Afkar akhirnya mengerti mengapa Felicia mencarinya lagi. Dia mau menebus kesalahannya karena insiden kemarin? Kelihatannya, anak Sutopo memang benar-benar keracunan kemarin! Dengan demikian, Felicia merasa sangat tidak rasional dan malu karena mengusir Afkar.Menghadapi pertanyaan Felicia yang mendesaknya, Afkar hanya tersenyum hambar. Kedua matanya menatap Felicia dan berkata, "Sepertinya anak Pak Sutopo memang keracunan kemarin? Kalau tebakanku nggak salah, anaknya nggak mati dan kamu merasa sangat berterima kasih padaku sekarang. Benar begitu?""Karena itu, kerja samamu dengannya kemungkinan besar akan berhasil. Dengan kata lain, aku sudah membantumu kemarin, tapi kamu malah mengusirku, 'kan? Jadi, hari ini kebenarannya sudah terungkap. Kalau aku menamparmu sekali, bukankah itu seharusnya dan wajar?"Meskipun nada bicara Afkar terdengar tenang, setiap kata yang dia ucapkan penuh dengan logika dan alasan yang kuat.Setelah kata-kata itu dilontarkan, Felicia sontak tertegun. Matanya y
Selanjutnya, Barra mulai menceritakan semua kejadian yang terjadi pagi ini. Barra adalah seorang ahli bela diri, sehingga dia cukup memahami titik meridian di tubuh manusia. Jadi, dia bisa memberitahukan dengan jelas titik meridian mana saja yang ditekan oleh Afkar saat itu.Setelah mendengarnya, wajah Dokter Bian sontak terperangah. "Hebat! Luar biasa .... Entah dari keluarga kedokteran mana orang ini berasal. Tapi, luar biasa sekali dia bisa memicu detak jantung Pak Bayu dengan cara seperti ini.""Pantas saja kondisi Pak Bayu malah membaik setelah penyakitnya kambuh. Kalau bisa dipijat beberapa kali lagi, mungkin Pak Bayu masih bisa hidup 10-20 tahun lagi!" puji Dokter Bian.Mendengar hal ini, semua orang di tempat itu langsung terkejut."Dokter Bian, tadi Barra sudah beri tahu kamu bagaimana anak muda itu melakukannya. Kalau begitu, bukankah sama saja kalau kamu lakukan sesuai caranya?" tanya istri Bayu, Tara."Ya, benar! Dokter Bian, lakukan sesuai cara anak muda itu saja," timpal
Begitu Fadly mengucapkan perkataan itu, ekspresi Felicia sontak berubah. Sebab, adiknya bisa menebak rencananya dengan jelas.Namun, Afkar malah terkekeh-kekeh dan berkata, "Katanya anak orang kaya biasanya sangat beretika. Dilihat dari kondisinya sekarang, sepertinya nggak semuanya begitu. Feli, begini cara adikmu bicara sama kakak iparnya?"Bukan hanya tidak melepaskan pelukannya dari tubuh Felicia, Afkar bahkan semakin mempererat pelukannya. Seketika, wangi Felicia yang semerbak membuat hatinya bergetar.Felicia merintih pelan dan tangannya mencubit pinggang Afkar di belakang. Namun, ekspresinya malah tampak tersipu. Dia tidak menyangka bahwa Afkar bahkan tidak gentar menghadapi Fadly yang telah berhasil membongkar kedok mereka.Orang ini benar-benar berbeda dengan dua orang sebelumnya. Keberanian ini saja sudah jauh melebihi dua orang pengecut itu. Tidak ada wanita yang akan tertarik pada pria yang selalu tunduk dan patuh. Meskipun Felicia tidak akan tersentuh hanya karena tindakan
Semua orang tidak menyangka bahwa Afkar akan mendorong bawahan Fadly dan duduk di seberang Ular Tua. Ahli judi itu menoleh pada Fadly untuk meminta persetujuannya. Fadly juga tidak tahu apa yang hendak dilakukan Afkar, sehingga dia menoleh pada kakaknya.Namun, Felicia juga memandang Afkar dengan tatapan yang sama bingungnya dengan Afkar."Hehe, ganti orang lagi ya?" ejek Codet."Nak, kamu mau main denganku?" tanya Ular Tua sambil mengangkat alisnya."Kalau nggak, untuk apa aku duduk di sini?" Afkar mengangguk, lalu berkata pada Fadly, "Adik Ipar, cip!""Adik ipar?" Mendengar panggilan Afkar terhadap Fadly, Codet tertegun sejenak. Kemudian, dia tertawa terbahak-bahak, "Bu Felicia ganti tunangan lagi ya?"Dengan wajah muram, Fadly berjalan ke sisi Afkar dan bertanya dengan nada dingin, "Apa yang kamu lakukan? Kamu bisa judi?"Sialan, jangan-jangan pria simpanan ini sengaja mau memerasnya?"Berikan saja cipnya!" jawab Afkar sambil tersenyum. Apakah Afkar bisa berjudi? Sebenarnya tidak bi
Klik! Suara yang pelan ini terkesan begitu keras dalam ruangan yang hening. Semua orang tersentak mendengarnya. Afkar akhirnya menutup silinder pistolnya. Di dalamnya berisi lima peluru dan hanya ada satu slot yang kosong!"Jangan bilang aku curang, coba kamu periksa dulu!" Dengan mata tertutup kain hitam, Afkar meletakkan pistol di atas meja judi dan mendorongnya ke arah Ular Tua.Ular Tua saling bertukar pandang dengan Codet, kemudian mengambil pistol itu dan memeriksanya. Ternyata benar, tidak ada masalah! Setelah memeriksanya, pistol itu dikembalikan kepada Afkar. Dengan mata tertutup, Afkar kembali memutar silinder dengan tangannya."Anak muda, ini bukan judi. Ini murni bunuh diri!" seru Ular Tua sambil menelan ludah. Suaranya terdengar serak dan tidak setenang sebelumnya lagi. Menurutnya, tindakan Afkar ini tidak ada bedanya dengan bunuh diri!Dalam perjudian, selalu ada peluang untuk menang. Namun sekarang, Ular Tua merasa Afkar pasti akan mati."Kamu sendiri yang menyuruhku men
Setelah keluar dari Klub Golden, Felicia masih terus menggandeng lengan Afkar. Dia terlihat seperti gadis kecil yang sedang dalam masa kasmaran. Pada saat ini, Fadly tidak lagi berpikir bahwa Afkar hanyalah alat yang dipilih oleh kakaknya, melainkan khawatir apakah kakaknya yang telah ditipu.Bahkan orang yang kuat dan sombong seperti kakaknya ini sekalipun, mungkin kecerdasannya bisa menurun saat sedang mabuk cinta. Penampilan Afkar hari ini membuat Fadly merasa bahwa orang ini agak berbahaya!"Selidiki dia! Cari tahu semua latar belakang orang itu!" perintah Fadly."Baik, Bos!"Di sisi lain, senyum manis Felicia langsung menghilang setelah masuk ke dalam Ferrari, digantikan dengan ekspresi sedingin es."Afkar, sebaiknya kamu bersikap lebih patuh lain kali. Kalau kamu berani bertindak kurang ajar lagi padaku, aku sendiri yang akan membunuhmu sebelum Noah!"Sikap Afkar yang menarik Felicia ke pangkuannya tadi jelas membuat Felicia marah. Baginya, Afkar masih tetap hanya seorang alat ya
"Akan kuhabisi semua pria yang kamu cari!" pekik seorang pria sambil membanting semua benda di ruangan itu hingga hancur. Pria itu adalah Tuan Muda Keluarga Sanjaya, Noah. Dia telah bertekad untuk mendapatkan Felicia!Sebenarnya, meskipun telah mendapatkan Felicia, Noah tetap tidak bisa melakukan apa pun. Pasalnya, dia memiliki kekurangan secara fisik sejak kecil. Namun justru karena alasan itu, hal ini membuat kepribadiannya menjadi temperamental dan memiliki hasrat yang mendominasi!....Dua hari kemudian, Afkar naik taksi dan tiba di sebuah kawasan rumah lama yang sederhana. Kawasan ini adalah tempat rumah kontrakannya. Demi membiayai pengobatan Shafa, Afkar telah menjual rumahnya yang dulu dan kini hanya bisa menyewa tempat tinggal.Saat ini, Afkar tak kuasa menahan senyuman yang merekah di wajahnya! Kondisi Shafa sudah benar-benar stabil dan akhirnya dia bisa keluar dari rumah sakit. Hari ini, Afkar pulang lebih awal untuk membereskan rumah agar bisa menciptakan suasana yang hanga
Setelah terakhir kali kondisi Shafa memburuk dan harus dirawat di rumah sakit, Afkar telah mengemas beberapa barang keperluan sehari-hari dan tetap tinggal di rumah sakit untuk menemani putrinya. Tak disangka setelah beberapa lama tidak pulang, pemilik rumah ternyata mengusirnya tanpa pemberitahuan sebelumnya sama sekali?Kenapa Afkar harus pergi? Dia sudah membayar uang sewanya, jadi dia masih berhak untuk tinggal di sana. Hanya karena pemilik rumah meremehkannya dan berpikir bahwa dia tidak punya uang untuk memperpanjang sewa, mereka ingin mengusirnya lebih awal?Afkar memang telah mendapatkan peluang, tetapi peluang itu belum bisa menghasilkan uang. Waktu itu, Felicia hanya membayar biaya rumah sakit untuk Shafa. Dia tidak membayar Afkar untuk kebutuhan lainnya.Oleh karena itu, saat ini Afkar masih tidak punya uang untuk mencari tempat tinggal lain. Selain itu, Shafa masih menunggu untuk pulang. Betapa sedih dan kecewanya Shafa kalau dia sampai tahu mereka telah diusir?"Nggak mau
"Maafkan aku, Pak Fadly! Demi keselamatan Bu Erlin dan Pak Renhad, aku terpaksa menyulitkanmu!" Usai berkata demikian, Jonas tiba-tiba melancarkan serangan. Kelima jarinya mencengkeram ke arah bahu Fadly. Dia berniat untuk menangkap dan menahan Fadly.Raut wajah Fadly langsung berubah. Begitu melihat gerakan itu, dia segera mengayunkan tinjunya untuk melawan.Bunyi benturan yang dalam terdengar saat tinju dan cakar saling beradu, disusul dengan suara nyaring tulang jari yang patah.Kemudian, Jonas berteriak kesakitan. Ekspresinya langsung berubah penuh rasa sakit dan terkejut. Dia mundur beberapa langkah secara refleks.Sebenarnya serangan Jonas tadi bukan bermaksud untuk mencelakai Fadly hingga kehilangan nyawa, melainkan hanya untuk menangkap dan menahannya saja.Ditambah lagi bagi Jonas, Fadly hanyalah orang biasa. Jadi, dia hanya mengerahkan 20% kekuatannya. Menurutnya, itu sudah cukup untuk mengendalikan Fadly.Namun tidak disangka, pukulan spontan Fadly tadi ternyata sangat kuat
Harun memprotes, "Gauri, mana boleh kamu bilang begitu? Dia itu ibuku. Apalagi, sudah berlalu begitu lama. Kalau sekarang dia mau berdamai denganku, bukankah itu wajar juga? Kami ini keluarga yang sedarah. Mana ada dendam yang nggak bisa dilupakan?"Harun mengernyit, lalu nada bicaranya menjadi lembut ketika berusaha membujuk istrinya, "Sayang, Ibu berinisiatif mau berdamai dan mengajak kita makan malam di rumah malam ini. Ayo, kita beli sesuatu buat dibawa ke sana."Sayangnya, Gauri hanya mendengus dingin. Dia menimpali, "Aku nggak mau! Hmph! Dulu waktu dia bilang mau usir kita dari keluarga, dia langsung usir begitu saja. Sekarang cuma karena dia bilang mau berdamai, kita harus menurutinya? Dia menganggap kita apa?"Harun coba menenangkan, "Dia sudah tua. Kamu ngalah sedikit dong."Gauri membalas dengan ekspresi dingin, "Pokoknya aku nggak mau. Kalau kamu mau, ya silakan pergi sendiri."Apa yang pernah dilakukan oleh Erlin sebelumnya benar-benar melukai hati Gauri sebagai menantu. It
Sebenarnya apa yang direncanakan oleh Erlin? Begitu teringat apa saja yang pernah dilakukan oleh Erlin terhadap keluarganya, terutama terhadap kakak dan kakak iparnya, Fadly masih menyimpan sedikit keraguan terhadap ajakan damai neneknya.Sementara itu, di rumah Keluarga Safira.Renhad bertanya, "Bu, gimana? Fadly si bocah itu setuju nggak?" Dia dan Viola berdiri di samping dengan ekspresi penuh harap.Kini, wajah Erlin menampakkan senyum licik saat membalas, "Dia sudah setuju! Sebagai neneknya, aku bahkan sudah bilang seperti itu. Mana mungkin dia nggak mau datang?""Hehe. Keluarga Harun itu paling menjunjung tinggi perasaan. Selama aku mau merendahkan diri untuk berdamai, bukankah semuanya bakal beres juga?" ucap Erlin.Renhad tertawa senang sambil berucap, "Haha! Bagus kalau begitu!"Viola juga ikut menepuk tangan, lalu berkomentar, "Benar-benar bodoh. Tiap kali dibohongi sedikit, mereka langsung percaya begitu saja!"Erlin hanya terkekeh dingin dengan ekspresi sangat puas. Tak bisa
Sementara itu, pada saat yang sama di tempat lain. Tepatnya di Kota Nubes. Fadly sedang berada di arena tinju dunia hitam miliknya. Dia meminta Jarel berlatih tinju dengannya.Buk!Fadly yang dulu meremehkan kekuatan fisik individu, menendang keras lengan Jarel yang sudah dilindungi oleh pelindung khusus.Dulu, Afkar pernah "merancang khusus" teknik kultivasi untuk Jarel dan anak buah kepercayaan Fadly lainnya. Sekarang, kekuatan Jarel sudah berhasil menembus ke tingkat revolusi.Kalau sekarang mereka kembali bertemu dengan anggota Organisasi NC seperti Serigala Liar, belum bisa dipastikan siapa yang akan menang. Namun pada saat ini, Jarel masih saja terdorong mundur satu langkah karena tendangan Fadly barusan.Jarel mengacungkan jempol ke arah bosnya sambil memuji, "Kak Fadly, hebat banget! Kamu sudah sampai ke tingkat gulita ya? Teknik yang diberikan Pak Afkar padamu pasti lebih hebat daripada yang dia kasih ke kami!"Belakangan ini, Fadly memang menunjukkan tanda-tanda menjadi mania
Pada sore hari itu, ujian reaksi, kecepatan, dan daya tahan pun berakhir dengan lancar dan tanpa kejutan berarti. Afkar meraih total nilai 360 poin dan menempati peringkat ke-20 secara keseluruhan!Sebenarnya di luar ujian pertahanan, kemampuan Afkar dalam aspek lain hanya biasa saja dan berada di tingkat menengah. Namun berkat nilai 120 poin penuh dari ujian pertahanan, peringkat keseluruhannya pun terangkat secara signifikan.Sementara itu, peringkat Rose juga seperti yang diduga. Dia berhasil masuk ke dalam peringkat 10 besar. Itu artinya, Keluarga Samoa kali ini berhasil mempertahankan status mereka sebagai salah satu keluarga bangsawan dari Aliansi Seni Bela Diri Kuno.Begitu sesi terakhir ujian daya tahan selesai dan Zinia di atas panggung utama mengumumkan hasil peringkat akhir serta nama-nama peserta yang akan dieliminasi, wajah Rose dan Lena pun dipenuhi dengan kebahagiaan.Mata Lena terlihat berkaca-kaca. Dia menggenggam tangan Afkar dengan tulus sambil berujar, "Afkar, makas
Mendengar ini, ekspresi Saiful langsung berubah. Sebuah tamparan keras pun mendarat di wajah Mohit."Dasar sampah! Kamu dan adikmu sama-sama sampah! Kalian berdua bisa apa sih?" bentak Saiful.Safwan juga mendengus dingin. "Kalian benar-benar cuma bisa merusak rencana!"Mohit terlempar ke tanah dan berguling beberapa kali. Saat bangkit, darah mengalir dari sudut bibir dan hidungnya, sementara wajahnya dipenuhi kemarahan sekaligus kesedihan.Meskipun demikian, dia tidak berani membantah. Di dalam matanya, tersembunyi kepedihan dan kebencian yang mendalam. Bagaimanapun, dia dan Dustin sudah berusaha untuk keluarga!Walaupun rencana mereka gagal, setidaknya mereka telah mencoba. Terlebih lagi, Dustin bahkan kehilangan nyawanya hari ini demi Keluarga Pakusa!Namun, apa balasan yang mereka dapat? Dihina sebagai sampah, dianggap pecundang yang tidak berguna?Kemarahan dan keengganan membakar hati Mohit. Afkar membunuh Dustin karena mereka adalah musuh. Namun, penghinaan dari keluarganya send
Ujian pertahanan akhirnya berakhir menjelang siang!Dalam ujian ini, Afkar benar-benar mengejutkan semua orang. Dia berhasil merebut peringkat pertama.Namun, posisi pertama ini ditempati oleh tiga orang secara bersamaan. Selain Afkar, ada juga Lukas dari Sekte Pedang Emas dan Felix dari Keluarga Saloka.Keduanya berhasil menahan serangan dari ahli tingkat pembentukan inti tahap awal, sama seperti Afkar.Namun, Lukas dan Felix memang sudah berada di tingkat pembentukan inti tahap awal. Mereka tidak mencoba melampaui batas dan tetap memilih tingkat kesulitan sesuai dengan kekuatan mereka. Bisa dilihat betapa waspadanya mereka.Bagaimanapun, semakin tinggi tingkat kultivasi, semakin besar perbedaan kekuatan antara setiap tahap kecil. Seorang ahli tingkat pembentukan inti tahap menengah bahkan bisa mengalahkan 10 ahli tingkat pembentukan inti tahap awal.Jadi, Lukas dan Felix tidak mengambil risiko yang tidak perlu. Jika mereka terluka hanya demi ujian ini, hasilnya tidak akan sepadan.Ka
Semua anggota Keluarga Pakusa hampir melompat karena marah.Seluruh arena gempar! Semua orang yang mendengar ucapan Afkar barusan nyaris ikut muntah darah ....Terlalu banyak darah, jadi membuang darah untuk hiburan? Sialan, bocah ini benar-benar licik.Semua orang awalnya mengira dia hanyalah seorang pemuda bodoh yang terpancing provokasi kedua bersaudara itu.Namun, ternyata bukan itu yang terjadi! Dia sengaja bertindak gegabah! Dia sengaja pura-pura muntah darah dan terluka! Bahkan, ekspresi nekat dan marahnya juga sandiwara belaka!Dari awal sampai akhir, bocah ini sangat sadar dan penuh perhitungan!"Anak ini ... menarik juga." Zinia menyipitkan matanya, mengamati Afkar dengan lebih teliti, lalu tersenyum samar.Sebagai ahli tingkat pembentukan inti tahap menengah, dia bahkan tidak bisa sepenuhnya menilai kedalaman kekuatan Afkar.Di sisi lain, juri dari Keluarga Pakusa itu menatap Afkar dengan wajah pucat. Di dalam tatapannya, tersirat niat membunuh yang samar.Di tribune, Arisa
Sebelumnya saat menerima serangan puncak tahap akhir tingkat pembangunan fondasi, bahkan serangan tingkat pembangunan fondasi tahap akhir, Afkar selalu terpental jauh.Namun, kali ini ketika serangan tingkat pembentukan inti tahap awal menghantamnya, dia hanya mundur beberapa langkah.Begitu tubuhnya stabil, Afkar berdiri tegap, jauh berbeda dari sebelumnya yang terluka parah dan hampir tumbang. Di mana tanda-tanda luka seriusnya?Semua orang di tempat itu pun melongo, mengeluarkan suara terkejut dan menahan napas.Sementara itu, Saiful, Mohit, dan anggota Keluarga Pakusa menatap dengan ekspresi ngeri. Wajah Logan juga berkedut beberapa kali saat menatap Afkar, seolah-olah melihat hantu.Arisa pun mengernyit dan cukup terkejut. Bahkan, Zinia dan para juri lainnya ikut menunjukkan ekspresi kaget.Sepanjang ujian ini, Afkar terus menyembunyikan kekuatannya di tingkat pembangunan fondasi tahap menengah.Saat menggunakan energi sejatinya, dia hanya memperlihatkan kekuatan yang sesuai denga