Audrey Jo dan Andrew Jo adalah kakak beradik yang baru saja ditinggal mati oleh neneknya. Dari kecil Audrey dan Andrew sudah diurus oleh neneknya. Karena orang tua Audrey dan Andrew sudah lama meninggal. Namun, kini Audrey dan Andrew hanya tinggal berdua. Di kota yang besar ini, di dunia yang rumit ini. Bahkan Audrey dan Andrew belum tamat sekolah. Suatu hari Audrey dan Andrew dicegat oleh seseorang yang tidak dikenal. Dan dia mengatakan sesuatu kepada Audrey dan Andrew. "Kalian adalah keturunannya. Arthur Johanson, akan kumusnahkan keturunanmu!" Kemudian, orang itu membawa Audrey dan Andrew pergi ke sebuah negeri sihir yang bernama Friddenlux. Negeri sihir yang penuh pengharapan dan sinar cahaya. Namun berada di ujung penghancuran
View MoreThe Magic of Friddenlux
Episode 1
Rumah duka sedang menyelimuti kediaman Jo. Telah berpulang ke sisiNya, Ashley Jo yang berusia 95 tahun. Dengan meninggalkan 2 orang cucu, yang bernama Audrey Jo dan Andrew Jo. Kini semua orang sedang berduka.
“Oh dia ya.”
“Kasihan ya dia, padahal masih muda tapi sudah harus menjadi tulang pungung keluarga ya.”
“Iya ya, mana harus sambil menghidupi adiknya lagi ya.”
“Duh iya ya ya, uang kehidupannya bagaimana ya ? sekolahnya bagaimana ya ?”
“Sudah yatim piatu sejak kecil, pasti berat ya untuk dia.”
“Aku sih mau saja jika dia mau menikah dengan anakku, walaupun dia masih begitu muda.”
Bisik-bisik orang yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Ashley Jo, seorang pensiunan dari Kepala Departemen Sosial Kota Remeny. Ashley Jo adalah salah satu orang yang memiliki pengaruh besar terhadap dunia. Tidak heran bila saat pemakamannya, begitu banyak orang yang datang.
Kini tinggallah Audrey Jo dan Andrew Jo berdua, tanpa orang tua dan tanpa orang dewasa yang lainnya. Audrey jo harus berjuang atas hidupnya dan hidup adiknya di kota penuh duka ini.
“Kakak, setelah ini harus bagaimana? Apa kita akan meninggalkan rumah ini?” Tanya Andrew kepada Audrey.
“Tenanglah, kamu hanya perlu tetap bersekolah, Kakak akan bekerja untuk memenuhi kebutuhan kita,” ujar Audrey.
“lalu bagaimana dengan sekolah Kakak? Kakak tidak bermaksud untuk berhenti sekolah kan? Kalau Kakak melakukannya, maka aku juga tidak mau bersekolah,” kata Andrew dengan jelas.
“Andrew, jangan berkata seperti itu, kamu harus tetap bersekolah, kamu harus layak mendapatkan hidup yang lebih baik,” ucap Audrey sambil memegang bahu Andrew.
“Lalu bagaimana denganmu Audrey? Apa kamu merasa tidak perlu mendapatkan kehidupan yang layak seperti adikmu?” Tanya seseorang yang tiba-tiba datang.
Audrey terkejut melihat seseorang yang baru saja ikut dalam obrolannya. Karena seseorang itu adalah Ibu Ursey, seorang Kepala Sekolah di sekolah Audrey dan Andrew.
“Ibu, apa yang Ibu lakukan disini?” Tanya Audrey.
“Tentu saja memberikan penghormatan terakhir untuk nenekmu. Semasa hidupnya, nenek kalian telah menjadi donatur terbanyak sekolah kita.”
“Begitu ya, kami baru mengetahuinya sekarang,” ungkap Audrey.
“Audrey dan Andrew tetap lah bersekolah,” kata Ibu Ursey.
“Kami tidak punya biaya sebanyak itu Bu, biarkan Andrew saja yang tetap bersekolah, saya akan berusaha membiayainya bersekolah, jadi saya mohon Bu untuk membiarkan Andrew bersekolah,” pinta Audrey.
“Kamu tidak perlu memintanya Audrey. Baik Andrew maupun kau tidak akan ada yang berhenti sekolah,” balas Bu Ursey.
“Apa maksud Ibu? Aku tak paham,” kata Audrey sambil mengerutkan alisnya.
“Nenek kalian, sudah menitipkan sejumlah uang yang bisa kalian pakai untuk melanjutkan hidup. Uang itu dititipkan ke departemen sosial. Dan kalian perlu tahu bahwa suami saya adalah kepala departemen sosial saat ini. Nenek kalian masih memikirkan kalian bahkan disaat umurnya tidak lama lagi, maka dari itu jangan ada dari kalian yang tidak melanjutkan sekolah. Jangan biarkan segala yang telah dilakukan Nyonya Ashley Jo ini menjadi sia-sia,” ungkap Bu Ursey.
“Kakak kita masih bisa bersekolah Kak,” ungkap Andrew sambil memeluk Audrey.
Dan Audrey pun tidak sadar telah meneteskan air mata. Ia tidak menyangka masih ada harapan untuk melanjutkan kehidupan. Setelah neneknya meninggal, Audrey dan Andrew harus menjadi anak yang kuat.
“Besok, Ibu tunggu di ruangan Ibu ya. Jangan sampai terlambat di hari pertama masuk sekolah,” kata Bu Ursey sambil tersenyum. Ia memegang pundak Audrey dan Andrew kemudian meninggalkan mereka berdua.
Acara pemakaman telah usai. Semua tamu yang datang juga telah pulang. Kini tinggallah Audrey dan Andrew hanya berdua di rumah. Ketika masuk ke dalam ruang, Audrey masih membayangkan ada pelukan hangat dari neneknya setiap kali mereka pergi dari luar.
Malam harinya, Audrey memasakkan Andrew makan malam. Menu mereka makan malam adalah telur ceplok. Hanya ada itu di rumah mereka, disaat nenek mereka pergi untuk selama-lamanya. Banyak bahan makanan yang habis disaat waktu yang tidak tepat.
“Kakak, menurutku kau harus belajar cara memasak,” kata Andrew sambil memakan nasinya. Audrey melihat telur ceplok buatannya yang hanya disentuh sedikit oleh Andrey.
“Kenapa dengan telurnya?” Tanya Audrey.
“Terlalu asin, sampai lidah ku merasa getir saat memakannya,” jawab Andrew.
“Maafkan aku, kau bisa menambahkan kecap pada telurmu,” kata Audrey sambil memberikan kecap kepada Andrew.
“Kak tidak usah, setelah ini kita akan menghadapi berbagai masalah. Aku tidak mau rasa getir ini menghambat pertumbuhanku menjadi kuat,” balas Andrew sambil tersenyum.
Audrey pun membalas senyuman itu dengan tawa kecil. Ia juga harus belajar banyak hal, mulai malam ini, mulai hari ini Audrey dan Andrew akan bertahan atas hidup mereka sendiri. Tanpa bantuan penuh dari orang lain. Hanya mereka dan diri mereka sendiri.
Sehabis makan, Andrew pergi ke kamarnya untuk tidur. Andrew terlihat kuat tadi saat makan malam, padahal ia diam-diam menangis di kamarnya. Ia takut, apa yang akan dunia ini lakukan padanya dan pada kakak perempuannya.
Andrew menangis di kamarnya yang gelap, hingga ia menjadi ketiduran. Dalam tidurnya ia melihat sosok wanita dan ia yakin itu adalah neneknya. Kemudian Andrew berlari mendatangi sosok itu. Dan benar bahwa itu adalah neneknya, Ashley Jo.
“Nenek!” Seru Andrew sambil memeluk neneknya.
“Hai pangeran kecil nenek, kamu belum tidur rupanya. Apa yang menganggumu?”
“Nek, aku rasa aku sedang tertidur, aku yakin ini adalah alam mimpi. Lalu kenapa nenek datang ke alam mimpiku?" tanya Andrew.
"Apa yang kau khawatirkan?" tanya neneknya, Ashley.
"Kakak, aku yakin Kakak masih sulit untuk bangkit, pasti banyak yang ia pikirkan, aku ingin membantunya tapi ia melarangku Nek," kata Andrew yang khawatir.
"Kau memang adik yang baik, itu lah mengapa aku bangga padamu. Kau khawatir pada Kakak Perempuan yang usianya lebih tua daripada kau," ujar Nenek.
"Nek, tidak ada kah hal yang bisa kau lakukan?" tanya Andrew.
"Tentu saja ada. Jangan pernah abaikan dia, ikuti apa katanya yang bersifat baik untukmu, pahami perasaannya, kondisinya, sebisa mungkin jangan memberatkannya. Audrey sekarang punya tanggung jawab yang berat," jawab Nenek.
"Terimakasih Nek, setidaknya aku tahu apa yang harus aku lakukan. Sekarang aku rasa aku harus kembali dan memeriksa Audrey," kata Andrew.
Nenek Ashley pun mengangguk perkataan Andrew. Akhirnya Andrew terbangun dari tidurnya. Ini adalah salah satu keahlian istimewa Andrew, dia bisa mengendalikan mimpi dan bisa berkomunikasi dengan alam yang tak kasat mata.
Setelah bangun tidur, Andrew keluar dari kamarnya lalu mencari Audrey. Yang benar saja, Audrey sekarang sedang menangis di depan televisi yang sedang menampilkan acara semut.
Andrew pergi mendekati Audrey lalu memeluknya. Ia tahu bahwa Audrey sedang menangis sendirian. Ia tidak mau Kakaknya merasakan hal itu sendirian.
"Kakak, bagilah hal yang kau rasakan itu padaku. Aku tidak akan pernah menganggap itu beban. Jadi jangan memikulnya sendirian. Barusan aku bertemu dengan Nenek. Ia bangga pada kita berdua, bahkan disaat sudah tidak ada," ujar Andrew yang perlahan melepas pelukannya dengan Audrey.
Kemudian Audrey menghapus air matanya dan tersenyum kepada Andrew. Bagi Audrey, Andrew lah yang terpentinf sekarang. Ia tak perlu repot larut dalam emosi. Ia harus tenang dan mencari cara untuk membuat dirinya dan Andrew bahagia.
The Magic Of Friddenlux"Apa-apaan ini?"Tampak Audrey Jo dan Julian Fang yang terkejut hingga spontan berdiri di tempat duduk mereka. Semua siswa terheran melihat Audrey dan Julian yang tiba-tiba berdiri dari bangku mereka."Audrey Jo, Julian Fang, ada apa dengan kalian? Kembali duduk di tempat kalian!" perintah Mrs. Rita.Audrey dan Julian saling bertatapan. Sedangkan Xavier menatap tajam ke arah depan. Tepatnya arah orang yang ada disamping guru mereka itu."Sekarang silahkan perkenalkan dirimu," kata Mrs. Rita"Perkenalkan semuanya, namaku Theodore Sorton, aku adalah orang baru disini, jadi mohon bantuannya," kata anak baru itu.Orang yang ada disamping guru mereka itu adalah Theodore Sorton. Sepupu dari Xavier Killman, yang kini datang ke sekolah mereka sebagai anak baru.Kedatangan Theo itu tentu saja membuat Audrey dan Julian sangat terkejut. Xavier juga tidak menyangkanya, tapi ia mencoba untuk tidak menunjukkannya.
The Magic Of FriddenluxEpisode 57Di halaman istana, tampak Xavier sedang berjalan bersama Julian. Mereka berjalan ke arah gedung asrama ksatria. Di gedung itu lah terdapat Hans dan kelompoknya ditempatkan."Hei, penyihir yang kau rekomendasikan itu, apa kau yakin dengan kemampuan mereka?" tanya Julian."Entahlah, mereka sebenarnya lemah, tapi memiliki teknik yang bagus karena ingin cepat menyelamatkan Audrey saja aku merekomendasikan mereka," jawab Xavier."Jawaban macam apa itu?" tanya Julian yang terkejut."Memangnya kau mengharapkan jawaban seperti apa?" tanya Xavier sambil berbalik arah menghadap Julian."Maksudku, kau mempertaruhkan nasib kerajaan pada penyihir yang belum pasti baik? Bagaimana jika dia malah membahayakan Friddenlux?" tanya Julian."Jika itu terjadi, maka kita akan berada di garis depan untuk menghentikan mereka," jawab Xavier.Lalu Xavier dan Julian pun masuk ke dalam gedung asrama ksatria. Di sebuah ruangan
The Magic Of FriddenluxEpisode 56"Jadi kalian tertidur dengan berpegangan tangan sepanjang malam?" tanya Andrew dan Julian yang tiba-tiba datang ke kamar Audrey.Kehebohan yang dibuat oleh Andrew dan Julian membuat Audrey dan Xavier jadi terbangun dari tidurnya. Audrey yang tidak sadar karena telah memegang tangan Xavier sepanjang malam ini pun terkejut dan langsung meminta maaf."Maafkan aku, sepertinya tanganmu menjadi pegal," kata Audrey."Tidak apa, yang penting kau bisa tidur dengan tenang," ujar Xavier sambil membelai rambut Audrey.Karena Xavier seenaknya membelai rambut Audrey membuat Andrew dan Julian menjadi kesal. Andrew langsung datang dan menjauhkan tangan Xavier dari kepala Audrey."Hei seenaknya saja kau menyentuh kepalanya," kata Andrew sambil melotot."Andrew, aku rasa aku tidak jadi berjalan-jalan hari ini," ungkap Audrey tiba-tiba."Apa?!" ucap Andrew dan Xavier bersamaan."Tapi kenapa Audrey?" tanya Andre
The Magic Of FriddenluxEpisode 55"Nona Lisa Parkling, atas apa yang sudah didata, saya putuskan anda akan ditahan selama 3 hari," kata Julian sambil menutup data Lisa."Apa? 3 hari? Itu terlalu lama!" seru Lisa yang tidak terima dengan keputusan Julian."Kalau begitu, masa tahananmu akan kuganti menjadi seminggu," kata Julian."Apa? Tidak! Tidak bisa seperti ini!" seru Lisa."Anda terlalu berisik, ini sudah tengah malam," kata Julian dengan mata yang bersinar.Saat melihat mata Julian yang bersinar itu langsung membuat Lisa membatu. Ia takut dan merinding karena Julian terlihat menakutkan.Setelah itu Julian memerintahkan kepada ksatria yang ada untuk membawa Lisa masuk ke dalam kurungan besi. Melihat sudah tidak ada lagi pekerjaan, akhirnya Julian pergi meninggalkan penjara.Sementara itu, di kamar tampak Xavier sedang membaringkan Audrey diranjangnya. Ketika hendak meninggalkan Audrey, tiba-tiba saja tangan Xavier ditahan oleh A
The Magic Of FriddenluxEpisode 54Malam itu Xavier melepaskan pengaruh sihirnya yang ia berikan pada Hans dan kelompoknya. Kemudian Hans dan yang lainnya mengikat tangan nona aktris itu.Saat mereka akan berangkat, tiba-tiba Audrey kehilangan keseimbangan tubuhnya yang membuat Xavier spontan menangkapngya."Sebaiknya kau kugendong saja," kata Xavier yang langsung menggendong Audrey.Semua orang pun terkejut melihat Xavier memperlakukan Audrey. Tapi Xavier tidak memperdulikan pandangan mereka. Ia tetap menggendong Audrey."Kenapa kau memperlakukannya seperti itu?" tanya nona aktris."Karena dia adalah wanitaku. Jadi sudah sewajarnya aku memperlakulannya seperti ini," jawab Xavier dengan tatapan sinis.Saat berjalan ditengah malam, tampak nona aktris yang berjalan dengan tangan terikat. Dibawa dengan dikawal oleh Hans dan kelompoknya.Sedangkan Xavier berjalan lebih dulu dengan menggendong Audrey. Walaupun rasanya sed
The Magic Of FriddenluxEpisode 53"Pergilah. Aku tidak akan menahanmu," kata Sora sambil memalingkan matanya.Kemudian Xavier pergi meninggalkan Sora yang masih terhimpit oleh tekanan berat dari sihir Xavier. Sora hanya menghela nafasnya dan menatap langit malam.Xavier mempercepat langkahnya. Karena angin malam semakin kuat dan dingin. Ia sedang mengkhawatirkan Audrey, jadi Xavier meluapkan aura kegelapannya.Aura kegelapan itu menyebar ke seluruh hutan. Tapi aura kegelapan itu tidak bisa menyebar jauh karena ada sihir pembatas.Aura kegelapan yang Xavier sebarkan itu cukup untuk membuat penculik Audrey merasakannya. Mereka langsung menghentikan langkahnya karena merasakan aura kegelapan dari Xavier."Hans, aku saja yang menghentikannya," kata seorang laki-laki."Tunggu dulu Tori!" seru Hans."Aura kegelapan ini, sedang melacak kita. Jangan kau keluarkan energi sihirmu," sambung Hans.Di tengah pembicaraan m
The Magic Of FriddenluxEpisode 52"Untuk apa seorang pangeran melakukan pengejaran? Memangnya kau tidak memiliki ksatria?" tanya Kedd."Mana bisa aku membiarkan ksatria lain menyelamatkan wanitaku," jawab Xavier."Apa?" tanya Kedd dan Mary."Perempuan yang kalian culik itu adalah wanitaku," jawab Xavier denga mata yang bersinar."Kalau begitu kami tidak akan menghalangimu," kata Kedd."Iya, silahkan lanjutkan penyelamatanmu," ujar Mary."Kemana kalian akan membawanya?" tanya Xavier."Kami hanya disuruh untuk membawanya ke gubuk yang ada ditengah hutan," jawab Kedd."Apa?! Siapa yang menyuruh kalian?" tanya Xavier."Entahlah, kami hanya menerima perintah dan uangnya," jawab Mary."Apa yang dia merintahkan?" tanya Xavier."Menangkap gadis itu," jawab Mary."Kalian tahu siapa identitas orang yang memerintahkan kalian?" tanya Xavier."Kami tidak mengetahuinya, dia datang dengan jubah dan tudung sehin
The Magic Of FriddenluxEpisode 51"Siapa kau?" tanya perempuan itu."Kalian akan membuang-buang waktuku. Cepat katakan dimana perempuan yang kalian culik?" tanya Xavier."Baiklah, kita harus bisa menahan dia saja kan," kata laki-laki itu mengeluarkan senjatanya.Senjatanya adalah dua pedang yang memiliki mata pisau seperti gerigi besi. Dan perempuan itu juga mengeluarkan senjatanya, sebuah pedang yang memiliki gigi.Lalu laki-laki itu melompat tinggi dan menghantam Xavier dengan sangat keras. Tapi Xavier menghalaunya dengan menggunakan pedangnya.Mengambil kesempatan, perempuan itu juga melancangkan aksinya. Ia menghempaskan energi sihir yang dahsyat dari pedangnya.Energi sihir yang dahsyat itu akan menghantam tubuh Xavier. Tapi Xavier dengan cepat mengeluarkan pedang cadangannya yang ada didalam pegangan pedang aslinya.Lalu Xavier menancapkan pedang candangannya di tanah. Seketika itu pedang yang tertancap di tanah bisa me
The Magic Of FriddenluxEpisode 50"Xavier, bagaimana jika aku menghilang dari dunia ini?" tanya Audrey sambil berdiri membelakangi Xavier."Apa maksudmu?" tanya Xavier sambil ikut berdiri."Aku hanya ingin tahu, jika aku menghilang, kau akan berbuat apa?" tanya Audrey sambil melirik ke arah Xavier."Memangnya kau berpikir apa? Aku akan diam saja saat kau menghilang? Tentu saja tidak Audrey, aku akan mencarimu bahkan jika kau berada didalam lubang semut sekalipun," jawab Xavier sambil memegang bahu Audrey."Sungguh?" tanya Audrey dengan mata yang berkaca-kaca."Iya. Kau tidak percaya? Cobalah menghilang," kata Xavier yang menantang."Kalau begitu.." perkataan Audrey terpotong.Stiiss..Bumbb..Terdengar bunyi ledakan didekat area Xavier dan AudreyBukan hanya ledakan, tapi juga asap tebal yang banyak mendaatangi mereka berdua. Xavier langsung menutup hidung dan mulut
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments