The Magic of Friddenlux
Episode 3
Pagi itu di kerajaan Friddenlux, tampak raja Friddenlux bernama Xion Killman sedang memandangi negerinya.
Friddenlux adalah negeri sihir yang makmur, jaya, perekonomian yang lancar, sumber daya alam yang melimpah. Tapi itu dulu. Sekarang Friddenlux hampir dalam kepunahan. Friddenlux sudah mulai kehilangan cahaya penghidupannya. Terhitung cahaya penghidupan Friddenlux telah mencapai 30% yang menghilang. Jika terus dibiarkan maka Friddenlux bemar-benar akan punah.
Ada banyak penyihir dari negeri luar yang mengincar Friddenlux. Hal ini dikarenakan Friddenlux memiliki batu sinar harapan atau biasa disebut Lux Stone.
Konon katanya jika kau memakai Lux Stone tepat di hatimu, maka kamu akan menjadi orang dengan sihir terkuat. Maka dari itu ada banyak orang bersaing untuk mendapatkan Lux Stone di Friddenlux.
Namun untuk menemukan Lux Stone itu sangatlah susah. Hanya Raja Friddenlux seorang yang mengetahui dimana Lux Stone tersimpan.
Lux Stone hanya tercipta untuk seorang penyihir, dia adalah Arthur Johanson. Seorang ksatria sihir yang mati-matian melindungi Friddenlux dari penyihir jahat.
Arthur Johanson menggunakan Lux Stone tetap di hatinya dan berhasil mengalahkan penyihir jahat yang hendak merebut Friddenlux.
Kemudian Lux Stone bersatu dengan darah dari Arthur Johanson. Darah itu mengalir keluar dari tubuh Johanson. Lalu darah itu menyentuh tanah Friddenlux. Seketika itu juga, muncul panel pelindung keluar Friddenlux, tanah menjadi subur, dan sumber daya melimpah.
Semenjak itu warga Friddenlux mengganggap Arthur Johanson sebagai dewa pelindung Friddenlux. Namun sekarang sudah 500 tahun semenjak Arthur Johanson menjadi dewa pelindung Friddenlux. Semenjak Arthur Johanson meninggal, efek dari Lux Stone yang bersatu dengan darah Arthur mulai memudar.
Friddenlux perlahan menjadi suram, tanah yang subur perlahan menjadi kering. Sebagian mata pencaharian warga Friddenlux mulai tersendad. Hal ini membuat Raja Xion menjadi khawatir.
Jika efek daripada Lux Stone yang menyatu dengan darah Arthur mulai pudar, kemungkinan besar panel pelindung Friddenlux mulai menipis juga. Dan bisa jadi Friddenlux menjadi incaran penyihir negeri luar lagi.
"Xavier hari ini kau kutugaskan untuk menyusul Julian Fang, bantulah dia menyelesaikan tugasnya," perintah Raja Xion.
"Baik Yang Mulia."
Itu lah mengapa Xavier datang ke dunia manusia. Julian Fang memiliki tugas menyelidiki bocornya portal sihir, yang menyebabkan beberapa monster Rou yang menyerang manusia. Dan tugas Julian Fang adalah menyelidiki keturunan Arthur Johanson di dunia manusia.
Namun sepertinya Julian Fang terlena dengan dunia manusia, sehingga tugas yang diberikan kepadanya menjadi terbengkalai. Dan juga membuat Raja Xion menugaskan Xavier untuk menyusulnya.
Kembali ke dunia dan masa sekarang.
Audrey Jo dan Andrew Jo sekarang sedang dalam perjalanan pulang dari rumah dan sekolah. Mereka berjalan kaki melewati pusat perbelanjaan.
"Andrew, kita harus belanja keperluan di rumah. Ayo kita beli beberapa," ajak Audrey.
Dan Andrew pun mengangguk. Mereka sekarang pergi ke salah satu perbelanjaan. Audrey mengambil keperluan makan dan Andrew mengambil keperluan mandi serta menyuci.
Ada banyak sekali barang yang harus mereka beli. Jadi Audrey dan Andrew membagi tugas. Setengah barang Audrey yang beli dan setengahnya lagi Audrey yang beli.
Akhirnya mereka memisahkan diri. Audrey di lorong sebelah kanan, sedangkan Andrew di lorong sebelah kiri.
"Wah ada barang diskonan, aku suka ini. Mana yang harus aku ambil ya?" gumam Audrey yang bingung hendak membeli apa.
Audrey yang tengah sibuk memilih barang kemudian dikejutkan oleh sesosok monster seperti zombie tepat di sisi kanan wajahnya, wajah zombie itu menatap Audrey.
"Kyaaa.." teriakan Audrey.
Audrey pun terjatuh. Kaki nya lemas tak berdaya. Zombie itu mulai mendekat perlahan. Yang bisa dilakukan oleh Audrey hanyalah mundur perlahan.
"Hei!" tiba-tiba Andrew datang dengan membawa trolinya melaju ke arah zombie itu hingga zombie itu terpental.
"Audrey, ini apa?" tanya Andrew.
"Aku tidak tahu. Tapi ini sekilas mirip dengan zombie. Sebaiknya kita memanggil petugas keamaan," jawab Audrey.
Akhirnya Audrey dan Andrew pergi memanggil petugas keamaan. Setelah melaporkan kejadian yang di alami Audrey. Andrew mengajak petugas keamaan untuk melihat zombie yang baru saja menyerang Audrey.
"Ah, dimana zombienya? Perasaan tadi aku membuatnya terpental hingga kesini," kata Andrew yang heran tiba-tiba zombie tadi menghilang.
"Yasudah nak, lain kali berhsti-hati lah ya," ujar petugas keamanan.
Mereka mengangguk. Kemudian Audrey dan Andrew mengantri di kasir untuk membayar belanjaan yang mereka ambil. Setelah semuanya dihitung kasir, mereka segera pulang ke rumah.
Makan malam kali ini Audrey akan memasak sup instan. Ia masih sedikit gemetaran karena baru saja mengalami hal tak terduga.
"Kyaaa!" teriak Audrey.
"Ada apa Audrey?" tanya Andrew.
"Ah bukan. Seperti nya kepalaku sedikit eror, aku selalu saja melihat zombie itu lagi, tapi ternyata aku hanya berhalusinasi," jawab Audrey.
"Sebaiknya kau istirahat lebih cepat," ucap Andrew.
"Iya sehabis makan malam aku akan langsung tidur. Tolong kunci pintu dan matikan lampunya ya Andrew," kata Audrey sambil mengambil makan malamnya.
"Iya kakak," balas Andrew sambil memeluk kakaknya.
Semenjak nenek mereka meninggal, Andrew tiba-tiba saja berubah. Yang biasanya tidak peduli pada Kakaknya, kini berubah menjadi penyayang dan manja. Tapi bukan hanya itu, kini Andrew sudah berani melindungi kakaknya.
Waktu kejadian di kantin, kalau saja bukan Andrew yang datang dan menghentikan mereka, mungkin Audrey akan menerima pembullyan lebih lama.
Dan kali ini Audrey yang di serang zombie di pusat perbelanjaan. Sungguh hal yang tak terduga banyak terjadi.
Sementara itu, di waktu yang sama, di atas gedung. Tampak Xavier dan Julian mendaratkan kakinya di atas atap gedung depan pusat perbelanjaan.
"Jadi disini energi Rou muncul, apa dia berhasil menangkap energi manusia?" tanya Xavier.
"Iya, itu berdasarkan energi yang aku rasakan." jawab Julian.
"Kalau begitu, ayo kita masuk dan mencarinya," ajak Xavier.
"Hei tunggu Xavier, kau tidak bisa masuk dengan menggunakan pakaian yang memamerkan pedang sihir seperti itu. Kau akan memancing perhatian orang," kata Julian.
"Oh baiklah, aku lupa sekarang sedang ada di dunia manusia," balas Xavier sambil menarik pita yang ada pada jubah sihirnya. Pita itu bisa menyimpan jubah sihir dan beberapa peralatan sihir.
Ketika pita itu dicabut dari jubah, maka jubah sihir yang sedang melekat pada pengguna akan menghilang. Dan secara otomatis akam tersimpan di dalam pita.
Pita itu dinamakan Mirvon. Yang berarti harapan berdamai.
Kini Xavier telah berganti pakaian dengan pakaian yang casual. Ia memakai kemeja yang dilapisi dengan sweater, memakai celana berwarna coklat dilengkapi dengan sepatu semi sport dan formal.
Kemudian Xavier dan Julian masuk ke dalam pusat perbelanjaan. Ketika hendak masuk, tiba-tiba saja pintu depan itu terbuka dan membuat kaget Xavier.
Tentu saja Julian tidak heran dengan itu. Karena ini pengalaman pertama Xavier di dunia manusia.
"Hei Yang Mulia Xavier Killman. Kau tidak perlu terkejut itu pintu otomatis. Dia bisa otomatis karena memindai kakimu yang masuk areanya," bisik Julian kepada Xavier.
Julain takut Xavier akan merasa malu jika Julian tidak menjelaskannya kepada Xavier. Dan jika Xavier merasa malu tanpa dicegat oleh Julian. Maka habislah sudah Julian ditangan Xavier.
The Magic of FriddenluxEpisode 4Dicari pelayan paruh waktu, shift sore dari jam 3 sore hingga jam 11 malam. Laki-laki/perempuan. Dibutuhkan 2 orang. Gaji menjanjikan.-Nail's Cafe and Coffe-Langkah Audrey terhenti di sebuah papan pengumuman yang ada di depan kafe. Kalau ia mendaftar sebagai pelayan disini, tidak akan menganggu jam belajarnya."Audrey!" seru Andrew yang datang dari belakang Audrey."Hei, gimana sudah ketemu?" tanya Audrey."Iya sudah, aku ceroboh sekali. Jika tidak di amankan petugas keamanannya bisa hilang ponselku," jawab Andrew."Lain kali hati-hati. Adik tampan aku ini pintar tapi pikun hahaha," ujar Audrey sambil memeluk kepala Andrew.Audrey dan Andrew pun berjalan pulang ke rumah. Sepulangnya di rumah Audrey langsung membuatkan cokelat panas untuk Andrew.Karena ini adalah malam minggu, itu artinya besok adalah akhir pekan. Mereka bisa menikmati malam tanpa harus memikirkan pelajaran dan dr
The Magic of FriddenluxEpisode 5"Hasablaha hasabalassaba habsakam," ucapan yang terdengar dari seorang pengusir hantu yang dipanggil oleh Andrew.Pengusir hantu itu pengucapi kalimat aneh di dekat jendela ruang tamu, tempat zombie itu muncul. Setelah membacakan kalimat aneh, pengusir hantu itu menyiprati jendela dengan air dan dedaunan.Setelah itu si pengusir hantu menyiprati sekeliling lorong dari ruang tamu menuju kamar Audrey. Dengan pakaian aneh yang dilengkapi dengan kalung tasbih dengan mata kalungnya adalah bawang putih.Audrey dan Andrew mengikutinya dari belakang. Tapi mereka mengeluarkan ekspresi aneh. Serasa mereka setengah hati percaya dengan pengusir hantu itu.Sekarang mereka berada di kamar Audrey. Hal yang sama masih dilakukan oleh pengusir hantu itu. Andrew mengatakan bahwa ia sudah menghubungi pengusir hantu yang bersertifikat. Tapi yang bersertifikat saja tidak meyakinkan, bagaimana yang amatiran.Setelah meyiprati kamar A
The Magic of FriddenluxEpisode 6Sesampainya di rumah, Audrey dan Andrew langsung menutup jendela dengan rapat dan pintu langsung di kunci. Andrew terduduk bersandar di sofa. Sedangkan Audrey berjalan sempoyongan ke dapur untuk mengambil air minum."Audrey, aku rasa bukan rumah kita yang berhantu," kata Andrew dengan nafas yang tak beraturan."Maksudmu apa?" tanya Audrey sambil memberi minuman dingin ke Andrew."Maksudku, zombie itu seperti sengaja mencari kita," jawab Andrew dengan wajah serius."Benar juga katamu. Kalau memang sedang ada invansi zombie, pasti akan ada berita dimana-mana mengenai zombie dan pemerintah pun tidak ada tinggal diam kan. Tapi ini seperti tidak terjadi apa-apa. Kejadian ini seolah memang untuk kita," ujar Audrey sambil membuka minumannya."Kita harus cari tahu, zombie itu dari mana? Siapa yang mengirimnya? Kenapa mereka mencari kita?" tanya Andrew sambil berpikir."Tapi kita harus mulai dari mana? Tidak
The Magic of FriddenluxEpisode 7Sudah beberapa hari ini, Audrey dan Andrew tidak mendapatkan serangan dari Zombie. Entah apa masalahnya, disaat Audrey dan Andrew tidak memikirkan tentang zombie, mereka malah diserang. Sekarang mereka telah bersiap untuk zombie itu, malah tidak diserang."Audrey," panggil bosnya Audrey, Nail."Iya bos?" tanyanya yang terbangun dari lamunan."Apa kau sedang ada masalah?" tanya Nail."Owh tidak, aku hanya memikirkan tugas sekolah," jawab Audrey mengelak."Audrey, kalau sedang tidak ramai, kau boleh bekerja sambil mengerjakan tugas sekolah. Kau adalah pegawaiku yang rajin, teliti dan jujur. Aku sangat bersyukur kau mau bekerja disini." kata Nail."Terimakasih bos."Tringg..Suara bel pintu, tanda orang masuk ke dalam kafe."Audrey!" serunya sambil melambaikan tangan pada Audrey."Wah siapa itu Audrey? Pacarmu? Kau punya pacar setampan itu?" tanya Nail yang terpukau."Bukan bos, di
The Magic of FriddenluxEpisode 8"Nenek bilang padaku bahwa kita adalah keturunan penyihir. Kita keturunan penyihir Friddenlux. Kata nenek kita bukan manusia biasa," kata Audrey yang serius kepada Andrew."Memangnya penyihir itu ada? Maksudku yang berbadan hijau, hidung panjang, memakai topi lancip dan sapu terbang itu?" tanya Andrew."Bukan. Kata nenek kita adalah keturunan penyihir ksatri. Jadi kita keturunan penyihir tipe petarung garis depan," jawab Audrey."Audrey menurutmu ini masuk akal?" tanya Andrew sambil memegang bahu Audrey."Entahlah aku tidak mengerti apa-apa, kita juga tidak punya petunjuk lebih soal ini," jawab Audrey."Kata nenek juga, nanti akan ada dua golongan penyihir yang mencari kita. Pertama adalah penyihir yang menginginkan darah kita sebagai pengorbanan dan yabg kedua adalah penyihir yang ingin melindungi kita," sambung Audrey."Apa maksud kamu zombie ini ada hubungannya dengan perkataan nenek?" tanya Andrew.
The Magic of FriddenluxEpisode 9Kringg...Suara dering dari jam weker.Suara nyaring membuat Andrew dan Audrey terbangun. Andrew yang sama sekali tidak tidur dengan benar. Ia tidur dalam posisi duduk, mulai membuka mata dan melihat cahaya matahari."Andrew, kau tidur seperti ini semalaman?" tanya Audrey.Andrew pun menganggukan kepalanya. Kini ia memijat lehernya karena pegal, tidur dengan posisi duduk semalaman. Dengan leher yang selalu menunduk, tentu saja itu membuat leher pegal."Kau ini, jangan seperti itu," kata Audrey langsung menarik tangan adiknya agar duduk di depannya.Audrey pun sebagai kakak yang baik, ia tidak tega melihat adiknya yang harus merasakan tidak nyaman karena lehernya pegal. Ia memijat leher Andrew dengan sangat lembut tapi sangat terasa."Pijatan ini seperti pijatan tangan nenek," kata Andrew."Oia ngomong-ngomong tentang nenek. Tadi malam aku bermimpi nenek mendatangiku lagi," ujar Audrey."Oia
The Magic of FriddenluxEpisode 10"Andrew!" seru Audrey yang berlari ke arah Andrew."Kenapa kau lama sekali?" tanya Andrew."Iya maafkan aku, tadi guru memanggilku dan memintaku membantu menyusun laporan. Ku pikir sebentar, ternyata memakan cukup waktu juga," jawab Audrey."Sudahlah ayo pergi, sebelum hari semakin sore," kata Andrew.Audrey mengangguk dan mereka berangkat dari gerbang sekolah. Tapi saat Audrey melangkah, tiba-tiba ia menabrak Xavier yang sedang berjalan bersama Julian dan ia terjatuh ke tanah."Audrey!" seru Andrew sambil membantu Audrey bangkit."Hei kau minta maaf, kau menabraknya," kata Andrew pada seseorang yang menabraknya."Hei, kakakmu lah yang menabrak dia. Kenapa kau menyuruh dia? Kakakmu lah yang seharusnya meminta maaf," ujar Julian dengan tegas."Apa? Berani-beraninya kau..""Andrew sudah lah, bukankah tadi kau bilang kita harus segera berangkat?" kata Audrey yang memotong perkataan Andrew.
The Magic of FriddenluxEpisode 11"Sihir?" tanya Audrey dengan tampang polosnya."Iya, kita melupakan sesuatu Andrew, nenek pernah bilang kalau kita keturunan penyihir kan. Kenapa kita tidak mengingatnya?" tanya Audrey sambil terkejut."Kalau tau begitu, seharusnya kita mencarinya mulai dari kata sihir," kata Andrew."Andrew, kita harus melihat isi dari jurnal Ayah," ujar Audrey, dan Andrew pun mengangguk.Audrey dan Andrew pun mulai berjalan perlahan mendekati buku sihir milik ayah mereka, Axel Jo. Tapi apa yang mereka lihat hanyalah kertas kosong.Audrey dan Andrew tampak kebingungan. Mereka sama-sama mengerutkan alis. Mereka pikir semua jawaban yang mereka cari ada di dalam buku jurnal Ayahnya. Tapi ternyata itu hanyalah sebuah buku kosong yang sudah tua dan usang.Sementara itu, di Friddenlux. Xavier dan Julian sedang berlutut menghadap Raja Sihir Friddenlux, Xion Killman. Beliau tak lain adalah ayah dari Xavier Killman."Semog
The Magic Of Friddenlux"Apa-apaan ini?"Tampak Audrey Jo dan Julian Fang yang terkejut hingga spontan berdiri di tempat duduk mereka. Semua siswa terheran melihat Audrey dan Julian yang tiba-tiba berdiri dari bangku mereka."Audrey Jo, Julian Fang, ada apa dengan kalian? Kembali duduk di tempat kalian!" perintah Mrs. Rita.Audrey dan Julian saling bertatapan. Sedangkan Xavier menatap tajam ke arah depan. Tepatnya arah orang yang ada disamping guru mereka itu."Sekarang silahkan perkenalkan dirimu," kata Mrs. Rita"Perkenalkan semuanya, namaku Theodore Sorton, aku adalah orang baru disini, jadi mohon bantuannya," kata anak baru itu.Orang yang ada disamping guru mereka itu adalah Theodore Sorton. Sepupu dari Xavier Killman, yang kini datang ke sekolah mereka sebagai anak baru.Kedatangan Theo itu tentu saja membuat Audrey dan Julian sangat terkejut. Xavier juga tidak menyangkanya, tapi ia mencoba untuk tidak menunjukkannya.
The Magic Of FriddenluxEpisode 57Di halaman istana, tampak Xavier sedang berjalan bersama Julian. Mereka berjalan ke arah gedung asrama ksatria. Di gedung itu lah terdapat Hans dan kelompoknya ditempatkan."Hei, penyihir yang kau rekomendasikan itu, apa kau yakin dengan kemampuan mereka?" tanya Julian."Entahlah, mereka sebenarnya lemah, tapi memiliki teknik yang bagus karena ingin cepat menyelamatkan Audrey saja aku merekomendasikan mereka," jawab Xavier."Jawaban macam apa itu?" tanya Julian yang terkejut."Memangnya kau mengharapkan jawaban seperti apa?" tanya Xavier sambil berbalik arah menghadap Julian."Maksudku, kau mempertaruhkan nasib kerajaan pada penyihir yang belum pasti baik? Bagaimana jika dia malah membahayakan Friddenlux?" tanya Julian."Jika itu terjadi, maka kita akan berada di garis depan untuk menghentikan mereka," jawab Xavier.Lalu Xavier dan Julian pun masuk ke dalam gedung asrama ksatria. Di sebuah ruangan
The Magic Of FriddenluxEpisode 56"Jadi kalian tertidur dengan berpegangan tangan sepanjang malam?" tanya Andrew dan Julian yang tiba-tiba datang ke kamar Audrey.Kehebohan yang dibuat oleh Andrew dan Julian membuat Audrey dan Xavier jadi terbangun dari tidurnya. Audrey yang tidak sadar karena telah memegang tangan Xavier sepanjang malam ini pun terkejut dan langsung meminta maaf."Maafkan aku, sepertinya tanganmu menjadi pegal," kata Audrey."Tidak apa, yang penting kau bisa tidur dengan tenang," ujar Xavier sambil membelai rambut Audrey.Karena Xavier seenaknya membelai rambut Audrey membuat Andrew dan Julian menjadi kesal. Andrew langsung datang dan menjauhkan tangan Xavier dari kepala Audrey."Hei seenaknya saja kau menyentuh kepalanya," kata Andrew sambil melotot."Andrew, aku rasa aku tidak jadi berjalan-jalan hari ini," ungkap Audrey tiba-tiba."Apa?!" ucap Andrew dan Xavier bersamaan."Tapi kenapa Audrey?" tanya Andre
The Magic Of FriddenluxEpisode 55"Nona Lisa Parkling, atas apa yang sudah didata, saya putuskan anda akan ditahan selama 3 hari," kata Julian sambil menutup data Lisa."Apa? 3 hari? Itu terlalu lama!" seru Lisa yang tidak terima dengan keputusan Julian."Kalau begitu, masa tahananmu akan kuganti menjadi seminggu," kata Julian."Apa? Tidak! Tidak bisa seperti ini!" seru Lisa."Anda terlalu berisik, ini sudah tengah malam," kata Julian dengan mata yang bersinar.Saat melihat mata Julian yang bersinar itu langsung membuat Lisa membatu. Ia takut dan merinding karena Julian terlihat menakutkan.Setelah itu Julian memerintahkan kepada ksatria yang ada untuk membawa Lisa masuk ke dalam kurungan besi. Melihat sudah tidak ada lagi pekerjaan, akhirnya Julian pergi meninggalkan penjara.Sementara itu, di kamar tampak Xavier sedang membaringkan Audrey diranjangnya. Ketika hendak meninggalkan Audrey, tiba-tiba saja tangan Xavier ditahan oleh A
The Magic Of FriddenluxEpisode 54Malam itu Xavier melepaskan pengaruh sihirnya yang ia berikan pada Hans dan kelompoknya. Kemudian Hans dan yang lainnya mengikat tangan nona aktris itu.Saat mereka akan berangkat, tiba-tiba Audrey kehilangan keseimbangan tubuhnya yang membuat Xavier spontan menangkapngya."Sebaiknya kau kugendong saja," kata Xavier yang langsung menggendong Audrey.Semua orang pun terkejut melihat Xavier memperlakukan Audrey. Tapi Xavier tidak memperdulikan pandangan mereka. Ia tetap menggendong Audrey."Kenapa kau memperlakukannya seperti itu?" tanya nona aktris."Karena dia adalah wanitaku. Jadi sudah sewajarnya aku memperlakulannya seperti ini," jawab Xavier dengan tatapan sinis.Saat berjalan ditengah malam, tampak nona aktris yang berjalan dengan tangan terikat. Dibawa dengan dikawal oleh Hans dan kelompoknya.Sedangkan Xavier berjalan lebih dulu dengan menggendong Audrey. Walaupun rasanya sed
The Magic Of FriddenluxEpisode 53"Pergilah. Aku tidak akan menahanmu," kata Sora sambil memalingkan matanya.Kemudian Xavier pergi meninggalkan Sora yang masih terhimpit oleh tekanan berat dari sihir Xavier. Sora hanya menghela nafasnya dan menatap langit malam.Xavier mempercepat langkahnya. Karena angin malam semakin kuat dan dingin. Ia sedang mengkhawatirkan Audrey, jadi Xavier meluapkan aura kegelapannya.Aura kegelapan itu menyebar ke seluruh hutan. Tapi aura kegelapan itu tidak bisa menyebar jauh karena ada sihir pembatas.Aura kegelapan yang Xavier sebarkan itu cukup untuk membuat penculik Audrey merasakannya. Mereka langsung menghentikan langkahnya karena merasakan aura kegelapan dari Xavier."Hans, aku saja yang menghentikannya," kata seorang laki-laki."Tunggu dulu Tori!" seru Hans."Aura kegelapan ini, sedang melacak kita. Jangan kau keluarkan energi sihirmu," sambung Hans.Di tengah pembicaraan m
The Magic Of FriddenluxEpisode 52"Untuk apa seorang pangeran melakukan pengejaran? Memangnya kau tidak memiliki ksatria?" tanya Kedd."Mana bisa aku membiarkan ksatria lain menyelamatkan wanitaku," jawab Xavier."Apa?" tanya Kedd dan Mary."Perempuan yang kalian culik itu adalah wanitaku," jawab Xavier denga mata yang bersinar."Kalau begitu kami tidak akan menghalangimu," kata Kedd."Iya, silahkan lanjutkan penyelamatanmu," ujar Mary."Kemana kalian akan membawanya?" tanya Xavier."Kami hanya disuruh untuk membawanya ke gubuk yang ada ditengah hutan," jawab Kedd."Apa?! Siapa yang menyuruh kalian?" tanya Xavier."Entahlah, kami hanya menerima perintah dan uangnya," jawab Mary."Apa yang dia merintahkan?" tanya Xavier."Menangkap gadis itu," jawab Mary."Kalian tahu siapa identitas orang yang memerintahkan kalian?" tanya Xavier."Kami tidak mengetahuinya, dia datang dengan jubah dan tudung sehin
The Magic Of FriddenluxEpisode 51"Siapa kau?" tanya perempuan itu."Kalian akan membuang-buang waktuku. Cepat katakan dimana perempuan yang kalian culik?" tanya Xavier."Baiklah, kita harus bisa menahan dia saja kan," kata laki-laki itu mengeluarkan senjatanya.Senjatanya adalah dua pedang yang memiliki mata pisau seperti gerigi besi. Dan perempuan itu juga mengeluarkan senjatanya, sebuah pedang yang memiliki gigi.Lalu laki-laki itu melompat tinggi dan menghantam Xavier dengan sangat keras. Tapi Xavier menghalaunya dengan menggunakan pedangnya.Mengambil kesempatan, perempuan itu juga melancangkan aksinya. Ia menghempaskan energi sihir yang dahsyat dari pedangnya.Energi sihir yang dahsyat itu akan menghantam tubuh Xavier. Tapi Xavier dengan cepat mengeluarkan pedang cadangannya yang ada didalam pegangan pedang aslinya.Lalu Xavier menancapkan pedang candangannya di tanah. Seketika itu pedang yang tertancap di tanah bisa me
The Magic Of FriddenluxEpisode 50"Xavier, bagaimana jika aku menghilang dari dunia ini?" tanya Audrey sambil berdiri membelakangi Xavier."Apa maksudmu?" tanya Xavier sambil ikut berdiri."Aku hanya ingin tahu, jika aku menghilang, kau akan berbuat apa?" tanya Audrey sambil melirik ke arah Xavier."Memangnya kau berpikir apa? Aku akan diam saja saat kau menghilang? Tentu saja tidak Audrey, aku akan mencarimu bahkan jika kau berada didalam lubang semut sekalipun," jawab Xavier sambil memegang bahu Audrey."Sungguh?" tanya Audrey dengan mata yang berkaca-kaca."Iya. Kau tidak percaya? Cobalah menghilang," kata Xavier yang menantang."Kalau begitu.." perkataan Audrey terpotong.Stiiss..Bumbb..Terdengar bunyi ledakan didekat area Xavier dan AudreyBukan hanya ledakan, tapi juga asap tebal yang banyak mendaatangi mereka berdua. Xavier langsung menutup hidung dan mulut