Share

Bab 5

Author: Russel
"Omong kosong! Nyawamu yang dalam bahaya!" bentak Sutopo yang marah besar.

Dokter yang berada di sampingnya juga berkata sambil tersenyum dingin, "Rumah sakit kami merawat Tuan Lowel dengan baik. Penyakit yang dideritanya adalah leukemia mielositik kronis. Saat ini masih dalam fase kronis, mana mungkin tiba-tiba bisa dalam bahaya?"

"Nak, kamu datang untuk cari masalah ya?" lanjut dokter itu.

"Aku nggak bilang bahayanya karena penyakit leukimia. Anak ini keracunan!" jelas Afkar. Pada saat ini, Afkar menggunakan Jurus Mata Naga sehingga bisa melihat tubuh Lowel dengan jelas. Terlihat racun berwarna kehitaman yang menyebar di seluruh tubuhnya.

Tidak lama lagi, racun itu akan menyerang ke hatinya!

"Nak, apa maksudmu? Memangnya rumah sakit kami ini akan meracuni pasien?" bentak dokter itu dengan semakin emosi sambil menunjuk Afkar.

"Bukan itu maksudku! Ada beberapa jenis makanan yang nggak boleh dikonsumsi secara bersamaan. Makanan itu sendiri memang nggak beracun, tapi kalau digabungkan dengan makanan lain malah akan berakibat fatal!" ujar Afkar sembari menggeleng.

"Jangan bercanda. Mana mungkin menu makanan dari rumah sakit kami ini akan melakukan kesalahan seperti itu?" ujar dokter itu dengan tak acuh.

Setelah itu, dia menoleh pada Sutopo dan berkata, "Pak Sutopo, apa Bapak mau dengar omong kosong bocah ini? Apa Bapak nggak percaya pada kami? Gimana kalau biarkan bocah ini yang mengobati penyakit Lowel?"

Mendengar hal itu, Sutopo langsung menggeleng, "Dokter, aku nggak bermaksud begitu!"

Sambil berkata demikian, Sutopo mendengus dingin dan membentak, "Bu Felicia, kamu masih nggak mau ngusir si berengsek ini?"

Kabar mengenai Felicia mencari suami telah menyebar di berbagai kalangan Kota Nubes. Ada banyak sekali orang yang telah mengetahui hal ini. Saat mendengar sopir Felicia mengatakan bahwa Afkar adalah tunangan Felicia tadi, benak Sutopo langsung terlintas beberapa kata untuk mendeskripsikan Afkar.

"Pecundang, parasit, tak tahu malu, dan matre!"

Jadi, mana mungkin dia akan percaya pada ucapan orang seperti ini? Anaknya masih sedang menjalani pengobatan di rumah sakit ini. Sutopo tidak boleh menyinggung dokter-dokter yang bertugas di sini.

Saat mendengar Sutopo memanggilnya seperti itu, sorot mata Felicia sontak menjadi muram. Dia tahu bahwa Sutopo benar-benar marah sekarang. Masalah kerja sama ini mungkin akan hangus begitu saja.

Detik berikutnya, Felicia menggertakkan giginya memelototi Afkar. "Tadi kusuruh kamu pergi, kamu nggak dengar? Sebaiknya jangan sampai aku ketemu denganmu lagi!"

Wajah Afkar tampak sinis saat mendengar makian Felicia. Meski semua orang menganggapnya sebagai lelucon, Afkar tetap meninggalkan sebuah pesan sebelum pergi dari tempat itu.

Bukan karena alasan lainnya, Afkar hanya merasa anak kecil yang terbaring di ranjang itu tidak bersalah! Melihat Lowel, Afkar seolah-olah melihat putrinya sendiri.

"Begitu racunnya kambuh nanti, kalian tusuk saja jempol kakinya supaya darah kotornya bisa keluar. Selain itu, beri dia darah ayam, mungkin masih bisa selamatkan nyawanya!"

Usai bicara, Afkar menoleh pada Felicia. "Aku akan lunasi biaya pengobatan yang kamu bayarkan untuk putriku sebelumnya secepatnya."

"Hehe ...." Felicia tertawa sinis. Dia langsung memalingkan wajah karena enggan melihat Afkar. Dia hanya seorang penipu yang rela mempertaruhkan nyawanya demi mendapatkan uang, memangnya berhak mengatakan mau melunasi utang?

Felicia merasa dirinya benar-benar terlalu gegabah karena membawa orang seperti ini untuk mengobati penyakit anak Sutopo.

....

Setelah diusir, Afkar kembali ke Rumah Sakit Sentra. Di dalam kamar pasien, Shafa masih belum bangun dari tidurnya.

Melihat rona wajah Shafa yang mulai membaik, ditambah dengan obat khusus yang telah diberikan sebelumnya, Afkar benar-benar merasa semua jerih payahnya akhirnya terbayarkan.

Pada saat itu, Shafa yang sedang memejamkan mata, sepertinya mengalami mimpi buruk dan merasa ketakutan dalam tidurnya. Tangan kecilnya meraih-raih udara seolah mencari sesuatu.

"Papa, Papa jangan pergi. Mama nggak mau Shafa lagi. Shafa cuma punya Papa sekarang. Papa, jangan tinggalkan Shafa ...."

Melihat hal ini, Afkar langsung meraih tangan putrinya dan menghiburnya, "Papa di sini, Papa di sini ...."

Seolah-olah merasakan kehangatan dari tangan ayahnya, gadis kecil itu akhirnya bisa tenang kembali. Wajahnya menunjukkan senyuman yang tenang dan kedua lesung pipinya terlihat samar-samar.

"Papa ... Papa ..." gumamnya terus-menerus. Afkar merasa hatinya seolah-olah akan meleleh.

'Shafa, Papa janji akan menyembuhkanmu. Kamu pasti akan tumbuh besar dengan sehat dan gembira. Pasti!'

....

Di sisi lain, di dalam kamar pasien rumah sakit swasta. Setelah Afkar pergi, Felicia masih terus-terusan meminta maaf pada Sutopo.

"Pak Sutopo, aku benar-benar nggak sengaja! Kalaupun nggak jadi kerja sama, setidaknya kita masih bisa berhubungan baik. Bagaimanapun, aku nggak mungkin menyuruh orang datang untuk mengutuk anakmu."

Sutopo tersenyum tak acuh, "Hehe, Bu Felicia, kalaupun mau cari pria simpanan, carilah yang lebih pengertian. Cepat atau lambat, pria seperti ini akan mencelakakanmu!"

"Benar, semua yang Pak Sutopo katakan memang benar!" sahut Felicia sambil mengangguk.

"Ayah, aku menderita sekali!" Lowel yang terbaring dengan tenang, tiba-tiba meraih tangan Sutopo dan berteriak histeris.

"Uhuk uhuk! Pfft!" Detik berikutnya, Lowel terbatuk dua kali. Hidung dan mulutnya langsung menyemburkan darah segar. Wajahnya langsung berubah menjadi pucat. Kali ini, Sutopo benar-benar tercengang.

"Lowel! Kamu kenapa, Nak?" Sutopo gemetar sejenak. Detik berikutnya, dia mencengkeram jas putih dokter itu dan bertanya dengan ketus, "Dok, ada apa ini sebenarnya?"

Dokter itu juga terkejut. "Ke ... kenapa bisa begini?"

Tit ... tit ... tit ... tit ....

Mesin yang terpasang di tubuh Lowel tiba-tiba mengeluarkan bunyi gawat darurat. Ini menandakan bahwa fungsi alat vital pada anak itu mengalami perubahan drastis.

"Cepat! Cepat selamatkan anakku! Kalau sampai terjadi sesuatu pada anakku, jangan harap rumah sakit kalian ini bisa beroperasi lagi!" teriak Sutopo.

Namun, dokter yang sedang panik itu sama sekali tidak tahu apa yang sedang terjadi.

"Berengsek! Kenapa kamu diam saja? Cepat selamatkan dia!" teriak Sutopo dengan histeris.

"Uhuk! Uhuk!" Mulut dan hidung Lowel terus mengeluarkan darah. Tubuhnya juga mulai kejang-kejang dan raut wajahnya pucat pasi.

"Ada apa ini? Padahal tadi baik-baik saja!" gumam dokter itu. Dia juga tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

Melihat anaknya yang terus memuntahkan darah, Sutopo merasa dirinya benar-benar hampir gila. Dia menangis dengan histeris melihat hal ini.

Pada saat ini, Felicia tiba-tiba teringat dengan pesan Afkar sebelum pergi tadi. Dengan ragu-ragu, dia berkata, "Jangan-jangan, Lowel benar-benar keracunan? Apa ... kita mau coba cara yang dibilang Afkar tadi?"

Begitu ucapan itu dilontarkan, Sutopo seakan-akan melihat harapan. "Benar! Apa yang tadi dibilangnya?"

Dalam keadaan panik, otaknya tidak bisa bekerja dengan maksimal. Mungkin juga karena ketidakpeduliannya terhadap Afkar tadi, Sutopo sama sekali tidak mendengar jelas ucapan Afkar.

"Tusuk jempol kaki kanan Lowel dan beri dia darah ayam!" Felicia masih mengingat jelas pesan Afkar.

"Tusuk jari kakinya! Cepat, buang darah kotor anakku! Apa ada darah ayam di sini? Darah ayam!" teriak Sutopo sambil mencengkeram dokter.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Rahma Amalia
tambah ok ceritanya
goodnovel comment avatar
Jamhari mt1
lanjut ..oke
goodnovel comment avatar
Eko Boy
lanjut terus min tambah seru
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 6

    Tit! Tit! Tit!Sepuluh menit kemudian, suara mesin yang terpasang di tubuh Lowel mulai stabil. Darah yang dikeluarkan dari jempol kaki kanan Lowel terlihat berwarna kebiruan. Setelah meminum darah ayam, kondisi Lowel juga mendadak mulai normal."Syukurlah!" Sutopo menangis saking terharunya.Dokter menyeka keringat dingin di tubuhnya dan menghela napas panjang. Tekanan yang dialaminya tadi benar-benar luar biasa! Jika sampai terjadi sesuatu pada putra Sutopo, rumah sakit mereka akan langsung gulung tikar dan nasibnya juga akan celaka!"Dokter, sepertinya Lowel memang keracunan?" tanya Felicia.Sutopo memelototi dokter itu dengan marah, "Kantin rumah sakit kalian meracuni pasien?""Nggak! Mana mungkin? Mana mungkin kami meracuni pasien?"Wajah dokter tampak pucat pasi. Sedetik kemudian, sudut matanya melirik ke sebuah termos yang terletak di samping meja. Di dalamnya ternyata adalah sup ular yang tersisa!"Dari mana sup ular ini?" tanya dokter tiba-tiba dengan kaget."Ini masakan istrik

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 7

    Dalam waktu kurang dari setengah jam, Afkar telah tiba di pasar pagi bagian barat kota. Di pinggir jalan dekat pintu masuk pasar, ada sebuah warung yang menjual roti goreng. Afkar sengaja datang ke tempat ini karena dia tahu bahwa warung ini menggunakan minyak berkualitas bagus."Bos, beri aku satu ... eh, dua. Nggak, lima kilogram roti goreng, deh .... Sama dua mangkuk kembang tahu, dibawa pulang!" ujar Afkar kepada bos warung.Bos warung itu menatap Afkar dengan aneh. "Nak, kamu bukan mau mengacau, 'kan?"Afkar menggeleng dengan tak berdaya. "Kalau nggak, aku bayar duluan!"Energi naga yang terus-menerus mengalir dari ginjal kirinya memperkuat tubuh Afkar dan membuatnya perutnya terasa seperti lubang tanpa dasar yang membutuhkan banyak nutrisi.Dia bahkan lebih lapar daripada Shafa sekarang! Afkar bahkan merasa dirinya seolah-olah bisa menghabiskan seekor sapi sendirian!Mendengar bahwa Afkar ingin membayar lebih dulu, penjual itu pun akhirnya merasa tenang. Dia menunjuk ke tumpukan

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 8

    Farel segera berlutut dan menyelipkan beberapa pil darurat untuk penyakit jantung ke mulut kakeknya. Namun, kondisi kakeknya tidak membaik sedikit pun. Malah, ekspresi wajahnya semakin menunjukkan rasa sakit yang mendalam. Dalam sekejap, wajahnya menjadi pucat pasi!"Kakek! Kakek!" teriak Farel dengan panik.Jika terjadi sesuatu pada kakeknya, bagaimana dia bisa menjelaskannya saat pulang nanti? Keluarga Subroto tidak akan mampu menanggung kabar buruk itu. Seisi Kota Nubes juga mungkin akan gempar!Sementara itu, Barra buru-buru mengeluarkan ponselnya dan menelepon 118. Di sekitar mereka, para pejalan kaki dan pengunjung warung mulai berbisik-bisik membicarakan situasi tersebut."Ada apa ini?""Sepertinya ada yang kena serangan jantung!""Jangan-jangan, roti goreng di warung ini bermasalah?"Dalam kepanikannya, Farel mencoba memijat titik di antara hidung dan bibir kakeknya. Namun saat tangannya menyentuh filtrum kakeknya, ekspresinya berubah drastis. Ternyata, pernapasan kakeknya suda

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 9

    Freya berdandan dengan sangat mencolok dan seksi. Pinggulnya yang ramping bergoyang dengan gemulai saat dia berjalan, membuatnya terlihat menawan. Harus diakui, wanita ini memang memesona!Dulunya, Afkar lumayan kaya. Selama bertahun-tahun, Freya menghabiskan uang Afkar untuk merawat dirinya sendiri dan membuat dirinya tampak sangat muda dan segar. Dari penampilannya, sama sekali tidak terlihat bahwa dia pernah melahirkan anak!Menatap mantan istrinya yang sedang dipeluk oleh orang lain, hati Afkar terasa perih."Aku bukan datang untuk minjam uang darimu! Aku sudah dapat uang untuk mengobati penyakit Shafa!" pungkas Afkar dengan nada dingin."Kalau bukan untuk minjam uang, lalu kenapa kamu mengikutiku? Jangan-jangan kamu masih berharap padaku? Kusarankan sebaiknya kamu nggak usah mimpi!" Freya mengangkat alis sembari menatap Afkar dengan sinis."Dasar miskin, kamu masih berani berharap sama Freya? Coba becermin saja dulu! Freya nggak mungkin akan balikan sama kamu. Menyerahlah. Haha ..

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 10

    Afkar akhirnya mengerti mengapa Felicia mencarinya lagi. Dia mau menebus kesalahannya karena insiden kemarin? Kelihatannya, anak Sutopo memang benar-benar keracunan kemarin! Dengan demikian, Felicia merasa sangat tidak rasional dan malu karena mengusir Afkar.Menghadapi pertanyaan Felicia yang mendesaknya, Afkar hanya tersenyum hambar. Kedua matanya menatap Felicia dan berkata, "Sepertinya anak Pak Sutopo memang keracunan kemarin? Kalau tebakanku nggak salah, anaknya nggak mati dan kamu merasa sangat berterima kasih padaku sekarang. Benar begitu?""Karena itu, kerja samamu dengannya kemungkinan besar akan berhasil. Dengan kata lain, aku sudah membantumu kemarin, tapi kamu malah mengusirku, 'kan? Jadi, hari ini kebenarannya sudah terungkap. Kalau aku menamparmu sekali, bukankah itu seharusnya dan wajar?"Meskipun nada bicara Afkar terdengar tenang, setiap kata yang dia ucapkan penuh dengan logika dan alasan yang kuat.Setelah kata-kata itu dilontarkan, Felicia sontak tertegun. Matanya y

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 11

    Selanjutnya, Barra mulai menceritakan semua kejadian yang terjadi pagi ini. Barra adalah seorang ahli bela diri, sehingga dia cukup memahami titik meridian di tubuh manusia. Jadi, dia bisa memberitahukan dengan jelas titik meridian mana saja yang ditekan oleh Afkar saat itu.Setelah mendengarnya, wajah Dokter Bian sontak terperangah. "Hebat! Luar biasa .... Entah dari keluarga kedokteran mana orang ini berasal. Tapi, luar biasa sekali dia bisa memicu detak jantung Pak Bayu dengan cara seperti ini.""Pantas saja kondisi Pak Bayu malah membaik setelah penyakitnya kambuh. Kalau bisa dipijat beberapa kali lagi, mungkin Pak Bayu masih bisa hidup 10-20 tahun lagi!" puji Dokter Bian.Mendengar hal ini, semua orang di tempat itu langsung terkejut."Dokter Bian, tadi Barra sudah beri tahu kamu bagaimana anak muda itu melakukannya. Kalau begitu, bukankah sama saja kalau kamu lakukan sesuai caranya?" tanya istri Bayu, Tara."Ya, benar! Dokter Bian, lakukan sesuai cara anak muda itu saja," timpal

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 12

    Begitu Fadly mengucapkan perkataan itu, ekspresi Felicia sontak berubah. Sebab, adiknya bisa menebak rencananya dengan jelas.Namun, Afkar malah terkekeh-kekeh dan berkata, "Katanya anak orang kaya biasanya sangat beretika. Dilihat dari kondisinya sekarang, sepertinya nggak semuanya begitu. Feli, begini cara adikmu bicara sama kakak iparnya?"Bukan hanya tidak melepaskan pelukannya dari tubuh Felicia, Afkar bahkan semakin mempererat pelukannya. Seketika, wangi Felicia yang semerbak membuat hatinya bergetar.Felicia merintih pelan dan tangannya mencubit pinggang Afkar di belakang. Namun, ekspresinya malah tampak tersipu. Dia tidak menyangka bahwa Afkar bahkan tidak gentar menghadapi Fadly yang telah berhasil membongkar kedok mereka.Orang ini benar-benar berbeda dengan dua orang sebelumnya. Keberanian ini saja sudah jauh melebihi dua orang pengecut itu. Tidak ada wanita yang akan tertarik pada pria yang selalu tunduk dan patuh. Meskipun Felicia tidak akan tersentuh hanya karena tindakan

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 13

    Semua orang tidak menyangka bahwa Afkar akan mendorong bawahan Fadly dan duduk di seberang Ular Tua. Ahli judi itu menoleh pada Fadly untuk meminta persetujuannya. Fadly juga tidak tahu apa yang hendak dilakukan Afkar, sehingga dia menoleh pada kakaknya.Namun, Felicia juga memandang Afkar dengan tatapan yang sama bingungnya dengan Afkar."Hehe, ganti orang lagi ya?" ejek Codet."Nak, kamu mau main denganku?" tanya Ular Tua sambil mengangkat alisnya."Kalau nggak, untuk apa aku duduk di sini?" Afkar mengangguk, lalu berkata pada Fadly, "Adik Ipar, cip!""Adik ipar?" Mendengar panggilan Afkar terhadap Fadly, Codet tertegun sejenak. Kemudian, dia tertawa terbahak-bahak, "Bu Felicia ganti tunangan lagi ya?"Dengan wajah muram, Fadly berjalan ke sisi Afkar dan bertanya dengan nada dingin, "Apa yang kamu lakukan? Kamu bisa judi?"Sialan, jangan-jangan pria simpanan ini sengaja mau memerasnya?"Berikan saja cipnya!" jawab Afkar sambil tersenyum. Apakah Afkar bisa berjudi? Sebenarnya tidak bi

Latest chapter

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 745

    Erlin yang sangat menantikan jawaban Guntur bertanya, "Pak Guntur, apa persyaratan ini sudah cukup membuat Organisasi NC berdamai dengan Keluarga Safira?"Guntur berpikir sejenak, lalu tertawa sinis dan menjawab, "Kalau kamu benar-benar bisa membantuku menangkap Fadly, itu nggak masalah. Lagi pula, sudah banyak anggota Keluarga Safira yang nggak berguna mati!"Mendengar ucapan Guntur, Erlin langsung teringat peti mati itu. Pesilat Keluarga Safira mati tragis, jadi Erlin merasa sakit hati. Dia juga sangat marah.Namun, Erlin tidak berani menunjukkan kemarahannya saat berbicara dengan Guntur. Dia malah tertawa dan menanggapi, "Baguslah kalau begitu! Pak Guntur, kamu tenang saja. Aku punya cara untuk menangkap Fadly."Erlin menambahkan, "Tapi, apa kamu yakin kalian pasti berdamai dengan Keluarga Safira dan nggak membuat perhitungan dengan kami lagi setelah aku berhasil menangkap Fadly?"Guntur mendengus dan membalas, "Tenang saja. Organisasi NC memang sedikit kejam, tapi kredibilitas kami

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 744

    Erlin berbicara dengan sungkan pada Guntur. Padahal biasanya dia sangat arogan. Hal ini karena Erlin tahu Guntur adalah orang kejam yang berani membunuhnya.Sementara itu, Erlin selalu bersikap dominan pada seluruh anggota Keluarga Safira karena dia tahu mereka adalah juniornya. Selain itu, Erlin menguasai sebagian besar saham dari semua aset Keluarga Safira. Jadi, seluruh anggota Keluarga Safira tidak berani melawan Erlin.Bahkan, Erlin juga tidak takut saat menghadapi Afkar yang sangat kuat hingga bisa melawan semua pesilat Keluarga Safira dengan kemampuannya sendiri.Erlin tahu Afkar tidak berani membunuhnya. Entah karena hubungannya dengan Harun dan Felicia atau karena Afkar tidak berani melakukan perbuatan yang melanggar hukum.Namun, kali ini berbeda. Organisasi NC merupakan perusahaan yang melakukan kejahatan. Mereka adalah orang-orang yang tidak takut mati. Jadi, mereka berani membunuh Erlin.Tentu saja, Erlin lebih patuh dan tidak berani sok hebat ketika menghadapi orang jahat

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 743

    Renhad dan Viola sangat terkejut mendengar ucapan Erlin. Menghadapi ancaman dari Organisasi NC, Erlin berniat mencelakai Fadly? Apa masalah ini ada hubungannya dengan Fadly?Erlin mendengus, lalu berucap dengan ekspresi muram, "Benar, Fadly!"Kemudian, Erlin melanjutkan dengan tatapan dingin, "Apa kalian nggak mendengar ucapan Melvin? Belakangan ini Organisasi NC berniat mengembangkan kekuasaannya di Kota Nubes. Coba kalian pikirkan, nantinya apa hambatan terbesar yang dihadapi Organisasi NC?"Erlin menambahkan, "Tentu saja kekuasaan dunia mafia di Kota Nubes, yaitu kekuatan Fadly dan Farel."Setelah Erlin melontarkan ucapannya, Renhad dan Viola bertatapan. Sekarang mereka baru paham. Sudut bibir Viola berkedut. Dia bertanya dengan ekspresi ragu, "Nenek ... kamu mau mencelakai Fadly? Kamu ingin membantu Organisasi NC membasmi kekuasaan Fadly di Kota Nubes biar Organisasi NC memaafkan kita?"Sementara itu, Renhad mengerjap, sepertinya dia sedang memikirkan kemungkinan dari hal ini. Ek

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 742

    Erlin, Renhad, Haris, dan lainnya juga terkejut hingga wajah mereka memucat.Di dalam peti mati itu ada Melvin yang terbaring dengan sekarat dan belasan kepala manusia. Semua itu adalah kepala pesilat Keluarga Safira yang pergi bersama Melvin kali ini.Erlin berjalan mundur beberapa langkah, lalu terduduk di tanah. Sekujur tubuhnya gemetaran. Yang lainnya juga dipenuhi ketakutan, kesedihan, dan amarah yang luar biasa."Ada apa ini? Apa yang terjadi?""Kenapa? Kenapa semuanya mati?""Organisasi NC membunuh semua pesilat yang kita utus kali ini!""Mereka memang binatang yang nggak berperasaan. Kita mau berdamai, tapi mereka malah bertindak kejam!""Gimana bisa begini? Kalau digabung, kekuatan Melvin dan lainnya nggak bisa dianggap remeh. Tapi, mereka semua malah ... mati?"Setelah diliputi kesedihan dan amarah, seluruh Keluarga Safira mulai merasakan ketakutan yang luar biasa.Pesilat yang diutus kali ini adalah pesilat andalan Keluarga Safira. Di antaranya, ada Melvin dan beberapa pesil

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 741

    Malam itu, di sebuah area terpencil yang tidak berpenghuni di Gunung Yonsa, Guntur mengajak pria bermata sipit dan beberapa pesilat Organisasi NC untuk menunggu.Sesuai waktu yang disepakati, sekitar pukul 11 malam, Melvin dan belasan pesilat Keluarga Safira datang membawa empat peti mati.Melvin memperhatikan dengan saksama. Di bawah cahaya bulan, raut wajah Guntur dan anggotanya tampak makin dingin dan mengerikan."Kamu Wakil Ketua Aula Guntur?" tanya Melvin sambil berdiri tegak dan memberi hormat."Sialan! Kamu pikir Pak Guntur nggak tahu dirinya wakil ketua aula? Kenapa kamu sengaja menegaskannya?" "Kamu ... mau mati, ya?"Pertemuan antar musuh membuat kebencian makin mendalam.Begitu melihat Melvin, pria bermata sipit langsung menunjuknya sambil memakinya. Melvin menarik napas dalam-dalam dan memikirkan tujuan kedatangannya hari ini.Melvin tidak berdebat dengan pria bermata sipit, melainkan berkata pada Guntur, "Pak Guntur, masalah sebelumnya terjadi karena kami gegabah. Selain

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 740

    Viola menjelaskan, "Organisasi NC memang belum datang, tapi suatu saat itu pasti terjadi. Dua hari ini, kami sudah selidiki tentang Organisasi NC. Cara bertindak kelompok kekuatan ini sangat ekstrem dan otoriter. Mereka juga selalu balas dendam."Viola meneruskan, "Terakhir kali, sebelum si mata sipit pergi, dia berteriak dan menyatakan permusuhan dengan seluruh Keluarga Safira. Kita semua nggak bisa terlepas dari dendam ini."Mendengar ucapan Viola, Haris hanya mendengus dingin tanpa ribut dengan Renhad dan Viola.Kemudian, semua orang mulai membahas solusinya.Pada akhirnya, Dafa yang tiba-tiba teringat sesuatu bertanya, "Oh, iya. Ibu, bukannya terakhir kali ada empat orang dari Organisasi NC yang mati? Di mana jasad keempat orang itu?"Mendengar ini, raut wajah Erlin tampak serius. Katanya, "Jasad mereka masih disimpan di lemari pendingin rumah lama. Aku juga sedang memikirkan gimana cara mengurusnya."Haris membalas, "Gimana cara mengurusnya? Tentu saja kembalikan kepada Organisasi

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 739

    Besok adalah hari Turnamen Chartreuse resmi dimulai. Hari ini, pihak Sekte Langga memberitahukan semua keluarga seni bela diri kuno, sekte, beserta para pesilat bebas tentang peraturan turnamen kali ini.Aliansi Sekte Bela Diri Kuno awalnya dibentuk oleh enam kelompok kekuatan dunia misterius. Namun, seiring dengan kehancuran Keluarga Samoa, kini hanya tersisa lima kelompok kekuatan dunia misterius.Setiap Turnamen Chartreuse diselenggarakan secara bergiliran oleh lima kelompok kekuatan dunia misterius. Itu sebabnya, peraturan setiap turnamen berbeda-beda.Secara keseluruhan, Turnamen Chartreuse kali ini dibagi menjadi dua bagian utama. Pertama, uji kualifikasi Aliansi Seni Bela Diri Kuno. Kedua, uji peringkat individu.Uji kualifikasi Aliansi Seni Bela Diri Kuno dibagi menjadi lima bagian kecil, yaitu uji serangan, pertahanan, kecepatan, respons, dan ketahanan para peserta.Peserta dari kelompok kekuatan seni bela diri kuno yang berhasil melewati ujian ini, bisa mempertahankan kualifi

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 738

    Pewaris cantik dari Sekte Langga ini seperti menunjukkan sikap superior, seakan-akan sedang mendidik Afkar. Di matanya, tindakan pemuda ini agak konyol dan kekanak-kanakan. Kesannya seperti tidak tahu diri."Gimana kamu bisa tahu aku nggak punya kekuatan?" timpal Afkar dengan tidak acuh.Mendengar ini, Arisa tertegun sejenak. Terlintas keterkejutan di matanya. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa murid Keluarga Samoa ternyata berani membalas ucapannya."Oke. Kalau begitu, aku tunggu kamu menunjukkan kekuatanmu di Turnamen Chartreuse," balas Arisa dengan datar. Setelah itu, dia berbalik berjalan ke luar. Dia tidak tertarik untuk terus berbicara dengan pemuda ceroboh seperti Afkar.Dua wanita di sisi Arisa juga memandang Afkar dengan tatapan meremehkan. Ekspresi mereka dipenuhi penghinaan."Hmph! Beraninya nggak hormat pada Arisa! Bocah, kamu tunggu saja," ancam Logan dengan dingin sembari menunjuk Afkar. Kemudian, dia buru-buru menyusul Arisa keluar.Afkar berdiri di sana dan mendengus

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 737

    Pada saat Rose hendak menggantikan Afkar menerima duel dengan Logan, terdengar suara wanita yang dingin.Kemudian, terlihat tiga orang yang berjalan masuk ke penginapan. Tatapan semua orang seketika tertuju pada mereka.Dua wanita di antara mereka terlihat seperti berusia 30-an tahun, anggun, dan dewasa. Gerak-gerik mereka memancarkan daya tarik yang luar biasa. Namun , salah satu wanita muda di antara mereka bertiga sangat cantik, seolah-olah bidadari yang keluar dari lukisan.Aura dingin dan suci yang terpancar dari tubuhnya membuatnya terlihat seperti dewi es. Sorot matanya tenang dan lembut. Semua pria di sana yang menatapnya seakan-akan bisa terhanyut dalam tatapannya yang dingin.Begitu melihat mereka bertiga, terutama wanita muda yang sangat cantik itu, Logan seketika menyingkirkan sikap angkuhnya yang barusan."Arisa, kenapa kamu kemari?" tanya Logan. Dia yang biasanya begitu arogan, kini menghampiri wanita itu dengan ekspresi ramah. Senyumannya seperti bunga yang merekah.Wani

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status