Beranda / Fantasi / The Magic Of Friddenlux / Kita Keturunan Penyihir Sayang

Share

Kita Keturunan Penyihir Sayang

Penulis: Fay Rizky
last update Terakhir Diperbarui: 2021-02-12 10:38:14

The Magic of Friddenlux

Episode 4

Dicari pelayan paruh waktu, shift sore dari jam 3 sore hingga jam 11 malam. Laki-laki/perempuan. Dibutuhkan 2 orang. Gaji menjanjikan.

-Nail's Cafe and Coffe-

Langkah Audrey terhenti di sebuah papan pengumuman yang ada di depan kafe. Kalau ia mendaftar sebagai pelayan disini, tidak akan menganggu jam belajarnya.

"Audrey!" seru Andrew yang datang dari belakang Audrey.

"Hei, gimana sudah ketemu?" tanya Audrey.

"Iya sudah, aku ceroboh sekali. Jika tidak di amankan petugas keamanannya bisa hilang ponselku," jawab Andrew.

"Lain kali hati-hati. Adik tampan aku ini pintar tapi pikun hahaha," ujar Audrey sambil memeluk kepala Andrew.

Audrey dan Andrew pun berjalan pulang ke rumah. Sepulangnya di rumah Audrey langsung membuatkan cokelat panas untuk Andrew.

Karena ini adalah malam minggu, itu artinya besok adalah akhir pekan. Mereka bisa menikmati malam tanpa harus memikirkan pelajaran dan drama sekolah.

"Andrew, aku pikir aku akan melamar pekerjaan paruh waktu," kata Audrey.

"Ha! Kenapa? Apa uang dari nenek tidak cukup?" tanya Andrew sambil menoleh ke arah Audrey.

"Bukannya seperti itu. Nenek kan sudah tidak ada. Uang dari nenek itu lama kelamaan akan habis juga. Mau tak mau kita harus belajar cari uang. Dan aku tidak mau belajar cari uang disaat memang kita membutuhkan uang," jawab Audrey.

"Wah hebat sekali kau bisa sadar itu. Lalu bekerja dimana?" tanya Andrew sambil menyeruput cokelat panasnya.

"Haha kita kan keturunan keluarga Jo," jawab Audrey sambil bercanda.

"Audrey, ada yang ingin aku katakan jujur padamu," sambung Andrew sambil meletakkan gelasnya.

"Aku punya kemampuan diluar nalar manusia. Kemampuan itu membuat aku bisa berkomunikasi dengan orang terkasih kita," kata Andrew yang serius.

"Apasih. Aku juga bisa berkomunikasi dengan orang terkasih. Kau contohnya hahahaha," balas Audrey sambil menepuk punggung Andrew.

"Audrey aku serius! Maksudku orang terkasih kita itu adalah yang telah meninggal," ujar Andrew.

"Apa! Jadi maksudmu bisa berkomunikasi dengan telah meninggal, kalau begitu dengan nenek juga?" tanya Audrey.

Andrew pun mengangguk. Ia belum terlalu yakin dengan kemampuan ini. Tapi jujur pada Audrey adalah hal yang terbaik saat ini.

"Paling itu hanya mimpimu saja Andrew. Terkadang aku juga begitu. Kita kan manusia normal, tentu saja mengalami hal seperti itu adalah hal yang biasa," kata Audrey yang tertawa tidak jelas dan pergi meninggalkan Andrew.

Audrey pergi ke kamarnya. Kemudian ia menutup pintu dan menyandar di pintu kamarnya. Ia tampak tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. 

"Apa!? Andrew juga bisa. Kemarin diserang zombie, sekarang Andrew juga bisa masuk ke mimpi. Apa setelah meninggalnya nenek, kehidupan kami menjadi tidak normal. Mungkin aku terlalu bersedih saat ini." kata Audrey sambil menepuk pipinya.

Audrey akhir nya pergi ke kamar mandi dan berniat menyikat giginya. Ia depan cermin ia masih terdiam sambil memegang sikat giginya. Tiba-tiba ada sesuatu yang terjadi.

"Hai! Kau keturunan Johanson. Masa kejayaanmu sudah berakhir, sekarang sudah waktunya kau melayani kami."

Kyaaa.

Terdengar suara teriakan Audrey. Kemudian Audrey melemparkan sikat giginya ke cermin. Dan sosok yang berbicara seperti tadi telah menghilang.

"Audrey ada apa?" tanya Andrew yang terengah-engah karena langsung berlari.

"Ada hantu Andrew. Ada hantu di kamar mandi!" seru Audrey sambil berlari keluar kamar mandi.

Akhirnya Andrew keluar dari kamar mandi dan menutup pintu kamar mandi. Kemudian ia melihat Audrey yang bersembunyi di dalam selimutnya.

"Sementara jangan pakai kamar mandi dikamarmu ya, takutnya hantu itu masih tinggal disana," kata Andrew sambil membuka selimut Audrey.

"Andrew, besok tolong panggilkan penghusir hantu kesini. Aku tidak bisa selamanya tidak ke kamar mandi kan," pinta Audrey sambil menutup kembali selimutnya.

"Baiklah besok aku akan panggilkan, tidurlah, aku akan kembali menonton film," ujar Andrew sambil keluar dari kamar Audrey.

Kemudian Andrew mematikan lampu kamar Audrey. Andrew melanjutkan film yang sedang ia tonton. Di tengah-tengah film, Andrew tiba-tiba mendengar suara jendela diketok.

Tok..tok..

Saat Andrew menoleh, ia melihat sosok zombie yang menyerang Audrey. Andrew terjatuh karena syok.

Kembali ke kamar Audrey.

Audrey yang tertidur dengan tenang, tiba-tiba menjadi gelisah. Kepalanya yang bergoyang, tangannya yang mengenggam bantal, kakinya yang terus-terusan menendang. Gerakan Audrey itu terlihat seolah dirinya sedang kesakitan.

Di dalam mimpinya, Audrey sedang terbang melayang di dalam sebuah lorong. Sepanjang lorong itu Audrey merasakan tekanan yang besar, sampai membuat badannya kesakitan.

Audrey tidak tahu akan dibawa kemana dirinya oleh mimpi itu. Tapi ada sesuatu di ujung lorong. Dan ternyata di ujung lorongnya itu adalah neneknya, Ashley Jo.

"Hai Audrey. Cukup sulit membawamu kesini ya," kata Ashley Jo.

"Nenek, kenapa disini? Apakah ini sungguhan? Apakah ini nyata?" tanya Audrey.

"Iya sayang, ini nyata, ini sungguh nenekmu," jawab Ashley.

"Apa maksudnya nenek? Andrew juga merasakan hal yang sama. Aku pikir itu karena kami manusia biasa yang sedang bersedih atas meninggalnya nenek kami. Tapi Andrew juga bisa seperti itu. Sebenarnya ini apa nek?" tanya Audrey.

"Sayang. Kita bukan lah manusia biasa. Seharusnya nenek ceritakan ini sebelum nenek meninggal. Tapi baik sekarang atau yang dulu sama saja, tidak akan ada waktu yang cukup untuk menceritakan ini," jawab Ashley.

"Nenek aku sungguh tidak mengerti. Kita bukan manusia biasa? Lalu kita ini apa? Peri? Elf? Goblin? Alien?" tanya Audrey.

"Kita adalah keturunan penyihir. Oh bukan nenek adalah penyihir murni. Kau dan adikmu adalah keturuan penyihir," jawab Ashley.

"Penyihir? Apa penyihir itu sungguh ada nek?" tanya Audrey kembali.

"Iya sayang. Ini buktinya. Ini adalah salah satu kemampuan nenek, pengendali mimpi. Nenek bisa mengendalikan mimpi seseorang, nenek bisa berkomunikasi kepada seseorang melalui mimpi," jawabnya Audrey.

"Aku masih tidak mengerti, maksudnya penyihir apa nek? Yang punya hidung panjang dan bengkok? Yang memakai topi lancip dan sapu terbang? Atau yang selalu memakai tongkat dan mengucapkan kalimat mantra? Aku sungguh tidak mengerti," tanya Audrey sambil menggelengkan kepalanya.

"Sayang. Kita adalah penyihir tipe ksatria. Kita tidak memakai mantra, topi ataupun sapu terbang. Kita tipe petarung di garis depan," jawab Ashley sambil memegang bahu Audrey.

"Oke, lalu apa hubungannya dengan nenek memanggilku kesini?" tanya Audrey kembali.

"Audrey, nanti akan ada dua golongan yang datang kepada kalian. Golongan pertama yang ingin mengorbankan darah kalian untuk keegoisannya. Dan golongan kedua yang ingin melindungi darah kalian demi kemakmuran negerinya," jawab Ashley.

"Audrey. Lindungi Andrew apapun yang terjadi lindungi Andrew, setidaknya sampai golongan kedua datang melindungi kalian," sambung neneknya.

"Audrey, batas waktu nenek dalam memakai kekuatan telah habis. Sampaikan ini juga pada Andrew ya. Jaga diri kalian dan saling melindungilah, nenek sayang kalian," kata Ashley sambil memeluk Audrey.

"Terimakasih telah datang nek, aku juga sayang nenek," 

Kemudia Audrey langsung terbangun. Ia melihat sinar matahari yang menembus jendela kamarnya. Hari telah berganti, sekarang sudah waktunya untuk bersiap.

Audry membuka lemarinya dan berganti baju. Ia langsung turun ke bawah dan mendapati Andrew yang tidur di lantai.

"Hei Andrew. Ada apa? Kenapa kau tidur dilantai?" tanya Audrey yang membangunkan Andrew.

"Aw. Kepalaku pusing sekali," kata Andrew sambil memegang kepalanya.

"Tunggulah sebentar, akan ku ambilkan air," ujar Audrey sambil berlari ke dapur.

Di dapur Audrey langsung mengambilkan air dan memasukkan roti untuk di panggang. Kemudin Audrey memberikan kepada Andrew. Dan menunggu Andrew menghabiskan airnya.

Tingg..

Suara panggangan roti.

"Ah rotinya sudah matang. Tunggu sebentar, akan kuambilkan juga untukmu," kata Audrey yang berlari lagi ke dapur.

Tidak lama, Audrey kembali dengan membawa sepiring roti bakar untuknya dan untuk Andrew. Tidak menunggu dingin, Andrew langsung memakan roti panggang itu. Dan ia menceritakan kejadian semalam.

"Tadi malam aku didatangi oleh zombie yang sama seperti waktu itu," kata Andrew sambil menelan rotinya.

"Apa!? Jadi zombie itu ada dua? Atau yang waktu itu dia datang lagi mencari kita?" tanya Audrey.

"Aku tidak tahu. Dia tidak tahu, tapi waktu itu dia hanya menempel di jendela. Aku terlalu syok hingga pingsan," jawab Andrew.

"Cukup Andrew, ayo kita panggil penghusir hantu sekarang juga," kata Audrey sambil berdiri.

Bab terkait

  • The Magic Of Friddenlux   Satu Rou Musnah

    The Magic of FriddenluxEpisode 5"Hasablaha hasabalassaba habsakam," ucapan yang terdengar dari seorang pengusir hantu yang dipanggil oleh Andrew.Pengusir hantu itu pengucapi kalimat aneh di dekat jendela ruang tamu, tempat zombie itu muncul. Setelah membacakan kalimat aneh, pengusir hantu itu menyiprati jendela dengan air dan dedaunan.Setelah itu si pengusir hantu menyiprati sekeliling lorong dari ruang tamu menuju kamar Audrey. Dengan pakaian aneh yang dilengkapi dengan kalung tasbih dengan mata kalungnya adalah bawang putih.Audrey dan Andrew mengikutinya dari belakang. Tapi mereka mengeluarkan ekspresi aneh. Serasa mereka setengah hati percaya dengan pengusir hantu itu.Sekarang mereka berada di kamar Audrey. Hal yang sama masih dilakukan oleh pengusir hantu itu. Andrew mengatakan bahwa ia sudah menghubungi pengusir hantu yang bersertifikat. Tapi yang bersertifikat saja tidak meyakinkan, bagaimana yang amatiran.Setelah meyiprati kamar A

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-13
  • The Magic Of Friddenlux   Teori Zombie

    The Magic of FriddenluxEpisode 6Sesampainya di rumah, Audrey dan Andrew langsung menutup jendela dengan rapat dan pintu langsung di kunci. Andrew terduduk bersandar di sofa. Sedangkan Audrey berjalan sempoyongan ke dapur untuk mengambil air minum."Audrey, aku rasa bukan rumah kita yang berhantu," kata Andrew dengan nafas yang tak beraturan."Maksudmu apa?" tanya Audrey sambil memberi minuman dingin ke Andrew."Maksudku, zombie itu seperti sengaja mencari kita," jawab Andrew dengan wajah serius."Benar juga katamu. Kalau memang sedang ada invansi zombie, pasti akan ada berita dimana-mana mengenai zombie dan pemerintah pun tidak ada tinggal diam kan. Tapi ini seperti tidak terjadi apa-apa. Kejadian ini seolah memang untuk kita," ujar Audrey sambil membuka minumannya."Kita harus cari tahu, zombie itu dari mana? Siapa yang mengirimnya? Kenapa mereka mencari kita?" tanya Andrew sambil berpikir."Tapi kita harus mulai dari mana? Tidak

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-14
  • The Magic Of Friddenlux   Pemeriksaan Otak

    The Magic of FriddenluxEpisode 7Sudah beberapa hari ini, Audrey dan Andrew tidak mendapatkan serangan dari Zombie. Entah apa masalahnya, disaat Audrey dan Andrew tidak memikirkan tentang zombie, mereka malah diserang. Sekarang mereka telah bersiap untuk zombie itu, malah tidak diserang."Audrey," panggil bosnya Audrey, Nail."Iya bos?" tanyanya yang terbangun dari lamunan."Apa kau sedang ada masalah?" tanya Nail."Owh tidak, aku hanya memikirkan tugas sekolah," jawab Audrey mengelak."Audrey, kalau sedang tidak ramai, kau boleh bekerja sambil mengerjakan tugas sekolah. Kau adalah pegawaiku yang rajin, teliti dan jujur. Aku sangat bersyukur kau mau bekerja disini." kata Nail."Terimakasih bos."Tringg..Suara bel pintu, tanda orang masuk ke dalam kafe."Audrey!" serunya sambil melambaikan tangan pada Audrey."Wah siapa itu Audrey? Pacarmu? Kau punya pacar setampan itu?" tanya Nail yang terpukau."Bukan bos, di

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-14
  • The Magic Of Friddenlux   Temuan Baru dan Seruan Ashley

    The Magic of FriddenluxEpisode 8"Nenek bilang padaku bahwa kita adalah keturunan penyihir. Kita keturunan penyihir Friddenlux. Kata nenek kita bukan manusia biasa," kata Audrey yang serius kepada Andrew."Memangnya penyihir itu ada? Maksudku yang berbadan hijau, hidung panjang, memakai topi lancip dan sapu terbang itu?" tanya Andrew."Bukan. Kata nenek kita adalah keturunan penyihir ksatri. Jadi kita keturunan penyihir tipe petarung garis depan," jawab Audrey."Audrey menurutmu ini masuk akal?" tanya Andrew sambil memegang bahu Audrey."Entahlah aku tidak mengerti apa-apa, kita juga tidak punya petunjuk lebih soal ini," jawab Audrey."Kata nenek juga, nanti akan ada dua golongan penyihir yang mencari kita. Pertama adalah penyihir yang menginginkan darah kita sebagai pengorbanan dan yabg kedua adalah penyihir yang ingin melindungi kita," sambung Audrey."Apa maksud kamu zombie ini ada hubungannya dengan perkataan nenek?" tanya Andrew.

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-16
  • The Magic Of Friddenlux   Pembullyan Sekolah

    The Magic of FriddenluxEpisode 9Kringg...Suara dering dari jam weker.Suara nyaring membuat Andrew dan Audrey terbangun. Andrew yang sama sekali tidak tidur dengan benar. Ia tidur dalam posisi duduk, mulai membuka mata dan melihat cahaya matahari."Andrew, kau tidur seperti ini semalaman?" tanya Audrey.Andrew pun menganggukan kepalanya. Kini ia memijat lehernya karena pegal, tidur dengan posisi duduk semalaman. Dengan leher yang selalu menunduk, tentu saja itu membuat leher pegal."Kau ini, jangan seperti itu," kata Audrey langsung menarik tangan adiknya agar duduk di depannya.Audrey pun sebagai kakak yang baik, ia tidak tega melihat adiknya yang harus merasakan tidak nyaman karena lehernya pegal. Ia memijat leher Andrew dengan sangat lembut tapi sangat terasa."Pijatan ini seperti pijatan tangan nenek," kata Andrew."Oia ngomong-ngomong tentang nenek. Tadi malam aku bermimpi nenek mendatangiku lagi," ujar Audrey."Oia

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-16
  • The Magic Of Friddenlux   Pencarian Jawaban

    The Magic of FriddenluxEpisode 10"Andrew!" seru Audrey yang berlari ke arah Andrew."Kenapa kau lama sekali?" tanya Andrew."Iya maafkan aku, tadi guru memanggilku dan memintaku membantu menyusun laporan. Ku pikir sebentar, ternyata memakan cukup waktu juga," jawab Audrey."Sudahlah ayo pergi, sebelum hari semakin sore," kata Andrew.Audrey mengangguk dan mereka berangkat dari gerbang sekolah. Tapi saat Audrey melangkah, tiba-tiba ia menabrak Xavier yang sedang berjalan bersama Julian dan ia terjatuh ke tanah."Audrey!" seru Andrew sambil membantu Audrey bangkit."Hei kau minta maaf, kau menabraknya," kata Andrew pada seseorang yang menabraknya."Hei, kakakmu lah yang menabrak dia. Kenapa kau menyuruh dia? Kakakmu lah yang seharusnya meminta maaf," ujar Julian dengan tegas."Apa? Berani-beraninya kau..""Andrew sudah lah, bukankah tadi kau bilang kita harus segera berangkat?" kata Audrey yang memotong perkataan Andrew.

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-18
  • The Magic Of Friddenlux   Kembali Ke Friddenlux

    The Magic of FriddenluxEpisode 11"Sihir?" tanya Audrey dengan tampang polosnya."Iya, kita melupakan sesuatu Andrew, nenek pernah bilang kalau kita keturunan penyihir kan. Kenapa kita tidak mengingatnya?" tanya Audrey sambil terkejut."Kalau tau begitu, seharusnya kita mencarinya mulai dari kata sihir," kata Andrew."Andrew, kita harus melihat isi dari jurnal Ayah," ujar Audrey, dan Andrew pun mengangguk.Audrey dan Andrew pun mulai berjalan perlahan mendekati buku sihir milik ayah mereka, Axel Jo. Tapi apa yang mereka lihat hanyalah kertas kosong.Audrey dan Andrew tampak kebingungan. Mereka sama-sama mengerutkan alis. Mereka pikir semua jawaban yang mereka cari ada di dalam buku jurnal Ayahnya. Tapi ternyata itu hanyalah sebuah buku kosong yang sudah tua dan usang.Sementara itu, di Friddenlux. Xavier dan Julian sedang berlutut menghadap Raja Sihir Friddenlux, Xion Killman. Beliau tak lain adalah ayah dari Xavier Killman."Semog

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-19
  • The Magic Of Friddenlux   Berlarilah Audrey dan Andrew

    The Magicof FriddeuxEpisode 12Sudah beberapa jam Audrey dan Andrew mencari cara untuk mengetahui isi dari jurnal milik Axel Jo. Tapi mereka tidak menemukan apa-apa. Akhirnha mereka tertidur karena kelelahan.Angin malam berhembus kepada mereka. Kini perpustakaan telah benar-benar sepi. Yang ada hanya mereka berdua yang tertidur di ruang baca.Tiba-tiba terdengar suara buku menutup dengan cepat dan membuat Audrey dan Andrew terbangun.Zwwiinngg..."Andrew, ternyata sudah malam," kata Audrey membangunkan Andrew.Andrew pun membuka matanya perlahan. Angin malam yang berhembus semakin kencang. Audrey memegang lengannya untuk membuat tubuhnya hangat."Jadi ini, buku keluarga Johanson," terdengar suara yang serak berbicara di dekat telinga Audrey.Mata Audrey sontak melotot. Ia melirik ke arah suara itu terdengar. Terlihat sebuah senyum yang lebar dengan giginya yang putih bertaring.Audrey langsung terkejut dan ketakutan. Ia lang

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-21

Bab terbaru

  • The Magic Of Friddenlux   Kejutan Cerita

    The Magic Of Friddenlux"Apa-apaan ini?"Tampak Audrey Jo dan Julian Fang yang terkejut hingga spontan berdiri di tempat duduk mereka. Semua siswa terheran melihat Audrey dan Julian yang tiba-tiba berdiri dari bangku mereka."Audrey Jo, Julian Fang, ada apa dengan kalian? Kembali duduk di tempat kalian!" perintah Mrs. Rita.Audrey dan Julian saling bertatapan. Sedangkan Xavier menatap tajam ke arah depan. Tepatnya arah orang yang ada disamping guru mereka itu."Sekarang silahkan perkenalkan dirimu," kata Mrs. Rita"Perkenalkan semuanya, namaku Theodore Sorton, aku adalah orang baru disini, jadi mohon bantuannya," kata anak baru itu.Orang yang ada disamping guru mereka itu adalah Theodore Sorton. Sepupu dari Xavier Killman, yang kini datang ke sekolah mereka sebagai anak baru.Kedatangan Theo itu tentu saja membuat Audrey dan Julian sangat terkejut. Xavier juga tidak menyangkanya, tapi ia mencoba untuk tidak menunjukkannya.

  • The Magic Of Friddenlux   Kembali Pulang

    The Magic Of FriddenluxEpisode 57Di halaman istana, tampak Xavier sedang berjalan bersama Julian. Mereka berjalan ke arah gedung asrama ksatria. Di gedung itu lah terdapat Hans dan kelompoknya ditempatkan."Hei, penyihir yang kau rekomendasikan itu, apa kau yakin dengan kemampuan mereka?" tanya Julian."Entahlah, mereka sebenarnya lemah, tapi memiliki teknik yang bagus karena ingin cepat menyelamatkan Audrey saja aku merekomendasikan mereka," jawab Xavier."Jawaban macam apa itu?" tanya Julian yang terkejut."Memangnya kau mengharapkan jawaban seperti apa?" tanya Xavier sambil berbalik arah menghadap Julian."Maksudku, kau mempertaruhkan nasib kerajaan pada penyihir yang belum pasti baik? Bagaimana jika dia malah membahayakan Friddenlux?" tanya Julian."Jika itu terjadi, maka kita akan berada di garis depan untuk menghentikan mereka," jawab Xavier.Lalu Xavier dan Julian pun masuk ke dalam gedung asrama ksatria. Di sebuah ruangan

  • The Magic Of Friddenlux   Pengumuman Raja

    The Magic Of FriddenluxEpisode 56"Jadi kalian tertidur dengan berpegangan tangan sepanjang malam?" tanya Andrew dan Julian yang tiba-tiba datang ke kamar Audrey.Kehebohan yang dibuat oleh Andrew dan Julian membuat Audrey dan Xavier jadi terbangun dari tidurnya. Audrey yang tidak sadar karena telah memegang tangan Xavier sepanjang malam ini pun terkejut dan langsung meminta maaf."Maafkan aku, sepertinya tanganmu menjadi pegal," kata Audrey."Tidak apa, yang penting kau bisa tidur dengan tenang," ujar Xavier sambil membelai rambut Audrey.Karena Xavier seenaknya membelai rambut Audrey membuat Andrew dan Julian menjadi kesal. Andrew langsung datang dan menjauhkan tangan Xavier dari kepala Audrey."Hei seenaknya saja kau menyentuh kepalanya," kata Andrew sambil melotot."Andrew, aku rasa aku tidak jadi berjalan-jalan hari ini," ungkap Audrey tiba-tiba."Apa?!" ucap Andrew dan Xavier bersamaan."Tapi kenapa Audrey?" tanya Andre

  • The Magic Of Friddenlux   Gaya Tidur

    The Magic Of FriddenluxEpisode 55"Nona Lisa Parkling, atas apa yang sudah didata, saya putuskan anda akan ditahan selama 3 hari," kata Julian sambil menutup data Lisa."Apa? 3 hari? Itu terlalu lama!" seru Lisa yang tidak terima dengan keputusan Julian."Kalau begitu, masa tahananmu akan kuganti menjadi seminggu," kata Julian."Apa? Tidak! Tidak bisa seperti ini!" seru Lisa."Anda terlalu berisik, ini sudah tengah malam," kata Julian dengan mata yang bersinar.Saat melihat mata Julian yang bersinar itu langsung membuat Lisa membatu. Ia takut dan merinding karena Julian terlihat menakutkan.Setelah itu Julian memerintahkan kepada ksatria yang ada untuk membawa Lisa masuk ke dalam kurungan besi. Melihat sudah tidak ada lagi pekerjaan, akhirnya Julian pergi meninggalkan penjara.Sementara itu, di kamar tampak Xavier sedang membaringkan Audrey diranjangnya. Ketika hendak meninggalkan Audrey, tiba-tiba saja tangan Xavier ditahan oleh A

  • The Magic Of Friddenlux   Hukuman dan Imbalan

    The Magic Of FriddenluxEpisode 54Malam itu Xavier melepaskan pengaruh sihirnya yang ia berikan pada Hans dan kelompoknya. Kemudian Hans dan yang lainnya mengikat tangan nona aktris itu.Saat mereka akan berangkat, tiba-tiba Audrey kehilangan keseimbangan tubuhnya yang membuat Xavier spontan menangkapngya."Sebaiknya kau kugendong saja," kata Xavier yang langsung menggendong Audrey.Semua orang pun terkejut melihat Xavier memperlakukan Audrey. Tapi Xavier tidak memperdulikan pandangan mereka. Ia tetap menggendong Audrey."Kenapa kau memperlakukannya seperti itu?" tanya nona aktris."Karena dia adalah wanitaku. Jadi sudah sewajarnya aku memperlakulannya seperti ini," jawab Xavier dengan tatapan sinis.Saat berjalan ditengah malam, tampak nona aktris yang berjalan dengan tangan terikat. Dibawa dengan dikawal oleh Hans dan kelompoknya.Sedangkan Xavier berjalan lebih dulu dengan menggendong Audrey. Walaupun rasanya sed

  • The Magic Of Friddenlux   Tertangkap

    The Magic Of FriddenluxEpisode 53"Pergilah. Aku tidak akan menahanmu," kata Sora sambil memalingkan matanya.Kemudian Xavier pergi meninggalkan Sora yang masih terhimpit oleh tekanan berat dari sihir Xavier. Sora hanya menghela nafasnya dan menatap langit malam.Xavier mempercepat langkahnya. Karena angin malam semakin kuat dan dingin. Ia sedang mengkhawatirkan Audrey, jadi Xavier meluapkan aura kegelapannya.Aura kegelapan itu menyebar ke seluruh hutan. Tapi aura kegelapan itu tidak bisa menyebar jauh karena ada sihir pembatas.Aura kegelapan yang Xavier sebarkan itu cukup untuk membuat penculik Audrey merasakannya. Mereka langsung menghentikan langkahnya karena merasakan aura kegelapan dari Xavier."Hans, aku saja yang menghentikannya," kata seorang laki-laki."Tunggu dulu Tori!" seru Hans."Aura kegelapan ini, sedang melacak kita. Jangan kau keluarkan energi sihirmu," sambung Hans.Di tengah pembicaraan m

  • The Magic Of Friddenlux   Sora

    The Magic Of FriddenluxEpisode 52"Untuk apa seorang pangeran melakukan pengejaran? Memangnya kau tidak memiliki ksatria?" tanya Kedd."Mana bisa aku membiarkan ksatria lain menyelamatkan wanitaku," jawab Xavier."Apa?" tanya Kedd dan Mary."Perempuan yang kalian culik itu adalah wanitaku," jawab Xavier denga mata yang bersinar."Kalau begitu kami tidak akan menghalangimu," kata Kedd."Iya, silahkan lanjutkan penyelamatanmu," ujar Mary."Kemana kalian akan membawanya?" tanya Xavier."Kami hanya disuruh untuk membawanya ke gubuk yang ada ditengah hutan," jawab Kedd."Apa?! Siapa yang menyuruh kalian?" tanya Xavier."Entahlah, kami hanya menerima perintah dan uangnya," jawab Mary."Apa yang dia merintahkan?" tanya Xavier."Menangkap gadis itu," jawab Mary."Kalian tahu siapa identitas orang yang memerintahkan kalian?" tanya Xavier."Kami tidak mengetahuinya, dia datang dengan jubah dan tudung sehin

  • The Magic Of Friddenlux   Kedd dan Mary

    The Magic Of FriddenluxEpisode 51"Siapa kau?" tanya perempuan itu."Kalian akan membuang-buang waktuku. Cepat katakan dimana perempuan yang kalian culik?" tanya Xavier."Baiklah, kita harus bisa menahan dia saja kan," kata laki-laki itu mengeluarkan senjatanya.Senjatanya adalah dua pedang yang memiliki mata pisau seperti gerigi besi. Dan perempuan itu juga mengeluarkan senjatanya, sebuah pedang yang memiliki gigi.Lalu laki-laki itu melompat tinggi dan menghantam Xavier dengan sangat keras. Tapi Xavier menghalaunya dengan menggunakan pedangnya.Mengambil kesempatan, perempuan itu juga melancangkan aksinya. Ia menghempaskan energi sihir yang dahsyat dari pedangnya.Energi sihir yang dahsyat itu akan menghantam tubuh Xavier. Tapi Xavier dengan cepat mengeluarkan pedang cadangannya yang ada didalam pegangan pedang aslinya.Lalu Xavier menancapkan pedang candangannya di tanah. Seketika itu pedang yang tertancap di tanah bisa me

  • The Magic Of Friddenlux   Audrey Diculik

    The Magic Of FriddenluxEpisode 50"Xavier, bagaimana jika aku menghilang dari dunia ini?" tanya Audrey sambil berdiri membelakangi Xavier."Apa maksudmu?" tanya Xavier sambil ikut berdiri."Aku hanya ingin tahu, jika aku menghilang, kau akan berbuat apa?" tanya Audrey sambil melirik ke arah Xavier."Memangnya kau berpikir apa? Aku akan diam saja saat kau menghilang? Tentu saja tidak Audrey, aku akan mencarimu bahkan jika kau berada didalam lubang semut sekalipun," jawab Xavier sambil memegang bahu Audrey."Sungguh?" tanya Audrey dengan mata yang berkaca-kaca."Iya. Kau tidak percaya? Cobalah menghilang," kata Xavier yang menantang."Kalau begitu.." perkataan Audrey terpotong.Stiiss..Bumbb..Terdengar bunyi ledakan didekat area Xavier dan AudreyBukan hanya ledakan, tapi juga asap tebal yang banyak mendaatangi mereka berdua. Xavier langsung menutup hidung dan mulut

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status