Setelah mengantar Crystal dan Clarissa kembali ke kediaman Benigno, Ethan berpamitan ingin buru-buru pergi.
"Hei, kau masih ingin kemana lagi?" tanya Crystal kepada Ethan.Ethan yang sudah membuka pintu mobil siap berangkat kembali, kini berbalik dan menatap Crystal."Apa kau sedang bersikap seperti istri posesif yang sedang mencurigai suaminya?" selorohnya.Mendengar selorohan Ethan, tak urung membuat Crytal menjadi kesal karenanya."Terserah kau saja, Breng sek!" umpatnya sambil geleng-geleng kepala.Crystal benar-benar tak habis pikir kenapa Ethan memiliki sifat yang luar biasa tidak tahu diri cenderung ke tak tahu malu.Kemudian pria itu pun pergi dengan tawa berderai karena berhasil membuat Crystal menjadi kesal karenanya."Mama, Papa kemana?" tanya Clarissa.Crystal mengernyitkan keningnya kesal. Lihatlah! Bahkan putrinya saat ini benar-benar telah terpengaruh oleh kehadiran Ethan."Saya"Kau baru pulang?" Ethan yang baru saja membuka pintu cukup terkejut melihat siapa yang kini sedang berbaring di ranjangnya. "Apa yang kau lakukan disini, Crys?" Crystal yang sedari tadi menunggu di kamar Ethan melihat pria itu hanya berdiri di ambang pintu, kini memiringkan tubuhnya sambil menopang kepalanya dengan pose yang uhhh, cukup menggoda! Bagaimana tidak menggoda? Wanita itu menunggu di kamarnya hanya dengan menggunakan lingerie satin berwarna hitam yang walaupun tidak minim dan terbuka, tetapi gaun malam itu cukup kooperatif membentuk tubuh Crystal hingga terlihat lekuk-lekuk sekali lagi ohhh, sangat menggoda iman. Entah apa maksud wanita itu bersikap seperti itu, tetapi yang jelas Ethan cukup merasa terganggu karenanya. Bagaimana pun dia pria normal, you know? Dan Crystal entah dengan niat apa sengaja menunggunya di kamar dengan pose seperti itu. "Wow, garang sekali kau, Ethan? Apa kau tidak tergoda melihatku? Apa bertemu dengan ja lang di hotel sudah membuat ga
"Kau lelaki ba jingan!" desis Crystal marah. Ia kini sedang bersandar pada headboard ranjang setelah beberapa saat yang lalu Ethan berhasil menyetu buhinya. Lelaki itu sangat kuat, ia sampai tidak berdaya melawan. Ah, bukan! Crystal tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Lebih tepatnya Ethan sangat lihai sehingga ia bisa bungkam melihat dan merasakan lelaki itu berbuat semaunya padanya. Awalnya ia ingin memberontak, tetapi tetap saja ia adalah perempuan yang lemah. Lemah secara fisik dan juga .... iman. Sia lan! Ethan tidak menanggapi. Ia hanya tersenyum tipis mendengar Crystal yang mengomel dan menatapnya seperti aura orang yang ingin menelannya hidup-hidup. "Apa yang kau tertawakan, Breng sek!" Crystal melempar sebuah bantal ke arah Ethan yang segera ditangkap oleh pria itu dengan sigap. "Cukup, Crys! Aku tak ada waktu meladenimu. Harusnya kau berpikir ulang sebelum kau menuduhku berbuat macam-macam. Jika memang aku berselingkuh di hotel dengan para ja lang seperti yang kau tud
Pagi datang dan matahari terlihat cerah menyinari kawasan bumi Sisilia. Musim panas di Sisilia sama saja dengan musim panas di daerah lainnya. Cerah dan menyenangkan tentu saja, membuat masyarakat daerah setempat bersemangat dalam mengawali rutinitas hariannya. Begitu pun Ethan yang terlihat bersemangat keluar dari kamarnya dan turun menuju ruang makan di rumah Benigno Mensina.Bak rumahnya sendiri, ia pun bergabung dengan para penghuni rumah lainnya untuk sarapan. Selembar roti bakar ia tarik dari pemanggangnya tanpa mempedulikan asisten rumah tangga yang sedikit uring-uringan karena roti itu dipersiapkan untuk Tuan besarnya, Benigno Mensina."Hallo, selamat pagi semuanya!" sapanya dan langsung menyambar segelas cappuccino latte milik Crystal dan meneguknya.Crystal langsung saja melotot melihat betapa tidak tahu dirinya lelaki itu."Apa kau tak bisa sabar menunggu minumanmu disiapkan terlebih dahulu?" omel Crystal.Ah, ya .... Tumben s
Di sebuah ruangan bangunan megah di pusat kota C, bisnis serupa dengan milik Benigno, yaitu D&C Casino, seorang pria berusia sekitar tiga puluh tahunan sedang mendamprat para anak buahnya yang baru saja melaporkan kondisi terkini salah satu dari teman mereka yang kini terkapar di rumah sakit akibat salah sasaran menculik cucu Benigno Mensina."Apa kalian ini bo doh? Siapa suruh kalian menculik cucunya Benigno di keramaian seperti itu? Kalian ini bosan hidup bebas atau memang sudah tidak ingin hidup, heh!!" bentak Andrew Bosseli."Bos menyuruh kami memata-matai Crystal dan suami barunya, Ethan Travotelli. Berkebetulan kemarin mereka sedang berjalan-jalan di taman dengan putrinya. Dan anak itu dilepaskan pula di area taman, jadi kami pikir tak ada salahnya untuk menculiknya sekalian. Kalau kita berhasil menculik Clarissa, itu pasti akan menjadi pukulan telak bagi Benigno," tutur Alfredo kepada Andrew Bosseli, anak dari pendiri Demond del Cielo itu."Dasar Bo
Bosan berada di rumah, Crystal hari ini berencana untuk bertemu teman-teman sosialitanya. Maklum, Crystal bukanlah wanita karir yang punya rutinitas harian setiap hari. Dia hanyalah seorang putri dari Benigno Mensina. Masa depannya telah terjamin. Jangan tanya apa saja yang akan ditinggalkan Benigno sebagai warisan pada Putri semata wayangnya itu jika ia telah meninggal nanti, bahkan ketika ayahnya itu masih hidup, ia telah banyak memiliki asset. Banyak, atau mungkin semuanya? Itu sudah pasti, kan? Kalau bukan kepada dirinya, terus kepada siapa lagi warisan ayahnya itu akan diturunkan? Tidak mungkin pada Arabella si ja lang itu, kan?Itulah sebab ia tidak memiliki karir apa pun. Lagipula Crystal bukanlah tipe wanita perfeksionis yang memiliki prinsip idealisme sebagai pedoman hidup. Sedari awal dia tidak punya cita-cita. Kehidupannya dari sejak ia kecil adalah menikmati hidup dalam gelimang harta milik Benigno Mensina. Jadi jangan tanya apa ia punya semacam cita-cita untuk
Dari studio Ethan melajukan mobil Lam borghini Aventador orange milik mertuanya itu melaju di jalan raya kota C menuju wilayah utara. Ada Crystal yang duduk di kursi sebelah kemudi. sekali ia melirik setan yang terlihat fokus menyetir mobil dengan tatapan mata lurus ke depan. "Ehem ...." dehem Crystal mencoba untuk mencairkan ketegangan di antara mereka. Ethan tidak bergeming sama sekali. Ia masih saja fokus membawa mobil itu membelah jalan raya di antara kendaraan lain yang berlalu-lalang di sisi kanan-kiri mobilnya. "Kita mau ke mana?" tanya Crystal. Ia menurunkan gengsinya setelah Ethan mengabaikan dehemannya tadi. Masih, lelaki itu masih bungkam malas menjawab pertanyaan tentang yang terkesan berbasa-basi itu. "Hey Ethan!! Apa kau tuli? Aku ini berbicara padamu!" seru Crystal nyaris berteriak. Dia kesal karena Ethan tidak menghiraukan pertanyaannya. "Bisakah kau sebentar saja tidak berisik,
Setelah melewati hutan pinus, mobil Lam borghini Aventador orange milik Benigno itupun sampai di depan sebuah bangunan dengan halaman depan yang cukup luas. Tempat itu berada di pinggir kota jalan poros lintas kota lintas provinsi yang menghubungkan kota C dengan kota-kota sekitarnya.Crystal menatap sekitarnya. Meski daerah ini belum ramai, namun sudah ada beberapa toko dan SPBU mini di sekitar daerah itu."Apa ini? Kita mau apa ke sini?" tanya Crystal pada Ethan.Ethan seperti biasa tak langsung menjawab, melainkan turun dari mobil. Crystal pun ikut turun mengekor di belakang Ethan.Pria itu langsung membuka pintu rolling door bangunan itu dan mendorongnya, sehingga terpampanglah pemandangan di dalam ruangan yang cukup mencengangkan bagi Crystal."Ini ...?""Bengkelku," jawab Ethan, sebelum wanita berisik itu mulai menanyainya dengan banyak pertanyaan.Crystal cukup takjub melihat banyaknya barang-barang otomotif yang
"Lalu? Lalu katamu?!" tanya orang itu dengan berang.Ethan mengangguk."Saya tidak mengganggu bengkel lama yang sudah ada di sini sebelumnya. Dan lagi pula jarak 100 meter itu tidak terlalu dekat sehingga tuan-tuan harus marah ketika saya membuka bengkel baru di sini. Lagi pula bukankah tiap-tiap tempat usaha sudah punya rezeki dan keberuntungannya sendiri?" jawab Ethan tanpa merasa bersalah sama sekali."Ba jingan!! Sial an!! Sepertinya kau memang ingin cari mati. Urungkan niatmu untuk membuka bengkel baru di sini, maka aku akan mengampunimu!" kata pria bertatto di lengannya itu dengan geram.Ethan tersenyum tipis."Maaf, saya tidak bisa," jawabnya dengan nada sesopan mungkin.Terlihat senyum menyeringai di sudut bibir pria itu bercampur dengan geram atas jawaban dari Ethan. Lalu ia pun menggerakkan dagunya ke arah Ethan memberi kode kepada tiga orang temannya yang lain untuk menyerang Ethan.Ketiga orang itu mendapat
Mendengar Crystal yang marah-marah padanya, Ethan pun hanya terkekeh dan berpaling pada Clarissa."Sayang, kau lihat? Mama sedang merajuk. Dia cemburu padamu. Bisa kau tinggalkan kami dulu?" tanya Ethan."Hey!! Apa maksudmu mengatakan kalau aku cemburu padanya?" gerutu Crystal tak terima.Ethan tak menghiraukan ocehan Crystal dan berbisik di telinga Clarice namun masih bisa terdengar oleh Crystal. "Papa akan membujuknya dahulu."Clarissa pun tersenyum dikulum, lalu ia pun mengangguk."Hei, aku tidak merajuk ya!" protes Crystal, tak terima ia dituduh merajuk oleh Ethan."Ya sudah, Papa antar sampai depan kamar, lalu kau carilah Anna, Okay?" Ethan memberikan telapak tangannya pada Clarissa agar mereka ber-high five ria. Clarissa pun menyambut telapak tangan sang ayah.Setelah Ethan mengantar Clarissa hingga ke depan pintu kamar, kini pria itu pun mendekati istrinya yang memasang wajah cemberut itu.
Persis seperti yang diminta oleh Ethan, dari sore hari Crystal sudah sibuk mendandani dirinya secantik mungkin. Ia akan menjadikan malam ini berkesan. Meski tak ada siapa pun yang tahu kalau suaminya itu adalah Capo dei Capi, tetapi Crystal telah berniat seniat-niatnya untuk membuktikan pada diri sendiri dan dunia kalau dia adalah wanita yang pantas untuk Ethan. Karena Ethan adalah bos dari semua bos, sudah sewajarnya istri capo dei capi adalah yang terbaik bukan? Crystal percaya diri kalau dia pun bisa menjadi 'bella tra le più belle' yaitu 'yang paling cantik di antara yang tercantik'."Mama, mau kemana?" Crystal melirik Clarissa, si kecilnya yang baru saja mendorong pintu kamar. Gadis itu terheran-heran melihat sang Mama yang terlihat sangat serius berdandan."Clarice, coba kau lihat? Mama cantik, tidak?" tanya Crystal memasang senyum terbaiknya. Lalu wanita berusia 27 tahun itu pun berdiri sambil memutar-mutar tubuhnya di depan p
"Tapi ... bagaimana? Kalau Papa tidak diperingatkan dia tidak akan tahu ..."Lagi-lagi Ethan harus menghela napas berat dan menghembuskannya secara perlahan namun dalam satu helaan panjang."Papa Ben, bukan mafioso baru, Crystal. Beliau sudah cukup banyak memakan asam garam kehidupan. Tanpa diberitahu pun dia tahu akan ada banyak pihak yang berusaha menjatuhkannya, dia telah mengantisipasi hal semacam ini. Percayalah!" bujuk Ethan. "Tapi bagaimana? Andai kau tidak melihatnya, apa mungkin Papa akan tahu ada alat penyadap di bawah kursi? Itu tidak mungkin kan, Ethan? Kau saja bahkan menemukan ini secara kebetulan, bagaimana mungkin Papa tau?" tanya Crystal masih saja khawatir."Mungkin tidak. Tapi aku yakin andai ada masalah pun, ia pasti memiliki solusi untuk mengatasinya. Kalau begini kau hanya akan menambah beban pikirannya saja, Crys!" kata Ethan.Crystal masih saja belum bisa merasa tenang dengan penjelasan Ethan itu. Hingga akhirnya
"Kau sudah mengantar mereka?" tanya Crystal begitu suaminya itu kembali ke ruang tamu setelah mengantar kedua orang polisi itu sampai ke depan rumah."Ya," jawab Ethan sambil meraih kunci mobilnya yang tergeletak di kursi tamu saat dia duduk tadi."Sayang, Clarissa. Kau ke Anna dulu, hmm?" bujuk Crystal pada putrinya itu."Hmm ...." sahut Clarissa sambil mengangguk.Lalu gadis kecil itu pun turun dari kursi dan segera berlari ke belakang untuk mencari Anna, baby sitternya.Ketika Ethan ingin berbalik, kakinya tersandung kaki meja hingga hampir terjatuh. Di saat itulah ia melihat sesuatu di bagian bawah kursi. Itu seperti selotip yang direkatkan ke bagian bawah kursi tepat di bagian kayunya.Ethan mengernyitkan keningnya. Dan tanpa banyak berpikir dia pun segera menjulurkan tangannya ke arah objek yang membuat dia curiga itu. Ethan merasakan ada sesuatu yang mengganjal yang sepertinya sengaja direkatkan dengan selotip itu. Ethan
Andai Ethan belum menjelaskan padanya kalau dia adalah seorang mafia, sudah pasti saat ini Crystal akan terkejut dengan keterangan yang diberikan oleh polisi itu. Sebab kemarin pun dia sempat merasa heran kenapa Ethan kembali masuk ke dalam gereja di saat mereka bahkan telah keluar dari sana."Ya, ya, ya! Akhirnya aku paham maksud kedatangan dari tuan-tuan ini. Jadi kalian mencoba menuduh suamiku terlibat dengan kasus penembakan itu karena kalian merasa dia berbohong tentang sepatu anak yang ditemukan itu? Hanya karena itu?" tanya Crystal dengan berang.Sangat terlihat kalau Crystal sama sekali tidak bisa santai menghadapi situasi ini."Tidak ... tidak .... Bukan begitu maksud kami, Nyonya." Para polisi itu mencoba untuk berdalih agar tidak memancing kemarahan keluarga Mensina."Hei, Tuan. Putriku Clarissa memiliki ada banyak out fit di antaranya adalah sepatu. Jika sepatunya yang satu hilang, dia bahkan masih punya banyak gantinya, termasuk saat
"Tu-tuan Benigno?" Danilo tergagap saat orang yang ingin ia temui tiba-tiba saja telah berada di depannya.Benigno Mensina ikut bergabung di ruang tamu itu dan memilih duduk di di kursi tunggal yang terletak di sebelah ujung meja berbentuk oval itu. Duduk di sana seperti menegaskan kalau dia adalah seorang pemimpin. Auranya terpancar saat bertemu orang lain, sangat berbeda ketika ia berada di tengah-tengah keluarganya.Benigno duduk berpangku tangan."Sekarang katakan, apa yang membuat kalian para polisi datang ke sini, di saat hari bahkan masih sangat pagi?" Teman Danilo yang bernama Patrick itu sampai menelan salivanya mendapat pertanyaan demikian dari tokoh masyarakat yang sangat populer di Sisilia itu. Bagaimana tidak ia tidak gugup, Benigno Mensina di kepolisian adalah salah satu Target Operasi (OT) yang menjadi incaran mereka, namun yang juga terkenal paling licin dan paling sulit ditangkap karena kepiawaiannya menyembunyikan segala tindak
"Aku Ethan. Ada apa?" Mendengar orang yang dicarinya menyahut, kedua polisi itu sontak menoleh ke arah suara itu. Ethan yang kini berada tepat di belakang anak buah Benigno yang tadi membukakan sedikit gerbang untuk polisi itu."Tuan Ethan?""Dia mencarimu!" kata anak buah yang berjaga itu pada Ethan."Ah, iya. Terima kasih, Paulo!" Anak buah Benigno yang bernama Paulo itu pun mundur dari sana dan kembali ke posnya. Sementara itu Ethan melihat kalau ternyata polisi itu adalah polisi yang ditemuinya kemarin saat ada insiden penembakan pastur di pernikahan Christina."Tuan Ethan, masih ingat padaku?" tanya polisi itu sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan Ethan."Owhh, ya! Aku ingat!" sahut Ethan. "Tuan, adalah polisi yang datang ketika pastur di pernikahan itu tertembak. Apa benar?"Sambil menanyakan itu Ethan pun menyambut uluran tangan polisi itu dan mereka pun saling berjabat tangan antara sa
Benigno melirik pada Ethan dan cucunya yang sedang menempel manja pada menantunya itu. Kalau dia pikir-pikir, bukankah Ethan dan Clarissa terlihat mirip. Ah, ya ... bukankah Ethan memang pamannya Clarissa? Bukan hal yang aneh jika mereka memiliki kemiripan, kan? "Papa Ethan akan pergi bekerja. Kau tidak mau mengantarnya sampai depan?" bujuk Crystal yang kali ini mulai melunakkan suaranya pada Clarissa. Clarissa mana mau peduli. Dia malah semakin bersandar manja sambil mengayun-ayunkan kakinya di pangkuan Ethan. Crystal berdecak sebal saat Clarissa malah mengabaikannya. Sungguh putrinya itu sangat lengket pada Ethan yang ternyata adalah ayahnya sendiri. Seperti itukah hubungan darah bekerja? Ia menghadirkan ikatan batin yang terjalin di antara keduanya meski pun sebelum Ethan dan Crystal menikah mereka tidak saling bertemu sebelumnya. Itu pulalah yang mungkin terjadi antara Ethan dan Clarissa sehingga menyebabkan mereka menjadi teramat dek
"Clarice! Siapa yang kau maksud sialan? Kau memanggil Mama sialan?" hardik Crystal.Clarissa menganggukkan kepalanya dan menatap Crystal dengan wajah seakan tak merasa berdosa, membuat Crystal semakin membelalakkan matanya. Sebelum Crystal memarahi Clarissa, gadis kecil itu pun bertanya padanya."Mama, Sialan itu apa?" Crystal yang tadinya ingin marah, akhirnya tak lagi dapat berkata-kata mendengar pertanyaan putri semata wayangnya itu."Apa? Sialan itu apa?" tanya Clarissa masih sabar menunggu jawaban dari sang mama."Em .... sayang, Clarice. Sia ... lan .... itu maksudnya ada ....lah ...."Lihatlah! Crystal menjadi bingung menjawabnya."Kau lihat? Kau pun akhirnya kebingungan menjawabnya, kan?" ejek Ethan."Oh, diamlah! Ini semua karenamu. Biasanya Clarissa tak se-kritis itu menanggapi apa yang kukatakan. Ini karena kau menyinggung hal ini tadi!" kesal Crystal.Ethan menggeleng."Kau salah,