The Magic of Friddenlux
Episode 5"Hasablaha hasabalassaba habsakam," ucapan yang terdengar dari seorang pengusir hantu yang dipanggil oleh Andrew.
Pengusir hantu itu pengucapi kalimat aneh di dekat jendela ruang tamu, tempat zombie itu muncul. Setelah membacakan kalimat aneh, pengusir hantu itu menyiprati jendela dengan air dan dedaunan.
Setelah itu si pengusir hantu menyiprati sekeliling lorong dari ruang tamu menuju kamar Audrey. Dengan pakaian aneh yang dilengkapi dengan kalung tasbih dengan mata kalungnya adalah bawang putih.
Audrey dan Andrew mengikutinya dari belakang. Tapi mereka mengeluarkan ekspresi aneh. Serasa mereka setengah hati percaya dengan pengusir hantu itu.
Sekarang mereka berada di kamar Audrey. Hal yang sama masih dilakukan oleh pengusir hantu itu. Andrew mengatakan bahwa ia sudah menghubungi pengusir hantu yang bersertifikat. Tapi yang bersertifikat saja tidak meyakinkan, bagaimana yang amatiran.
Setelah meyiprati kamar Audrey, pengusir hantu itu pergi ke halaman. Lalu ia menyiprati sekeliling dinding rumah. Setelah puas menyiprati rumah dan sekelilingnya. Kini pengusir hantu itu menyiprati Audrey dan Andrew dari atas sampai bawah.
Pekerjaan pengusir hantu itu pun selesai. Ia meminta bayaran dua kali lipat. Dengan alasannya bahwa rumah mereka terlalu besar, sehingga energi yang ia keluarkan untuk mengusir hantu itu juga besar.
Tapi Audrey dan Andrew langsung membayarnya. Mereka ingin pengusir hantu itu cepat pergi dari rumah mereka. Jadi itu seperti pengusir hantu yang terusir.
"Tidak kusangka pengundang pengusir hantu itu ide yang buruk," kata Audrey sambil menutup matanya dengan telapak tangannya.
"Aku juga. Rasanya sangat menyesal, ditambah dia meminta bayaran 2 kali lipat lagi," sambung Andrew.
"Tapi masih untung dia hanya menyiprati rumah kita. Aku lihat di internet, ada yang sampai melempari rumahnya dengan telur busuk," ujar Audrey.
Jarum jam telah menunjukkan waktu 10.00am. Waktunya bagi Audrey untuk melakukan wawancara kerja. Walaupun itu hanya kerja paruh waktu. Tapi tetap saja ia harus melakukannya secara professional.
"Andrew aku akan pergi wawancara kerja. Jika aku berhasil, aku akan pulang jam 11.00pm. Doakan aku ya," kata Audrey sambil memakai sepatunya.
"Audrey, aku rasa, aku akan kembali latihan kick boxing. Aku merasa kesal pada zombie itu yang berusaha melukai kita 2 kali," ujar Andrew yang terlihat kesal.
"Lakukanlah, jika itu hal yang positif maka lakukan lah," kata Audrey sambil melambaikan tangan.
Kini Audrey telah pergi meninggalkan rumah. Ini pertama kalinya Audrey bekerja paruh waktu. Karena dari dulu Audrey dan Andrew selalu mendapatkan apapun dengan mudah.
Walaupun mereka dibesarkan dengan nenek mereka. Tapi kebutuhan mereka selalu terpenuh. Hal itu dikarenakan nenek mereka adalah orang kaya dan juga orang penting di Remeny.
Setibanya di Nail's Cafe and Coffe. Audrey langsung melakukan wawancara kerja. Karena hanya menjadi kasir di kafe, kandidat yang melamar hanya sedikit. Sehingga saingan Audrey pun juga tidak banyak.
Hasil dari wawancaranya adalah Audrey yang terpilih sebagai kasir di Nail's Cafe and Coffe. Alasannya karena Audrey pandai dalam hitungan. Ia juga memiliki wajah yang menarik, rambut biru gelap yang berkilau dan tatapan yang tajam.
Menurut owner dari Nail's Cafe and Coffe, Audrey memiliki daya tariknya tersendiri sehingga membuat orang lain tidak berpaling darinya. Hal ini bisa jadi pengait untuk mendatangkan pengunjung yang banyak.
Karena sudah di terima, Audrey pun langsung berganti kostum. Ia memakai seragam dan topi khas Nail's Cafe and Coffe. Dan mulai hari ini ia akan bekerja disini.
Audrey mengawali hari bekerja dengan penuh semangat. Banyak pelanggan yang berdatangan menjadi terhibur oleh senyuman Audrey.
"Wah wah. Lihat siapa ini. Audrey Jo, setelah neneknya meninggal, ia jadi jatuh miskin sampai harus menjadi kasir kafe haha," tawa seorang wanita yang kenal dengan Audrey.
"Owh hai Rachel, ku harap kau suka dengan penampilan baruku," kata Audrey dengan tatapan datar dan hampa.
"Iya kuharap juga begitu. Tunggu sampai Rebecca tau, pasti dia akan jauh lebih suka," ujar Rachel.
"Oke bisa ku tulis pesananmu sekarang juga."
Rachel adalah sahabat Rebecca. Mereka selalu bersama disetiap waktu. Mereka selalu mendukung satu sama lain dalam hal pembullyan kepada Audrey.
Hingga kafe tutup, Rachel tidak mengganggu Audrey. Entah apa alasannya tapi jika Rachel mengganggu Audrey. Maka ia akan melawan, karena kafe bukan termasuk kawasan sekolah.
Jika di kawasan sekolah, berita pembullyan kepada Audrey bisa sampai terdengar ke telinga Bu Urshey, bisa-bisa uang bulanan Audrey dan Andrew tidak akan diberikan.
Walaupun Audrey tidak tahu, apakah Bu Urshey akan membelanya atau tidak jika ia mengadu. Tapi Audrey menganggapnya Bu Urshey tidak akan membela. Hal itu dikarenakan Rebecca adalah putri dari kepala departemen sosial Remeny sekarang.
Karena itu yang membuat Rebecca hanya melakukan pembullyan pada Audrey. Ia merasa bahwa Audrey itu hanya orang yang tak berguna. Ia hanya beruntung karena merupakan cucu dari Nyonya Ashley, ketua departemen sosial terbaik sepanjang masa.
"Audrey terimakasih telah bekerja baik di hari pertama. Saya harap kau selalu seperti itu. Kamu boleh pulang dulu, saya mau mengunci pintu," kata owner Nail's Cafe and Coffe, Nail.
Audrey pun berganti pakaian dan keluar dari kafe. Sebentar lagi larut malam, jelas jalanan sudah menjadi sepi. Tapi tak jarang juga orang yang masih keluar.
Kini Audrey berjalan menuju rumahnya. Saat melewati depan gang yang gelap dan sempit. Tiba-tiba Audrey merasa ada yang tengah bernafas di telinganya.
Kyaaa..
Teriak Audrey yang melengking. Kali ini zombie itu datang lagi. Dia mulai mendekati Audrey dengan langkah yang sempoyongan. Tapi ada yang aneh, zombie yang kali ini menyerang Audrey, berbeda dengan zombie yang menyerang Audrey sebelumnya.Titt...
Tiba-tiba Andrew datang menggunakan sepeda motor dan langsung menabrak zombie itu, hingga membuat zombie itu terpental ke tong sampah besar di gang itu."Audrey!" teriak Andrew.
Kemudian Audrey langsung naik ke sepeda motor Andrew. Dan mereka pun langsung pergi dari tempat itu. Setelah keluar gang, di atas motor Andrew memberikan helm Audrey.
Andrew pun langsung menarik gas dengan sekencang-kencangnya. Agar mereka bisa selamat dari zombie yang menyerang.
Beberapa saat kemudian di tempat kejadian tadi. Zombie yang berhasil di tabrak oleh Andrew bangun. Ia berhasil berdiri seolah tidak terkena apa-apa. Lalu ia mulai menggoyangkan kepalanya seolah sedang mencaru jejak Audrey dan Andrew.
Tidak lama kemudian, Xavier dan Julian sampai di gang itu. Kedatangan mereka membuat zombie itu bingung. Karena mereka bukan target yang di cari zombie itu.
"Monster Rou, disini kau rupanya!" seru Julian.
"Berani-beraninya kau muncul di tempat manusia," sambung Xavier.
"Dimana portal penghubung kalian!" seru Julian sambil melotot.
Tapi zombie itu tidak mendengarkannya. Ia malah maju ke depan melewati Julian menuju Xavier. Dengan tangan yang terangkat zombie itu seperti ingin menyentuh Xavier.
Xavier membiarkan zombie itu mendekatinya. Ia bahkan membiarkan zombie itu menyentuh kepalanya. Dan zombie itu mulai membuka mulur seolah akan memakan Xavier.
Tapi tiba-tiba saja dua buah tongkat besi yang ada di sebelah tong sampah bergerak. Tongkat besi itu langsung melayang dan menusuk tepat di jantung zombie itu.
Seketika itu juga zombie itu menjadi butiran debu. Menghilang tanpa jejak dan hanya menyisakan tongkat besi yang tadi menusuknya.
"Ternyata mereka masih menciptakan monster yang bodoh," kata Xavier sambil menepis pundaknya.
"Kau yang bodoh! Seharusnya kita gunakan dia untuk melacak portal penghubung itu, kenapa kau musnahkan dia?" tanya Julian yang marah.
"Dia menyentuhku. Aku tidak tahan dengan tangan kotor nya itu," jawab Xavier.
"Kau kan pengendali gerak gravitasi, seharusnya kau pindahkan saja dia atau buat dia tidak bergerak. Bukan malah menusuk dia bodoh!" ujar Julian yang melotot.
"Tata krama kau mulai memudar ya Julian," ucap Xavier sambil berjalan keluar dari gang.
"Tidak ada peraturan aku harus menjaga tata krama kerajaan di dunia manusia. Jadi aku tidak akan memanggilmu pangeran disini," balas Julian sambil mengikuti Xavier pergi dari gang itu.
The Magic of FriddenluxEpisode 6Sesampainya di rumah, Audrey dan Andrew langsung menutup jendela dengan rapat dan pintu langsung di kunci. Andrew terduduk bersandar di sofa. Sedangkan Audrey berjalan sempoyongan ke dapur untuk mengambil air minum."Audrey, aku rasa bukan rumah kita yang berhantu," kata Andrew dengan nafas yang tak beraturan."Maksudmu apa?" tanya Audrey sambil memberi minuman dingin ke Andrew."Maksudku, zombie itu seperti sengaja mencari kita," jawab Andrew dengan wajah serius."Benar juga katamu. Kalau memang sedang ada invansi zombie, pasti akan ada berita dimana-mana mengenai zombie dan pemerintah pun tidak ada tinggal diam kan. Tapi ini seperti tidak terjadi apa-apa. Kejadian ini seolah memang untuk kita," ujar Audrey sambil membuka minumannya."Kita harus cari tahu, zombie itu dari mana? Siapa yang mengirimnya? Kenapa mereka mencari kita?" tanya Andrew sambil berpikir."Tapi kita harus mulai dari mana? Tidak
The Magic of FriddenluxEpisode 7Sudah beberapa hari ini, Audrey dan Andrew tidak mendapatkan serangan dari Zombie. Entah apa masalahnya, disaat Audrey dan Andrew tidak memikirkan tentang zombie, mereka malah diserang. Sekarang mereka telah bersiap untuk zombie itu, malah tidak diserang."Audrey," panggil bosnya Audrey, Nail."Iya bos?" tanyanya yang terbangun dari lamunan."Apa kau sedang ada masalah?" tanya Nail."Owh tidak, aku hanya memikirkan tugas sekolah," jawab Audrey mengelak."Audrey, kalau sedang tidak ramai, kau boleh bekerja sambil mengerjakan tugas sekolah. Kau adalah pegawaiku yang rajin, teliti dan jujur. Aku sangat bersyukur kau mau bekerja disini." kata Nail."Terimakasih bos."Tringg..Suara bel pintu, tanda orang masuk ke dalam kafe."Audrey!" serunya sambil melambaikan tangan pada Audrey."Wah siapa itu Audrey? Pacarmu? Kau punya pacar setampan itu?" tanya Nail yang terpukau."Bukan bos, di
The Magic of FriddenluxEpisode 8"Nenek bilang padaku bahwa kita adalah keturunan penyihir. Kita keturunan penyihir Friddenlux. Kata nenek kita bukan manusia biasa," kata Audrey yang serius kepada Andrew."Memangnya penyihir itu ada? Maksudku yang berbadan hijau, hidung panjang, memakai topi lancip dan sapu terbang itu?" tanya Andrew."Bukan. Kata nenek kita adalah keturunan penyihir ksatri. Jadi kita keturunan penyihir tipe petarung garis depan," jawab Audrey."Audrey menurutmu ini masuk akal?" tanya Andrew sambil memegang bahu Audrey."Entahlah aku tidak mengerti apa-apa, kita juga tidak punya petunjuk lebih soal ini," jawab Audrey."Kata nenek juga, nanti akan ada dua golongan penyihir yang mencari kita. Pertama adalah penyihir yang menginginkan darah kita sebagai pengorbanan dan yabg kedua adalah penyihir yang ingin melindungi kita," sambung Audrey."Apa maksud kamu zombie ini ada hubungannya dengan perkataan nenek?" tanya Andrew.
The Magic of FriddenluxEpisode 9Kringg...Suara dering dari jam weker.Suara nyaring membuat Andrew dan Audrey terbangun. Andrew yang sama sekali tidak tidur dengan benar. Ia tidur dalam posisi duduk, mulai membuka mata dan melihat cahaya matahari."Andrew, kau tidur seperti ini semalaman?" tanya Audrey.Andrew pun menganggukan kepalanya. Kini ia memijat lehernya karena pegal, tidur dengan posisi duduk semalaman. Dengan leher yang selalu menunduk, tentu saja itu membuat leher pegal."Kau ini, jangan seperti itu," kata Audrey langsung menarik tangan adiknya agar duduk di depannya.Audrey pun sebagai kakak yang baik, ia tidak tega melihat adiknya yang harus merasakan tidak nyaman karena lehernya pegal. Ia memijat leher Andrew dengan sangat lembut tapi sangat terasa."Pijatan ini seperti pijatan tangan nenek," kata Andrew."Oia ngomong-ngomong tentang nenek. Tadi malam aku bermimpi nenek mendatangiku lagi," ujar Audrey."Oia
The Magic of FriddenluxEpisode 10"Andrew!" seru Audrey yang berlari ke arah Andrew."Kenapa kau lama sekali?" tanya Andrew."Iya maafkan aku, tadi guru memanggilku dan memintaku membantu menyusun laporan. Ku pikir sebentar, ternyata memakan cukup waktu juga," jawab Audrey."Sudahlah ayo pergi, sebelum hari semakin sore," kata Andrew.Audrey mengangguk dan mereka berangkat dari gerbang sekolah. Tapi saat Audrey melangkah, tiba-tiba ia menabrak Xavier yang sedang berjalan bersama Julian dan ia terjatuh ke tanah."Audrey!" seru Andrew sambil membantu Audrey bangkit."Hei kau minta maaf, kau menabraknya," kata Andrew pada seseorang yang menabraknya."Hei, kakakmu lah yang menabrak dia. Kenapa kau menyuruh dia? Kakakmu lah yang seharusnya meminta maaf," ujar Julian dengan tegas."Apa? Berani-beraninya kau..""Andrew sudah lah, bukankah tadi kau bilang kita harus segera berangkat?" kata Audrey yang memotong perkataan Andrew.
The Magic of FriddenluxEpisode 11"Sihir?" tanya Audrey dengan tampang polosnya."Iya, kita melupakan sesuatu Andrew, nenek pernah bilang kalau kita keturunan penyihir kan. Kenapa kita tidak mengingatnya?" tanya Audrey sambil terkejut."Kalau tau begitu, seharusnya kita mencarinya mulai dari kata sihir," kata Andrew."Andrew, kita harus melihat isi dari jurnal Ayah," ujar Audrey, dan Andrew pun mengangguk.Audrey dan Andrew pun mulai berjalan perlahan mendekati buku sihir milik ayah mereka, Axel Jo. Tapi apa yang mereka lihat hanyalah kertas kosong.Audrey dan Andrew tampak kebingungan. Mereka sama-sama mengerutkan alis. Mereka pikir semua jawaban yang mereka cari ada di dalam buku jurnal Ayahnya. Tapi ternyata itu hanyalah sebuah buku kosong yang sudah tua dan usang.Sementara itu, di Friddenlux. Xavier dan Julian sedang berlutut menghadap Raja Sihir Friddenlux, Xion Killman. Beliau tak lain adalah ayah dari Xavier Killman."Semog
The Magicof FriddeuxEpisode 12Sudah beberapa jam Audrey dan Andrew mencari cara untuk mengetahui isi dari jurnal milik Axel Jo. Tapi mereka tidak menemukan apa-apa. Akhirnha mereka tertidur karena kelelahan.Angin malam berhembus kepada mereka. Kini perpustakaan telah benar-benar sepi. Yang ada hanya mereka berdua yang tertidur di ruang baca.Tiba-tiba terdengar suara buku menutup dengan cepat dan membuat Audrey dan Andrew terbangun.Zwwiinngg..."Andrew, ternyata sudah malam," kata Audrey membangunkan Andrew.Andrew pun membuka matanya perlahan. Angin malam yang berhembus semakin kencang. Audrey memegang lengannya untuk membuat tubuhnya hangat."Jadi ini, buku keluarga Johanson," terdengar suara yang serak berbicara di dekat telinga Audrey.Mata Audrey sontak melotot. Ia melirik ke arah suara itu terdengar. Terlihat sebuah senyum yang lebar dengan giginya yang putih bertaring.Audrey langsung terkejut dan ketakutan. Ia lang
The Magic of FriddenluxEpisode 13"Apa kita sudah aman?" tanya Audrey."Audrey, kita harus cepat pergi dari sini. Kita akan kehabisan oksigen, disini tidak ada celah," kata Andrew."Iya iya aku tahu, tapi bisakah istirahat sebentar, aku sangat lelah," balas Audrey sambil duduk."Oh ayo lah Audrey, kita akan istirahat disaat sudah aman," kata Andrew sambil menarik tangan Audrey.Andrew dan Audrey menyusuri gedung yang baru saja mereka masuki. Gedung tua ini ternyata tidak ada penghuninya. Tapi tidak ada jalan keluar selain rooftop dan pintu depan.Audrey dan Andrew mendobrak beberapa pintu di gedung itu, mereka sedang mencari tempat bersembunyi dari pasukan Rou dan Clint."Audrey kita harus keluar, benar-benar harus keluar dari sini," kata Andrew yang menarik tangan Audrew dan berjalan lebih cepat."Tapi bagaimana jika Rou dan Clint ada di depan?" tanya Audrey."Kita hadapi, apapun yang ada di depan," jawab Andrew sambil membe
The Magic Of Friddenlux"Apa-apaan ini?"Tampak Audrey Jo dan Julian Fang yang terkejut hingga spontan berdiri di tempat duduk mereka. Semua siswa terheran melihat Audrey dan Julian yang tiba-tiba berdiri dari bangku mereka."Audrey Jo, Julian Fang, ada apa dengan kalian? Kembali duduk di tempat kalian!" perintah Mrs. Rita.Audrey dan Julian saling bertatapan. Sedangkan Xavier menatap tajam ke arah depan. Tepatnya arah orang yang ada disamping guru mereka itu."Sekarang silahkan perkenalkan dirimu," kata Mrs. Rita"Perkenalkan semuanya, namaku Theodore Sorton, aku adalah orang baru disini, jadi mohon bantuannya," kata anak baru itu.Orang yang ada disamping guru mereka itu adalah Theodore Sorton. Sepupu dari Xavier Killman, yang kini datang ke sekolah mereka sebagai anak baru.Kedatangan Theo itu tentu saja membuat Audrey dan Julian sangat terkejut. Xavier juga tidak menyangkanya, tapi ia mencoba untuk tidak menunjukkannya.
The Magic Of FriddenluxEpisode 57Di halaman istana, tampak Xavier sedang berjalan bersama Julian. Mereka berjalan ke arah gedung asrama ksatria. Di gedung itu lah terdapat Hans dan kelompoknya ditempatkan."Hei, penyihir yang kau rekomendasikan itu, apa kau yakin dengan kemampuan mereka?" tanya Julian."Entahlah, mereka sebenarnya lemah, tapi memiliki teknik yang bagus karena ingin cepat menyelamatkan Audrey saja aku merekomendasikan mereka," jawab Xavier."Jawaban macam apa itu?" tanya Julian yang terkejut."Memangnya kau mengharapkan jawaban seperti apa?" tanya Xavier sambil berbalik arah menghadap Julian."Maksudku, kau mempertaruhkan nasib kerajaan pada penyihir yang belum pasti baik? Bagaimana jika dia malah membahayakan Friddenlux?" tanya Julian."Jika itu terjadi, maka kita akan berada di garis depan untuk menghentikan mereka," jawab Xavier.Lalu Xavier dan Julian pun masuk ke dalam gedung asrama ksatria. Di sebuah ruangan
The Magic Of FriddenluxEpisode 56"Jadi kalian tertidur dengan berpegangan tangan sepanjang malam?" tanya Andrew dan Julian yang tiba-tiba datang ke kamar Audrey.Kehebohan yang dibuat oleh Andrew dan Julian membuat Audrey dan Xavier jadi terbangun dari tidurnya. Audrey yang tidak sadar karena telah memegang tangan Xavier sepanjang malam ini pun terkejut dan langsung meminta maaf."Maafkan aku, sepertinya tanganmu menjadi pegal," kata Audrey."Tidak apa, yang penting kau bisa tidur dengan tenang," ujar Xavier sambil membelai rambut Audrey.Karena Xavier seenaknya membelai rambut Audrey membuat Andrew dan Julian menjadi kesal. Andrew langsung datang dan menjauhkan tangan Xavier dari kepala Audrey."Hei seenaknya saja kau menyentuh kepalanya," kata Andrew sambil melotot."Andrew, aku rasa aku tidak jadi berjalan-jalan hari ini," ungkap Audrey tiba-tiba."Apa?!" ucap Andrew dan Xavier bersamaan."Tapi kenapa Audrey?" tanya Andre
The Magic Of FriddenluxEpisode 55"Nona Lisa Parkling, atas apa yang sudah didata, saya putuskan anda akan ditahan selama 3 hari," kata Julian sambil menutup data Lisa."Apa? 3 hari? Itu terlalu lama!" seru Lisa yang tidak terima dengan keputusan Julian."Kalau begitu, masa tahananmu akan kuganti menjadi seminggu," kata Julian."Apa? Tidak! Tidak bisa seperti ini!" seru Lisa."Anda terlalu berisik, ini sudah tengah malam," kata Julian dengan mata yang bersinar.Saat melihat mata Julian yang bersinar itu langsung membuat Lisa membatu. Ia takut dan merinding karena Julian terlihat menakutkan.Setelah itu Julian memerintahkan kepada ksatria yang ada untuk membawa Lisa masuk ke dalam kurungan besi. Melihat sudah tidak ada lagi pekerjaan, akhirnya Julian pergi meninggalkan penjara.Sementara itu, di kamar tampak Xavier sedang membaringkan Audrey diranjangnya. Ketika hendak meninggalkan Audrey, tiba-tiba saja tangan Xavier ditahan oleh A
The Magic Of FriddenluxEpisode 54Malam itu Xavier melepaskan pengaruh sihirnya yang ia berikan pada Hans dan kelompoknya. Kemudian Hans dan yang lainnya mengikat tangan nona aktris itu.Saat mereka akan berangkat, tiba-tiba Audrey kehilangan keseimbangan tubuhnya yang membuat Xavier spontan menangkapngya."Sebaiknya kau kugendong saja," kata Xavier yang langsung menggendong Audrey.Semua orang pun terkejut melihat Xavier memperlakukan Audrey. Tapi Xavier tidak memperdulikan pandangan mereka. Ia tetap menggendong Audrey."Kenapa kau memperlakukannya seperti itu?" tanya nona aktris."Karena dia adalah wanitaku. Jadi sudah sewajarnya aku memperlakulannya seperti ini," jawab Xavier dengan tatapan sinis.Saat berjalan ditengah malam, tampak nona aktris yang berjalan dengan tangan terikat. Dibawa dengan dikawal oleh Hans dan kelompoknya.Sedangkan Xavier berjalan lebih dulu dengan menggendong Audrey. Walaupun rasanya sed
The Magic Of FriddenluxEpisode 53"Pergilah. Aku tidak akan menahanmu," kata Sora sambil memalingkan matanya.Kemudian Xavier pergi meninggalkan Sora yang masih terhimpit oleh tekanan berat dari sihir Xavier. Sora hanya menghela nafasnya dan menatap langit malam.Xavier mempercepat langkahnya. Karena angin malam semakin kuat dan dingin. Ia sedang mengkhawatirkan Audrey, jadi Xavier meluapkan aura kegelapannya.Aura kegelapan itu menyebar ke seluruh hutan. Tapi aura kegelapan itu tidak bisa menyebar jauh karena ada sihir pembatas.Aura kegelapan yang Xavier sebarkan itu cukup untuk membuat penculik Audrey merasakannya. Mereka langsung menghentikan langkahnya karena merasakan aura kegelapan dari Xavier."Hans, aku saja yang menghentikannya," kata seorang laki-laki."Tunggu dulu Tori!" seru Hans."Aura kegelapan ini, sedang melacak kita. Jangan kau keluarkan energi sihirmu," sambung Hans.Di tengah pembicaraan m
The Magic Of FriddenluxEpisode 52"Untuk apa seorang pangeran melakukan pengejaran? Memangnya kau tidak memiliki ksatria?" tanya Kedd."Mana bisa aku membiarkan ksatria lain menyelamatkan wanitaku," jawab Xavier."Apa?" tanya Kedd dan Mary."Perempuan yang kalian culik itu adalah wanitaku," jawab Xavier denga mata yang bersinar."Kalau begitu kami tidak akan menghalangimu," kata Kedd."Iya, silahkan lanjutkan penyelamatanmu," ujar Mary."Kemana kalian akan membawanya?" tanya Xavier."Kami hanya disuruh untuk membawanya ke gubuk yang ada ditengah hutan," jawab Kedd."Apa?! Siapa yang menyuruh kalian?" tanya Xavier."Entahlah, kami hanya menerima perintah dan uangnya," jawab Mary."Apa yang dia merintahkan?" tanya Xavier."Menangkap gadis itu," jawab Mary."Kalian tahu siapa identitas orang yang memerintahkan kalian?" tanya Xavier."Kami tidak mengetahuinya, dia datang dengan jubah dan tudung sehin
The Magic Of FriddenluxEpisode 51"Siapa kau?" tanya perempuan itu."Kalian akan membuang-buang waktuku. Cepat katakan dimana perempuan yang kalian culik?" tanya Xavier."Baiklah, kita harus bisa menahan dia saja kan," kata laki-laki itu mengeluarkan senjatanya.Senjatanya adalah dua pedang yang memiliki mata pisau seperti gerigi besi. Dan perempuan itu juga mengeluarkan senjatanya, sebuah pedang yang memiliki gigi.Lalu laki-laki itu melompat tinggi dan menghantam Xavier dengan sangat keras. Tapi Xavier menghalaunya dengan menggunakan pedangnya.Mengambil kesempatan, perempuan itu juga melancangkan aksinya. Ia menghempaskan energi sihir yang dahsyat dari pedangnya.Energi sihir yang dahsyat itu akan menghantam tubuh Xavier. Tapi Xavier dengan cepat mengeluarkan pedang cadangannya yang ada didalam pegangan pedang aslinya.Lalu Xavier menancapkan pedang candangannya di tanah. Seketika itu pedang yang tertancap di tanah bisa me
The Magic Of FriddenluxEpisode 50"Xavier, bagaimana jika aku menghilang dari dunia ini?" tanya Audrey sambil berdiri membelakangi Xavier."Apa maksudmu?" tanya Xavier sambil ikut berdiri."Aku hanya ingin tahu, jika aku menghilang, kau akan berbuat apa?" tanya Audrey sambil melirik ke arah Xavier."Memangnya kau berpikir apa? Aku akan diam saja saat kau menghilang? Tentu saja tidak Audrey, aku akan mencarimu bahkan jika kau berada didalam lubang semut sekalipun," jawab Xavier sambil memegang bahu Audrey."Sungguh?" tanya Audrey dengan mata yang berkaca-kaca."Iya. Kau tidak percaya? Cobalah menghilang," kata Xavier yang menantang."Kalau begitu.." perkataan Audrey terpotong.Stiiss..Bumbb..Terdengar bunyi ledakan didekat area Xavier dan AudreyBukan hanya ledakan, tapi juga asap tebal yang banyak mendaatangi mereka berdua. Xavier langsung menutup hidung dan mulut