Tit! Tit! Tit!Sepuluh menit kemudian, suara mesin yang terpasang di tubuh Lowel mulai stabil. Darah yang dikeluarkan dari jempol kaki kanan Lowel terlihat berwarna kebiruan. Setelah meminum darah ayam, kondisi Lowel juga mendadak mulai normal."Syukurlah!" Sutopo menangis saking terharunya.Dokter menyeka keringat dingin di tubuhnya dan menghela napas panjang. Tekanan yang dialaminya tadi benar-benar luar biasa! Jika sampai terjadi sesuatu pada putra Sutopo, rumah sakit mereka akan langsung gulung tikar dan nasibnya juga akan celaka!"Dokter, sepertinya Lowel memang keracunan?" tanya Felicia.Sutopo memelototi dokter itu dengan marah, "Kantin rumah sakit kalian meracuni pasien?""Nggak! Mana mungkin? Mana mungkin kami meracuni pasien?"Wajah dokter tampak pucat pasi. Sedetik kemudian, sudut matanya melirik ke sebuah termos yang terletak di samping meja. Di dalamnya ternyata adalah sup ular yang tersisa!"Dari mana sup ular ini?" tanya dokter tiba-tiba dengan kaget."Ini masakan istrik
Dalam waktu kurang dari setengah jam, Afkar telah tiba di pasar pagi bagian barat kota. Di pinggir jalan dekat pintu masuk pasar, ada sebuah warung yang menjual roti goreng. Afkar sengaja datang ke tempat ini karena dia tahu bahwa warung ini menggunakan minyak berkualitas bagus."Bos, beri aku satu ... eh, dua. Nggak, lima kilogram roti goreng, deh .... Sama dua mangkuk kembang tahu, dibawa pulang!" ujar Afkar kepada bos warung.Bos warung itu menatap Afkar dengan aneh. "Nak, kamu bukan mau mengacau, 'kan?"Afkar menggeleng dengan tak berdaya. "Kalau nggak, aku bayar duluan!"Energi naga yang terus-menerus mengalir dari ginjal kirinya memperkuat tubuh Afkar dan membuatnya perutnya terasa seperti lubang tanpa dasar yang membutuhkan banyak nutrisi.Dia bahkan lebih lapar daripada Shafa sekarang! Afkar bahkan merasa dirinya seolah-olah bisa menghabiskan seekor sapi sendirian!Mendengar bahwa Afkar ingin membayar lebih dulu, penjual itu pun akhirnya merasa tenang. Dia menunjuk ke tumpukan
Farel segera berlutut dan menyelipkan beberapa pil darurat untuk penyakit jantung ke mulut kakeknya. Namun, kondisi kakeknya tidak membaik sedikit pun. Malah, ekspresi wajahnya semakin menunjukkan rasa sakit yang mendalam. Dalam sekejap, wajahnya menjadi pucat pasi!"Kakek! Kakek!" teriak Farel dengan panik.Jika terjadi sesuatu pada kakeknya, bagaimana dia bisa menjelaskannya saat pulang nanti? Keluarga Subroto tidak akan mampu menanggung kabar buruk itu. Seisi Kota Nubes juga mungkin akan gempar!Sementara itu, Barra buru-buru mengeluarkan ponselnya dan menelepon 118. Di sekitar mereka, para pejalan kaki dan pengunjung warung mulai berbisik-bisik membicarakan situasi tersebut."Ada apa ini?""Sepertinya ada yang kena serangan jantung!""Jangan-jangan, roti goreng di warung ini bermasalah?"Dalam kepanikannya, Farel mencoba memijat titik di antara hidung dan bibir kakeknya. Namun saat tangannya menyentuh filtrum kakeknya, ekspresinya berubah drastis. Ternyata, pernapasan kakeknya suda
Freya berdandan dengan sangat mencolok dan seksi. Pinggulnya yang ramping bergoyang dengan gemulai saat dia berjalan, membuatnya terlihat menawan. Harus diakui, wanita ini memang memesona!Dulunya, Afkar lumayan kaya. Selama bertahun-tahun, Freya menghabiskan uang Afkar untuk merawat dirinya sendiri dan membuat dirinya tampak sangat muda dan segar. Dari penampilannya, sama sekali tidak terlihat bahwa dia pernah melahirkan anak!Menatap mantan istrinya yang sedang dipeluk oleh orang lain, hati Afkar terasa perih."Aku bukan datang untuk minjam uang darimu! Aku sudah dapat uang untuk mengobati penyakit Shafa!" pungkas Afkar dengan nada dingin."Kalau bukan untuk minjam uang, lalu kenapa kamu mengikutiku? Jangan-jangan kamu masih berharap padaku? Kusarankan sebaiknya kamu nggak usah mimpi!" Freya mengangkat alis sembari menatap Afkar dengan sinis."Dasar miskin, kamu masih berani berharap sama Freya? Coba becermin saja dulu! Freya nggak mungkin akan balikan sama kamu. Menyerahlah. Haha ..
Afkar akhirnya mengerti mengapa Felicia mencarinya lagi. Dia mau menebus kesalahannya karena insiden kemarin? Kelihatannya, anak Sutopo memang benar-benar keracunan kemarin! Dengan demikian, Felicia merasa sangat tidak rasional dan malu karena mengusir Afkar.Menghadapi pertanyaan Felicia yang mendesaknya, Afkar hanya tersenyum hambar. Kedua matanya menatap Felicia dan berkata, "Sepertinya anak Pak Sutopo memang keracunan kemarin? Kalau tebakanku nggak salah, anaknya nggak mati dan kamu merasa sangat berterima kasih padaku sekarang. Benar begitu?""Karena itu, kerja samamu dengannya kemungkinan besar akan berhasil. Dengan kata lain, aku sudah membantumu kemarin, tapi kamu malah mengusirku, 'kan? Jadi, hari ini kebenarannya sudah terungkap. Kalau aku menamparmu sekali, bukankah itu seharusnya dan wajar?"Meskipun nada bicara Afkar terdengar tenang, setiap kata yang dia ucapkan penuh dengan logika dan alasan yang kuat.Setelah kata-kata itu dilontarkan, Felicia sontak tertegun. Matanya y
Selanjutnya, Barra mulai menceritakan semua kejadian yang terjadi pagi ini. Barra adalah seorang ahli bela diri, sehingga dia cukup memahami titik meridian di tubuh manusia. Jadi, dia bisa memberitahukan dengan jelas titik meridian mana saja yang ditekan oleh Afkar saat itu.Setelah mendengarnya, wajah Dokter Bian sontak terperangah. "Hebat! Luar biasa .... Entah dari keluarga kedokteran mana orang ini berasal. Tapi, luar biasa sekali dia bisa memicu detak jantung Pak Bayu dengan cara seperti ini.""Pantas saja kondisi Pak Bayu malah membaik setelah penyakitnya kambuh. Kalau bisa dipijat beberapa kali lagi, mungkin Pak Bayu masih bisa hidup 10-20 tahun lagi!" puji Dokter Bian.Mendengar hal ini, semua orang di tempat itu langsung terkejut."Dokter Bian, tadi Barra sudah beri tahu kamu bagaimana anak muda itu melakukannya. Kalau begitu, bukankah sama saja kalau kamu lakukan sesuai caranya?" tanya istri Bayu, Tara."Ya, benar! Dokter Bian, lakukan sesuai cara anak muda itu saja," timpal
Begitu Fadly mengucapkan perkataan itu, ekspresi Felicia sontak berubah. Sebab, adiknya bisa menebak rencananya dengan jelas.Namun, Afkar malah terkekeh-kekeh dan berkata, "Katanya anak orang kaya biasanya sangat beretika. Dilihat dari kondisinya sekarang, sepertinya nggak semuanya begitu. Feli, begini cara adikmu bicara sama kakak iparnya?"Bukan hanya tidak melepaskan pelukannya dari tubuh Felicia, Afkar bahkan semakin mempererat pelukannya. Seketika, wangi Felicia yang semerbak membuat hatinya bergetar.Felicia merintih pelan dan tangannya mencubit pinggang Afkar di belakang. Namun, ekspresinya malah tampak tersipu. Dia tidak menyangka bahwa Afkar bahkan tidak gentar menghadapi Fadly yang telah berhasil membongkar kedok mereka.Orang ini benar-benar berbeda dengan dua orang sebelumnya. Keberanian ini saja sudah jauh melebihi dua orang pengecut itu. Tidak ada wanita yang akan tertarik pada pria yang selalu tunduk dan patuh. Meskipun Felicia tidak akan tersentuh hanya karena tindakan
Semua orang tidak menyangka bahwa Afkar akan mendorong bawahan Fadly dan duduk di seberang Ular Tua. Ahli judi itu menoleh pada Fadly untuk meminta persetujuannya. Fadly juga tidak tahu apa yang hendak dilakukan Afkar, sehingga dia menoleh pada kakaknya.Namun, Felicia juga memandang Afkar dengan tatapan yang sama bingungnya dengan Afkar."Hehe, ganti orang lagi ya?" ejek Codet."Nak, kamu mau main denganku?" tanya Ular Tua sambil mengangkat alisnya."Kalau nggak, untuk apa aku duduk di sini?" Afkar mengangguk, lalu berkata pada Fadly, "Adik Ipar, cip!""Adik ipar?" Mendengar panggilan Afkar terhadap Fadly, Codet tertegun sejenak. Kemudian, dia tertawa terbahak-bahak, "Bu Felicia ganti tunangan lagi ya?"Dengan wajah muram, Fadly berjalan ke sisi Afkar dan bertanya dengan nada dingin, "Apa yang kamu lakukan? Kamu bisa judi?"Sialan, jangan-jangan pria simpanan ini sengaja mau memerasnya?"Berikan saja cipnya!" jawab Afkar sambil tersenyum. Apakah Afkar bisa berjudi? Sebenarnya tidak bi
Erlin yang sangat menantikan jawaban Guntur bertanya, "Pak Guntur, apa persyaratan ini sudah cukup membuat Organisasi NC berdamai dengan Keluarga Safira?"Guntur berpikir sejenak, lalu tertawa sinis dan menjawab, "Kalau kamu benar-benar bisa membantuku menangkap Fadly, itu nggak masalah. Lagi pula, sudah banyak anggota Keluarga Safira yang nggak berguna mati!"Mendengar ucapan Guntur, Erlin langsung teringat peti mati itu. Pesilat Keluarga Safira mati tragis, jadi Erlin merasa sakit hati. Dia juga sangat marah.Namun, Erlin tidak berani menunjukkan kemarahannya saat berbicara dengan Guntur. Dia malah tertawa dan menanggapi, "Baguslah kalau begitu! Pak Guntur, kamu tenang saja. Aku punya cara untuk menangkap Fadly."Erlin menambahkan, "Tapi, apa kamu yakin kalian pasti berdamai dengan Keluarga Safira dan nggak membuat perhitungan dengan kami lagi setelah aku berhasil menangkap Fadly?"Guntur mendengus dan membalas, "Tenang saja. Organisasi NC memang sedikit kejam, tapi kredibilitas kami
Erlin berbicara dengan sungkan pada Guntur. Padahal biasanya dia sangat arogan. Hal ini karena Erlin tahu Guntur adalah orang kejam yang berani membunuhnya.Sementara itu, Erlin selalu bersikap dominan pada seluruh anggota Keluarga Safira karena dia tahu mereka adalah juniornya. Selain itu, Erlin menguasai sebagian besar saham dari semua aset Keluarga Safira. Jadi, seluruh anggota Keluarga Safira tidak berani melawan Erlin.Bahkan, Erlin juga tidak takut saat menghadapi Afkar yang sangat kuat hingga bisa melawan semua pesilat Keluarga Safira dengan kemampuannya sendiri.Erlin tahu Afkar tidak berani membunuhnya. Entah karena hubungannya dengan Harun dan Felicia atau karena Afkar tidak berani melakukan perbuatan yang melanggar hukum.Namun, kali ini berbeda. Organisasi NC merupakan perusahaan yang melakukan kejahatan. Mereka adalah orang-orang yang tidak takut mati. Jadi, mereka berani membunuh Erlin.Tentu saja, Erlin lebih patuh dan tidak berani sok hebat ketika menghadapi orang jahat
Renhad dan Viola sangat terkejut mendengar ucapan Erlin. Menghadapi ancaman dari Organisasi NC, Erlin berniat mencelakai Fadly? Apa masalah ini ada hubungannya dengan Fadly?Erlin mendengus, lalu berucap dengan ekspresi muram, "Benar, Fadly!"Kemudian, Erlin melanjutkan dengan tatapan dingin, "Apa kalian nggak mendengar ucapan Melvin? Belakangan ini Organisasi NC berniat mengembangkan kekuasaannya di Kota Nubes. Coba kalian pikirkan, nantinya apa hambatan terbesar yang dihadapi Organisasi NC?"Erlin menambahkan, "Tentu saja kekuasaan dunia mafia di Kota Nubes, yaitu kekuatan Fadly dan Farel."Setelah Erlin melontarkan ucapannya, Renhad dan Viola bertatapan. Sekarang mereka baru paham. Sudut bibir Viola berkedut. Dia bertanya dengan ekspresi ragu, "Nenek ... kamu mau mencelakai Fadly? Kamu ingin membantu Organisasi NC membasmi kekuasaan Fadly di Kota Nubes biar Organisasi NC memaafkan kita?"Sementara itu, Renhad mengerjap, sepertinya dia sedang memikirkan kemungkinan dari hal ini. Ek
Erlin, Renhad, Haris, dan lainnya juga terkejut hingga wajah mereka memucat.Di dalam peti mati itu ada Melvin yang terbaring dengan sekarat dan belasan kepala manusia. Semua itu adalah kepala pesilat Keluarga Safira yang pergi bersama Melvin kali ini.Erlin berjalan mundur beberapa langkah, lalu terduduk di tanah. Sekujur tubuhnya gemetaran. Yang lainnya juga dipenuhi ketakutan, kesedihan, dan amarah yang luar biasa."Ada apa ini? Apa yang terjadi?""Kenapa? Kenapa semuanya mati?""Organisasi NC membunuh semua pesilat yang kita utus kali ini!""Mereka memang binatang yang nggak berperasaan. Kita mau berdamai, tapi mereka malah bertindak kejam!""Gimana bisa begini? Kalau digabung, kekuatan Melvin dan lainnya nggak bisa dianggap remeh. Tapi, mereka semua malah ... mati?"Setelah diliputi kesedihan dan amarah, seluruh Keluarga Safira mulai merasakan ketakutan yang luar biasa.Pesilat yang diutus kali ini adalah pesilat andalan Keluarga Safira. Di antaranya, ada Melvin dan beberapa pesil
Malam itu, di sebuah area terpencil yang tidak berpenghuni di Gunung Yonsa, Guntur mengajak pria bermata sipit dan beberapa pesilat Organisasi NC untuk menunggu.Sesuai waktu yang disepakati, sekitar pukul 11 malam, Melvin dan belasan pesilat Keluarga Safira datang membawa empat peti mati.Melvin memperhatikan dengan saksama. Di bawah cahaya bulan, raut wajah Guntur dan anggotanya tampak makin dingin dan mengerikan."Kamu Wakil Ketua Aula Guntur?" tanya Melvin sambil berdiri tegak dan memberi hormat."Sialan! Kamu pikir Pak Guntur nggak tahu dirinya wakil ketua aula? Kenapa kamu sengaja menegaskannya?" "Kamu ... mau mati, ya?"Pertemuan antar musuh membuat kebencian makin mendalam.Begitu melihat Melvin, pria bermata sipit langsung menunjuknya sambil memakinya. Melvin menarik napas dalam-dalam dan memikirkan tujuan kedatangannya hari ini.Melvin tidak berdebat dengan pria bermata sipit, melainkan berkata pada Guntur, "Pak Guntur, masalah sebelumnya terjadi karena kami gegabah. Selain
Viola menjelaskan, "Organisasi NC memang belum datang, tapi suatu saat itu pasti terjadi. Dua hari ini, kami sudah selidiki tentang Organisasi NC. Cara bertindak kelompok kekuatan ini sangat ekstrem dan otoriter. Mereka juga selalu balas dendam."Viola meneruskan, "Terakhir kali, sebelum si mata sipit pergi, dia berteriak dan menyatakan permusuhan dengan seluruh Keluarga Safira. Kita semua nggak bisa terlepas dari dendam ini."Mendengar ucapan Viola, Haris hanya mendengus dingin tanpa ribut dengan Renhad dan Viola.Kemudian, semua orang mulai membahas solusinya.Pada akhirnya, Dafa yang tiba-tiba teringat sesuatu bertanya, "Oh, iya. Ibu, bukannya terakhir kali ada empat orang dari Organisasi NC yang mati? Di mana jasad keempat orang itu?"Mendengar ini, raut wajah Erlin tampak serius. Katanya, "Jasad mereka masih disimpan di lemari pendingin rumah lama. Aku juga sedang memikirkan gimana cara mengurusnya."Haris membalas, "Gimana cara mengurusnya? Tentu saja kembalikan kepada Organisasi
Besok adalah hari Turnamen Chartreuse resmi dimulai. Hari ini, pihak Sekte Langga memberitahukan semua keluarga seni bela diri kuno, sekte, beserta para pesilat bebas tentang peraturan turnamen kali ini.Aliansi Sekte Bela Diri Kuno awalnya dibentuk oleh enam kelompok kekuatan dunia misterius. Namun, seiring dengan kehancuran Keluarga Samoa, kini hanya tersisa lima kelompok kekuatan dunia misterius.Setiap Turnamen Chartreuse diselenggarakan secara bergiliran oleh lima kelompok kekuatan dunia misterius. Itu sebabnya, peraturan setiap turnamen berbeda-beda.Secara keseluruhan, Turnamen Chartreuse kali ini dibagi menjadi dua bagian utama. Pertama, uji kualifikasi Aliansi Seni Bela Diri Kuno. Kedua, uji peringkat individu.Uji kualifikasi Aliansi Seni Bela Diri Kuno dibagi menjadi lima bagian kecil, yaitu uji serangan, pertahanan, kecepatan, respons, dan ketahanan para peserta.Peserta dari kelompok kekuatan seni bela diri kuno yang berhasil melewati ujian ini, bisa mempertahankan kualifi
Pewaris cantik dari Sekte Langga ini seperti menunjukkan sikap superior, seakan-akan sedang mendidik Afkar. Di matanya, tindakan pemuda ini agak konyol dan kekanak-kanakan. Kesannya seperti tidak tahu diri."Gimana kamu bisa tahu aku nggak punya kekuatan?" timpal Afkar dengan tidak acuh.Mendengar ini, Arisa tertegun sejenak. Terlintas keterkejutan di matanya. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa murid Keluarga Samoa ternyata berani membalas ucapannya."Oke. Kalau begitu, aku tunggu kamu menunjukkan kekuatanmu di Turnamen Chartreuse," balas Arisa dengan datar. Setelah itu, dia berbalik berjalan ke luar. Dia tidak tertarik untuk terus berbicara dengan pemuda ceroboh seperti Afkar.Dua wanita di sisi Arisa juga memandang Afkar dengan tatapan meremehkan. Ekspresi mereka dipenuhi penghinaan."Hmph! Beraninya nggak hormat pada Arisa! Bocah, kamu tunggu saja," ancam Logan dengan dingin sembari menunjuk Afkar. Kemudian, dia buru-buru menyusul Arisa keluar.Afkar berdiri di sana dan mendengus
Pada saat Rose hendak menggantikan Afkar menerima duel dengan Logan, terdengar suara wanita yang dingin.Kemudian, terlihat tiga orang yang berjalan masuk ke penginapan. Tatapan semua orang seketika tertuju pada mereka.Dua wanita di antara mereka terlihat seperti berusia 30-an tahun, anggun, dan dewasa. Gerak-gerik mereka memancarkan daya tarik yang luar biasa. Namun , salah satu wanita muda di antara mereka bertiga sangat cantik, seolah-olah bidadari yang keluar dari lukisan.Aura dingin dan suci yang terpancar dari tubuhnya membuatnya terlihat seperti dewi es. Sorot matanya tenang dan lembut. Semua pria di sana yang menatapnya seakan-akan bisa terhanyut dalam tatapannya yang dingin.Begitu melihat mereka bertiga, terutama wanita muda yang sangat cantik itu, Logan seketika menyingkirkan sikap angkuhnya yang barusan."Arisa, kenapa kamu kemari?" tanya Logan. Dia yang biasanya begitu arogan, kini menghampiri wanita itu dengan ekspresi ramah. Senyumannya seperti bunga yang merekah.Wani