Dokter Ajaib Primadona Desa

Dokter Ajaib Primadona Desa

От :  HazelUpdated just now
Язык: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
9.4
277 Рейтинг. 277 Отзывы
1407Главы
2.1MКол-во прочтений
Читать
Добавить в мою библиотеку

Share:  

Report
Aннотация
Каталог
SCAN CODE TO READ ON APP

Setelah memakan seekor ular putih, Tirta Hadiraja yang impoten tiba-tiba menjadi sangat perkasa. Dia memperoleh mata tembus pandang dan daya ingat super. Tirta yang memiliki sebuah klinik pun mengandalkan kemampuannya untuk menjadi makin hebat. Pada saat yang sama, janda, primadona, dan putri keluarga kaya berebutan untuk menjadi istrinya!

Узнайте больше

Chapter 1

Bab 1

"Tirta! Dasar cabul! Kamu mengintipku mandi! Benar-benar nggak tahu malu!"

Cuaca di bulan Juli sangat panas. Tirta Hadiraja yang mendaki gunung untuk memetik bahan obat kepanasan sehingga langsung melepaskan pakaiannya dan menyelam di sungai. Begitu muncul ke permukaan, dia malah melihat pemandangan indah di depannya!

Nabila Frenaldi, putri kepala desa, tampak memaki Tirta seraya menunjuknya. Dia baru berusia 18 tahun. Melalui air sungai yang bergoyang, samar-samar terlihat sepasang buah dada yang memikat dan ....

Tirta yang tidak pernah melihat pemandangan seperti ini sontak terperangah di tempatnya!

"Berengsek! Kalau kamu masih menatapku, akan kucungkil bola mata!" maki Nabila dengan wajah memerah sambil menutupi bagian tubuhnya yang penting.

Nabila juga kepanasan. Kebetulan, sekarang liburan musim panas. Dia merasa bosan sehingga diam-diam keluar untuk berendam. Tanpa diduga, dia malah diintip oleh Tirta!

"A ... aku nggak mengintipmu. Aku juga datang untuk berendam. Apa aku perlu bertanggung jawab padamu?" tanya Tirta dengan wajah memerah.

"Siapa juga yang mau menjadi pasanganmu! Jangan mimpi! Lagi pula, seluruh penduduk Desa Persik tahu kamu pernah jatuh dari gunung! Kamu mungkin sudah cacat dan nggak bisa punya keturunan! Kalaupun aku berbaring di ranjang, apa kamu sanggup berhubungan intim denganku?" teriak Nabila dengan emosional.

"Aku ... aku ...." Ekspresi Tirta tampak malu sekaligus marah. Dia mengepalkan tangan dengan erat. Masalah ini selalu menghantuinya selama ini. Dia juga tahu alasan Nabila meremehkannya. Nabila adalah putri kepala desa yang menempuh pendidikan di kota. Sementara itu, Tirta hanya dokter yang bekerja di klinik kecil desa.

Wajar kalau wanita ini merendahkannya. Akan tetapi, Tirta tetap saja merasa kesal. Perasaan diinjak-injak seperti ini sungguh tidak menyenangkan. Dia bahkan tidak bisa melampiaskan kekesalannya kepada siapa pun!

"Jangan sampai kamu membocorkan kejadian hari ini! Kalau nggak, jangan salahkan aku bertindak kejam padamu!" ancam Nabila sambil memelototi Tirta. Dia buru-buru naik ke tepi dan mengenakan pakaiannya, lalu berlari pergi.

"Siapa juga yang mau menjadi pasanganmu! Jangan mimpi! Kalaupun aku berbaring di ranjang, apa kamu sanggup berhubungan intimu denganku?" Meskipun Nabila telah pergi, penghinaan ini terus terngiang-ngiang di benak Tirta.

"Ah! Masa aku nggak bisa bercinta dengan wanita! Kalau begitu, apa artinya kehidupan ini bagiku!" pekik Tirta yang merasa frustrasi. Kemudian, dia menceburkan diri ke dasar sungai dan tidak berniat untuk naik ke permukaan lagi.

Tiba-tiba!

Tirta merasakan sakit di lengannya. Begitu membuka mata, dia melihat seekor ular kecil berwarna putih menggigit lengannya!

"Sialan! Kamu juga ingin menindasku, ya! Karena kamu menggigitku, aku akan memakanmu!" teriak Tirta sambil menjulurkan tangan untuk meraih ular itu.

Saat berikutnya, Tirta sontak menggigit balik ular itu. Ular putih ini sangat aneh, panjangnya hanya mencapai 30-an sentimeter. Selain itu, ada antenna di sisi mulutnya dan tonjolan di atas kepalanya!

Hanya saja, Tirta yang murka tidak menyadari hal ini. Dia benar-benar menelan ular putih itu. Pada saat yang sama, dia meminum terlalu banyak air sungai sehingga pandangannya menghitam dan dirinya mulai kehilangan kesadaran.

Karena pingsan, Tirta tidak tahu bahwa ada sisik halus berwarna perak memenuhi sekujur tubuhnya. Sisik itu berkilauan di bawah air seperti sisik naga. Sementara itu, muncul pula sebuah mutiara berwarna perak di dalam perutnya.

....

"Tirta! Tirta! Bangun! Apa yang terjadi padamu?" Tirta yang linglung mendengar seseorang sedang memanggil namanya.

Begitu membuka mata, terlihat seorang wanita cantik berusia 30-an tahun bersandar di tubuhnya sembari berteriak dengan cemas.

Tubuhnya yang sintal dan kulitnya yang mulus pun membuatnya terlihat seperti baru berusia 20-an tahun. Sungguh memikat.

Sayang sekali, sepasang matanya tampak hampa karena dia buta. Wanita ini bernama Ayu Tobing, sahabat ibu Tirta. Ayu dan Tirta hidup bergantungan.

Tiga tahun lalu, orang tua Tirta tidak sengaja jatuh dari tebing dan meninggal. Mereka meninggalkan klinik kecil untuk Tirta. Biasanya, ketika Tirta mendaki gunung untuk memetik bahan obat, Ayu akan berjaga di klinik.

"Bibi, kenapa kamu di sini? Kamu nggak bisa melihat, bahaya lho!" Setelah tersadar kembali, Tirta bergegas memapah Ayu.

"Nabila bilang kamu melompat ke sungai, makanya aku kemari untuk mencarimu." Ayu menghela napas lega melihat Tirta baik-baik saja. Kemudian, dia mengeluh, "Kamu ini kenapa sih? Memangnya memetik bahan obat harus di sungai?"

"Uhuk, uhuk ...." Tirta terbatuk dan tidak tahu harus bagaimana menjelaskan. Saat ini, Tirta baru menyadari bahwa dirinya telah mengenakan pakaian. Begitu mendongak, dia pun mendapati Nabila yang berdiri tidak jauh dari sana.

"Lihat apa kamu!" Begitu mendapati Tirta menatapnya, Nabila sontak memelototinya dengan sorot mata merendahkan.

"Aku hanya mengejekmu sedikit, tapi kamu sudah mau bunuh diri? Memalukan sekali! Kamu pasti sudah mati kalau aku nggak menolongmu tadi!" bentak Nabila.

Nabila awalnya sudah pergi, tetapi mendengar teriakan Tirta yang mengatakan tidak ingin hidup lagi. Dia bergegas kembali, lalu menemukan Tirta yang tergenang di air.

Nabila yang ketakutan pun buru-buru membawa Tirta ke tepian, lalu membantunya mengenakan pakaian dengan mata tertutup. Setelah semuanya beres, dia baru menelepon Ayu supaya datang kemari.

Ketika mendengar ucapan Nabila, Tirta merasa agak malu dan kesal sehingga menunduk. Hanya saja, wanita ini telah menyelamatkannya, bahkan membantunya mengenakan pakaian ....

Tirta berucap dengan rasa syukur, "Nabila, terima kasih sudah menolongku ...."

"Cih! Jangan sok dekat denganku! Kalau begitu, aku pergi dulu. Kamu bawa bibimu pulang nanti," timpal Nabila sambil melambaikan tangan. Dia mengangkat kepalanya tinggi-tinggi dan berjalan pergi tanpa menoleh sedikit pun.

"Huh! Sombong sekali!" Tirta merasa jengkel dengan sikap Nabila yang begitu angkuh. Ketika melihat bokong sintal Nabila, sebuah niat jahat tiba-tiba muncul di benaknya. Pasti menyenangkan kalau dia bisa menindih wanita ini dan mempermainkannya! Siapa suruh Nabila meremehkannya!

Saat berikutnya, Tirta sendiri terkejut dengan pemikiran seperti ini. Selain itu, dia mendapati bahwa kemaluannya sudah bisa menegang!

"Aku ... aku nggak impoten lagi?" gumam Tirta dengan tidak percaya. Kemudian, dia sontak meraih kemaluannya sendiri dan merasa sangat senang! Bukan hanya sembuh, kemaluannya ini ternyata begitu besar saat terangsang!

Yang paling mengejutkan adalah Nabila yang jelas-jelas mengenakan pakaian malah terlihat telanjang di matanya sekarang! Kulitnya yang putih, lekukan tubuhnya yang seksi, membuat Tirta kesulitan bernapas. Dia pun tidak bisa mengalihkan pandangannya!

"Apa yang sebenarnya terjadi? Jangan-jangan aku punya mata tembus pandang?" gumam Tirta. Ternyata bukan hanya penyakitnya yang sembuh, tetapi dia juga memperoleh kekuatan supranatural. Tirta benar-benar gembira!
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Комментарии

10
85%(235)
9
3%(7)
8
3%(7)
7
0%(0)
6
2%(5)
5
0%(0)
4
1%(2)
3
0%(0)
2
4%(10)
1
4%(11)
9.4 / 10.0
277 Рейтинг · 277 Отзывы
Write a review
user avatar
Siti Raudatul janah
rilis episod nya setiap hari atau bukan sih
2025-04-25 14:18:00
1
user avatar
Siti Raudatul janah
semoga rilis lanjutan nya lebih cepat
2025-04-24 11:22:11
0
user avatar
Siti Raudatul janah
baru kali ini gw baca novel sampe rela ngeluarin suit ratusan ribu tp sayang lagi asik2 nya baca malah bersambung
2025-04-24 11:21:34
2
user avatar
Clashof Clans
Lebih cepat dong terbitan kelanjutanya,jang dikit" kaya gni
2025-04-22 17:41:30
3
user avatar
Pingkan Lestari Tahir
Penasaran trus dengan cerita nya. di tambah dong terbitannya setiap hari kalau boleh 7 bab. atau 10 bab. jangan tagantung bacanya, terimakasih ...
2025-04-21 08:22:00
5
user avatar
Wadi Kuyungsok Nga
bagus ceritanya bikin penasaran
2025-04-19 23:46:12
0
user avatar
Hendi Supriadi
mantap ceritanya...
2025-04-16 11:13:15
5
user avatar
Hendi Supriadi
walahhh.. ko malah berhenti di bab 1347...gimana ini...
2025-04-15 22:43:04
0
default avatar
ropikabdulah360
ah knapa ga bisa loncat bab bacanya sekarang...
2025-04-11 18:23:50
0
user avatar
Pingkan Lestari Tahir
Nyesal sekali suda buang uang banyak ternyata ceritanya tidak sampai Tamat. kalau tau tidak ku baca
2025-04-10 05:38:49
1
user avatar
godhong jati
bagus, lanjut lebih banyak lagi tor
2025-04-10 01:06:21
0
user avatar
Revan RV Nardian
saya sangat senang cerita nya seru dan gak sabar menunggu lanjutannya
2025-04-01 00:16:51
0
user avatar
Alan Albert
syg banget ga langsung full
2025-03-10 20:31:21
2
user avatar
Khabir Saddam
siip dah pokok nya
2025-03-07 19:09:08
1
user avatar
Aghesz Mahiibhesz
cukup menarik dan saya senang membacanya
2025-03-06 15:25:05
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 19
1407
Bab 1
"Tirta! Dasar cabul! Kamu mengintipku mandi! Benar-benar nggak tahu malu!"Cuaca di bulan Juli sangat panas. Tirta Hadiraja yang mendaki gunung untuk memetik bahan obat kepanasan sehingga langsung melepaskan pakaiannya dan menyelam di sungai. Begitu muncul ke permukaan, dia malah melihat pemandangan indah di depannya!Nabila Frenaldi, putri kepala desa, tampak memaki Tirta seraya menunjuknya. Dia baru berusia 18 tahun. Melalui air sungai yang bergoyang, samar-samar terlihat sepasang buah dada yang memikat dan ....Tirta yang tidak pernah melihat pemandangan seperti ini sontak terperangah di tempatnya!"Berengsek! Kalau kamu masih menatapku, akan kucungkil bola mata!" maki Nabila dengan wajah memerah sambil menutupi bagian tubuhnya yang penting.Nabila juga kepanasan. Kebetulan, sekarang liburan musim panas. Dia merasa bosan sehingga diam-diam keluar untuk berendam. Tanpa diduga, dia malah diintip oleh Tirta!"A ... aku nggak mengintipmu. Aku juga datang untuk berendam. Apa aku perlu be
Читайте больше
Bab 2
"Tirta, ada apa denganmu?" tanya Ayu dengan bingung. Dia tidak tahu apa yang membuat Tirta begitu gembira."Oh, bukan apa-apa, Bibi. Ayo, kita pulang dulu," balas Tirta sambil menahan kegembiraannya dan memapah Ayu. Dia akan mencari kesempatan untuk menguji kejantanannya nanti!Ayu mengangguk, lalu berpesan dengan sungguh-sungguh, "Lain kali, kamu harus lebih berhati-hati kalau keluar memetik bahan obat. Kalau nggak ada Nabila, kita mungkin sudah nggak bisa bertemu. Cari waktu ke supermarket besok. Kita beli barang, lalu bertamu ke rumah Nabila untuk berterima kasih. Aku akan menemanimu.""Aku sudah tahu, Bi. Tenang saja." Kemudian, Tirta membatin, 'Kalau bukan karena Nabila, aku juga nggak mungkin berniat bunuh diri.'Lantaran masih merasa enggan, Tirta menggaruk kepala sambil mengeluh dengan kesal, "Bibi, aku boleh nggak pergi nggak? Wanita itu terlalu sombong.""Jangan bicara omong kosong! Dia yang menolongmu lho! Kamu seharusnya bersikap lebih ramah! Pokoknya, besok kamu harus ikut
Читайте больше
Bab 3
Melati baru berusia 27 atau 28 tahun sehingga tubuhnya masih seksi seperti wanita muda lainnya. Sentuhan hangat dari tubuhnya seketika membuat Tirta merasa makin panas."Kak Melati, jangan bercanda. Gi ... gimana aku bisa membantumu? Kalau mertuamu tahu, aku bisa dihajar sampai setengah mati!" Tirta tidak pernah mengalami hal seperti ini sehingga menggeleng dengan kuat."Tirta, tenang saja. Aku nggak bakal memberi tahu siapa pun tentang ini. Cuma sekali ini. Kalau kamu menolak, aku akan memberi tahu Kak Ayu semuanya," ancam Melati lagi saat melihat Tirta masih belum bisa diajak berkompromi."Jangan ... aku akan memberikannya kepadamu." Tirta yang kebingungan akhirnya mulai melepaskan celananya.Melati tentu senang melihatnya, tetapi dia tetap menghentikan. "Jangan buru-buru, ini pertama kali untukku. Kemaluanmu besar sekali. Aku pasti kesakitan kalau dimasukkan begitu saja. Nanti Kak Ayu mendengar suaraku.""Begini saja, mertuaku lagi pergi 2 hari ini. Malam ini, kamu datang ke rumahku
Читайте больше
Bab 4
"A ... apa-apaan itu? Cepat singkirkan ...." Mata Nabila tiba-tiba berkaca-kaca. Di luar dugaannya, Tirta sudah sembuh. Nabila tentu panik."Kenapa kamu nggak bertingkah sombong lagi? Coba saja kamu mengejekku lagi. Cepat lepaskan rokmu. Kita lihat, aku bisa menidurimu atau nggak." Tirta menyeringai, mencoba untuk memasang ekspresi garang.Tirta tidak berniat untuk menodai Nabila. Dia sudah merasa puas jika wanita ini ketakutan sampai menangis. Tubuh Nabila benar-benar wangi, apalagi Tirta sedang memeluknya, rasanya benar-benar nyaman. Ketika melihat Nabila menangis, Tirta justru merasa senang."Aku ... huhu .... Tirta, kamu memang berengsek. Cepat lepaskan. Kalau kamu berani menyentuhku, aku akan ...." Nabila hendak mengancam."Kamu bisa apa?" tanya Tirta seperti orang yang sedang mengancam. Sesudah itu, dia mengangkat tangan dan menepuk bokong Nabila.Plak! Suara yang sungguh nyaring. Nabila pun menangis sesenggukan sembari memukul dada Tirta. "Huhuhuhu ... aku sudah kotor ... aku ng
Читайте больше
Bab 5
Namun, Tirta segera menggeleng dan tersenyum mengejek diri sendiri. Nabila baru saja berkata, jangan mencarinya kalau tidak ada urusan penting. Wanita ini hanya membantunya karena merasa kasihan, bukan karena menyukainya.Malam hari, Melati masih menunggu Tirta, tetapi Tirta sudah kehilangan minatnya. Prioritas utama untuk sekarang adalah mendapatkan sertifikat medis dan mempertahankan kliniknya.Masalahnya, banyak tulisan yang tidak Tirta pahami di buku medis. Meskipun Nabila membantunya membujuk Agus, apakah Tirta bisa mendapatkan sertifikat medis dengan ilmunya itu?Tirta yang merasa gusar akhirnya kembali ke klinik. Ayu yang mendengar suara pun berjalan ke luar dan bertanya, "Tirta, kamu sudah kembali?""Ya, Bi. Ayo, kita pulang untuk makan," sahut Tirta.Tiba-tiba, seorang pria paruh baya berjanggut dan bergigi kuning menghampiri Tirta dan berucap, "Tirta, jangan buru-buru. Aku ingin mengobrol denganmu."Pria ini bernama Raden, dia sangat terkenal di Desa Persik. Lima tahun lalu,
Читайте больше
Bab 6
"Nggak, aku nggak melihatnya ...." Tirta buru-buru mengklarifikasi bahwa dirinya tidak melakukan apa pun."Cih! Tirta, kamu nggak pernah melihat wanita, ya? Kenapa otakmu penuh dengan hal-hal kotor sih? Memalukan sekali!" hardik Nabila."Aku ... aku nggak memikirkan apa pun kok!" bantah Tirta."Hantu pun nggak percaya!" bentak Nabila sambil memelotot dengan waspada.Tirta merasa getir. Dia baru teringat bahwa dirinya menjadi begitu sensitif dengan wanita sejak memakan ular putih itu. Dengan situasi seperti ini, mana mungkin Nabila bersedia mengajarinya lagi! Dilihat dari penampilan Nabila, wanita ini jelas-jelas ingin kabur."Nabila datang, ya? Kenapa aku mendengar suaranya?" Ketika Tirta sibuk memikirkan cara untuk menahan Nabila, tiba-tiba terlihat Ayu berjalan ke luar dengan meraba-raba karena matanya buta."Oh, ya, Bi. Dia datang untuk mengajariku. Aku ingin berterima kasih padanya," sahut Tirta sembari menoleh. Berhubung ada yang lebih senior di sini, Tirta buru-buru menyatakan tu
Читайте больше
Bab 7
"Kenapa ingatanmu tiba-tiba menjadi bagus sekali?" tanya Nabila dengan ekspresi tidak percaya. Tirta yang awalnya terlihat bodoh justru berhasil menguasai 500 kata dalam satu jam. Bagaimana mungkin Nabila tidak terkejut dengan pencapaian ini?"Aku memang terlahir genius," sahut Tirta dengan ekspresi angkuh. Jika terus seperti ini, bukankah berarti dia bisa menghafal 3.000 kata dalam beberapa hari ini? Itu artinya, Nabila mungkin menjadi pacarnya? Wanita ini bukan hanya cantik, tetapi juga seksi. Pasti nyaman kalau dipeluk saat tidur! Begitu memikirkan ini, ekspresi Tirta tampak berseri-seri."Hehe!" Tirta terkekeh-kekeh. Melihat ini, Nabila pun mengernyit sambil berkata, "Cih, senyumanmu cabul sekali. Pasti mulai memikirkan hal-hal kotor!""Bukan urusanmu," balas Tirta dengan santai. Kemudian, dia menambahkan, "Cepat ajari aku lagi. Mungkin saja aku berhasil menguasai 3.000 kata malam ini, lalu kamu akan menjadi pacarku!""Jangan berangan-angan secepat itu. Tapi, sekarang sudah malam s
Читайте больше
Bab 8
"Aku ... aku .... Kak, begini kurang pantas ...." Tirta terbata-bata, wajahnya memerah. Siang tadi, Tirta sudah memutuskan untuk meniduri Melati. Sekarang, dia malah kehilangan nyalinya dan merasa panik. Dia takut Nabila dan Ayu tahu tentang ini."Yang penting kamu menginginkanku. Jangan bersikap munafik lagi!" sahut Melati sembari menatap Tirta dengan gembira."Kak, aku benar-benar nggak berpikiran seperti itu ...." Tirta menatap kemaluannya dengan getir. Dia menjadi mudah terangsang setelah memakan ular putih itu. Namun, siapa yang akan percaya pada omongannya ini?"Jangan berpura-pura lagi. Aku akan menjadi wanitamu mulai hari ini, nggak usah malu-malu," ujar Melati sambil tersenyum menutup mulutnya. Kemudian, dia pelan-pelan menghampiri Tirta."Kak, jangan begini." Tirta mundur hingga akhirnya terduduk di ranjang."Tirta, ini pertama kalinya untukmu, 'kan? Aku juga sama. Mainkan lebih pelan nanti," ucap Melati dengan suara menggoda.Kakak Melati memberitahunya bahwa pria akan diken
Читайте больше
Bab 9
"Sialan, ternyata kamu!" Begitu melihat Tirta, Raden langsung memaki. Pada saat yang sama, dia menyadari bahwa Tirta dan Melati berhubungan intim barusan."Kak Melati, kamu baik-baik saja?" tanya Tirta sambil memapah Melati dan tidak meladeni Raden."Aku nggak apa-apa. Kenapa kamu keluar? Cepat sembunyi di belakangku!" Melati ingin melindungi Tirta supaya dia tidak terluka. Tindakannya ini membuat hati Tirta terasa hangat."Melati, kamu jadi gila karena memikirkan pria, ya? Tirta jelas-jelas cacat, bahkan nggak bisa dibilang seorang pria. Kamu malah berselingkuh dengannya? Konyol sekali!" Raden tertawa mengejek sambil melepaskan celananya. "Aku akan menunjukkan kepadamu seperti apa pria sesungguhnya.""Sudahlah, punyamu paling cuma 3 inci, punya Tirta lebih besar 5 kali lipat. Cepat pakai celanamu kembali, buat malu saja!" ujar Melati yang meludah dengan ekspresi merendahkan."Omong kosong! Dia mana mungkin bisa bercinta dengan wanita!" seru Raden dengan wajah merah karena kesal. Dia t
Читайте больше
Bab 10
Begitu mendengar teriakan histeris Raden, Tirta sontak merasa gembira. Dia tahu bahwa dirinya berhasil! Dia berhasil mempraktikkan teknik akupunktur di buku kuno, bahkan mengatasi masalahnya dengan Melati!Raden benar-benar tidak ingat pada kejadian barusan. Itu artinya, pria ini tidak akan membocorkan apa pun!"Sialan. Aku jadi jengkel kalau membahas Tirta. Cepat atau lambat, aku akan memberinya pelajaran! Aku pasti akan meniduri Ayu!" Raden menggeleng dengan kuat, lalu berdiri dan hendak kembali ke desa."Bajingan ini masih mengincar bibiku! Aku harus menakutinya!" Tirta merasa kesal kembali. Teknik akupunktur ini hanya bisa digunakan sebulan sekali supaya efektif. Kalau tidak, Tirta pasti sudah melakukannya berkali-kali untuk Raden.Namun, sekarang Tirta punya ide bagus untuk membuat Raden berhenti mengincar bibinya. Sambil menekan lehernya, Tirta mengeluarkan suara panjang yang bergema di lembah sehingga terdengar sangat menakutkan. "Ra ... den ...."Kalau bukan Tirta yang mengelua
Читайте больше
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status