Cermin Kala: Perjalanan Takdir

Cermin Kala: Perjalanan Takdir

last updateLast Updated : 2025-02-21
By:   Arjuna Wiraguna  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
10
2 ratings. 2 reviews
58Chapters
52views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Scan code to read on App

Seorang arkeolog muda bernama Raka tanpa sengaja menemukan sebuah cermin perunggu kuno yang mampu membuka gerbang waktu. Ia terlempar ke era Kerajaan Gilingwesi. Kerajaan ini adalah sebuah kerajaan kecil yang pernah berdiri sekitar abad ke-9 M, jauh sebelum kerajaan besar seperti Kediri, Singasari, atau Majapahit muncul. Letaknya tersembunyi di lembah pegunungan yang dikelilingi hutan lebat dan sungai mistis. Dalam sejarah, kerajaan ini tidak pernah terdeteksi karena suatu alasan misterius

View More

Latest chapter

Free Preview

BAB 1: EKSPEDISI DI HUTAN MISTIS

BAB 1: EKSPEDISI DI HUTAN MISTISMatahari pagi seharusnya sudah bersinar terang, namun ketika Raka dan tim arkeolognya memasuki hutan lebat di Jawa Tengah, cahayanya tampak enggan menembus dedaunan yang rapat. Udara di sini berbeda—lebih dingin, lebih berat, seolah menyimpan rahasia-rahasia yang tak ingin dibagikan kepada pendatang. Suara alam yang biasanya ramai dengan kicauan burung atau derik serangga justru terdengar sunyi, hanya sesekali terdengar desiran angin yang meliuk-liuk di antara pepohonan tua.Raka menghentikan langkahnya sesaat, tangannya meraih buku catatan lapangan dari tas punggungnya. Ia mencatat beberapa hal penting tentang kondisi lingkungan sekitar: kelembapan tinggi, tanaman endemik yang jarang ditemui di tempat lain, serta jejak-jejak kuno yang samar di tanah. Timnya tersebar di belakangnya, masing-masing fokus pada tugas mereka sendiri. Ada Andini , ahli botani yang sedang mengambil sampel lumut; Budi , fotografer dokumentasi yang sibuk memotret setiap sudut h...

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Mahardika
sebuah cerita yang jarang ada, tetapi sangat menarik
2025-02-19 12:52:33
0
user avatar
Robiah Al adawiyah
ceritanya sangat menarik, alurnya sering gak ketebak
2025-02-18 02:54:37
0
58 Chapters
BAB 1: EKSPEDISI DI HUTAN MISTIS
BAB 1: EKSPEDISI DI HUTAN MISTISMatahari pagi seharusnya sudah bersinar terang, namun ketika Raka dan tim arkeolognya memasuki hutan lebat di Jawa Tengah, cahayanya tampak enggan menembus dedaunan yang rapat. Udara di sini berbeda—lebih dingin, lebih berat, seolah menyimpan rahasia-rahasia yang tak ingin dibagikan kepada pendatang. Suara alam yang biasanya ramai dengan kicauan burung atau derik serangga justru terdengar sunyi, hanya sesekali terdengar desiran angin yang meliuk-liuk di antara pepohonan tua.Raka menghentikan langkahnya sesaat, tangannya meraih buku catatan lapangan dari tas punggungnya. Ia mencatat beberapa hal penting tentang kondisi lingkungan sekitar: kelembapan tinggi, tanaman endemik yang jarang ditemui di tempat lain, serta jejak-jejak kuno yang samar di tanah. Timnya tersebar di belakangnya, masing-masing fokus pada tugas mereka sendiri. Ada Andini , ahli botani yang sedang mengambil sampel lumut; Budi , fotografer dokumentasi yang sibuk memotret setiap sudut h
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more
BAB 2: GUA TERSEMBUNYI
BAB 2: GUA TERSEMBUNYIAir terjun kecil itu mengalir dengan gemericik halus, menyembunyikan celah gelap di baliknya. Raka dan tim berdiri di tepi kolam dangkal yang terbentuk oleh aliran air, memandang gua tersebut dengan campuran rasa penasaran dan waspada. Dinding gua dipenuhi ukiran kuno yang rumit—motif geometris, gambar dewa-dewi, serta simbol-simbol spiritual yang tampak asing bagi sebagian besar anggota tim."Inilah yang kita cari," kata Raka pelan, suaranya hampir tenggelam dalam gemuruh air terjun. Matanya menyipit saat ia memeriksa ukiran-ukiran itu lebih dekat. "Ini... tulisan Jawa Kuno. Sangat kuno.""Kuno bagaimana?" tanya Budi, fotografer tim, sambil mengarahkan kameranya ke dinding gua. Lensa kameranya berkilat menangkap cahaya redup dari luar gua."Bukan hanya kuno," jawab Raka, tangannya menyentuh salah satu ukiran dengan hati-hati. "Ini berasal dari zaman pra-Majapahit, mungkin bahkan lebih tua. Tidak banyak catatan tentang periode ini."Andini, ahli botani, mendekat
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more
BAB 3: CERMIN PERUNGGU
BAB 3: CERMIN PERUNGGURaka terbaring di tanah gua, napasnya tersengal-sengal setelah ledakan cahaya yang menyilaukan itu. Tubuhnya terasa seperti baru saja melewati badai magnetik—setiap syaraf dalam tubuhnya berdenyut, seolah masih bergulat dengan energi yang tak terlihat. Cahaya yang membutakan perlahan memudar, meninggalkan kegelapan yang pekat. Namun, meskipun matanya buta sementara oleh cahaya tadi, ia bisa merasakan bahwa sesuatu di ruangan itu telah berubah."Cermin itu..." gumamnya pelan, suaranya terdengar asing bahkan bagi dirinya sendiri.Ia mencoba bangkit, lututnya gemetar saat ia berdiri. Senter yang ia bawa jatuh entah ke mana, tetapi cahaya samar dari cermin perunggu kuno itu cukup untuk menerangi ruangan. Permukaannya masih berdenyut lembut, seperti detak jantung yang lambat dan teratur. Raka menatap artefak itu dengan campuran rasa penasaran dan ketakutan. Ia tidak pernah melihat benda seperti ini sebelumnya—bukan hanya karena ukiran dewa-dewi dan simbol-simbol mist
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more
BAB 4: KEPUTUSAN FATAL
BAB 4: KEPUTUSAN FATALCahaya putih yang menyilaukan itu datang tanpa peringatan. Begitu jari Raka menyentuh permukaan cermin perunggu, energi yang terpendam di dalam artefak itu meledak dengan kekuatan yang tak terbayangkan. Cahaya itu bukan sekadar cahaya biasa—ia hidup, berdenyut seperti nadi raksasa yang memenuhi seluruh ruangan gua. Raka merasakan tubuhnya seperti ditarik ke dalam pusaran waktu, seolah gravitasi alam semesta tiba-tiba runtuh dan hanya ada satu arah: ke dalam."RAKA!" teriak Andini, suaranya nyaris tenggelam dalam gemuruh angin kencang yang tiba-tiba bertiup dari dalam cermin. Angin itu dingin menusuk tulang, membawa aroma tanah basah dan dupa yang aneh. Ia mencoba menahan lengan Raka, tapi tarikan energi dari cermin terlalu kuat. Tubuh Raka terangkat beberapa sentimeter dari tanah, matanya terpejam erat seolah berusaha melawan sensasi yang menghancurkan akal sehatnya.Agus berteriak panik, mencoba meraih tangan Raka, tetapi angin kencang yang berputar di sekitar
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more
BAB 5: HILANGNYA RAKA
BAB 5: HILANGNYA RAKAKeheningan yang menyesakkan menyelimuti gua setelah cahaya menyilaukan itu memudar. Andini dan Agus masih terdiam, tubuh mereka gemetar karena ketakutan dan kelelahan. Udara di dalam gua semakin berat, seolah gravitasi sendiri telah berubah. Mereka mencoba mengatur napas, tetapi rasa takut akan apa yang baru saja terjadi membuat jantung mereka berdebar kencang."Raka..." bisik Andini pelan, suaranya penuh ketidakpercayaan. Matanya tertuju pada altar batu yang kosong—cermin perunggu itu tampak mati, tidak lagi berdenyut seperti sebelumnya. "Dia... dia benar-benar hilang."Agus tidak menjawab. Ia hanya menatap altar dengan mata kosong, pikirannya berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Tubuhnya masih lemah akibat ledakan energi dari cermin, tetapi ia tahu bahwa mereka tidak punya waktu untuk terpaku. Gua ini tidak aman—tanah di bawah kaki mereka retak-retak, dan suara gemuruh dari langit-langit mulai terdengar lagi."Kita harus keluar dari sini," kata Agus ak
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more
BAB 6: DUNIA BARU
BAB 6: DUNIA BARURaka membuka matanya perlahan, kepalanya terasa berat seolah baru saja melewati badai magnetik. Ia mencoba duduk, tetapi tubuhnya masih lemah, seperti habis berlari maraton tanpa henti. Cahaya matahari yang menembus dedaunan di atasnya membuatnya menyipitkan mata. Napasnya tersengal-sengal, dan ia menyadari bahwa ia tidak lagi berada di gua—atau bahkan di tempat yang sama dengan timnya."Di mana aku?" gumamnya pelan, suaranya nyaris tak terdengar di antara desiran angin yang meliuk-liuk di antara pepohonan.Ia berusaha mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Gambar-gambar kilat muncul di benaknya—cermin perunggu, cahaya menyilaukan, angin kencang, dan suara misterius yang memanggil namanya. Namun, ingatan itu kabur, seperti mimpi yang sulit dipegang erat. Yang jelas, ia tahu satu hal: ia tidak lagi berada di dunia modern.Raka meraba-raba tas punggungnya, mencari ponsel atau alat GPS-nya. Tapi ketika ia menyalakan ponselnya, layar hanya menampilkan kegelapan total. Te
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more
BAB 7: PERTEMUAN DENGAN PRAJURIT
BAB 7: PERTEMUAN DENGAN PRAJURITRaka melanjutkan perjalanannya dengan langkah hati-hati, berusaha mengikuti arah yang ditunjuk oleh anak kecil tadi. Pepohonan tinggi di sekitarnya semakin rapat, dan udara terasa semakin dingin meskipun matahari masih bersinar di atas kepala. Suara alam—desiran angin, gemericik air, dan kicau burung—menciptakan harmoni yang menenangkan, tetapi Raka tidak bisa sepenuhnya merasa aman. Perasaan bahwa ia sedang diikuti semakin kuat, seolah ada banyak pasang mata yang mengamati setiap gerakannya dari balik bayang-bayang pepohonan.Tiba-tiba, suara derap langkah kaki terdengar dari kejauhan. Langkah-langkah itu cepat dan teratur, seperti milik orang-orang yang terlatih. Raka berhenti sejenak, tubuhnya membeku. Ia mencoba bersembunyi di balik pohon besar, berharap tidak terlihat. Namun, suara itu semakin dekat, dan tak lama kemudian, sekelompok prajurit muncul dari balik pepohonan.Prajurit-prajurit itu mengenakan pakaian kuno—baju besi ringan yang terbuat d
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more
BAB 8: PENYELAMATAN OLEH DYAH SULASTRI
BAB 8: PENYELAMATAN OLEH DYAH SULASTRIPrajurit-prajurit itu semakin mengepung Raka, tombak mereka teracung ke arahnya dengan sikap defensif. Raka mencoba menjelaskan dirinya sekali lagi, tetapi suaranya tenggelam dalam gemuruh protes dan bisikan prajurit yang semakin curiga. Cahaya samar dari kamera di tangan salah satu prajurit masih memancar, membuat suasana semakin mencekam."Kalian harus percaya padaku!" seru Raka putus asa, suaranya bergetar. "Aku bukan penyihir atau mata-mata! Aku hanya tersesat!"Namun, kata-katanya tidak dihiraukan. Prajurit pemimpin kelompok itu mengangkat tangannya, memberi isyarat kepada yang lain untuk segera menangkap Raka. "Cukup! Bawa dia ke istana. Resi Agung Darmaja akan memutuskan apakah dia layak hidup atau tidak."Beberapa prajurit langsung maju, menahan lengan Raka dengan erat. Ia mencoba melawan, tetapi tubuhnya masih lemah setelah perjalanan panjang di dunia asing ini. Saat ia merasa semua harapan hilang, sebuah suara tegas memecah ketegangan.
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more
BAB 9: MENUJU ISTANA
BAB 9: MENUJU ISTANASetelah kejadian di hutan, Dyah Sulastri memimpin rombongan menuju istana Kerajaan Gilingwesi. Raka berjalan di belakangnya, diapit oleh dua prajurit yang tetap waspada meskipun ia telah diselamatkan oleh sang putri. Meski begitu, Raka merasa sedikit lega karena tidak lagi dalam ancaman langsung. Namun, rasa penasaran dan ketidakpastian tentang nasibnya terus menghantui pikirannya.Selama perjalanan, Raka mulai memperhatikan lingkungan sekitarnya dengan lebih saksama. Hutan yang mereka lalui perlahan-lahan membuka jalan menuju dataran luas yang subur, dikelilingi oleh sawah-sawah hijau dan sungai kecil yang mengalir tenang. Di tepi sungai, beberapa penduduk desa tampak melakukan ritual kecil—menyusun sesaji dari bunga dan daun di atas tikar anyaman, lalu meletakkannya di pinggir air. Mereka menyanyikan doa-doa lembut yang mengiringi aktivitas harian mereka, menciptakan atmosfer spiritual yang kuat."Apakah itu istanamu?" tanya Raka kepada Dyah Sulastri, mencoba me
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more
BAB 10: ISTANA GILINGWESI
BAB 10: ISTANA GILINGWESIRaka melangkah masuk ke dalam istana dengan hati-hati, diiringi oleh Dyah Sulastri dan para prajurit yang tetap waspada. Udara di dalam istana terasa lebih dingin dibandingkan dengan panas matahari di luar, namun ada sesuatu yang lain—sebuah aura berat yang sulit dijelaskan. Aroma dupa dan rempah-rempah menyelimuti ruangan, menciptakan atmosfer spiritual yang kental. Dinding-dinding istana dihiasi ukiran rumit yang menggambarkan dewa-dewi, pahlawan legendaris, dan adegan-adegan spiritual yang tampak hidup seolah mereka bercerita tentang masa lalu kerajaan ini. Cahaya dari lampu minyak memantul di permukaan logam dan perunggu, menciptakan bayangan-bayangan yang bergerak pelan di dinding.Mereka memasuki ruang utama istana, sebuah aula besar dengan langit-langit tinggi yang dihiasi ukiran naga dan burung garuda. Di ujung ruangan, duduk seorang pria paruh baya dengan postur tegak dan wajah yang tegas namun bijaksana. Ia mengenakan jubah panjang berwarna merah ma
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status