Home / Fantasi / Queen devil / Episode 1: Kenaikan Tahta Ratu Iblis Zhefora

Share

Episode 1: Kenaikan Tahta Ratu Iblis Zhefora

Author: ellieleven
last update Last Updated: 2025-02-05 11:40:44

Langit Merah dan Takdir yang Terukir

Di atas langit kerajaan iblis, cahaya merah menyala seperti bara api yang berkobar. Angin kencang berdesir, membawa aroma belerang dan debu magis yang berkilauan di udara. Hari ini bukan hari biasa. Hari ini adalah hari di mana seorang ratu baru akan bangkit, menggantikan penguasa sebelumnya.

Di tengah altar batu hitam yang menjulang di pusat istana, seorang gadis berdiri dengan jubah panjang berwarna merah darah yang berkibar tertiup angin. Dia adalah Zhefora, sang pewaris tahta kerajaan iblis. Mata hitam legamnya menatap tajam ke depan, menyiratkan keteguhan hati yang tak tergoyahkan. Usianya baru 16 tahun, tetapi beban takdir yang ia emban jauh lebih berat dari usianya. Hari ini, ia akan meninggalkan masa kecilnya dan menerima gelar sebagai Ratu Iblis.

Di sekelilingnya, ribuan iblis dari berbagai klan berkumpul. Mereka berdiri berjejer, memenuhi tanah luas di bawah altar. Beberapa memiliki sayap raksasa yang mengepak, menggetarkan udara. Yang lain berbentuk bayangan kabur, hanya terlihat dari mata merah yang berkilauan dalam gelap. Suara-suara bisikan terdengar, mencampur antara rasa hormat, kagum, dan ketakutan.

“Dia masih muda…,” bisik salah satu iblis bertubuh raksasa.

“Tapi dia mewarisi cakra iblis… darahnya lebih kuat dari penguasa sebelumnya,” jawab iblis lain, suaranya bergetar dengan ketakjuban.

Dari kejauhan, dentuman guntur menggelegar, disusul oleh hujan api yang turun perlahan seperti kelopak bunga neraka. Langit menyaksikan peristiwa ini dengan murka dan keagungan, seakan merestui kehadiran penguasa baru.

Ritual Penobatan

Di depan Zhefora, seorang tetua iblis berusia ribuan tahun melangkah maju. Tubuhnya dibalut jubah hitam dengan simbol kuno yang berkilauan samar. Di tangannya, sebuah mahkota berwarna obsidian berhiaskan batu merah darah berdenyut seperti jantung hidup.

"Zhefora, putri dari Ratu Lavra, pewaris darah iblis agung," suara tetua itu bergema di seluruh tanah iblis, suaranya mengandung kekuatan sihir yang membuat tanah bergetar. "Dengan warisan yang kau bawa, dengan cakra iblis yang mengalir dalam nadimu, dan dengan pengorbanan yang telah terjadi—hari ini, kau akan diakui sebagai Ratu Iblis yang sah."

Zhefora tetap diam, matanya menatap ke depan dengan ketenangan yang mengintimidasi. Tak ada keraguan dalam dirinya. Takdir telah memilihnya.

Tetua itu mengangkat mahkota obsidian tinggi-tinggi. Seketika, angin menderu lebih kencang, menciptakan pusaran energi di sekitar altar. Api biru menyala dari dasar tanah, mengelilingi altar seperti nyala hidup yang memuja kehadiran sang pewaris baru.

"Terimalah takdirmu, wahai Ratu Iblis!"

Mahkota itu perlahan turun ke atas kepala Zhefora. Begitu menyentuh rambutnya, ledakan energi dahsyat terjadi. Cahaya merah keunguan meledak dari tubuhnya, menjalar ke langit dan menyelimuti seluruh kerajaan iblis dalam aura yang mengguncang dunia.

Tiba-tiba, tanah di bawahnya merekah, dan pilar-pilar hitam menjulang dari dalam bumi. Suara gemuruh terdengar di mana-mana, seolah-olah dunia iblis sedang mengakui keberadaan penguasa baru. Gunung-gunung bergetar, lautan neraka bergolak, dan langit yang semula merah semakin gelap, dihiasi kilatan petir ungu yang membelah cakrawala.

Para iblis yang menyaksikan kejadian itu tersentak. Beberapa berlutut tanpa sadar, sementara yang lain menatap dengan kagum dan ketakutan. Sang Ratu baru saja bangkit, dan kekuatannya telah menggetarkan alam semesta.

Penerimaan Takdir

Zhefora perlahan membuka matanya. Di balik kilatan cahaya magis, iris matanya bersinar merah terang, berbeda dari sebelumnya. Cakra iblis dalam dirinya telah bangkit sepenuhnya. Ia merasakan kekuatan yang luar biasa mengalir di setiap ujung jarinya.

Ia melangkah ke tepi altar, menatap seluruh rakyatnya. Tidak ada senyum di wajahnya, hanya tatapan dingin yang tak terbaca. Namun, dalam hatinya, ia merasakan sesuatu yang baru—tanggung jawab.

Dengan suara yang kuat dan bergema, ia akhirnya berbicara.

"Mulai hari ini, aku adalah penguasa kalian. Aku tidak meminta kesetiaan. Aku menuntutnya."

Seketika, seluruh iblis di tanah itu membungkuk, bersujud di hadapan Ratu mereka yang baru. Suara gemuruh dari kesetiaan dan ketakutan terdengar serentak di seluruh penjuru kerajaan.

Di atas langit, burung iblis raksasa berputar-putar, menandakan kelahiran era baru. Zhefora telah menerima takdirnya, dan dunia iblis akan berubah selamanya di bawah pemerintahannya.

Kegelapan baru telah bangkit.

Langit Bergetar, Dunia Berlutut

Angin neraka masih berhembus kencang, membawa suara desiran menyeramkan di antara pasukan iblis yang bersujud. Setelah mahkota obsidian bertakhta di kepalanya, tubuh Zhefora masih memancarkan aura merah keunguan yang berdenyut layaknya nadi kehidupan.

Di langit, kilatan petir ungu kembali menyambar, membelah cakrawala, menggetarkan seluruh wilayah iblis. Gunung berapi yang tersebar di kejauhan ikut bergemuruh, mengeluarkan lahar yang mengalir perlahan, seakan menyambut penguasa baru mereka.

Dari atas altar hitam raksasa, Zhefora berdiri tegap, mengamati ribuan pasang mata yang tertunduk di bawahnya. Mereka bukan hanya rakyatnya. Mereka adalah iblis-iblis haus darah yang telah hidup selama ribuan tahun. Beberapa pernah mengabdi pada Ratu Lavra, ibunya. Beberapa lainnya adalah musuh dalam selimut, menunggu saat yang tepat untuk menggulingkannya.

Namun, malam ini, tak seorang pun berani menentang.

Sang Ratu telah bangkit.

Tangan kanan sang Ratu

Dari balik kerumunan, sosok tinggi dengan armor hitam yang berkilauan melangkah maju. Rambut peraknya menjuntai liar di punggung, dan mata keemasan miliknya bersinar tajam dalam kegelapan.

Dialah Erem, tangan kanan terpercaya Ratu sebelumnya—dan kini, milik Zhefora.

Dia berlutut di hadapan altar, satu kepalan tangannya menghantam tanah sebagai bentuk pengabdian. "Hamba bersumpah setia, Ratu Zhefora," suaranya dalam, bergema di seluruh kerajaan.

Zhefora menatapnya tanpa ekspresi, tapi dalam hatinya, ia tahu kesetiaan Erem bukan hal yang bisa diragukan. Pria ini telah bersama ibunya selama bertahun-tahun, menjadi eksekutor terkuat kerajaan. Namun, apakah kesetiaan itu akan sama dengannya?

"Aku tak butuh sumpah," suara Zhefora akhirnya terdengar, menusuk malam yang mencekam. "Kesetiaan akan kubuktikan dengan darah, bukan kata-kata."

Erem tidak bergeming. Ia hanya menundukkan kepala lebih dalam, menerima titah sang ratu.

Pemberontakan di Malam Penobatan

Tiba-tiba, dari tengah-tengah barisan iblis, suara tawa sinis terdengar. Lalu, seseorang melompat ke altar, menghadang langsung di depan Zhefora.

Dialah Kazreth, pemimpin klan iblis bersayap hitam, salah satu yang paling kuat di kerajaan ini.

"Lucu," Kazreth mendengus, sayap hitam besarnya mengepak, menciptakan badai debu di sekelilingnya. "Kerajaan iblis sekarang dipimpin oleh seorang gadis belia?" Matanya yang menyala merah menyeringai licik. "Kau pikir kami akan tunduk begitu saja?"

Iblis-iblis lain mulai saling berbisik. Ini adalah ujian pertama bagi Ratu baru mereka. Jika Zhefora tidak bisa mengalahkan Kazreth, maka tahtanya akan jatuh bahkan sebelum malam ini berakhir.

Erem sudah bersiap menarik pedangnya, tapi sebelum ia bergerak, Zhefora mengangkat satu tangan, menghentikannya.

"Jangan ikut campur," ujarnya dingin.

Kazreth tertawa lagi, tetapi tawanya hanya berlangsung beberapa detik sebelum sebuah bayangan menghilang dari tempat Zhefora berdiri.

Dalam sekejap, Kazreth terhempas ke udara, dadanya terkena hantaman dahsyat hingga pilar batu hitam di belakangnya retak.

"Kau bilang aku terlalu belia?" Zhefora berjalan mendekat, suaranya tenang namun membawa tekanan besar. "Aku bisa mencabik-cabik tubuhmu sebelum kau sempat menyadarinya."

Kazreth tersentak. Ia mencoba bangkit, tetapi sesuatu menghentikannya. Tubuhnya gemetar.

Baru kali ini dalam hidupnya, ia merasakan ketakutan yang begitu mendalam.

Mata Zhefora kini bersinar lebih terang, auranya berubah. Udara di sekitar mereka tiba-tiba menjadi berat. Semua iblis yang hadir bisa merasakan kekuatan itu—sesuatu yang lebih gelap, lebih dalam, lebih kuat daripada penguasa sebelumnya.

Cakra iblis dalam darahnya telah bangkit sepenuhnya.

Dengan satu gerakan tangan, Kazreth terangkat ke udara tanpa bisa melawan. Udara seolah tersedot dari paru-parunya, membuatnya tercekik oleh tekanan yang tak terlihat.

"Ma—Maafkan aku, Ratu…!" Kazreth akhirnya memohon, suaranya nyaris tak terdengar.

Zhefora menatapnya sebentar, lalu membuangnya ke tanah seperti sampah. "Pergilah, dan jangan pernah tunjukkan wajahmu lagi di hadapanku."

Tanpa berkata apa-apa, Kazreth merangkak pergi, kepalanya tertunduk dalam rasa malu.

Semua iblis yang menyaksikan kejadian itu langsung berlutut lebih dalam. Kini, tak ada lagi yang berani mempertanyakan posisi sang Ratu.

Zhefora menatap ke arah langit, petir ungu masih menyambar, seakan menyambut era barunya.

Di dalam hatinya, ia tahu—malam ini, ia telah membuktikan dirinya. Namun, masih ada pertanyaan yang menghantui pikirannya.

"Apakah aku siap menghadapi musuh yang lebih besar?"

Sebab, Zhefora sadar…

Pemerintahan sejati seorang ratu bukan hanya soal menguasai rakyatnya, tapi juga menghadapi mereka yang ingin menjatuhkannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Queen devil   Episode 2 Lanjutan

    Ratu Iblis Zhefora, yang kini tak lagi hanya seorang putri, berdiri di atas panggung batu besar, matahari yang terbenam memancarkan sinar merah ke seluruh kerajaan. Gaun hitam pekat yang dikenakannya berkilau di bawah cahaya senja, menambahkan kesan mistis pada dirinya. Di sekelilingnya, para prajurit manusia berdiri tegak, menyaksikan dengan penuh perhatian. Tidak ada iblis yang hadir di sana. Ini adalah hari milik manusia dan rakyat yang selama ini telah mengikuti perjalanan panjangnya. Setelah pelantikan yang penuh perayaan dengan darah iblis, Zhefora beralih pada peran barunya sebagai pemimpin bukan hanya untuk iblis, tetapi untuk seluruh rakyat manusia yang memilih untuk mengikutinya. Kerajaan yang besar ini, yang kini berada di bawah takhtanya, menantikan untuk melihat apakah ia bisa mengubah sejarah. Tidak ada lagi yang harus disembunyikan—bahwa seorang Ratu Iblis akan memimpin mereka. Di depan rakyat manusia, wajah Zhefora tampak lebih keras, lebih tegas dari sebelumnya, m

    Last Updated : 2025-02-07
  • Queen devil   Episode 3 Pengkhianatan

    Di dalam istana yang megah namun kelam, Zhefora berdiri di hadapan cermin besar yang terbuat dari obsidian. Kilau merah dari matanya memantul di permukaan gelap itu, menampilkan sosoknya yang dingin dan tak tergoyahkan. Gaun hitam dengan corak ungu gelap membalut tubuhnya, sementara mahkota bertatahkan batu iblis berkilauan di kepalanya. Ia adalah penguasa mutlak, Ratu dari kegelapan, namun di dalam keheningan ini, ada sesuatu yang terasa hampa. Ia memejamkan mata sejenak, mengingat kembali hari-hari di mana ia harus merangkak dalam bayang-bayang, dijauhi bahkan oleh bangsanya sendiri. Cakra iblis yang mengalir dalam dirinya bukan anugerah, melainkan kutukan yang membuatnya dianggap berbeda. Dulu ia merindukan kehangatan, menginginkan penerimaan, tetapi kini? Itu semua sudah terkubur bersama masa lalunya. Ia bukan lagi gadis yang rapuh—ia adalah penguasa, dan tidak ada tempat bagi kelemahan. Langkah-langkah sepatu berhaknya menggema di sepanjang lorong istana. Pilar-pilar raksas

    Last Updated : 2025-02-07
  • Queen devil   episode 4

    Malam itu, istana terasa lebih sunyi dari biasanya.Di lorong-lorong panjang, obor api biru masih menyala seperti biasa, tetapi cahayanya tampak lebih redup. Udara dingin berhembus pelan, menelusup ke setiap celah dinding batu obsidian.Zhefora duduk di singgasananya, mengamati keanehan yang terus terjadi dalam beberapa hari terakhir.Bukan hanya perubahan kecil seperti obor yang meredup atau pintu yang bergeser sendiri.Bukan hanya suara langkah samar yang terdengar di lorong-lorong kosong.Tapi sesuatu yang lebih dari itu.Sesuatu… yang mengawasi.Bayangan di Balik Kegelapan“Yang Mulia.”Suara Erem memecah kesunyian. Ia berjalan mendekat, wajahnya tetap tenang, tetapi ada ketegangan di balik sorot matanya.“Apa yang kau temukan?” tanya Zhefora tanpa menoleh.Erem berhenti di beberapa langkah darinya. Ia tampak ragu sejenak.Lalu, dengan suara pelan, ia berkata, “Kami menemukan sebuah tanda.”Zhefora akhirnya menoleh. “Tanda?”Erem mengangguk. “Di ukir di lantai aula timur… dengan d

    Last Updated : 2025-02-07
  • Queen devil   episode 5

    Di dalam istana kegelapan yang menjulang tinggi, di balik jendela yang menghadap ke hamparan tanah tandus, Zhefora duduk dalam keheningan. Cahaya merah temaram dari kristal iblis yang menggantung di langit-langit kamarnya menerangi wajahnya yang pucat. Mata ungunya yang tajam menatap ke luar, ke arah langit kelam tanpa bintang. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, tidak ada gemuruh. Tidak ada jeritan. Tidak ada bisikan-bisikan penuh kebencian yang mengganggu pikirannya. Hanya ada keheningan yang mengalir seperti air dingin di dalam dadanya. Ia menghela napas pelan, membiarkan tubuhnya sedikit bersandar ke kursi megah berlapis beludru hitam. Jemarinya yang ramping menyentuh permukaan meja kayu eboni di hadapannya. Ada sesuatu yang berbeda hari ini. Seolah-olah dunia memberi jeda, sekejap saja, untuk membiarkannya bernapas. "Kenapa tenang sekali?" batinnya. Namun, bukannya jawaban dari luar, yang menjawab justru adalah sesuatu yang ada di dalam dirinya. "Karena kau mul

    Last Updated : 2025-02-08
  • Queen devil   Episode 6

    Erem berdiri tegap di gerbang utama istana, matanya tajam mengawasi keadaan sekitar. Sebagai tangan kanan Ratu Zhefora, ia memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan keamanan kerajaan iblis. Malam itu terasa lebih dingin dari biasanya, sesuatu yang jarang terjadi di wilayah yang dipenuhi energi iblis yang panas dan mengancam. Beberapa prajurit menghampirinya, memberi laporan tentang situasi di sekitar istana. "Perbatasan aman, Tuan Erem," ujar salah satu prajurit. Erem mengangguk, tetapi firasatnya mengatakan sebaliknya. Ada sesuatu yang tidak beres. Hawa di sekitarnya terasa berbeda—terlalu sunyi, seolah alam semesta menahan napas. Ia melangkah ke menara pengawas dan menatap ke arah hutan kegelapan yang mengelilingi kerajaan. Dalam kegelapan itu, ia menangkap sesuatu yang membuat jantungnya berdegup lebih kencang. Siluet-siluet bergerak di antara pepohonan, mata mereka merah menyala, tapi aura mereka… berbeda dari para iblis. Mereka bukan prajurit kerajaan iblis, juga bukan

    Last Updated : 2025-02-09
  • Queen devil   Episode 7

    Dunia ini lebih dari sekadar perang antara iblis dan manusia. Ada mereka yang hidup dalam senyap, bergerak dalam bayangan, menunggu waktu yang tepat untuk bertindak. Di antara lembah curam yang tertutup kabut, Vordesh berdiri tanpa hukum, hanya dikuasai oleh mereka yang cukup kuat untuk bertahan. Kota ini adalah tempat di mana kepercayaan bisa dibeli, dan pengkhianatan adalah mata uang yang lebih berharga dari emas. Di salah satu sudut pasar yang remang-remang, seorang wanita bertudung gelap berusaha menyelinap di antara kerumunan. Nafasnya terengah, keringat dingin membasahi tengkuknya. Ia sedang diburu. Tangan kanannya erat menggenggam gulungan perkamen tua—bukan sembarang dokumen, melainkan sesuatu yang bisa mengubah keseimbangan dunia. Tiba-tiba, sebuah tangan mencengkeram pergelangan tangannya. Wanita itu menegang. Di hadapannya berdiri seorang pria tinggi berbaju hitam, mata merahnya berkilauan seperti bara api. Senyumnya tipis, dingin. "Kau membawa sesuatu yang berbaha

    Last Updated : 2025-02-09
  • Queen devil   Prolog

    Takdir Sang Ratu IblisGadis kecil itu berdiri di tengah aula megah yang dingin, sendirian. Cahaya redup dari obor yang tergantung di dinding membuat bayangannya memanjang di lantai marmer hitam. Matanya yang merah menyala menatap lurus ke depan, penuh keteguhan yang terlalu besar untuk anak seusianya.Di sekelilingnya, para bangsawan iblis berbisik satu sama lain, bisikan yang cukup lirih untuk terdengar namun cukup menusuk untuk melukai."Anak itu bukan seperti kita.""Apa kau bisa merasakannya? Energinya begitu jahat, bahkan untuk kita sendiri.""Bagaimana bisa darah kerajaan mengalir dalam tubuhnya? Ini adalah aib."Zhefora tahu. Ia selalu tahu.Sejak ia mengerti dunia, ia tahu bahwa ia tidak diinginkan. Sejak ia bisa berbicara, ia tahu bahwa kata-katanya tidak pernah diinginkan. Sejak ia bisa berjalan, ia tahu bahwa keberadaannya lebih mirip kutukan daripada anugerah.Cakra iblis yang mengalir dalam tubuhnya terlalu kuat, terlalu mengerikan, bahkan bagi kaum iblis yang terbiasa d

    Last Updated : 2025-02-03

Latest chapter

  • Queen devil   Episode 7

    Dunia ini lebih dari sekadar perang antara iblis dan manusia. Ada mereka yang hidup dalam senyap, bergerak dalam bayangan, menunggu waktu yang tepat untuk bertindak. Di antara lembah curam yang tertutup kabut, Vordesh berdiri tanpa hukum, hanya dikuasai oleh mereka yang cukup kuat untuk bertahan. Kota ini adalah tempat di mana kepercayaan bisa dibeli, dan pengkhianatan adalah mata uang yang lebih berharga dari emas. Di salah satu sudut pasar yang remang-remang, seorang wanita bertudung gelap berusaha menyelinap di antara kerumunan. Nafasnya terengah, keringat dingin membasahi tengkuknya. Ia sedang diburu. Tangan kanannya erat menggenggam gulungan perkamen tua—bukan sembarang dokumen, melainkan sesuatu yang bisa mengubah keseimbangan dunia. Tiba-tiba, sebuah tangan mencengkeram pergelangan tangannya. Wanita itu menegang. Di hadapannya berdiri seorang pria tinggi berbaju hitam, mata merahnya berkilauan seperti bara api. Senyumnya tipis, dingin. "Kau membawa sesuatu yang berbaha

  • Queen devil   Episode 6

    Erem berdiri tegap di gerbang utama istana, matanya tajam mengawasi keadaan sekitar. Sebagai tangan kanan Ratu Zhefora, ia memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan keamanan kerajaan iblis. Malam itu terasa lebih dingin dari biasanya, sesuatu yang jarang terjadi di wilayah yang dipenuhi energi iblis yang panas dan mengancam. Beberapa prajurit menghampirinya, memberi laporan tentang situasi di sekitar istana. "Perbatasan aman, Tuan Erem," ujar salah satu prajurit. Erem mengangguk, tetapi firasatnya mengatakan sebaliknya. Ada sesuatu yang tidak beres. Hawa di sekitarnya terasa berbeda—terlalu sunyi, seolah alam semesta menahan napas. Ia melangkah ke menara pengawas dan menatap ke arah hutan kegelapan yang mengelilingi kerajaan. Dalam kegelapan itu, ia menangkap sesuatu yang membuat jantungnya berdegup lebih kencang. Siluet-siluet bergerak di antara pepohonan, mata mereka merah menyala, tapi aura mereka… berbeda dari para iblis. Mereka bukan prajurit kerajaan iblis, juga bukan

  • Queen devil   episode 5

    Di dalam istana kegelapan yang menjulang tinggi, di balik jendela yang menghadap ke hamparan tanah tandus, Zhefora duduk dalam keheningan. Cahaya merah temaram dari kristal iblis yang menggantung di langit-langit kamarnya menerangi wajahnya yang pucat. Mata ungunya yang tajam menatap ke luar, ke arah langit kelam tanpa bintang. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, tidak ada gemuruh. Tidak ada jeritan. Tidak ada bisikan-bisikan penuh kebencian yang mengganggu pikirannya. Hanya ada keheningan yang mengalir seperti air dingin di dalam dadanya. Ia menghela napas pelan, membiarkan tubuhnya sedikit bersandar ke kursi megah berlapis beludru hitam. Jemarinya yang ramping menyentuh permukaan meja kayu eboni di hadapannya. Ada sesuatu yang berbeda hari ini. Seolah-olah dunia memberi jeda, sekejap saja, untuk membiarkannya bernapas. "Kenapa tenang sekali?" batinnya. Namun, bukannya jawaban dari luar, yang menjawab justru adalah sesuatu yang ada di dalam dirinya. "Karena kau mul

  • Queen devil   episode 4

    Malam itu, istana terasa lebih sunyi dari biasanya.Di lorong-lorong panjang, obor api biru masih menyala seperti biasa, tetapi cahayanya tampak lebih redup. Udara dingin berhembus pelan, menelusup ke setiap celah dinding batu obsidian.Zhefora duduk di singgasananya, mengamati keanehan yang terus terjadi dalam beberapa hari terakhir.Bukan hanya perubahan kecil seperti obor yang meredup atau pintu yang bergeser sendiri.Bukan hanya suara langkah samar yang terdengar di lorong-lorong kosong.Tapi sesuatu yang lebih dari itu.Sesuatu… yang mengawasi.Bayangan di Balik Kegelapan“Yang Mulia.”Suara Erem memecah kesunyian. Ia berjalan mendekat, wajahnya tetap tenang, tetapi ada ketegangan di balik sorot matanya.“Apa yang kau temukan?” tanya Zhefora tanpa menoleh.Erem berhenti di beberapa langkah darinya. Ia tampak ragu sejenak.Lalu, dengan suara pelan, ia berkata, “Kami menemukan sebuah tanda.”Zhefora akhirnya menoleh. “Tanda?”Erem mengangguk. “Di ukir di lantai aula timur… dengan d

  • Queen devil   Episode 3 Pengkhianatan

    Di dalam istana yang megah namun kelam, Zhefora berdiri di hadapan cermin besar yang terbuat dari obsidian. Kilau merah dari matanya memantul di permukaan gelap itu, menampilkan sosoknya yang dingin dan tak tergoyahkan. Gaun hitam dengan corak ungu gelap membalut tubuhnya, sementara mahkota bertatahkan batu iblis berkilauan di kepalanya. Ia adalah penguasa mutlak, Ratu dari kegelapan, namun di dalam keheningan ini, ada sesuatu yang terasa hampa. Ia memejamkan mata sejenak, mengingat kembali hari-hari di mana ia harus merangkak dalam bayang-bayang, dijauhi bahkan oleh bangsanya sendiri. Cakra iblis yang mengalir dalam dirinya bukan anugerah, melainkan kutukan yang membuatnya dianggap berbeda. Dulu ia merindukan kehangatan, menginginkan penerimaan, tetapi kini? Itu semua sudah terkubur bersama masa lalunya. Ia bukan lagi gadis yang rapuh—ia adalah penguasa, dan tidak ada tempat bagi kelemahan. Langkah-langkah sepatu berhaknya menggema di sepanjang lorong istana. Pilar-pilar raksas

  • Queen devil   Episode 2 Lanjutan

    Ratu Iblis Zhefora, yang kini tak lagi hanya seorang putri, berdiri di atas panggung batu besar, matahari yang terbenam memancarkan sinar merah ke seluruh kerajaan. Gaun hitam pekat yang dikenakannya berkilau di bawah cahaya senja, menambahkan kesan mistis pada dirinya. Di sekelilingnya, para prajurit manusia berdiri tegak, menyaksikan dengan penuh perhatian. Tidak ada iblis yang hadir di sana. Ini adalah hari milik manusia dan rakyat yang selama ini telah mengikuti perjalanan panjangnya. Setelah pelantikan yang penuh perayaan dengan darah iblis, Zhefora beralih pada peran barunya sebagai pemimpin bukan hanya untuk iblis, tetapi untuk seluruh rakyat manusia yang memilih untuk mengikutinya. Kerajaan yang besar ini, yang kini berada di bawah takhtanya, menantikan untuk melihat apakah ia bisa mengubah sejarah. Tidak ada lagi yang harus disembunyikan—bahwa seorang Ratu Iblis akan memimpin mereka. Di depan rakyat manusia, wajah Zhefora tampak lebih keras, lebih tegas dari sebelumnya, m

  • Queen devil   Episode 1: Kenaikan Tahta Ratu Iblis Zhefora

    Langit Merah dan Takdir yang Terukir Di atas langit kerajaan iblis, cahaya merah menyala seperti bara api yang berkobar. Angin kencang berdesir, membawa aroma belerang dan debu magis yang berkilauan di udara. Hari ini bukan hari biasa. Hari ini adalah hari di mana seorang ratu baru akan bangkit, menggantikan penguasa sebelumnya. Di tengah altar batu hitam yang menjulang di pusat istana, seorang gadis berdiri dengan jubah panjang berwarna merah darah yang berkibar tertiup angin. Dia adalah Zhefora, sang pewaris tahta kerajaan iblis. Mata hitam legamnya menatap tajam ke depan, menyiratkan keteguhan hati yang tak tergoyahkan. Usianya baru 16 tahun, tetapi beban takdir yang ia emban jauh lebih berat dari usianya. Hari ini, ia akan meninggalkan masa kecilnya dan menerima gelar sebagai Ratu Iblis. Di sekelilingnya, ribuan iblis dari berbagai klan berkumpul. Mereka berdiri berjejer, memenuhi tanah luas di bawah altar. Beberapa memiliki sayap raksasa yang mengepak, menggetarkan udara. Yan

  • Queen devil   Prolog

    Takdir Sang Ratu IblisGadis kecil itu berdiri di tengah aula megah yang dingin, sendirian. Cahaya redup dari obor yang tergantung di dinding membuat bayangannya memanjang di lantai marmer hitam. Matanya yang merah menyala menatap lurus ke depan, penuh keteguhan yang terlalu besar untuk anak seusianya.Di sekelilingnya, para bangsawan iblis berbisik satu sama lain, bisikan yang cukup lirih untuk terdengar namun cukup menusuk untuk melukai."Anak itu bukan seperti kita.""Apa kau bisa merasakannya? Energinya begitu jahat, bahkan untuk kita sendiri.""Bagaimana bisa darah kerajaan mengalir dalam tubuhnya? Ini adalah aib."Zhefora tahu. Ia selalu tahu.Sejak ia mengerti dunia, ia tahu bahwa ia tidak diinginkan. Sejak ia bisa berbicara, ia tahu bahwa kata-katanya tidak pernah diinginkan. Sejak ia bisa berjalan, ia tahu bahwa keberadaannya lebih mirip kutukan daripada anugerah.Cakra iblis yang mengalir dalam tubuhnya terlalu kuat, terlalu mengerikan, bahkan bagi kaum iblis yang terbiasa d

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status