The Magic of Friddenlux
Episode 6Sesampainya di rumah, Audrey dan Andrew langsung menutup jendela dengan rapat dan pintu langsung di kunci. Andrew terduduk bersandar di sofa. Sedangkan Audrey berjalan sempoyongan ke dapur untuk mengambil air minum.
"Audrey, aku rasa bukan rumah kita yang berhantu," kata Andrew dengan nafas yang tak beraturan.
"Maksudmu apa?" tanya Audrey sambil memberi minuman dingin ke Andrew.
"Maksudku, zombie itu seperti sengaja mencari kita," jawab Andrew dengan wajah serius.
"Benar juga katamu. Kalau memang sedang ada invansi zombie, pasti akan ada berita dimana-mana mengenai zombie dan pemerintah pun tidak ada tinggal diam kan. Tapi ini seperti tidak terjadi apa-apa. Kejadian ini seolah memang untuk kita," ujar Audrey sambil membuka minumannya.
"Kita harus cari tahu, zombie itu dari mana? Siapa yang mengirimnya? Kenapa mereka mencari kita?" tanya Andrew sambil berpikir.
"Tapi kita harus mulai dari mana? Tidak ada tanda-tanda saat zombie itu akan muncul," ujar Audrey.
"Audrey, kita harus menahan zombie itu jika dia kembali menyerang kita," kata Andrew sambil bersemangat.
"Memangnya itu ide yang bagus? Kita tidak tahu apa yang akan zombie itu lakukan pada kita," ujar Audrey sambil mengerutkan alisnya.
"Tapi kita tidak bisa juga diam dan terus-menerus diganggu. Ini harus di selesaikan Audrey. Kita harus mengambil resiko," ucap Andrew sambil memegang bahu Audrey.
"Oke, sementara rencana kita itu. Kalau begitu aku ke kamar dulu ya. Oiya tadi aku bertemu dengan Rachel, mungkin sesuatu akan terjadi besok di sekolah, bersiaplah," kata Audrey sambil berjalan ke kamarnya.
Keesokan harinya
Audrey pergi ke perpustakaan. Ia berencana mencari referensi tentang zombie. Sebagai permulaan dari penyelidikan mereka.Audrey mencarinya di komputer dengan kata zombie. Ia menemukan ada satu buku yang menjelaskan tentang zombie.
Audrey pergi meninggalkan komputer pencarian kemudian mengambil buku yabg berisikan penjelasan tentang zombie.
Di buku tertulis bahwa zombie adalah mayat hidup yang tidak memiliki pikiran dan bernafsu besar untuk menyantap otak manusia.
Di buku juga dijelaskan bahwa zombie yang bangkit itu karena ingin balas dendam. Biasanya mereka akan mencari orang yang menyakitinya sewaktu hidup dan melakukan balas dendam.
Audrey mencatat setiap detail penjelasaan itu. Memang tidak banyak yang dijelaskan buku tentang zombie itu. Tapi sekarang Audrey menemukan sesuatu.
Ting..ting..ting
Bel tanda masuk berbunyi. Tapi karena rasa penasaran Audrey, akhirnya Audrey pergi untuk meminjam buku itu dari perpustakaan.Di kelas seperti biasa, hanya Audrey yang menonjol dengan kepintarannya. Semua guru menyukainya karena Audrey selalu berhasil menjawab pertanyaan dari guru.
Tapi itu membuat iri dan kesal dari teman-temannya. Itu yang menyebabkan Audrey tidak memiliki teman dan kerap mendapatkan bullyan.
Di istirahat kedua saat makan siang. Audrey datang ke Andrew yang sedang makan pasta di kantin. Ia datang dengan membawa buku yang ia pinjam dari perpustakaan.
"Apa ini?" tanya Andrew.
"Andrew, apa menurutmu kita pernah menyakiti orang lain?" tanya Audrey.
"Apa? Malah kita yang terus disakiti oleh orang lain, kenapa kau tanya seperti itu?" tanya Andrew.
"Zombie yang aku baca dari buku ini, adalah mayat hidup yang bangkit dari kuburnya untuk membalaskan dendamnya," jawab Audrey.
"Audrey seperti nya itu tidak relevan dengan kita. Tidak ada orang yang kita malah orang menyakiti kita, lalu apa lagi yang di jelaskan oleh buku?" tanya Andrew yang serius.
"Katanya zombie itu akan menyantap otak manusia," jawab Audrey.
"Apa menurutmu ada sesuatu yang yang berbeda dari otak kita?" tanya Andrew.
"Kenapa kau mengatakan otak kita berbeda?" tanya Audrey yang kebingungan.
"Iya habisnya hanya kita yang dikejar oleh zombie itu, mungkin dia mengejar kita karena ada yang berbeda dari otak kita, sehingga dia hanya mengejar kita," jawab Andrew.
"Pemikiran yang masuk akal, jadi langkah kita selanjutnya adalah menyelidiki apa yang berbeda dari otak kita," kata Audrey.
"Iya bisa dibilang seperti itu," balas Andrew sambil menyeruput pasta terakhirya.
"Oke sekarang kita akan mencari cara untuk menemukan hal yang berbeda dari otak kita," kata Audrey sambil bangkit dari duduknya.
"Iya kita bisa pergi ke rumah sakit dan meminta mereka melakukan rongent untuk melihat otak kita," ujar Andrew.
"Oke kalau begitu kita bisa ke rumah sakit ya. Aku mau kembalikan buku ini ke perpustakaan," kata Audrey.
Braakk..
Audrey tidak sengaja menabrak Rebecca. Dan membuat buku yang ia pinjam dari perpustakaan menjadi terjatuh."Buku apa ini?" tanya Rebecca sambil mengambil buku itu.
"Kembalikan buku itu!" seru Audrey.
"Owh ini buku perpustakaan. Kau pasti akan dapat masalah jika buku ini jadi rusak kan," kata Rebecca dengan tersenyum.
"Hei apa mau mu sebenarnya? Kenapa kau selalu mengganggu Audrey?" tanya Andrew.
"Mau ku? Sederhana, Audrey pergilah kau ke Julian Fang dan nyatakan cinta padanya sekarang. Maka aku akan mengembalikan buku ini dan kau tidak akan mendapatkan masalah," jawab Rebecca.
"Apa? Jangan lakukan Audrey, sudah tidak waras perempuan ini. Tidak ada untungnya bagimu terus menganggu Audrey," kata Andrew.
"Dan juga tidak rugi. Setidaknya aku menjadi terhibur. Audrey menjadi aktris yang hebat dan aku menjadi sutradara yang cemerlang," ujar Rebecca.
"Cukup Andrew. Julian Fang ada di lapangan kan? Ayo kita lakukan," kata Audrey sambil menarik tangan Rebecca.
"Audrey! Hentikan!" teriak Andrew.
Tapi Audrey tetap pergi dari kantin menuju lapangan. Semua orang telah heboh. Mereka pergi keluar untuk melihat Audrey menyatakan cinta pada Julian.
"Julian Fang!" panggil Audrey sambil berjalan mendatangi Julian.
Julian yang sedang bermain basket pun jadi terhenti karena panggilan dari Audrey. Semua orang yang bermain basket pun bergerak untuk membuka jalan kepada Audrey.
"Aku jatuh cinta padamu, bisakah kau terima cintaku ini? Agar semua ini cepst selesai," kata Audrey.
Hooohooohoo
Semua orang bersorak mendengar pernyataan cinta dari Audrey."Terima! Terima!" sorak orang-orang yang melihat.
"Apa apaan kau ini? Datang mengganggu kami bermain basket dan menyatakan cinta padaku dengan tatapan kosong begitu. Kau pikir aku akan menerima pernyataan cinta darimu? Kau pikir kau siapa bisa melakukan hal seperti ini? Kau pikir kau telah menjadi perempuan tercantik disini? Sehingga melakukan ini padaku," kata Julian yang sombong.
"Sudah ku bilang terima saja agar semua ini cepat selesai," kata Audrey.
"Orang yang gila dengan kepintaraan dan perhatian guru itu sudah seharusnya diam saja di kelas!" seru Julian.
"Cukup sudah!" teriak Andrew sambil menarik tangan Rebecca.
"Sudah cukup kan, Audrey sudah melakukan yang kau mau." kata Andrew kepada Rebecca.
"Kenapa kau membawaku ke sini?" tanya Rebecca yang sok polos.
"Agar semua orang tahu, kalau Audrey melakukannya bukan karena keinginannya. Tapi karena Rebecca," Jawab Andrew.
"Ah apa lagi ini. Kalian membawa ku dalam permasalahan kekanak-kanakan kalian?" tanya Julian.
"Sekarang aku minta buku ku," ujar Audrey.
Rebecca pun memberi bukunya. Audrey dan Andrew pergi meninggalkan lapangan. Semua orang berteriak karena menurut mereka itu tidak seru.
"Hei Jo. Jaga baik-baik Kakakmu!" teriak Julian pada Andrew.
"Itu bukan urusanmu!" balas Andrew dengan teriakan yang lebih keras.
The Magic of FriddenluxEpisode 7Sudah beberapa hari ini, Audrey dan Andrew tidak mendapatkan serangan dari Zombie. Entah apa masalahnya, disaat Audrey dan Andrew tidak memikirkan tentang zombie, mereka malah diserang. Sekarang mereka telah bersiap untuk zombie itu, malah tidak diserang."Audrey," panggil bosnya Audrey, Nail."Iya bos?" tanyanya yang terbangun dari lamunan."Apa kau sedang ada masalah?" tanya Nail."Owh tidak, aku hanya memikirkan tugas sekolah," jawab Audrey mengelak."Audrey, kalau sedang tidak ramai, kau boleh bekerja sambil mengerjakan tugas sekolah. Kau adalah pegawaiku yang rajin, teliti dan jujur. Aku sangat bersyukur kau mau bekerja disini." kata Nail."Terimakasih bos."Tringg..Suara bel pintu, tanda orang masuk ke dalam kafe."Audrey!" serunya sambil melambaikan tangan pada Audrey."Wah siapa itu Audrey? Pacarmu? Kau punya pacar setampan itu?" tanya Nail yang terpukau."Bukan bos, di
The Magic of FriddenluxEpisode 8"Nenek bilang padaku bahwa kita adalah keturunan penyihir. Kita keturunan penyihir Friddenlux. Kata nenek kita bukan manusia biasa," kata Audrey yang serius kepada Andrew."Memangnya penyihir itu ada? Maksudku yang berbadan hijau, hidung panjang, memakai topi lancip dan sapu terbang itu?" tanya Andrew."Bukan. Kata nenek kita adalah keturunan penyihir ksatri. Jadi kita keturunan penyihir tipe petarung garis depan," jawab Audrey."Audrey menurutmu ini masuk akal?" tanya Andrew sambil memegang bahu Audrey."Entahlah aku tidak mengerti apa-apa, kita juga tidak punya petunjuk lebih soal ini," jawab Audrey."Kata nenek juga, nanti akan ada dua golongan penyihir yang mencari kita. Pertama adalah penyihir yang menginginkan darah kita sebagai pengorbanan dan yabg kedua adalah penyihir yang ingin melindungi kita," sambung Audrey."Apa maksud kamu zombie ini ada hubungannya dengan perkataan nenek?" tanya Andrew.
The Magic of FriddenluxEpisode 9Kringg...Suara dering dari jam weker.Suara nyaring membuat Andrew dan Audrey terbangun. Andrew yang sama sekali tidak tidur dengan benar. Ia tidur dalam posisi duduk, mulai membuka mata dan melihat cahaya matahari."Andrew, kau tidur seperti ini semalaman?" tanya Audrey.Andrew pun menganggukan kepalanya. Kini ia memijat lehernya karena pegal, tidur dengan posisi duduk semalaman. Dengan leher yang selalu menunduk, tentu saja itu membuat leher pegal."Kau ini, jangan seperti itu," kata Audrey langsung menarik tangan adiknya agar duduk di depannya.Audrey pun sebagai kakak yang baik, ia tidak tega melihat adiknya yang harus merasakan tidak nyaman karena lehernya pegal. Ia memijat leher Andrew dengan sangat lembut tapi sangat terasa."Pijatan ini seperti pijatan tangan nenek," kata Andrew."Oia ngomong-ngomong tentang nenek. Tadi malam aku bermimpi nenek mendatangiku lagi," ujar Audrey."Oia
The Magic of FriddenluxEpisode 10"Andrew!" seru Audrey yang berlari ke arah Andrew."Kenapa kau lama sekali?" tanya Andrew."Iya maafkan aku, tadi guru memanggilku dan memintaku membantu menyusun laporan. Ku pikir sebentar, ternyata memakan cukup waktu juga," jawab Audrey."Sudahlah ayo pergi, sebelum hari semakin sore," kata Andrew.Audrey mengangguk dan mereka berangkat dari gerbang sekolah. Tapi saat Audrey melangkah, tiba-tiba ia menabrak Xavier yang sedang berjalan bersama Julian dan ia terjatuh ke tanah."Audrey!" seru Andrew sambil membantu Audrey bangkit."Hei kau minta maaf, kau menabraknya," kata Andrew pada seseorang yang menabraknya."Hei, kakakmu lah yang menabrak dia. Kenapa kau menyuruh dia? Kakakmu lah yang seharusnya meminta maaf," ujar Julian dengan tegas."Apa? Berani-beraninya kau..""Andrew sudah lah, bukankah tadi kau bilang kita harus segera berangkat?" kata Audrey yang memotong perkataan Andrew.
The Magic of FriddenluxEpisode 11"Sihir?" tanya Audrey dengan tampang polosnya."Iya, kita melupakan sesuatu Andrew, nenek pernah bilang kalau kita keturunan penyihir kan. Kenapa kita tidak mengingatnya?" tanya Audrey sambil terkejut."Kalau tau begitu, seharusnya kita mencarinya mulai dari kata sihir," kata Andrew."Andrew, kita harus melihat isi dari jurnal Ayah," ujar Audrey, dan Andrew pun mengangguk.Audrey dan Andrew pun mulai berjalan perlahan mendekati buku sihir milik ayah mereka, Axel Jo. Tapi apa yang mereka lihat hanyalah kertas kosong.Audrey dan Andrew tampak kebingungan. Mereka sama-sama mengerutkan alis. Mereka pikir semua jawaban yang mereka cari ada di dalam buku jurnal Ayahnya. Tapi ternyata itu hanyalah sebuah buku kosong yang sudah tua dan usang.Sementara itu, di Friddenlux. Xavier dan Julian sedang berlutut menghadap Raja Sihir Friddenlux, Xion Killman. Beliau tak lain adalah ayah dari Xavier Killman."Semog
The Magicof FriddeuxEpisode 12Sudah beberapa jam Audrey dan Andrew mencari cara untuk mengetahui isi dari jurnal milik Axel Jo. Tapi mereka tidak menemukan apa-apa. Akhirnha mereka tertidur karena kelelahan.Angin malam berhembus kepada mereka. Kini perpustakaan telah benar-benar sepi. Yang ada hanya mereka berdua yang tertidur di ruang baca.Tiba-tiba terdengar suara buku menutup dengan cepat dan membuat Audrey dan Andrew terbangun.Zwwiinngg..."Andrew, ternyata sudah malam," kata Audrey membangunkan Andrew.Andrew pun membuka matanya perlahan. Angin malam yang berhembus semakin kencang. Audrey memegang lengannya untuk membuat tubuhnya hangat."Jadi ini, buku keluarga Johanson," terdengar suara yang serak berbicara di dekat telinga Audrey.Mata Audrey sontak melotot. Ia melirik ke arah suara itu terdengar. Terlihat sebuah senyum yang lebar dengan giginya yang putih bertaring.Audrey langsung terkejut dan ketakutan. Ia lang
The Magic of FriddenluxEpisode 13"Apa kita sudah aman?" tanya Audrey."Audrey, kita harus cepat pergi dari sini. Kita akan kehabisan oksigen, disini tidak ada celah," kata Andrew."Iya iya aku tahu, tapi bisakah istirahat sebentar, aku sangat lelah," balas Audrey sambil duduk."Oh ayo lah Audrey, kita akan istirahat disaat sudah aman," kata Andrew sambil menarik tangan Audrey.Andrew dan Audrey menyusuri gedung yang baru saja mereka masuki. Gedung tua ini ternyata tidak ada penghuninya. Tapi tidak ada jalan keluar selain rooftop dan pintu depan.Audrey dan Andrew mendobrak beberapa pintu di gedung itu, mereka sedang mencari tempat bersembunyi dari pasukan Rou dan Clint."Audrey kita harus keluar, benar-benar harus keluar dari sini," kata Andrew yang menarik tangan Audrew dan berjalan lebih cepat."Tapi bagaimana jika Rou dan Clint ada di depan?" tanya Audrey."Kita hadapi, apapun yang ada di depan," jawab Andrew sambil membe
The Magic of FriddenluxEpisode 14Perlahan Audrey mulai membuka mata. Ia tersadarkan karena hembusan angin dan rumput yang bergoyang. Dengan posisi terbaring, Audrey mulai memerhatikan sekelilingnya."Apa ini? Dimana aku? Dimana Andrew?" tanya Audrey dengan suara pelan.Masih dengan posisi yang sama, Audrey teringat bahwa mereka baru saja dikejar oleh pasukan Rou, yang ia dan Andrew kira selama ini sebagai zombie.Audrey masih melirikan matanya untuk mencari dimana Andrew. Tapi yang ia lihat adalah Clint. Audrey tidak menyerah, ia tetap menggerakkan matanya untuk mencari Andrew.Setelah mencari Andrew dengan hanya meliriknya dengan posisi terbaring. Audrey berhasil menemukan Andrew yang tak sadarkan diri. Andrew sedang terikat pada sebuah kayu pohon besar.Melihat Andrew yang tidak tersadarkan diri, membuat Audrey melotot. Ia langsung bangkit dengan tangan yang terikat."Lepaskan adikku!" teriak Audrey."Cepat juga kau
The Magic Of Friddenlux"Apa-apaan ini?"Tampak Audrey Jo dan Julian Fang yang terkejut hingga spontan berdiri di tempat duduk mereka. Semua siswa terheran melihat Audrey dan Julian yang tiba-tiba berdiri dari bangku mereka."Audrey Jo, Julian Fang, ada apa dengan kalian? Kembali duduk di tempat kalian!" perintah Mrs. Rita.Audrey dan Julian saling bertatapan. Sedangkan Xavier menatap tajam ke arah depan. Tepatnya arah orang yang ada disamping guru mereka itu."Sekarang silahkan perkenalkan dirimu," kata Mrs. Rita"Perkenalkan semuanya, namaku Theodore Sorton, aku adalah orang baru disini, jadi mohon bantuannya," kata anak baru itu.Orang yang ada disamping guru mereka itu adalah Theodore Sorton. Sepupu dari Xavier Killman, yang kini datang ke sekolah mereka sebagai anak baru.Kedatangan Theo itu tentu saja membuat Audrey dan Julian sangat terkejut. Xavier juga tidak menyangkanya, tapi ia mencoba untuk tidak menunjukkannya.
The Magic Of FriddenluxEpisode 57Di halaman istana, tampak Xavier sedang berjalan bersama Julian. Mereka berjalan ke arah gedung asrama ksatria. Di gedung itu lah terdapat Hans dan kelompoknya ditempatkan."Hei, penyihir yang kau rekomendasikan itu, apa kau yakin dengan kemampuan mereka?" tanya Julian."Entahlah, mereka sebenarnya lemah, tapi memiliki teknik yang bagus karena ingin cepat menyelamatkan Audrey saja aku merekomendasikan mereka," jawab Xavier."Jawaban macam apa itu?" tanya Julian yang terkejut."Memangnya kau mengharapkan jawaban seperti apa?" tanya Xavier sambil berbalik arah menghadap Julian."Maksudku, kau mempertaruhkan nasib kerajaan pada penyihir yang belum pasti baik? Bagaimana jika dia malah membahayakan Friddenlux?" tanya Julian."Jika itu terjadi, maka kita akan berada di garis depan untuk menghentikan mereka," jawab Xavier.Lalu Xavier dan Julian pun masuk ke dalam gedung asrama ksatria. Di sebuah ruangan
The Magic Of FriddenluxEpisode 56"Jadi kalian tertidur dengan berpegangan tangan sepanjang malam?" tanya Andrew dan Julian yang tiba-tiba datang ke kamar Audrey.Kehebohan yang dibuat oleh Andrew dan Julian membuat Audrey dan Xavier jadi terbangun dari tidurnya. Audrey yang tidak sadar karena telah memegang tangan Xavier sepanjang malam ini pun terkejut dan langsung meminta maaf."Maafkan aku, sepertinya tanganmu menjadi pegal," kata Audrey."Tidak apa, yang penting kau bisa tidur dengan tenang," ujar Xavier sambil membelai rambut Audrey.Karena Xavier seenaknya membelai rambut Audrey membuat Andrew dan Julian menjadi kesal. Andrew langsung datang dan menjauhkan tangan Xavier dari kepala Audrey."Hei seenaknya saja kau menyentuh kepalanya," kata Andrew sambil melotot."Andrew, aku rasa aku tidak jadi berjalan-jalan hari ini," ungkap Audrey tiba-tiba."Apa?!" ucap Andrew dan Xavier bersamaan."Tapi kenapa Audrey?" tanya Andre
The Magic Of FriddenluxEpisode 55"Nona Lisa Parkling, atas apa yang sudah didata, saya putuskan anda akan ditahan selama 3 hari," kata Julian sambil menutup data Lisa."Apa? 3 hari? Itu terlalu lama!" seru Lisa yang tidak terima dengan keputusan Julian."Kalau begitu, masa tahananmu akan kuganti menjadi seminggu," kata Julian."Apa? Tidak! Tidak bisa seperti ini!" seru Lisa."Anda terlalu berisik, ini sudah tengah malam," kata Julian dengan mata yang bersinar.Saat melihat mata Julian yang bersinar itu langsung membuat Lisa membatu. Ia takut dan merinding karena Julian terlihat menakutkan.Setelah itu Julian memerintahkan kepada ksatria yang ada untuk membawa Lisa masuk ke dalam kurungan besi. Melihat sudah tidak ada lagi pekerjaan, akhirnya Julian pergi meninggalkan penjara.Sementara itu, di kamar tampak Xavier sedang membaringkan Audrey diranjangnya. Ketika hendak meninggalkan Audrey, tiba-tiba saja tangan Xavier ditahan oleh A
The Magic Of FriddenluxEpisode 54Malam itu Xavier melepaskan pengaruh sihirnya yang ia berikan pada Hans dan kelompoknya. Kemudian Hans dan yang lainnya mengikat tangan nona aktris itu.Saat mereka akan berangkat, tiba-tiba Audrey kehilangan keseimbangan tubuhnya yang membuat Xavier spontan menangkapngya."Sebaiknya kau kugendong saja," kata Xavier yang langsung menggendong Audrey.Semua orang pun terkejut melihat Xavier memperlakukan Audrey. Tapi Xavier tidak memperdulikan pandangan mereka. Ia tetap menggendong Audrey."Kenapa kau memperlakukannya seperti itu?" tanya nona aktris."Karena dia adalah wanitaku. Jadi sudah sewajarnya aku memperlakulannya seperti ini," jawab Xavier dengan tatapan sinis.Saat berjalan ditengah malam, tampak nona aktris yang berjalan dengan tangan terikat. Dibawa dengan dikawal oleh Hans dan kelompoknya.Sedangkan Xavier berjalan lebih dulu dengan menggendong Audrey. Walaupun rasanya sed
The Magic Of FriddenluxEpisode 53"Pergilah. Aku tidak akan menahanmu," kata Sora sambil memalingkan matanya.Kemudian Xavier pergi meninggalkan Sora yang masih terhimpit oleh tekanan berat dari sihir Xavier. Sora hanya menghela nafasnya dan menatap langit malam.Xavier mempercepat langkahnya. Karena angin malam semakin kuat dan dingin. Ia sedang mengkhawatirkan Audrey, jadi Xavier meluapkan aura kegelapannya.Aura kegelapan itu menyebar ke seluruh hutan. Tapi aura kegelapan itu tidak bisa menyebar jauh karena ada sihir pembatas.Aura kegelapan yang Xavier sebarkan itu cukup untuk membuat penculik Audrey merasakannya. Mereka langsung menghentikan langkahnya karena merasakan aura kegelapan dari Xavier."Hans, aku saja yang menghentikannya," kata seorang laki-laki."Tunggu dulu Tori!" seru Hans."Aura kegelapan ini, sedang melacak kita. Jangan kau keluarkan energi sihirmu," sambung Hans.Di tengah pembicaraan m
The Magic Of FriddenluxEpisode 52"Untuk apa seorang pangeran melakukan pengejaran? Memangnya kau tidak memiliki ksatria?" tanya Kedd."Mana bisa aku membiarkan ksatria lain menyelamatkan wanitaku," jawab Xavier."Apa?" tanya Kedd dan Mary."Perempuan yang kalian culik itu adalah wanitaku," jawab Xavier denga mata yang bersinar."Kalau begitu kami tidak akan menghalangimu," kata Kedd."Iya, silahkan lanjutkan penyelamatanmu," ujar Mary."Kemana kalian akan membawanya?" tanya Xavier."Kami hanya disuruh untuk membawanya ke gubuk yang ada ditengah hutan," jawab Kedd."Apa?! Siapa yang menyuruh kalian?" tanya Xavier."Entahlah, kami hanya menerima perintah dan uangnya," jawab Mary."Apa yang dia merintahkan?" tanya Xavier."Menangkap gadis itu," jawab Mary."Kalian tahu siapa identitas orang yang memerintahkan kalian?" tanya Xavier."Kami tidak mengetahuinya, dia datang dengan jubah dan tudung sehin
The Magic Of FriddenluxEpisode 51"Siapa kau?" tanya perempuan itu."Kalian akan membuang-buang waktuku. Cepat katakan dimana perempuan yang kalian culik?" tanya Xavier."Baiklah, kita harus bisa menahan dia saja kan," kata laki-laki itu mengeluarkan senjatanya.Senjatanya adalah dua pedang yang memiliki mata pisau seperti gerigi besi. Dan perempuan itu juga mengeluarkan senjatanya, sebuah pedang yang memiliki gigi.Lalu laki-laki itu melompat tinggi dan menghantam Xavier dengan sangat keras. Tapi Xavier menghalaunya dengan menggunakan pedangnya.Mengambil kesempatan, perempuan itu juga melancangkan aksinya. Ia menghempaskan energi sihir yang dahsyat dari pedangnya.Energi sihir yang dahsyat itu akan menghantam tubuh Xavier. Tapi Xavier dengan cepat mengeluarkan pedang cadangannya yang ada didalam pegangan pedang aslinya.Lalu Xavier menancapkan pedang candangannya di tanah. Seketika itu pedang yang tertancap di tanah bisa me
The Magic Of FriddenluxEpisode 50"Xavier, bagaimana jika aku menghilang dari dunia ini?" tanya Audrey sambil berdiri membelakangi Xavier."Apa maksudmu?" tanya Xavier sambil ikut berdiri."Aku hanya ingin tahu, jika aku menghilang, kau akan berbuat apa?" tanya Audrey sambil melirik ke arah Xavier."Memangnya kau berpikir apa? Aku akan diam saja saat kau menghilang? Tentu saja tidak Audrey, aku akan mencarimu bahkan jika kau berada didalam lubang semut sekalipun," jawab Xavier sambil memegang bahu Audrey."Sungguh?" tanya Audrey dengan mata yang berkaca-kaca."Iya. Kau tidak percaya? Cobalah menghilang," kata Xavier yang menantang."Kalau begitu.." perkataan Audrey terpotong.Stiiss..Bumbb..Terdengar bunyi ledakan didekat area Xavier dan AudreyBukan hanya ledakan, tapi juga asap tebal yang banyak mendaatangi mereka berdua. Xavier langsung menutup hidung dan mulut