Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan

Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan

last updateLast Updated : 2024-10-29
By:   Any Anthika  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.7
58 ratings. 58 reviews
405Chapters
163.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Gara adalah pria kaya yang menyamar. Dia datang dengan penampilan lusuh dan menikahi Mia. Ketika dirinya dihina, dia tidak membalas, tetapi ketika istrinya yang direndahkan, dia sangat marah. “Mulai detik ini, tidak ada yang boleh menghina istriku lagi!” Gara membawa Mia keluar dari rumah itu dan membuka mata semua orang. Suatu saat adik iparnya berlutut, “Maafkan atas semua kesalahanku.” Ibunya juga berkata pada istrinya dengan menangis, “Maafkan kesalahan ibu dan saudara-saudaramu.”

View More

Latest chapter

Free Preview

Bab 1. Menikah malam itu juga

Saat ini, Mia terlihat sedang gelisah. Dia dituntut agar segera menikah oleh ibunya karena sang adik akan menikah dan tidak ingin melangkahinya.“Pokoknya ibu tidak mau tahu, cepat kamu cari pria yang mau menikahimu. Siapapun itu terserah. Dinda akan segera menikah. Calon suaminya bukan sembarang orang. Dinda tidak mau melangkahimu. Jadi jangan membuatnya malu.”Kedua mata bulat itu mengerjap beberapa kali. Perlahan Mia mendongak, jari-jemarinya saling bertautan dan meremas satu sama lain. Dia menatap Rita, wanita ini adalah orang yang telah melahirkannya tetapi kurang mengasihinya.“Tapi Bu,” suara Mia tercekat di tenggorokan, terpotong oleh suara ibunya yang kembali berkata, “Tidak ada tapi-tapian. Cari sendiri, atau ibu yang akan mencarikan calon suami untuk kamu.”Permintaan ibu membuat Mia kebingungan, dia sama sekali tidak punya pacar, bahkan kenalan seorang pria pun tidak ada. Selama ini ruang geraknya dibatasi, dia hanya tinggal di dalam rumah membantu ibunya membuat kue dan m...

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
97%(56)
9
2%(1)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
2%(1)
9.7 / 10.0
58 ratings · 58 reviews
Leave your review on App
default avatar
aisyahsaja476
Puas baca buku ini. Semua happy ending dengan perjalanan yang tak mudah. Banyak pelajaran..
2024-12-14 10:15:02
0
default avatar
hanzero886
sayangnya buku ini sudah tamat. padahal suka banget sampai akhir.
2024-12-09 21:34:45
0
default avatar
hanzero886
Bagus banget ceritanya. Aku sangat suka. punya banyak kisah kehidupan nyata yang cara membuat pelajaran untuk kita. makasih Kak Any, cara bikin buat novel sekeren ini.
2024-10-24 12:48:33
0
user avatar
Yosep Mugi
bacanya sampai masuk ke hati juga, sampai nangis nangis sambil baca.
2024-09-16 17:06:32
1
user avatar
Yongky Kuy
ini yang aku tunggu ceritanya reihan ...
2024-09-11 11:47:41
1
user avatar
Murti Ningsih
ceritanya selalu bikin penasaran, ditunggu lagi kelanjutannya. maaf kak itu ada tipo dikit di part terakhir. orang tua azam itu MIA dan GARA, bukan wulan dan GIO
2024-09-11 06:53:47
1
user avatar
Ayira Wibowo
Bacanya bikin candu, cerita gk bertele- tele, jd gk mbosenin. Semangat penulis, pertahankan karyamu yg gk bikin orng pusing., krn d ulang"
2024-09-06 22:54:52
2
user avatar
Rea.F
Bagus banget. Sangat suka sama buku ini. Ceritanya gak bosen karena banyak karakter yang memberi contoh baik untuk kehidupan nyata. Kak Any, best pokoknya. Selalu suka dengan buku-bukunya..
2024-09-05 20:00:18
1
user avatar
Wis NU
inspiratif &
2024-09-02 23:47:09
1
user avatar
Aksyah Syah
bagus ceritanya
2024-09-02 14:49:10
1
user avatar
Yuri Gho
lanjutan gak ada y?
2024-08-24 20:48:41
3
user avatar
Rea.F
bagus banget, sangat suka dengan semua karakternya. Semangat Mia, Gara, juga Untuk Azam dan Arumi...
2024-08-24 02:14:39
3
user avatar
Mahtuma 75
keren banget ceritax
2024-08-17 15:38:11
2
user avatar
Harisah Riyanti
bagus sekali alur nya
2024-08-17 03:38:33
1
user avatar
Mahtuma 75
cerita yang sangat menarik
2024-08-16 13:56:40
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
405 Chapters
Bab 1. Menikah malam itu juga
Saat ini, Mia terlihat sedang gelisah. Dia dituntut agar segera menikah oleh ibunya karena sang adik akan menikah dan tidak ingin melangkahinya.“Pokoknya ibu tidak mau tahu, cepat kamu cari pria yang mau menikahimu. Siapapun itu terserah. Dinda akan segera menikah. Calon suaminya bukan sembarang orang. Dinda tidak mau melangkahimu. Jadi jangan membuatnya malu.”Kedua mata bulat itu mengerjap beberapa kali. Perlahan Mia mendongak, jari-jemarinya saling bertautan dan meremas satu sama lain. Dia menatap Rita, wanita ini adalah orang yang telah melahirkannya tetapi kurang mengasihinya.“Tapi Bu,” suara Mia tercekat di tenggorokan, terpotong oleh suara ibunya yang kembali berkata, “Tidak ada tapi-tapian. Cari sendiri, atau ibu yang akan mencarikan calon suami untuk kamu.”Permintaan ibu membuat Mia kebingungan, dia sama sekali tidak punya pacar, bahkan kenalan seorang pria pun tidak ada. Selama ini ruang geraknya dibatasi, dia hanya tinggal di dalam rumah membantu ibunya membuat kue dan m
last updateLast Updated : 2024-04-23
Read more
Bab 2. Dianggap seperti pembantu
Setelah mereka resmi menjadi pasangan suami istri, Wibowo meminta Gara tinggal disini dulu untuk sementara waktu.“Ajak suami kamu ke kamar dulu, mungkin dia ingin istirahat.” kata Wibowo pada Mia.Mia mengangguk patuh, dia pun mengajak pria yang sudah menjadi suaminya itu ke kamar.“Mari.” Lalu Mia melangkah dahulu diikuti oleh Gara.Mia membuka pintu kamar, mengajak Gara untuk masuk kedalam.Kamarnya ini memang sangat sempit. Hanya berisi dipan kecil dengan kasur yang sudah mengeras. Ada lemari kayu usang yang beberapa bagiannya sudah dimakan rayap. Mia melihat Gara masih berdiri disana. Temperamental Pria itu terlihat sangat baik, begitu tenang. Sementara Mia justru sangat canggung dan merasa gugup.Dia juga melihat bahwa penampilan Gara sangat sederhana, tapi wajahnya sangat tampan dan kulitnya juga putih.Mia jadi berpikir jika nasibnya tidak akan terlalu buruk menikah dengan pria ini daripada dia harus menjadi istri ketiga Pak Anton.“Begini kamarku. Tapi aku tidak yakin kamu ak
last updateLast Updated : 2024-04-23
Read more
Bab 3. Terus dihina
Kali ini Mia tidak dapat menahan diri lagi, dia bangun dan menghampiri Gara."Gara, ayo duduk. Diminum dulu kopinya.” Mia menarik tangan Gara dan membawanya duduk."Iya.” Gara menjawab dengan kelembutan, kemudian meminum kopi buatan istrinya.Mia tersenyum padanya, lalu menyugar rambut Gara yang sangat berantakan."Setelah ini, kamu ke kamar saja. Mandi dan beristirahat. Sebentar lagi aku menyusul.""Iya. Kalau begitu aku naik duluan ya?" Tapi baru saja Gara bangun dari duduknya untuk naik ke kamar, Rita terdengar sudah memanggilnya lagi.Gara berlari kecil menghampiri dengan patuh, “Iya, Bu. Ada apa?”“Kamu cuci piring dulu. Lihat itu, sudah menumpuk.” Rita menunjuk tumpukan piring dan baskom yang lumayan banyak.Mendengar itu, Mia benar-benar merasa kesal, dia langsung menghampiri dan berkata pada ibunya, "Bu, Gara itu dari pulang kerja belum beristirahat. Jangan disuruh lagi, biar dia beristirahat dulu. Aku saja nanti yang akan mencuci piring."Rita melotot dan membalas dengan ketu
last updateLast Updated : 2024-04-23
Read more
Bab 4. Semakin penasaran.
Mia sudah kembali lagi ke kamar tanpa membawa makanan apapun. Dia melihat suaminya telah selesai mandi dan sedang memilih ganti.Dada pria itu terlihat bidang dengan kulit yang mulus dan bahu yang kekar. Otot dan perutnya juga terbentuk seperti sengaja dirawat dengan olahraga gym yang teratur.Mia sering merasa aneh, kenapa suaminya yang katanya hanya seorang kuli serabutan bisa memiliki tubuh yang indah dan kulit semulus itu?Dia menatap kulitnya dan membandingkan. Benar-benar kalah.Gara menyadari jika Mia sedang memperhatikannya. Dia tersenyum kecil dan mendekati, “Belum puas? Kenapa tidak memegangnya saja? Ini milikmu.” Gara mengambil tangan Mia dan menaruh di perutnya."Eh!” Mia tersipu malu, segera menarik tangannya.Gara tertawa kecil melihat wajah memerah istrinya lalu kembali pada pakaian yang sudah ditemukan. Kaos putih yang telah pudar warnanya, dengan celana pendek hitam yang juga telah pudar. Cuci kering pakai, mungkin itu yang membuat pakaian Gara tampak pudar.Mia juga
last updateLast Updated : 2024-04-24
Read more
Bab 5. Pekerjaan di luar kota.
“Kamu kerja apa sih sebenarnya?” tanya Mia.Gara tersenyum mendengar pertanyaan istrinya, lalu dia menjawab dengan tenang. “Kalau aku tidak punya pekerjaan tetap, apa kamu khawatir akan hidup menderita denganku?” “Eh, bukan. Aku cuma penasaran. Tapi tidak masalah. Semua orang punya rezeki masing-masing. Kenapa harus khawatir?”Gara melihat Mia lebih dekat, dia membelai wajah Mia polos itu dengan begitu lembut.“Itu benar. Tapi kamu jangan khawatir, aku tidak akan membiarkanmu menderita lagi. Aku janji padamu.”Mia tersenyum, dia semakin merasa bahagia mendengarnya. Lalu mereka berangkat tidur.Pagi ini, Mia bangun lebih terlambat dari biasanya. Tadi dia merasa sakit kepala dan Gara menyuruhnya untuk tidak bangun. Gara menggantikan pekerjaannya untuk membereskan rumah.Saat Mia turun, dia melihat Gara sedang bersama ayahnya. Ada sebuah amplop di tangan ayahnya. Entah amplop apa itu, tapi sepertinya mereka baru saja berbicara serius.Mendengar suara langkah kakinya mendekat, Gara menole
last updateLast Updated : 2024-04-24
Read more
Bab 6. Sedang di kantor Bos?
Sambil menunggu balasan dari Gara, Mia turun menemui ibunya. Dia meletakan uang satu juta di atas meja. “Ini untuk ibu belanja keperluan dapur.” Hanya berkata seperti itu saja lalu dia membalikkan badannya dan melangkah pergi.Kedua mata Rita melebar melihat uang, kemudian dengan cepat mengambilnya. “Coba kamu pengertian seperti ini setiap hari, tidak harus kena marah dulu baru keluar uangnya.” Silvia melihat, dia mendekat dan berkomentar, “Tumben Mia punya uang.”“Mungkin saja suaminya baru dapat gajian. Biarkan saja, yang penting mereka bisa membantu kebutuhan dapur. Bukan hanya makan dan minum gratis, bisanya.”Mia masih mendengar ucapan mereka, dia hanya menggelengkan kepalanya.Sebenarnya beberapa hari yang lalu suaminya juga sudah memberi uang patungan, tapi itu sepertinya tidak dihitung oleh ibunya.Padahal Silvia hanya akan memberi uang patungan belanja satu bulan sekali setelah suaminya gajian, sementara Dinda selama ini malah tidak pernah memberi uang patungan.Tapi menur
last updateLast Updated : 2024-04-26
Read more
Bab 7. Siapapun kamu, aku mencintaimu.
Hal itu seperti tidak masuk akal bagi Mia. Dia membolak-balikkan tubuhnya di atas tempat tidur. Banyak sekali pertanyaan dan rasa penasaran yang sekarang muncul dalam pikirannya mengenai siapa sebenarnya suaminya itu. Karena lelah menebak, akhirnya Mia tertidur sampai sore hari.Dia melonjak kaget saat mendengar suara ibunya berteriak memanggil.“Mia, cepat turun dan bantu ibu?” Ibunya mengetuk pintu kamarnya berkali-kali.Saat ini Mia tidak ingin memperdulikan dulu, dia tidak membukakan pintu dan membiarkan ibunya memanggil dan terus mengetuk pintu sampai tidak terdengar lagi suara ibunya. Mia bangun dan pergi ke kamar mandi. Selesai mandi dan membereskan wajah, suara ketukan pintu terdengar lagi.Mia merasa kesal sekarang. Kenapa tidak membiarkan dia tenang dalam sehari saja?"Ada apalagi sih, Bu? Biarkan aku istirahat sehari ini, saja!” Mia berkata demikian sambil membuka pintu.“Gara?” Mia tercengang. Ternyata yang datang adalah suaminya. Pria itu tersenyum dengan hangat padan
last updateLast Updated : 2024-04-26
Read more
Bab 8. Tidak boleh hamil dulu.
"Aku ini anak bungsu. Sudah seharusnya hari pernikahanku diistimewakan! Aku tidak mau seperti kamu, yang menikah secara diam-diam dan tidak ada pesta sedikitpun! Lagian, calon suamiku itu seorang pengusaha. Bagaimana mungkin kalau pestanya hanya apa adanya saja?” Rita juga merasa kesal dengan Mia dan ikut berkata, “Benar apa yang dikatakan Dinda. Kita akan malu jika tidak ada pesta besar ibu pernikahan Dinda dengan seorang pengusaha. Harusnya kamu itu sebagai kakaknya ikut mendukung! Bukan malah bicara seperti itu!"Wibowo merasa pusing mendengar mereka berdebat, lalu segera angkat bicara. "Sebenarnya aku setuju dengan pendapat Mia. Daripada kita memaksakan diri, sampai berhutang kesana-kemari, malah pusing untuk membayar hutang setelah pesta. Lebih baik apa adanya saja. Modal yang ada, bisa untuk modal rumah tangga kalian nanti."Mendengar suaminya mendukung pendapat Mia, Rita tidak terima."Bapak diam saja! Tidak usah ikut campur. Yang memikirkan semua biaya itu kami, bukan bapak
last updateLast Updated : 2024-04-26
Read more
Bab 9. Bawa saja aku pergi.
"Tidak! Pokoknya kamu tidak boleh hamil! Hidup masih serba susah, mau punya anak! Kemana kamu akan membawa hidup kamu nanti hah! Suruh suami kamu kerja yang benar dulu, baru punya!" Bentak Rita, dia benar-benar marah dan tidak ingin Mia hamil dulu. Dia khawatir itu akan semakin menyusahkan dan menambah beban keluarga saja."Hamil itu rezeki dari Tuhan, Bu. Tidak mungkin untuk ditolak. Ibu tidak bisa melarangku kalau aku memang hamil!" Bantah Mia.Air matanya sudah mengalir, dia benar-benar tidak tahan dengan sikap ibu padanya."Kamu ini ya, kalau orang tua bicara jangan membantah! Hidup kita ini sudah susah! Jangan ditambah susah dengan adanya anak kalian, nanti!"Mia terkejut melihat tangan ibunya yang sudah terangkat dan melayang ke arahnya."Cukup!" Gara tiba-tiba menangkap tangan Rita dan mendorong tubuhnya dengan kasar sampai Rita mundur beberapa langkah ke belakang.Gara menarik tubuh Mia dan membawanya dalam pelukannya. Mia dapat melihat kalau sorot mata Gara berubah mengerikan
last updateLast Updated : 2024-04-27
Read more
Bab 10. Kenapa dia memanggilmu, Tuan?
Mia sebenarnya ingin tertawa, bisa-bisanya suaminya ini malah bercanda saat darurat seperti ini. Tapi dia paham jika Gara sedang marah. Mia tidak ingin menambah kekacauan hati Gara, jadi dia mengiyakan saja. Mia hanya meraih Ponsel dan dompetnya karena teringat masih ada sisa uang cukup lumayan dari pemberian Gara tadi pagi.Sebelum melangkah, Mia sempat meraih satu bantal. Dia berpikir jika bantal itu bisa berguna untuk mereka. Tapi Gara merebutnya dan melemparnya sembarangan."Sudah kukatakan, jangan bawa apapun!""Hehe. Kalau begitu Selimut saja ya. Biar nanti kita tidak kedinginan jika ada dibawah kolong jembatan."Gara menggeleng, lalu menarik tangannya. "Ayo!"Mereka melangkah keluar tanpa membawa apapun dari rumah ini. Mia hanya bisa memasrahkan diri saja. Dia mencoba mempercayakan semuanya pada suaminya.Mereka pergi tanpa berpamitan pada siapapun. Tadinya Mia mencari keberadaan ayahnya, tapi karena ayahnya tidak terlihat dia melanjutkan langkahnya menyusul Gara. Tapi
last updateLast Updated : 2024-04-27
Read more
DMCA.com Protection Status