Setelah putrinya sekarat, Afkar Rajendra dicampakkan istrinya dengan kejam. Dalam keadaan putus asa, Afkar berniat memeras uang dari putri keluarga kaya dengan mempertaruhkan nyawanya. Tak disangka, naga yang bersemayam dalam tubuhnya malah tiba-tiba terbangun .... Sejak saat itu, Afkar menguasai kota ini dengan bantuan naga yang berada dalam tubuhnya!
view moreBesok adalah hari Turnamen Chartreuse dimulai. Afkar dan lainnya tidak berani membuang waktu.Setelah meninggalkan Kota Perom, pemandangan di sepanjang perjalanan terus berubah. Mereka melewati padang pasir yang tandus.Ketika hampir tiba di Pegunungan Langga, yang pertama terlihat adalah oasis kecil yang tersebar, lalu disusul oleh padang rumput dan hutan yang membentang luas. Pemandangannya terlihat unik dan memesona.Setelah melihat pegunungan megah setinggi 2.000 meter lebih, mereka melanjutkan perjalanan sekitar 500 kilometer lagi hingga terlihat sebuah desa."Desa yang ada di depan adalah pos penerimaan yang didirikan Sekte Langga untuk dunia luar," jelas Lena.Mobil melaju masuk ke desa, lalu berhenti di sebuah bangunan kecil yang tampak seperti penginapan di bagian utara desa.Afkar memandang desa ini. Dia merasakan nuansa kuno yang begitu kental. Jika bukan karena ada tiang listrik di sekitar, Afkar akan berpikir bahwa dirinya telah melintasi waktu.Kala ini, tanah kosong bagi
Ketika Afkar pergi, Lena sudah menceritakan semua kejadiannya kepada Rose. Setelah Rose mendengarnya, perasaannya campur aduk.Setelah menyadari Rose terpengaruh obat bius, Afkar membawanya ke kamar Lena dan tidak mengambil keuntungan darinya. Rose seharusnya berterima kasih kepada Afkar. Namun, entah mengapa, Rose malah sangat membenci pria ini.Rose merasa bahwa Afkar adalah pria paling menyebalkan di dunia ini. Afkar tidak pernah memperlakukan Rose layaknya seorang wanita.Ketika menghadapi Rose yang terpengaruh obat bius dan langsung memeluknya, cara Afkar mengatasinya malah memukul Rose sampai pingsan? Luar biasa!Afkar menghadapi tatapan Rose yang dipenuhi niat membunuh dengan menimpali, "Kalau nggak memukulmu sampai pingsan, aku harus gimana? Membiarkanmu terus menggodaku?""Kamu ...," tutur Rose. Setelah mendengar ucapan Afkar, wajahnya seketika memerah.Lantaran merasa malu sekaligus kesal, Rose menggertakkan gigi, lalu turun dari tempat tidur dan berteriak, "Aku akan membunu
Afkar mendengus dingin, lalu menggendong Rose meninggalkan kamar ini. Dia juga menutup pintu untuk Mohit dan Dustin.Afkar tidak tahu apa jenis dan efek racun ini. Namun, apa pun itu, biar mereka berdua menanggung akibatnya sendiri.Tok! Tok! Tok!Afkar menggendong Rose langsung ke kamar Lena dan mengetuk pintu.Begitu melihat keadaan Rose, Lena seketika tertegun dan bertanya dengan heran, "Eh? Apa yang terjadi?""Dia dibius obat. Kita bicara di dalam saja," sahut Afkar sebelum masuk ke kamar. Dia meletakkan Rose di atas tempat tidur, lalu menceritakan kejadiannya kepada Lena."Menurut perkiraanku, seharusnya ada yang nggak beres dengan cairan obat nyamuk itu," kata Afkar.Setelah mendengar penjelasan Afkar, Lena berteriak dengan ekspresi marah, "Berengsek! Nggak disangka, orang-orang dari Keluarga Pakusa begitu keji!"Setelah mengatakan itu, Lena menatap Rose yang masih pingsan dengan khawatir sambil bertanya, "Pak Afkar, Rose nggak apa-apa, 'kan? Apa efek racun ini?"Afkar menggeleng
"Oh, kalau begitu terima kasih!" Afkar tidak berpikir banyak dan memberi jalan untuk staf hotel itu.Setelah masuk, staf itu menancapkan obat nyamuk elektrik ke stopkontak di dinding. "Sebelum tidur nanti, nyalakan beberapa menit dulu.""Baik, lanjutkan saja pekerjaanmu." Afkar melambaikan tangannya.Setelah staf itu pergi, Rose langsung berjalan ke arah alat itu. Dia menyalakannya, lalu menoleh ke Afkar dengan ekspresi dingin. "Aku sudah nyetir seharian dan sangat capek. Aku mau tidur sekarang. Hei, kamu sudah mau tidur atau belum?""Kalau belum, jangan berisik ya! Kalau sampai menggangguku, jangan salahkan aku bertindak kasar!" Sambil berkata demikian, Rose mengayunkan tinjunya ke arah Afkar untuk memperingatkan.Gadis ini selalu menganggap dirinya lebih kuat dari Afkar, jadi sering menggunakan kekerasan untuk mengancamnya.Afkar mencibir dan mengangkat tangannya. "Ya, ya, aku nggak bakal mengganggumu. Silakan tidur."Rose menatapnya tajam, lalu memperingatkan lagi, "Ingat, jangan ma
"Turnamen Chartreuse kali ini harus menjadi momen yang mendepak Keluarga Samoa dari Aliansi Seni Bela Diri Kuno! Nggak boleh ada sedikit pun kesalahan!"Sebelumnya mereka sengaja memprovokasi Afkar, bukan hanya untuk mempermalukan Keluarga Samoa, tetapi juga untuk menguji kekuatannya.Saat ini, mata Dustin tiba-tiba berbinar-binar. Dia terkekeh-kekeh sinis dan berujar, "Aku punya ide!"Usai berkata demikian, dia mengeluarkan sebuah botol kecil dari sakunya. Senyuman licik dan keji muncul di wajahnya."Aku sudah menyelidiki, dua peserta dari Keluarga Samoa tinggal dalam satu kamar. Biarkan mereka menikmati efek dari Air Penghapus Ingatan ini! Haha ....""Air Penghapus Ingatan? Apa itu?" Saiful mengangkat alis dengan penasaran.Mohit yang melihat adiknya mengeluarkan benda itu, langsung menyeringai jahat. "Dustin, kamu benar-benar licik! Kenapa aku nggak kepikiran ya?"Kedua bersaudara itu sangat bersemangat saat menjelaskan efek dari Air Penghapus Ingatan kepada Saiful.Pada dasarnya, i
Afkar mencibir. "Aku datang untuk membantu Keluarga Samoa mempertahankan status sebagai keluarga seni bela diri kuno, tapi kamu minta aku tidur di sofa? Lagi pula, aku hanya bersikap sopan dan lembut kepada wanita yang kusukai! Sayangnya, kamu nggak termasuk dalam daftar itu!"Afkar tersenyum tipis, lalu meneruskan, "Pokoknya aku nggak akan turun dari tempat tidur. Kalau nggak terima, kamu bisa naik ke sini."Rose selalu memandangnya dengan jengkel. Afkar sebenarnya malas berdebat dengan wanita ini, tetapi jika ada kesempatan untuk menggodanya, itu cukup menyenangkan.Rose memelototi Afkar seperti ingin membunuhnya. "Kamu ini benar-benar nggak tahu malu!""Hehe, terima kasih." Afkar terkekeh-kekeh. Kemudian, dia mengubah topik pembicaraan. "Omong-omong, siapa Keluarga Pakusa itu? Sepertinya mereka punya dendam dengan kalian?"Rose melirik Afkar sekilas. Dia ragu sejenak sebelum akhirnya menjelaskan, "Keluarga Pakusa juga merupakan keluarga seni bela diri kuno. Dendam kami berasal dari
"Bi Lena, kamu masih membelanya?" Rose mengentakkan kakinya dengan marah."Ehem ... perhatikan identitasmu! Sekarang kamu pria, jangan bertingkah seperti wanita manja." Afkar berdeham. Melihat Rose mengentakkan kaki, dia pun mengingatkan dengan "baik hati"."Tutup mulutmu!" Rose menggertakkan giginya, menggerutu dengan kesal dalam hati, 'Aku memang wanita, terus kenapa?'Saat ini, Lena ragu-ragu sejenak sebelum berkata, "Nanti aku tidur sendiri, kalian berdua sekamar."Mendengar itu, Afkar sontak termangu. Wajahnya menunjukkan sedikit rasa canggung. "Ini kurang pantas, 'kan?"Rose yang mendengarnya langsung tersipu. Apalagi saat mendengar Afkar menolak lebih cepat darinya, wajahnya seketika dipenuhi kemarahan.'Aku bahkan belum bilang apa-apa, tapi dia sudah menolak seakan-akan ini merugikannya? Entah berapa banyak pria yang ingin sekamar denganku!' batin Rose."Bi Lena, apa maksudmu? Dia saja yang tidur sendiri!" ujar Rose dengan ekspresi jijik dan penuh penolakan.Lena menggeleng. "W
"Benar! Apa gunanya kalau Keluarga Samoa cuma punya satu genius? Biarkan kami menguji kekuatan bocah ini. Berani nggak?"Mohit juga menyeringai dingin sambil menatap Afkar, bahkan mengangkat dagunya dengan penuh provokasi."Betul sekali! Dari semua anggota Keluarga Pakusa yang ada di sini, kamu boleh pilih siapa saja! Hahaha ....""Jangan bilang kalau selain bocah berkulit halus ini, yang satunya cuma datang untuk melengkapi jumlah peserta."Seketika, semua mata tertuju pada Afkar, salah satu dari dua wakil Keluarga Samoa yang ikut dalam Turnamen Chartreuse.Afkar mengerutkan kening, tidak menyangka bahwa konflik ini malah menyeret dirinya.Rose juga menoleh ke arahnya, dengan sorot mata penuh harap agar Afkar bisa mempertahankan kehormatan Keluarga Samoa. Dalam pandangannya, bagaimanapun Afkar adalah ahli tingkat pembangunan fondasi tahap menengah. Jika dia memilih lawan yang tidak terlalu kuat, peluang menang tetap ada.Dari awal pertemuan, Keluarga Samoa sudah dihina dan diejek oleh
"Saiful, dasar bajingan tua. Kamu nggak tahu kalau anjing baik nggak menghalangi jalan? Minggir!" Melihat orang itu, wajah Lena langsung menjadi dingin."Hmm?" Pria tua berambut abu-abu itu, Saiful, lantas memasang ekspresi kesal.Saat itu, seorang pemuda yang berjalan di depan bertanya dengan senyuman dingin, "Kakek, ketiga orang ini dari Keluarga Samoa?"Saiful terkekeh-kekeh. "Benar."Mohit, pemuda itu, menyeringai sinis sambil melirik Afkar dan Rose, "Keluarga Samoa masih ikut Turnamen Chartreuse? Menurutku, kalian sebaiknya nggak datang.""Daripada kalian dikeluarkan dari jajaran keluarga bela diri kuno saat turnamen, mending kalian nggak datang dan secara otomatis kehilangan kualifikasi. Dengan begini, kalian nggak bakal mempermalukan diri sendiri.""Hahaha, tepat! Kenapa harus mempermalukan diri sendiri?""Bahkan, nyawa kalian bisa terancam di turnamen.""Tampaknya Keluarga Samoa benar-benar kekurangan generasi muda. Lihat saja formasi peserta keluarga kami kali ini. Keluarga Sa
"Papa, Shafa sakit sekali! Rasanya sudah mau mati .... Shafa sudah nggak bisa sembuh lagi ya? Shafa nggak mau sesakit ini lagi, nggak mau Papa habisin uang demi Shafa lagi.""Papa bawa Shafa pulang saja ya? Shafa ingin pulang .... Shafa rindu rumah ...."Di dalam ruangan ICU, terbaring seorang anak kecil. Wajah yang awalnya imut itu kini tampak pucat pasi. Hidung dan mulutnya terus meneteskan darah, dengan bercak-bercak yang memenuhi seluruh tubuhnya!Dengan sisa kekuatannya, tangan kecil anak itu meraih tangan Afkar Rajendra. Sepasang matanya yang bundar sarat akan kerinduan yang mendalam terhadap ayahnya.Afkar menatap anak itu dengan mata yang memerah. Hatinya terasa begitu sakit bagaikan ditusuk ribuan jarum. Rasa sakit itu bahkan puluhan ribu kali lipat melebih rasa sakit pada bekas luka di bagian ginjal kirinya."Shafa anak baik, Papa pasti akan cari cara untuk nyembuhin kamu. Setelah kamu sembuh nanti, Papa akan bawa Shafa pulang dan masakkin ayam goreng untuk Shafa ya?" ucap Af...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments