Dunia kegelapan mengenalnya sebagai Ratu Iblis yang tak terkalahkan, pemimpin yang memerintah dengan tangan besi dan kekuatan tak terbantahkan. Namun, sebelum menjadi sosok yang ditakuti, Zhefora hanyalah seorang gadis kecil yang dikutuk oleh takdir. Ia lahir sebagai putri dari penguasa kerajaan iblis, tetapi sejak kecil ia dijauhi karena cakra iblis yang mengalir dalam tubuhnya—sesuatu yang bahkan kaum iblis sendiri takuti. Dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang disanjung dan dihormati, Zhefora tumbuh dalam bayang-bayang ketakutan dan kebencian. Jika ia terluka, orang-orang menghindar. Jika ia tersenyum, mereka menatapnya dengan ngeri. Jika ia menangis, dunia seolah menertawakan kelemahannya. Maka, ia berhenti tersenyum. Berhenti menangis. Berhenti berharap. Di usianya yang ke-16, ibunya meninggal secara tragis, dan ayahnya menghilang dalam perang yang tak pernah dimenangkannya. Takhta kerajaan jatuh ke tangannya—bukan karena ia menginginkannya, tetapi karena tidak ada pilihan lain. Zhefora, yang dulu hanya seorang gadis kesepian, kini berdiri sebagai Ratu Iblis yang ditakuti. Ia menguasai kerajaan dengan kebijaksanaan dan kekuatan, tetapi hatinya tetap kosong. Hanya Erem, tangan kanan dan penasihatnya, yang setia berada di sisinya. Namun, kekuasaan selalu membawa ancaman. Dalam sebuah ekspedisi untuk memperluas wilayahnya, pasukan kerajaan iblis terjebak dalam serangan brutal dari musuh yang tak terduga. Zhefora yang selama ini tak pernah goyah, untuk pertama kalinya menghadapi kemungkinan kekalahan. Di saat itulah ia melihatnya—Aroo. Seorang pria muda dengan kekuatan yang bahkan tak bisa ia duga. Ia bukan iblis, bukan manusia, bukan makhluk yang bisa Zhefora definisikan dengan mudah. Dengan satu gerakan, Aroo membalikkan keadaan. Pasukan musuh yang nyaris menghancurkan mereka, kini bertekuk lutut. Zhefora memandangnya dengan mata tajam. Siapa dia? Mengapa ia membantunya? Dan yang lebih penting... mengapa kehadirannya membuat hati Zhefora yang beku mulai retak? Seiring waktu, hubungan mereka berkembang—dari sekadar ratu dan panglima, menjadi sesuatu yang lebih berbahaya. Zhefora yang selama ini hanya mengenal kesepian, mulai merasakan sesuatu yang lebih dalam.
view moreDunia ini lebih dari sekadar perang antara iblis dan manusia. Ada mereka yang hidup dalam senyap, bergerak dalam bayangan, menunggu waktu yang tepat untuk bertindak. Di antara lembah curam yang tertutup kabut, Vordesh berdiri tanpa hukum, hanya dikuasai oleh mereka yang cukup kuat untuk bertahan. Kota ini adalah tempat di mana kepercayaan bisa dibeli, dan pengkhianatan adalah mata uang yang lebih berharga dari emas. Di salah satu sudut pasar yang remang-remang, seorang wanita bertudung gelap berusaha menyelinap di antara kerumunan. Nafasnya terengah, keringat dingin membasahi tengkuknya. Ia sedang diburu. Tangan kanannya erat menggenggam gulungan perkamen tua—bukan sembarang dokumen, melainkan sesuatu yang bisa mengubah keseimbangan dunia. Tiba-tiba, sebuah tangan mencengkeram pergelangan tangannya. Wanita itu menegang. Di hadapannya berdiri seorang pria tinggi berbaju hitam, mata merahnya berkilauan seperti bara api. Senyumnya tipis, dingin. "Kau membawa sesuatu yang berbaha
Erem berdiri tegap di gerbang utama istana, matanya tajam mengawasi keadaan sekitar. Sebagai tangan kanan Ratu Zhefora, ia memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan keamanan kerajaan iblis. Malam itu terasa lebih dingin dari biasanya, sesuatu yang jarang terjadi di wilayah yang dipenuhi energi iblis yang panas dan mengancam. Beberapa prajurit menghampirinya, memberi laporan tentang situasi di sekitar istana. "Perbatasan aman, Tuan Erem," ujar salah satu prajurit. Erem mengangguk, tetapi firasatnya mengatakan sebaliknya. Ada sesuatu yang tidak beres. Hawa di sekitarnya terasa berbeda—terlalu sunyi, seolah alam semesta menahan napas. Ia melangkah ke menara pengawas dan menatap ke arah hutan kegelapan yang mengelilingi kerajaan. Dalam kegelapan itu, ia menangkap sesuatu yang membuat jantungnya berdegup lebih kencang. Siluet-siluet bergerak di antara pepohonan, mata mereka merah menyala, tapi aura mereka… berbeda dari para iblis. Mereka bukan prajurit kerajaan iblis, juga bukan
Di dalam istana kegelapan yang menjulang tinggi, di balik jendela yang menghadap ke hamparan tanah tandus, Zhefora duduk dalam keheningan. Cahaya merah temaram dari kristal iblis yang menggantung di langit-langit kamarnya menerangi wajahnya yang pucat. Mata ungunya yang tajam menatap ke luar, ke arah langit kelam tanpa bintang. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, tidak ada gemuruh. Tidak ada jeritan. Tidak ada bisikan-bisikan penuh kebencian yang mengganggu pikirannya. Hanya ada keheningan yang mengalir seperti air dingin di dalam dadanya. Ia menghela napas pelan, membiarkan tubuhnya sedikit bersandar ke kursi megah berlapis beludru hitam. Jemarinya yang ramping menyentuh permukaan meja kayu eboni di hadapannya. Ada sesuatu yang berbeda hari ini. Seolah-olah dunia memberi jeda, sekejap saja, untuk membiarkannya bernapas. "Kenapa tenang sekali?" batinnya. Namun, bukannya jawaban dari luar, yang menjawab justru adalah sesuatu yang ada di dalam dirinya. "Karena kau mul
Malam itu, istana terasa lebih sunyi dari biasanya.Di lorong-lorong panjang, obor api biru masih menyala seperti biasa, tetapi cahayanya tampak lebih redup. Udara dingin berhembus pelan, menelusup ke setiap celah dinding batu obsidian.Zhefora duduk di singgasananya, mengamati keanehan yang terus terjadi dalam beberapa hari terakhir.Bukan hanya perubahan kecil seperti obor yang meredup atau pintu yang bergeser sendiri.Bukan hanya suara langkah samar yang terdengar di lorong-lorong kosong.Tapi sesuatu yang lebih dari itu.Sesuatu… yang mengawasi.Bayangan di Balik Kegelapan“Yang Mulia.”Suara Erem memecah kesunyian. Ia berjalan mendekat, wajahnya tetap tenang, tetapi ada ketegangan di balik sorot matanya.“Apa yang kau temukan?” tanya Zhefora tanpa menoleh.Erem berhenti di beberapa langkah darinya. Ia tampak ragu sejenak.Lalu, dengan suara pelan, ia berkata, “Kami menemukan sebuah tanda.”Zhefora akhirnya menoleh. “Tanda?”Erem mengangguk. “Di ukir di lantai aula timur… dengan d
Di dalam istana yang megah namun kelam, Zhefora berdiri di hadapan cermin besar yang terbuat dari obsidian. Kilau merah dari matanya memantul di permukaan gelap itu, menampilkan sosoknya yang dingin dan tak tergoyahkan. Gaun hitam dengan corak ungu gelap membalut tubuhnya, sementara mahkota bertatahkan batu iblis berkilauan di kepalanya. Ia adalah penguasa mutlak, Ratu dari kegelapan, namun di dalam keheningan ini, ada sesuatu yang terasa hampa. Ia memejamkan mata sejenak, mengingat kembali hari-hari di mana ia harus merangkak dalam bayang-bayang, dijauhi bahkan oleh bangsanya sendiri. Cakra iblis yang mengalir dalam dirinya bukan anugerah, melainkan kutukan yang membuatnya dianggap berbeda. Dulu ia merindukan kehangatan, menginginkan penerimaan, tetapi kini? Itu semua sudah terkubur bersama masa lalunya. Ia bukan lagi gadis yang rapuh—ia adalah penguasa, dan tidak ada tempat bagi kelemahan. Langkah-langkah sepatu berhaknya menggema di sepanjang lorong istana. Pilar-pilar raksas
Ratu Iblis Zhefora, yang kini tak lagi hanya seorang putri, berdiri di atas panggung batu besar, matahari yang terbenam memancarkan sinar merah ke seluruh kerajaan. Gaun hitam pekat yang dikenakannya berkilau di bawah cahaya senja, menambahkan kesan mistis pada dirinya. Di sekelilingnya, para prajurit manusia berdiri tegak, menyaksikan dengan penuh perhatian. Tidak ada iblis yang hadir di sana. Ini adalah hari milik manusia dan rakyat yang selama ini telah mengikuti perjalanan panjangnya. Setelah pelantikan yang penuh perayaan dengan darah iblis, Zhefora beralih pada peran barunya sebagai pemimpin bukan hanya untuk iblis, tetapi untuk seluruh rakyat manusia yang memilih untuk mengikutinya. Kerajaan yang besar ini, yang kini berada di bawah takhtanya, menantikan untuk melihat apakah ia bisa mengubah sejarah. Tidak ada lagi yang harus disembunyikan—bahwa seorang Ratu Iblis akan memimpin mereka. Di depan rakyat manusia, wajah Zhefora tampak lebih keras, lebih tegas dari sebelumnya, m
Langit Merah dan Takdir yang Terukir Di atas langit kerajaan iblis, cahaya merah menyala seperti bara api yang berkobar. Angin kencang berdesir, membawa aroma belerang dan debu magis yang berkilauan di udara. Hari ini bukan hari biasa. Hari ini adalah hari di mana seorang ratu baru akan bangkit, menggantikan penguasa sebelumnya. Di tengah altar batu hitam yang menjulang di pusat istana, seorang gadis berdiri dengan jubah panjang berwarna merah darah yang berkibar tertiup angin. Dia adalah Zhefora, sang pewaris tahta kerajaan iblis. Mata hitam legamnya menatap tajam ke depan, menyiratkan keteguhan hati yang tak tergoyahkan. Usianya baru 16 tahun, tetapi beban takdir yang ia emban jauh lebih berat dari usianya. Hari ini, ia akan meninggalkan masa kecilnya dan menerima gelar sebagai Ratu Iblis. Di sekelilingnya, ribuan iblis dari berbagai klan berkumpul. Mereka berdiri berjejer, memenuhi tanah luas di bawah altar. Beberapa memiliki sayap raksasa yang mengepak, menggetarkan udara. Yan
Takdir Sang Ratu IblisGadis kecil itu berdiri di tengah aula megah yang dingin, sendirian. Cahaya redup dari obor yang tergantung di dinding membuat bayangannya memanjang di lantai marmer hitam. Matanya yang merah menyala menatap lurus ke depan, penuh keteguhan yang terlalu besar untuk anak seusianya.Di sekelilingnya, para bangsawan iblis berbisik satu sama lain, bisikan yang cukup lirih untuk terdengar namun cukup menusuk untuk melukai."Anak itu bukan seperti kita.""Apa kau bisa merasakannya? Energinya begitu jahat, bahkan untuk kita sendiri.""Bagaimana bisa darah kerajaan mengalir dalam tubuhnya? Ini adalah aib."Zhefora tahu. Ia selalu tahu.Sejak ia mengerti dunia, ia tahu bahwa ia tidak diinginkan. Sejak ia bisa berbicara, ia tahu bahwa kata-katanya tidak pernah diinginkan. Sejak ia bisa berjalan, ia tahu bahwa keberadaannya lebih mirip kutukan daripada anugerah.Cakra iblis yang mengalir dalam tubuhnya terlalu kuat, terlalu mengerikan, bahkan bagi kaum iblis yang terbiasa d
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments