(Cerita untuk dewasa) Dea adalah wanita yang kuat walau dari kalangan berstatus rendah. Suatu malam yang naas bagi Dea setelah menyaksikan bagaimana kekasihnya berlutut di hadapan teman sekerjanya dengan menyodorkan sebuah cincin pertunangan. Dea patah hati lalu memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama sahabatnya yang sudah menyewa beberapa penghibur pria untuk mereka bersenang-senang. Namun, saat Dea tiba di bar, sahabatnya tidak muncul. Dea memesan beberapa wine dan hanya setengah botol anggur sudah berhasil membuat dirinya sempoyongan. Ia segera meninggalkan kafe tersebut sebelum benar-benar mabuk dan tidak mengenal jalan pulang, namun dia malah diculik oleh beberapa pria berwajah sangar dan hampir dilecehkan karena mereka terlanjur memberikan obat perangsang baginya. Mereka adalah bawahan yang diperintahkan oleh Kouruyama, seorang penguasa dan merupakan bangsawan di negara Matahari. Tuan Kourayama tidak tahu bahwa mereka salah tangkap orang karena dari foto yang diberikan di awal, gaun yang dipakai Dea dengan gadis yang ingin mereka culik secara kebetulan adalah sama karena mereka membelinya secara online. Kesalahpahaman ini menggiring Dea mengalami malam penuh gairah yang sulit dilupakan. Siapakah gadis yang sebenarnya ingin disiksa Tuan Kourayama, apa yang membuat Kouruyama sangat mendendam? Dan apa yang akan dialami Dea selanjutnya saat tahu dirinya hamil? Yok baca, akan penuh dengan misteri dan plot twist yang memancing emosimu naik turun. Jangan lupa tinggalkan komentar agar Penulis tahu reaksi Anda.
Lihat lebih banyak"Astaga, Yama harus tahu hal ini sebelum terjadi sesuatu kepada Dea. Es mungkin menelan nyawa wanita cantik, eh... beracun itu."Hari itu juga, Pangeran Frans menyuruh pengawalnya membawa mobil menuju bandara. Ia tahu di mana bisa menemukan Yama. Negara matahari.Yama sudah mengganti nomor ponselnya setelah meninggalkan Inggris. Pria itu memutuskan kembali ke negara matahari dan meneruskan kerajaannya sendiri.Dia sudah memutuskan untuk melupakan Dea dan segala kenangan yang pernah terjadi di antara mereka.Dua belas jam perjalanan dan Pangeran Frans sama sekali tidak ingin menunda waktu. Pintu dibuka dengan suara keras. Yama menoleh dari balik meja besarnya.“Aku ingin bicara.”Tanpa menunggu jawaban, Frans masuk dan berdiri di hadapan sahabatnya itu.“Aku… telah menyuruh Ratu untuk mengirim Dea ke wilayah pengungsi di Inggris
"Lapor, Yang Mulia.""Katakan.""Pangeran Frans mengurung diri di kamar dan ini sudah hampir malam. Dia menolak makanan dan minuman. Kami mengkhawatirkan kesehatannya," lapor salah seorang ajudan kepada sang ratu."Mari kira pergi menemui Dea dan mendengar pendapatnya.""Baik, Yang Mulia."***Langkah-langkah Ratu terdengar mantap menyusuri lorong-lorong istana yang senyap. Di balik senyum kalemnya, pikirannya dipenuhi pertanyaan yang menggantung sejak sarapan pagi. Ia sudah terlalu lama memimpin untuk mengabaikan isyarat kecil seperti ekspresi gugup, kata-kata yang meleset, dan sorot mata yang menyimpan cerita.Dia ingin tahu—bukan sebagai ratu, tapi sebagai seorang pengasuh Pangeran Frans. Pria flamboyan itu diasuhnya sejak Kakaknya meninggal. Pangeran Frans memang sedikit feminim, tetapi hatinya sangat lembut dan Ratu sangat memahaminya. Bagaimanapun ceritanya, tidak ada seorang pun yang bisa menolak fakta bahwa
Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Frans merasakan sesuatu yang asing. Sesuatu yang mendesir halus di dadanya—mendebarkan tapi menenangkan. Wajah Dea begitu dekat, matanya yang bening memantulkan keraguan dan kemarahan, tapi juga kelembutan yang tertahan.Frans menelan ludah. “Kau… tidak apa-apa?”Dea buru-buru menarik diri. “Aku bisa berdiri sendiri.”Frans mundur, tangannya masih terasa hangat. Ia memalingkan wajah, menyembunyikan rona merah yang tak biasa di pipinya. Ia, yang biasa dikelilingi wanita, yang selalu bersikap flamboyan dan percaya diri—kali ini justru gugup. Tangannya sempat gemetar.“Aku… aku harus pergi,” katanya tergesa, hampir terdengar konyol.“Begitu cepat?” tanya Dea curiga.Frans tersenyum kecil, menahan canggung. “Aku hanya ingin tahu... bagianmu. Dan s
Frans mengganti jasnya dengan mantel panjang berwarna navy dan mengenakan kacamata hitam. Penampilannya jauh dari kata flamboyan kali ini.Darah bangsawan yang mengalir di dalam dirinya membuatnya terlihat tampan dann maskulin dengan rambut sedikit kemerahan dan mata berwarna biru.Tak kaIa ia keluar dari mansionnya yang berada tak jauh dari istana tanpa pengawalan besar, hanya membawa satu ajudan yang tak tahu harus berkata apa saat melihat pangerannya melangkah cepat ke arah mobil.Di dalam mobil, Pangeran Frans mengepalkan tangannya.“Aku tidak akan membiarkan ini berakhir seperti ini. Tidak untuk Yama. Tidak untuk Dea.”***Frans menekan gagang pintu kamar yang selama ini dijaga ketat oleh pasukan istana. Tapi dengan nama belakangnya, tak ada yang berani bertanya, apalagi menghalangi.Dea menoleh cepat saat pintu terbuka. Matanya melebar, tubuhnya refleks menegang. Dia mengenali Frans, tentu
Dea menghapus air mata yang membasahi pipinya dengan kasar. Dia sungguh benci harus memperlihatkan sisi lemahnya kepada pria itu walau dia tidak mengerti mengapa hatinya terasa sangat nyeri pada saat yang sama.Yama hanya diam. Kedua matanya merah, bukan karena marah, tapi karena rasa bersalah yang nyaris membunuhnya.“Kenapa diam? Atau kau ingin aku membantumu?” Dea membuka kancing dress-nya satu per satu dengan tangan gemetar. “Bukankah ini yang kau mau? Tubuhku?”"Kemari, lakukanlah sepuasnya. Setelah ini, tinggalkan aku!" suara Dea bergetar seiring apa yang dia lakukan. Menanggalkan pakaiannya sendiri dengan semua rasa penghinaan yang teramat membuat hatinya luka.Air mata mulai membasahi wajahnya kembali saat dress yang dipakainya meluncur ke lantai dengan mulus, memperlihatkan tubuhnya yang hanya mengenakan dalaman.Yama tersentak.Dea mulai membuka tali da
Nafasnya tercekat. Ia berusaha bangkit, tapi pergelangan tangannya masih terikat lemah oleh sutra biru yang menggantung di sisi tempat tidur. Ia menyentak tubuhnya, dan Yama—yang duduk tak jauh di sisi ranjang—langsung menghampiri, menindih tubuhnya perlahan.“Aku merindukanmu, Dea...”Suaranya dalam, nyaris seperti rintihan. Kedua tangan Dea ditahan di atas kepalanya.Namun bukan rindu yang membuat Dea luluh—melainkan kemarahan yang seketika naik ke ubun-ubun.“Demi apa?! Tubuhku?!” serunya tajam, mata membara. “Kau merindukan tubuhku, Yama?”Yama tercekat. Ia ingin menjawab, ingin menjelaskan bahwa rindunya bukan sekadar hasrat. Tapi pikirannya sendiri bimbang—karena memang, dirinya pun tidak tahu bagaimana membedakan antara rindu pada tubuh dan rindu pada jiwa.Dia menyukai keduanya. Memuja keduan
Tak pernah ia bayangkan akan melihat Yama, seorang penguasa di negara Matahari, seorang pewaris kerajaan, pria keras kepala itu, menangis seperti anak kecil yang kehilangan arah.“Yama…” Frans menaruh handuk di tepi ranjang, lalu perlahan duduk di sebelahnya. “Kamu tidak bisa begini terus.”Yama tak menjawab. Ia hanya memejamkan mata, dan suara seraknya terdengar.“Dia pasti benci aku, Frans… Ratu pun memandang rendah diriku. Semua ini… hancur. Tapi, aku begitu merindukannya.”Frans mengusap wajahnya kasar, menahan perasaan yang mulai campur aduk. “Kamu pikir aku nggak marah saat tahu Meisya menjebak kalian? Aku frustrasi karena Ratu melarangku bergerak, tapi... aku masih bisa lihat, kamu belum sepenuhnya gagal. Masih ada kesempatan.”“Kesempatan?” Yama mendongak dengan mata memerah. “Dea nggak
"Dia sudah kutempatkan di sebuah hotel dengan penjagaan ketat. Untuk sementara saya menahannya agar dia tidak menggila. Belanjaannya banyak sekali dan bawahan saya sampai tidak tahu bagaimana menyimpan semua belanjaannya."Dea tertunduk malu, Ibunya memang tidak pernah memiliki uang yang cukup untuk berbelanja. Selama ini mereka hidup dan tergolong miskin. Kesempatan berada di luar negeri adalah seperti mimpi baginya."Apa yang akan menjadi keputusan Ratu terhadap Ibuku?" tanya Dea dengan hati-hati."Ibumu dan Meisya akan segera dikirim kembali ke Indonesia.""Meisya?"Ratu mengangguk lalu menyesap tehnya perlahan."Mengenai Meisya, saya tidak berwenang menghukumnya di sini, tapi Ratu punya cukup pengaruh untuk memberinya catatan diplomatik.”Dea mengangkat wajah, penasaran.“Dengan catatan itu, ia tidak akan pernah diizinkan menginjakkan kaki lagi di negeri ini. Sekali pun.”
Ia duduk di sofa samping jendela, mengenakan kaus hangat dan celana katun longgar dari koleksi pribadi Ratu. Rambutnya dikuncir asal, wajahnya tanpa riasan. Di luar, taman istana masih rapi seperti kemarin. Tapi suasana hatinya tidak.Dea menoleh saat suara pintu terbuka. Seorang perawat masuk membawa tablet kecil dan segelas jus.“Bagaimana perasaanmu hari ini, Nona Dea?”“Tubuhku baik... hatiku tidak,” jawab Dea lirih.Perawat tersenyum maklum. Ia meletakkan jus di meja dan menggeser tablet ke tangan Dea.“Ada pesan dari Ratu. Tapi hanya boleh dibuka dengan sidik jarimu.”Dea menyentuh layar tablet dengan penasaran.Ratu belum pernah mengunjunginya sejak dua hari yang lalu.Status kunjungan:Sanjaya: ditolakMeisya: ditahanYama: tidak diizinkanDea menatap bar
“Bagaimana kalau kita bersenang-senang sedikit sebelum Tuan Yama tiba?” Suara seorang pria membuat Dea berusaha sadar dari pengaruh wine yang diminumnya setengah jam yang lalu.“Iya, Tuan hanya menginginkan nyawanya. Toh, dia akan dibuang ke jurang sesudah itu.” Seorang pria lain menyahut sambil tertawa."Tuan Y-yama? J-jurang?" Perkataannya membuat kedua mata Dea membulat seketika dan panik. Melihat beberapa pria yang sedang mengelilinginya saat ini. Dea menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali, berusaha sadar dari pengaruh alkohol yang sudah semakin kuat menjalar di tubuhnya. Sebuah kamar mewah! Dia sadar harus segera melarikan diri walau kepalanya terasa sangat berat. Dia setengah mabuk.“Kalian siapa? Pergi!”Dea masih tidak mengerti bagaimana dia bisa terbangun di ranjang dengan beberapa pria berwajah sangar menatapnya seolah-olah mereka sangat lapar.Satu jam sebelumnya, dia menyaksikan bagaimana kekasihnya berlutut di hadapan salah seorang teman kerjanya. Sebuah cincin memb...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen