakkan dagunya ke arah Ethan memberi kode kepada tiga orang temannya yang lain untuk menyerang Ethan.Ketiga orang itu mendapatEthan menyetop sebuah mobil bak terbuka yang lewat di depan bengkelnya dan meminta tolong kepada supir mobil untuk membawa ke empat orang luka-luka yang datang merusuh ke bengkelnya agar diantar kembali ke bengkel mereka yang tidak jauh tempatnya dari bengkel milik Ethan. Hal itu dikarenakan karena kondisi mereka yang bonyok dan luka-luka karena perkelahian dengan Ethan.Selain memberikan sejumlah uang kepada sopir mobil pick-up yang dia minta tolongi, Ethan juga menyelipkan beberapa lembar uang pecahan €500 (lima ratus euro) ke dalam kantong kemeja bos pemilik bengkel.Perlu diketahui, pecahan mata uang terbesar euro, €500 adalah pecahan terbesar mata uang kertas yang kalau dikonversi ke rupiah nominalnya mencapai kurang lebih Rp. 8,5 juta rupiah."Ini untuk membawa kau dan anak buahmu berobat. Di lain waktu, tolong jangan membuat masalah di sini. Kalau kau takut bersaing secara sehat dengan pebengkel lain, perbaiki kualitas bengkelmu dan pelayanannya s
"Ethan Trovatelli, bersediakah saudara mengasihi dan menghormati istri saudara sepanjang hidup? Selalu setia padanya dalam suka dan duka, dalam kecukupan dan kekurangan, serta dalam sehat atau pun sakit?""Ya, saya bersedia,"jawab Ethan.Sebaliknya sang mempelai wanita di balik veil transparan yang menutupi kepalanya, ia memutar bola matanya dengan malas. Ini bukan pernikahan yang diinginkan olehnya, tentu saja. Namun pada akhirnya dia pun terpaksa mengucapkan janji yang sama."Mulai saat ini kalian resmi menjadi pasangan suami istri. Apa yang dipersatukan oleh Tuhan, tidak bisa dipisahkan oleh manusia".Sekarang tibalah giliran Ethan akan mencium Crystal, di depan para tamu undangan. Ethan menyingkap veil putih yang menutupi wajah istrinya itu, lalu ia pun mendekatkan wajahnya ke arah bibir Crystal."Jangan berani-berani mencoba melakukannya," ancamnya dengan bisikan lirih pada pria yang baru saja resmi menikahinya itu.Ethan tersenyum. Dia tahu Crystal tidak menginginkannya, tetapi
Pria yang diteriaki itu tersentak dari keterkejutannya mendengar teriakan Ethan. Spontan ia menoleh pada Ethan yang kini hanya berjarak beberapa meter darinya. Tak ingin merasa malu karena salah satu anak buahnya tumbang oleh lemparan piring pria itu, Andrew Bosseli tertawa terkekeh dengan nada meremehkan."Wah, pengantin pria sepertinya sangat marah sekali. Ingin menjadi hero di depan Crystal, heh?" kekehnya. "Baiklah, akan kukabulkan. Jadilah hero untuk istri tersayangmu itu!"Usai mengatakan itu, Andrew lagi-lagi memberi isyarat dengan dagunya agar sniper yang satunya menyerang Crystal. Sniper itu pun mengangkat senjatanya.Ethan yang melihat hal itu langsung berlari secepat angin ke arah sniper itu. Dan ....BUUGGHH!!!!Belum sempat pelatuk itu ditarik, sebuah tendangan dari Ethan mendarat di rahang sniper itu. Sniper itu tumbang dan masih sempat mencoba untuk bangkit, namun satu tendangan lagi dari Ethan di kepalanya cukup membuat pria itu kehilangan tenaga untuk bangkit."Arggg
"Kau sangat berisik, apa perlu aku membungkammu dengan cara yang berbeda? Hum?" kata Ethan sambil menatap tajam wanita yang kini menginjaknya seakan ia adalah orang yang sangat tak ada harganya."Oh, ya? Kau berani?" tantang Crystal tak gentar.Ethan kini menatap liar Crystal dari telapak kaki hingg ke satu titik di tubuh Crystal tanpa berkedip. Jangan lupakan tangannya yang kini telah berhasil menggenggam betis indah wanita itu.Crystal terkesiap dan berusaha melepas kakinya dari genggaman Ethan."Lepaskan!!" perintah Crystal dengan marah."Kau sudah menggodaku sampai seperti ini, bagaimana mungkin aku bisa melepaskanmu dengan mudah, Nyonya Trovatelli?" "Aku tidak menggodamu, Bodoh! Lepaskan kakiku!" Ethan kini dengan usilnya malah mengusap-usap kaki Crystal hingga lutut hingga membuat Crystal berusaha untuk menarik-narik kakinya dari genggaman tangan Ethan.Bukan salah Ethan jika Crystal yang memancingnya. Ethan kini malah memiringkan tubuhnya. Dengan setengah duduk ia malah memel
"Lalu, kalau begitu apa yang harus kukerjakan?" tanya Ethan."Jordy!" panggil Beniqno pada anak buahnya. "Ya, Bos!" Jordy segera mendekat."Aku menyuruhmu untuk menjelaskan pada Ethan tentang seluk beluk kasino kita yang berada di dekat pelabuhan! Mulai sekarang kau harus membimbing dia agar bisa menjadi penggantiku memimpin The Black Roses, pimpinan mafia terhebat sepanjang masa!" kata Benigno dengan penuh kebanggaan.Ethan terlihat menganga. Bukannya apa-apa, mertuanya bilang dia akan dibimbing untuk menjadi mafia terhebat sepanjang masa. Yang benar ..."Maaf, Papa Ben! Bolehkah aku menolak? Aku rasa aku lebih cocok menjadi seorang mekanik," tolak Ethan dengan hati-hati."Kau tidak boleh menolak! Aku menikahkanmu dengan putriku Crystal bukan agar kau bebas melakukan pekerjaan tak berguna itu! Cukup sekali aku memiliki menantu tak berguna. Jangan menjadi Alessandro kedua! Selain itu kalau bukan kau yang akan meneruskan kepemimpinan The Black Roses, lalu siapa lagi?"Ethan sampai men
"Papa?" pekik Crystal tertahan."Sebaiknya kalian berdua menikah saja," usul Benigno."Tidak! Aku tidak mau! Apa-apaan Papa mengusulkan hal seperti itu. Aku tidak mau menikah dengannya!" tolak wanita itu tegas."Crys ....""Apa Papa masih sehat? Papa ingin aku menikah dengannya? Hah! Buat apa! Itu ide paling konyol dan paling gila yang pernah ku dengar!" umpat wanita itu lagi."Crys, ikut Papa sebentar!"Setelah meminta ijin pada pengacara itu, Benigno pun menarik Crystal ke luar sebentar. "Crys, tolong mengerti! Kau setujui saja permintaan Papa untuk kau menikah dengannya. Ini hanya untuk sementara, Crys!"Crystal geleng-geleng kepala."Tidak, tidak, tidak ... ini gila! Aku tidak mau menuruti inginnya Papa. Itu tidak lucu sama sekali.""Hanya sementara, Crys. Sampai Papa menemukan satu alasan kuat untuk menendang dia dari kehidupanmu dan Clarissa. Kau tahu kan kalau Papa tidak bisa berurusan dengan hukum dulu akhir-akhir ini?""Tapi aku mana mungkin menikah dengan orang itu. Dia adi
"Ethan, antar ini ke meja nomor delapan!" seru kepala pelayan pada Ethan yang baru saja datang dari mengantar minuman di meja dua belas. "Okay! Aku datang!" seru Ethan seraya menghampiri kepala pelayan yang segera menyambutnya dengan nampan yang di atasnya telah disusun beberapa kaleng minuman bersoda siap minum. Segera keduanya bertukar nampan kosong dengan nampan yang harus diantar oleh Ethan pada pengunjung tamu yang berada di meja nomor delapan. Mensina Grand Casino adalah kasino terbesar di wilayah kota C dan sekitarnya. Sebanyak 500 mesin judi dan 100 meja judi poker dan meja judi lainnya ada disitu. Bukan hanya itu, Mensina Grand Casino juga memiliki hotel dengan jumlah kamar 590 kamar serta memiliki 8 restoran di dalamnya. Untuk para wanita yang senang bermain judi, di sini juga mereka bisa menggunakan jasa salon pribadi. Dan untuk kaum pria para petualang cinta satu malam, Mensina Grand Casino juga menyediakan ada banyak wanita
"Taruhanmu yang sebenarnya adalah €500 bukan €15. Silahkan dibayar, Tuan!" Semua terkejut akan penemuan Ethan. Sungguh mereka tidak menyangka kalau orang yang mereka kira selama ini sebagai raja judi ternyata tak lebih dari seorang pecundang yang suka bermain curang."Breng sek!! Apa-apaan ini? Kau membodohi kami semua di sini?" teriak salah seorang dengan emosi. Bagaimana tidak emosi? Selama beberapa kali bertaruh dalam satu hari ini di meja judi ia selalu saja kalah. Bahkan kekalahannya di putaran terakhir ini adalah satu-satunya uang terakhir yang ia punya. Sekarang ada orang yang dengan seenaknya bermain curang. Siapa yang bisa dengan mudah menerima hal itu?"Aku tidak bermain curang! Pelayan ini bohong! Kalian kalah makanya kalian ini padaku. Itu sebabnya kalian menyuruh pelayan ini untuk berpura-pura menangkap basah aku. Padahal aku tidak berbuat curang sama sekali!" sangkal Mark.Mark masih saja ingin membantah. Ia tidak mau meng
Ethan menyetop sebuah mobil bak terbuka yang lewat di depan bengkelnya dan meminta tolong kepada supir mobil untuk membawa ke empat orang luka-luka yang datang merusuh ke bengkelnya agar diantar kembali ke bengkel mereka yang tidak jauh tempatnya dari bengkel milik Ethan. Hal itu dikarenakan karena kondisi mereka yang bonyok dan luka-luka karena perkelahian dengan Ethan.Selain memberikan sejumlah uang kepada sopir mobil pick-up yang dia minta tolongi, Ethan juga menyelipkan beberapa lembar uang pecahan €500 (lima ratus euro) ke dalam kantong kemeja bos pemilik bengkel.Perlu diketahui, pecahan mata uang terbesar euro, €500 adalah pecahan terbesar mata uang kertas yang kalau dikonversi ke rupiah nominalnya mencapai kurang lebih Rp. 8,5 juta rupiah."Ini untuk membawa kau dan anak buahmu berobat. Di lain waktu, tolong jangan membuat masalah di sini. Kalau kau takut bersaing secara sehat dengan pebengkel lain, perbaiki kualitas bengkelmu dan pelayanannya s
"Lalu? Lalu katamu?!" tanya orang itu dengan berang.Ethan mengangguk."Saya tidak mengganggu bengkel lama yang sudah ada di sini sebelumnya. Dan lagi pula jarak 100 meter itu tidak terlalu dekat sehingga tuan-tuan harus marah ketika saya membuka bengkel baru di sini. Lagi pula bukankah tiap-tiap tempat usaha sudah punya rezeki dan keberuntungannya sendiri?" jawab Ethan tanpa merasa bersalah sama sekali."Ba jingan!! Sial an!! Sepertinya kau memang ingin cari mati. Urungkan niatmu untuk membuka bengkel baru di sini, maka aku akan mengampunimu!" kata pria bertatto di lengannya itu dengan geram.Ethan tersenyum tipis."Maaf, saya tidak bisa," jawabnya dengan nada sesopan mungkin.Terlihat senyum menyeringai di sudut bibir pria itu bercampur dengan geram atas jawaban dari Ethan. Lalu ia pun menggerakkan dagunya ke arah Ethan memberi kode kepada tiga orang temannya yang lain untuk menyerang Ethan.Ketiga orang itu mendapat
Setelah melewati hutan pinus, mobil Lam borghini Aventador orange milik Benigno itupun sampai di depan sebuah bangunan dengan halaman depan yang cukup luas. Tempat itu berada di pinggir kota jalan poros lintas kota lintas provinsi yang menghubungkan kota C dengan kota-kota sekitarnya.Crystal menatap sekitarnya. Meski daerah ini belum ramai, namun sudah ada beberapa toko dan SPBU mini di sekitar daerah itu."Apa ini? Kita mau apa ke sini?" tanya Crystal pada Ethan.Ethan seperti biasa tak langsung menjawab, melainkan turun dari mobil. Crystal pun ikut turun mengekor di belakang Ethan.Pria itu langsung membuka pintu rolling door bangunan itu dan mendorongnya, sehingga terpampanglah pemandangan di dalam ruangan yang cukup mencengangkan bagi Crystal."Ini ...?""Bengkelku," jawab Ethan, sebelum wanita berisik itu mulai menanyainya dengan banyak pertanyaan.Crystal cukup takjub melihat banyaknya barang-barang otomotif yang
Dari studio Ethan melajukan mobil Lam borghini Aventador orange milik mertuanya itu melaju di jalan raya kota C menuju wilayah utara. Ada Crystal yang duduk di kursi sebelah kemudi. sekali ia melirik setan yang terlihat fokus menyetir mobil dengan tatapan mata lurus ke depan. "Ehem ...." dehem Crystal mencoba untuk mencairkan ketegangan di antara mereka. Ethan tidak bergeming sama sekali. Ia masih saja fokus membawa mobil itu membelah jalan raya di antara kendaraan lain yang berlalu-lalang di sisi kanan-kiri mobilnya. "Kita mau ke mana?" tanya Crystal. Ia menurunkan gengsinya setelah Ethan mengabaikan dehemannya tadi. Masih, lelaki itu masih bungkam malas menjawab pertanyaan tentang yang terkesan berbasa-basi itu. "Hey Ethan!! Apa kau tuli? Aku ini berbicara padamu!" seru Crystal nyaris berteriak. Dia kesal karena Ethan tidak menghiraukan pertanyaannya. "Bisakah kau sebentar saja tidak berisik,
Bosan berada di rumah, Crystal hari ini berencana untuk bertemu teman-teman sosialitanya. Maklum, Crystal bukanlah wanita karir yang punya rutinitas harian setiap hari. Dia hanyalah seorang putri dari Benigno Mensina. Masa depannya telah terjamin. Jangan tanya apa saja yang akan ditinggalkan Benigno sebagai warisan pada Putri semata wayangnya itu jika ia telah meninggal nanti, bahkan ketika ayahnya itu masih hidup, ia telah banyak memiliki asset. Banyak, atau mungkin semuanya? Itu sudah pasti, kan? Kalau bukan kepada dirinya, terus kepada siapa lagi warisan ayahnya itu akan diturunkan? Tidak mungkin pada Arabella si ja lang itu, kan?Itulah sebab ia tidak memiliki karir apa pun. Lagipula Crystal bukanlah tipe wanita perfeksionis yang memiliki prinsip idealisme sebagai pedoman hidup. Sedari awal dia tidak punya cita-cita. Kehidupannya dari sejak ia kecil adalah menikmati hidup dalam gelimang harta milik Benigno Mensina. Jadi jangan tanya apa ia punya semacam cita-cita untuk
Di sebuah ruangan bangunan megah di pusat kota C, bisnis serupa dengan milik Benigno, yaitu D&C Casino, seorang pria berusia sekitar tiga puluh tahunan sedang mendamprat para anak buahnya yang baru saja melaporkan kondisi terkini salah satu dari teman mereka yang kini terkapar di rumah sakit akibat salah sasaran menculik cucu Benigno Mensina."Apa kalian ini bo doh? Siapa suruh kalian menculik cucunya Benigno di keramaian seperti itu? Kalian ini bosan hidup bebas atau memang sudah tidak ingin hidup, heh!!" bentak Andrew Bosseli."Bos menyuruh kami memata-matai Crystal dan suami barunya, Ethan Travotelli. Berkebetulan kemarin mereka sedang berjalan-jalan di taman dengan putrinya. Dan anak itu dilepaskan pula di area taman, jadi kami pikir tak ada salahnya untuk menculiknya sekalian. Kalau kita berhasil menculik Clarissa, itu pasti akan menjadi pukulan telak bagi Benigno," tutur Alfredo kepada Andrew Bosseli, anak dari pendiri Demond del Cielo itu."Dasar Bo
Pagi datang dan matahari terlihat cerah menyinari kawasan bumi Sisilia. Musim panas di Sisilia sama saja dengan musim panas di daerah lainnya. Cerah dan menyenangkan tentu saja, membuat masyarakat daerah setempat bersemangat dalam mengawali rutinitas hariannya. Begitu pun Ethan yang terlihat bersemangat keluar dari kamarnya dan turun menuju ruang makan di rumah Benigno Mensina.Bak rumahnya sendiri, ia pun bergabung dengan para penghuni rumah lainnya untuk sarapan. Selembar roti bakar ia tarik dari pemanggangnya tanpa mempedulikan asisten rumah tangga yang sedikit uring-uringan karena roti itu dipersiapkan untuk Tuan besarnya, Benigno Mensina."Hallo, selamat pagi semuanya!" sapanya dan langsung menyambar segelas cappuccino latte milik Crystal dan meneguknya.Crystal langsung saja melotot melihat betapa tidak tahu dirinya lelaki itu."Apa kau tak bisa sabar menunggu minumanmu disiapkan terlebih dahulu?" omel Crystal.Ah, ya .... Tumben s
"Kau lelaki ba jingan!" desis Crystal marah.Ia kini sedang bersandar pada headboard ranjang setelah beberapa saat yang lalu Ethan berhasil menyetu buhinya. Lelaki itu sangat kuat, ia sampai tidak berdaya melawan. Ah, bukan! Crystal tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Lebih tepatnya Ethan sangat lihai sehingga ia bisa bungkam melihat dan merasakan lelaki itu berbuat semaunya padanya. Awalnya ia ingin memberontak, tetapi tetap saja ia adalah perempuan yang lemah. Lemah secara fisik dan juga .... iman. Sia lan!Ethan tidak menanggapi. Ia hanya tersenyum tipis mendengar Crystal yang mengomel dan menatapnya seperti aura orang yang ingin menelannya hidup-hidup."Apa yang kau tertawakan, Breng sek!" Crystal melempar sebuah bantal ke arah Ethan yang segera ditangkap oleh pria itu dengan sigap."Cukup, Crys! Aku tak ada waktu meladenimu. Harusnya kau berpikir ulang sebelum kau menuduhku berbuat macam-macam. Jika memang aku berselingkuh di hotel dengan pa
"Kau baru pulang?" Ethan yang baru saja membuka pintu cukup terkejut melihat siapa yang kini sedang berbaring di ranjangnya."Apa yang kau lakukan disini, Crys?" Crystal yang sedari tadi menunggu di kamar Ethan melihat pria itu hanya berdiri di ambang pintu, kini memiringkan tubuhnya sambil menopang kepalanya dengan pose yang uhhh, cukup menggoda! Bagaimana tidak menggoda? Wanita itu menunggu di kamarnya hanya dengan menggunakan lingerie satin berwarna hitam yang walaupun tidak minim dan terbuka, tetapi gaun malam itu cukup kooperatif membentuk tubuh Crystal hingga terlihat lekuk-lekuk sekali lagi ohhh, sangat menggoda iman. Entah apa maksud wanita itu bersikap seperti itu, tetapi yang jelas Ethan cukup merasa terganggu karenanya. Bagaimana pun dia pria normal, you know? Dan Crystal entah dengan niat apa sengaja menunggunya di kamar dengan pose seperti itu."Wow, garang sekali kau, Ethan? Apa kau tidak tergoda melihatku? Apa bertemu d