Benigno termangu setelah beberapa saat sambungan telepon antara dia dan putrinya Crystal terputus setelah ia berbicara dengan Andrew Bosseli tentunya.Kata-kata Andrew itu masih terngiang-ngiang di telinganya. Semua yang dijabarkan oleh Andrew tentang kecurigaannya terhadap Ethan dan capo dei capi itu membuatnya antara percaya dan tidak percaya."Tuan Ben, apa kita berangkat sekarang?" teguran Jordy membuatnya tersadar dari lamunannya."Ah, ya! Sebelumnya kita datangi dulu Arabella, Jordy. Aku mengkhawatirkannya," kata Benigno sambil berdiri dari tempat duduknya."Baik, Tuan." Jordy pun berjalan mengikuti Benigno menuju mobil yang sudah siap berangkat dari tadi. Benigno tanpa perlu dibukakan pintu mobil pun langsung masuk dan duduk di kursi depan, samping kemudi."Jadi kita ke Via Denaro sekarang, Capo?" tanya Jordy."Hem." jawab singkat dari Benigno.Lalu mobil yang disetir oleh Jordy itupun melaju di jalanan kota C menuju ke Via Denaro, tempat orang tua angkat Arabella berada.Di p
"Arabella mengandung?" gumam Benigno.Pria berusia jelang kepala enam itu terperangah mendengar kata-kata Margaretha.Margaretha mengangguk."Arabel, kenapa kau tak mengatakan apa-apa padaku?" tanya Benigno pada Arabella yang sedang duduk sambil memalingkan wajahnya."Memangnya apa yang harus kukatakan?" tanya Arabella. "Meski aku mengatakannya memangnya akan ada yang berubah? Anakku tetap saja tak pantas menyandang nama belakang Mensina."Arabella terlihat sedih mendengar ucapannya sendiri."Hei, kenapa kau berkata seperti itu?""Karena memang begitulah adanya. Aku ini bukan perempuan baik-baik, Ben. Mana mungkin aku berani menuntutmu untuk mengakui anak ini, hmmm? Crystal pasti akan membunuhku. Aku yakin itu!" "Crystal tidak seburuk itu, Arabella. Yah, walaupun untuk beberapa hal aku sepakat kalau sering kali memang kata-katanya terlalu kasar padamu. Aku sebagai ayahnya meminta maaf padamu. Aku tidak bisa mendidiknya dengan baik. Kau tahu sendiri dia ditinggalkan oleh ibunya ketika
"Apa maksud anak itu, Arabel?" tanya Benigno pada kekasih sekaligus calon istrinya itu.Arabella memutar keras otaknya untuk berpikir."Organisasi Ethan apa yang dimaksud oleh gadis itu?" tanya Benigno.Arabella mengangkat pundaknya."Entahlah. Aku pikir anak itu mungkin hanya salah paham pada Ethan," kata Arabella berdalih.Ia telah berjanji tidak akan mengatakan rahasia besar Ethan kepada siapa pun, meski itu kepada Benigno."Salah paham bagaimana?" desak Benigno. Dan mau tidak mau sambil berjalan menuju ke bawah, ke tempat mobil Benigno diparkir, Arabella pun terpaksa menceritakan kejadian saat Ethan mengantarnya beberapa waktu yang lalu. "Jadi Ethan berkelahi dengan orang-orang yang menganggu anak itu dengan ayahnya?" tanya Benigno.Arabella mengangguk."Ya, begitulah. Mungkin itu sebabnya Diana mengira kalau Ethan juga memiliki organisasi mafia. Ya, itu dikarenakan orang-orang yang dilawan Ethan waktu itu adalah orang-orang dari kelompok mafia juga," kata Arabella memberi tahu.
Crystal melempar tasnya ke ranjang dengan hati dongkol. Jangan ditanya bagaimana kesalnya dia saat ini. Mengetahui kalau ayahnya membawa lagi Arabella ke rumah ini, itu saja sudah menjadi satu alasan bagi Crystal untuk marah-marah.Apalagi dengan berita terrrr ... terrr .... menggelikan sekaligus mengesalkan seperti ini, Crystal pun auto jengkel, dongkol yang tak bisa diungkapkannya seperti saat ini."Bagaimana bisa? Bagaimana bisa?" kesalnya sambil bersungut-sungut. Ethan yang menyusul masuk ke kamar mereka yang berada di lantai dua itu, hanya bisa melihat dan mendengar Crystal uring-uringan tak jelas. Wanita itu berjalan mondar-mandir di sepanjang kamar sambil menggerutu dan mengomel. "Ya Tuhan, ini tidak mungkin!!" ratap Crystal seperti seseorang yang baru saja mendapat musibah terbesar dalam hidupnya.Ethan berusaha tidak mempedulikan tingkah laku istrinya itu. Sebab Ethan tahu, jika dia mengajak Crystal untuk berbicara apalagi mencoba membujuknya alhasil itu adalah sesuatu yang
"Arabella, sebaiknya mulai sekarang kurangi aktivitasmu di luar rumah. Kau harus lebih banyak beristirahat. Jangan sampai kau kelelahan," nasihat Benigno pada calon istrinya itu.Arabella mengangguk dengan hati yang sangat bahagia. "Iya, Ben. Aku akan di rumah saja," kata wanita itu."Pagi ini aku ingin menemui beberapa orang tamu dari Sirakusa. Mungkin itu bisa menghabiskan waktu hingga 2 atau 3 jam, sepulang dari sana aku akan langsung ke sini untuk mengantarmu ke dokter kandungan," kata Benigno pada Arabella."Benarkah? Kau akan meluangkan waktumu untuk membawaku ke dokter? Untuk melihat calon putra kita?" tanya Arabella dengan sangat antusias."Ya, tentu saja. Selain itu kalau kau tidak lelah, kita mungkin bisa sekalian pergi ke salah satu event organizer untuk mempersiapkan pesta pernikahan kita. Kamu mau, kan?" Lagi-lagi Arabella mengangguk dengan sangat antusias. Dia benar-benar bahagia. Sungguh anak dalam perutnya sangat membawa keberuntungan. Biasanya Benigno tidak akan se-
"Kau lama tidak ke bengkel, Ethan!" sapa Jack manakala Ethan datang siang ini ke bengkel di pinggir timur utara kota.Ethan menghela napas."Ya, ada banyak hal yang harus kuurus," jawab Ethan."Apa ini soal perampokan itu? Aku mendengar berita tentang itu dari anggota AN ( Aquila Nera) di Mare Nostrum Hotel," kata Jack.Ethan mengangguk."Katanya kau sudah menangkap orang itu, orang yang mengaku-ngaku sebagai capo dei capi? Ngomong-ngomong di mana dia sekarang? Kau tidak membawanya ke sini?" tanya Jack penasaran."Untuk apa aku membawanya ke sini? Kau tidak tahu betapa banyak resiko di jalan kalau membawa dia ke sini. Di sana adalah tempat paling baik untuk menahannya," kata Ethan.Jack mengangguk-angguk paham sambil ia memperhatikan Ethan yang membuka baju kemejanya dan kini berjalan masuk ke dalam kamar."Ya, aku paham. Tapi sangat disayangkan aku tidak bisa ikut memukuli sialan itu!" umpat Jack.Ethan hanya tertawa kecil."Aku sudah memukulnya untuk mewakilimu.""Benarkah?" "Ya."
"Kalian sepertinya sedang sibuk? Apa aku mengganggu?" Suara Ethan yang datang dengan tiba-tiba tanpa pemberitahuan ke bengkel Thomas Morrone seketika membuyarkan perhatian para mekanik yang sedang sibuk dengan tugasnya masing-masing."Ah, Ethan. Kau datang? Angin apa yang membuat orang sibuk sepertimu mau berkunjung ke bengkel milikku yang seperti gubuk ini?" sambut Thomas.Ia yang sedang memeriksa mesin di bawah kap mobil, berhenti sejenak saat melihat siapa yang datang. Lalu, Thomas pun mengelap tangannya dan mendatangi Ethan yang berdiri di ambang rolling door bengkel mereka itu.Sesaat keduanya saling berjabat tangan hingga Thomas mempersilahkan Ethan untuk masuk. "Ayo masuk, Ethan! Silahkan duduk di sini!" ajak pria itu sambil mengarahkan Ethan ke tempat duduk yang sering digunakan para mekaniknya untuk istirahat dan kadang juga dipakai oleh pengunjung yang sedang menanti mobil mereka selesai diperbaiki."Wow, bengkelmu sangat maju, membuatku merasa insecure saja," puji Ethan p
Malam ini Ethan tak langsung pulang ke rumah. Dia yang baru pulang dari kasino, di tengah jalan membelokkan mobilnya ke arah Via Oscar Romero. Tidak sulit menemukan markas Demone del Cielo, karena begitu ia memasuki kawasan Via Oscar Romero, tidak jauh dari persimpangan, Ethan sudah melihat neon box dengan huruf D&C dan ikon iblis yang bertengger di antara kedua huruf itu.Ethan pun segera meminggirkan mobilnya tepat di depan gedung itu. Belum keluar dari dalam mobil saja, Ethan sudah disambut salah dua orang pria berperawakan tubuh seperti seorang bodyguard. Khas para anggota organisasi mafia."Anda ingin bertemu dengan siapa?" tanya pria itu begitu ia keluar dari dalam mobil."Aku ingin bertemu dengan Andrew Bosseli. Dia ada?" tanya Ethan."Anda siapa? Keperluan anda dengan Tuan Andrew Bosseli apa?" Pria itu mengabaikan pertanyaan Ethan dan sebaliknya malah bertanya balik.Ethan tahu aturan untuk bertemu bos mafia. Walaupun tentu saja Andrew tidak ada apa-apanya dibandingkan dir
"Owhh ... kau anak yang manis sekali, Sayang. Kau mau digendong oleh kakek?" Clarissa tersenyum dan mengangguk. Benar kata pepatah kalau darah memang lebih kental daripada air. Meskipun ia belum pernah melihat Diego, tapi adanya hubungan darah di antara mereka tidak bisa menepis kalau mereka memiliki ikatan batin antara satu dengan yang lain.Diego tanpa persetujuan dari Ethan, kini meraih cucunya itu dan menggendongnya. Benigno yang berada di meja yang sebelumnya dikunjungi oleh Diego itu bahkan sampai berdiri. Ia merasa berang melihat musuh bebuyutannya sedang menggendong cucunya. Dan menyebalkannya Ethan bahkan ada di sana dan ia tidak melakukan apapun. Bukankah itu menyebalkan? Kini timbul prasangka di dalam hatinya. Apakah jangan-jangan benar apa yang dikatakan oleh Diego itu kalau Ethan adalah putranya? Mungkinkah itu."Bajingan!" umpat Benigno.Benigno sebenarnya ingin langsung menuju meja Ethan dan menghajar pria yang pernah menjadi sahabatnya itu karena telah berani menyent
Ethan sebenarnya gelisah melihat Crystal yang disuruhnya mengambil makanan namun malah tetap tak dapat mengendalikan diri untuk tidak mencegat Diego masuk ke dalam aula pesta pernikahan. Entah apa yang istrinya dan Diego bicarakan. Namun melihat Diego menepuk-nepuk kepala Crystal, Crstal adalah putrinya, tak urung membuat Ethan khawatir juga. Untuk apa Diego datang ke sini? Dan bersikap seolah ia akrab dengan Crystal yang sedang kebingungan? Apa dia bersikap seperti itu untuk membuktikan pada Ethan, kalau dia mampu menebus kesalahannya di masa lalu dengan menjadi ayah dan mertua yang baik bagi Ethan dan Crystal? Sungguh dia berpikir bisa semudah itu? Really?Ethan sebenarnya sudah berniat ingin menghampiri mereka, namun melihat percakapan Diego dan Crystal tidak berlangsung lama dan berakhir dengan Diego yang meninggalkan Crystal dengan kebingungannya cukup bagi Ethan untuk tidak meneruskan niatnya. Ia kemudian hanya menatap dari jauh Crystal yang berjalan kembali menuju stand makan
Usai dari gereja, resepsi pernikahan Benigno Mensina dan Arabella pun berlanjut ke gedung resepsi. Banyak relasi bisnis yang diundang oleh Benigno ke acara pernikahannya itu. Namun yang menarik perhatian manakala melihat sosok Diego Bosseli ada di sana. "Mau apa dia di sini?" gumam Crystal saat melihat Diego dan asistennya Simone Colazi memasuki ruangan pesta.Ethan yang sedari tadi sibuk bercengkrama sambil menyuapi Clarissa makan, menatap ke arah pintu gedung aula. Ia sedikit mengernyitkan kening, melihat ayah biologisnya itu ada di pesta pernikahan sang mertua.Sementara itu Benigno dan Arabella masih sibuk menyapa dan menyambut para tamu. "Ya Tuhan, apakah dia datang ke sini untuk membuat masalah? Ah, tunggu sebentar, Ethan. Aku akan mendatangi dia. Aku ingin menanyakan ada urusan apa dia ke sini?" Crystal sudah akan bangkit dari duduknya, namun Ethan menyuruhnya untuk duduk kembali."Duduklah, Crys. Abaikan saja dia!" perintah Ethan sambil menyuapi Clarissa kembali."Tetapi ba
Ketegangan seketika terjadi di antara mereka. Kali ini Ethan benar-benar sampai mengubah raut wajahnya. Yang tadinya dia terlihat santai, tetapi mendengar percakapan antara Marlon mertuanya itu, seketika membuat ia merasa tidak senang."Marlon, apa kau sudah gila? Jangan bercanda seperti itu. Tidak enak kalau sampai Ethan salah paham padamu nanti," tegur Sharon setengah berbisik.Mendengar teguran dari sang adik, Marlon hanya menanggapinya dengan santai."Hahaha .... Sharon! Menurutku kaulah yang terlalu serius menanggapi percakapan antara aku dan Paman Ben. Padahal kami hanya bercanda, dan aku rasa Ethan pun tidak akan seburuk itu selera humornya. Aku benat kan Paman Ben? Ethan?" kata Marlon seakan ia meminta pendapat terhadap keduanya.Benigno hanya mengiyakan dengan kesan malas. Ekspresinya mengatakan kalau dia tidak sedang bercanda. Sementara Ethan sendiri menatap tajam pada Marlon."Sayangnya, bercanda tidak lucu seperti itu hanya dilakukan oleh pria-pria tidak berkelas yang han
"Crys, apa kau sudah siap?" tanya Ethan pada Crystal yang sedang sibuk berdandan."Tunggu sebentar, Ethan. Aku tinggal pakai lipstik ini biar hasilnya lebih seksi," kata Crystal.Ethan menghela napas menahan sabar.Telah lebih satu jam Ethan menunggu istrinya itu untuk selesai mendandani diri. Hari ini adalah hari pernikahan Benigno Mensina dan Arabella. Tepat dua minggu Crystal dan Ethan memutuskan untuk pindah rumah, Benigno pun memutuskan untuk secepatnya mempersiapkan pernikahannya dan hari ini adalah hari H-nya."Astaga, kau ini aneh, Crys.Sebenarnya kau berdandan semaksimal ini untuk apa? Bukannya kau yang bilang tidak suka dengan pernikahan Papa Ben dan Arabella? Lalu apa ini? Astaga, aku dan Clarissa bahkan sudah selesai lebih dari sejam yang lalu. Dan kau selalu mengatakan sebentar. Apanya yang sebentar?" cibir Ethan."Ethan, kau sabarlah sedikit. Kalau aku cantik bukannya kau juga yang bangga. Tenang saja, aku tidak akan membuatmu malu," kata Crystal cuek.Ibu dengan satu or
"Kamu yakin dia orang yang kamu maksud?" Di Golden Time Residence, di balkon sebuah rumah seorang wanita dan seorang pria yang rumahnya tepat berada di hadapan rumah Ethan dan Crystal, sedang berbincang santai. Mereka adalah Sharon dan Marlon. "Ya, tentu saja dia. Aku tidak mungkin salah, kalau dia adalah orang yang telah membunuh Papa. Di restoran Jepang itu memang tak ada rekaman CCTV, tapi dari gedung yang berada di belakang restoran itu ada rekaman CCTV yang menunjukkan kalau dia adalah orang asing yang keluar dari pintu belakang khusus karyawan," kata Marlon. Mata pria itu menatap tajam ke arah rumah dengan dua lantai yang terlihat homey dan menyenangkan yang memang dibangun khusus keluarga itu. Marlon tidak akan pernah lupa pada sosok pria yang telah membunuh ayahnya 5 tahun silam. Ayahnya, Gino Castello adalah salah seorang ketua mafia di wilayah Brooklyn, New York. Gino terkenal sebagai ketua mafia yang kejam di kalangan para gangster yang sebagian besarnya adalah imigran
"Tolong perjelas apa maksud kata-kata anda itu?" tanya Ethan sambil memicingkan matanya.Ethan merasa bahwa ada maksud tersirat dari kata-kata yang diucapkan oleh Marlon Huston itu. Tetapi sepertinya Marlon sangat pandai berdalih. "Oh, hahaha ... aku hanya bercanda saja, Ethan. Jangan mengambil hati serius akan kata-kataku itu," kata Marlon. "Oh, bercanda ya?" Ethan tak percaya pada apa yang dikatakan oleh Marlon tersebut."Ya, biasanya orang-orang sepertimu yang memiliki masa lalu seperti itu, maaf ... pasti memiliki sebutan atau olokan dari teman-temanmu di waktu kecil dan akhirnya terbawa hingga dewasa. Ehmm ... maaf, dalam hal ini jangan salah paham padaku. Aku tidak bermaksud menghinamu. Aku mengatakan itu karena sekarang aku yakin kau pasti adalah seseorang yang sukses sehingga mampu membeli rumah di sini. Aku benar, kan?" Ethan masih belum paham kemana sebenarnya arah pembicaraan Marlon ini. Ethan tak sepenuhnya yakin kalau alasan yang diucapkan oleh pria ini adalah apa yan
"Crys, sudahlah! Jangan marah-marah seperti itu," bujuk Ethan."Jangan marah-marah bagaimana maksudmu, Ethan. Dia membawa Clarice tanpa seijin kita! Bagaimana kalau Clarice benar-benar hilang? Kau memangnya tidak takut kalau itu terjadi? Oh, ya, ya, ya! Kau mana mungkin peduli padanya. Kau bahkan tidak ikut membesarkannya, tak punya andil saat dia bahkan dalam kandunganku. Ah, sudahlah! percuma bicara denganmu! Clarice sini!" Crystal langsung menarik Clarissa dan menggendong gadis kecil itu."Clarice, apa yang kau lakukan? Kenapa kau mau ikut dengan orang yang tidak dikenal? Apa Mama tidak pernah menyuruhmu waspada terhadap orang asing?!" kesal Crystal tanpa peduli pada tatapan tak mengerti bocah itu terhadap kemarahannya"Nyonya, maafkan saya. Saya yang salah. Jangan memarahinya. Sungguh, saya tidak punya niat apa-apa membawa anak anda. Saya benar-benar hanya ingin membelikannya es krim dan balon karena di sini memang ada penjualnya," ucap wanita itu agar Crystal tidak memarahi Cla
"Nona Crystal! Nona!!!" panggil Anna yang saat ini sedang berada di tengah-tengah kolam.Crystal yang sedang berenang bersama Ethan menoleh pada Anna yang berada di dekat pintu tengah menuju kolam. "Maaf Nona, ada yang mencari anda!" seru Anna lagi.Crystal pun segera berenang ke pinggir kolam yang lebih dekat dengan Anna."Siapa, Anna?" Crystal tentu saja heran, karena mereka baru saja pindah ke sini namun sudah ada saja orang yang ingin bertemu dengan mereka."Katanya tetangga depan rumah, Nyonya. Namanya Nyonya Sharon. Dia datang ingin menyapa," jawab Anna. Astaga, ada-ada saja orang yang ingin merusak kesenangannya. Padahal Crystal sedang senang-senangnya menikmati quality time bersama suaminya."Apa kau tidak bisa mengatakan kalau aku sedang tidak bisa diganggu saat ini?" tanya Crystal sedikit keberatan."Maaf, Nona Crystal. Nyonya Sharon bilang dia sangat jarang berada di rumah. Dia ingin menyapa karena kebetulan dia sedang berada di rumahnya dan asisten rumah tangga hanya me