Share

Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku
Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku
Penulis: Russel

Bab 1

Penulis: Russel
"Papa, Shafa sakit sekali! Rasanya sudah mau mati .... Shafa sudah nggak bisa sembuh lagi ya? Shafa nggak mau sesakit ini lagi, nggak mau Papa habisin uang demi Shafa lagi."

"Papa bawa Shafa pulang saja ya? Shafa ingin pulang .... Shafa rindu rumah ...."

Di dalam ruangan ICU, terbaring seorang anak kecil. Wajah yang awalnya imut itu kini tampak pucat pasi. Hidung dan mulutnya terus meneteskan darah, dengan bercak-bercak yang memenuhi seluruh tubuhnya!

Dengan sisa kekuatannya, tangan kecil anak itu meraih tangan Afkar Rajendra. Sepasang matanya yang bundar sarat akan kerinduan yang mendalam terhadap ayahnya.

Afkar menatap anak itu dengan mata yang memerah. Hatinya terasa begitu sakit bagaikan ditusuk ribuan jarum. Rasa sakit itu bahkan puluhan ribu kali lipat melebih rasa sakit pada bekas luka di bagian ginjal kirinya.

"Shafa anak baik, Papa pasti akan cari cara untuk nyembuhin kamu. Setelah kamu sembuh nanti, Papa akan bawa Shafa pulang dan masakkin ayam goreng untuk Shafa ya?" ucap Afkar sembari memegang tangan kecil itu dengan suara menahan tangisan.

"Papa bohong, Shafa tahu Shafa nggak akan bisa sembuh lagi. Simpan saja uangnya. Setelah Shafa meninggal nanti, Papa masih harus melanjutkan hidup. Papa jangan habisin uang demi Shafa lagi ...."

Sambil berkata demikian, anak kecil itu mendongak dengan bersusah payah dan melepas sebuah giok berbentuk naga di lehernya. "Nggak ada gunanya lagi Shafa pakai giok ini. Papa yang pakai saja, biar giok ini lindungi Papa!"

Giok ini adalah peninggalan dari ayah Afkar. Konon, liontin ini merupakan benda yang diwariskan turun-temurun dari leluhur Keluarga Rajendra dan dikatakan memiliki kemampuan untuk mengusir penyakit dan menjauhkan malapetaka.

Setelah Shafa jatuh sakit, Afkar memberikan liontin itu kepada putrinya dengan harapan agar liontin ini bisa melindunginya. Namun sekarang, tampaknya semua cerita tentang mengusir penyakit dan menjauhkan malapetaka hanyalah angan-angan belaka!

Mendengar hal ini, Afkar merasa hatinya seperti ditusuk pisau. Tangannya menggenggam erat liontin giok yang masih hangat oleh suhu tubuh Shafa dan air matanya mengalir tiada hentinya. Shafa baru berusia 5 tahun, tetapi sifatnya begitu pengertian.

Hanya saja, semakin pengertian sifat si kecil, hati Afkar juga terasa semakin perih!

Dadanya terasa sesak, seolah-olah ada sesuatu yang mengganjal dan tidak bisa dilepaskan. Perasaan ini membuatnya hampir gila! Memiliki ayah yang tidak berguna seperti dirinya ... Apakah putrinya benar-benar harus pergi begitu saja dari dunia ini sebelum menikmati kebahagiaan apa pun?

Tidak! Afkar rela mengorbankan nyawanya, harga dirinya, dan apa pun asalkan putrinya bisa terus hidup!

"Pak Afkar, biaya pengobatan yang kamu bayarkan terakhir kali sudah habis terpakai. Apa masih mau dilanjutkan pengobatannya? Dengan kondisi putrimu seperti ini, mungkin masih bisa bertahan beberapa hari kalau menggunakan obat khusus. Mungkin saja beberapa hari lagi bisa menemukan pendonor yang cocok," tanya dokter yang mengobati Shafa dengan ekspresi datar.

"Mau! Tentu saja mau lanjutin pengobatannya! Dok, tolong lanjutkan obat khususnya pada anakku! Kumohon! Shafa nggak boleh meninggal. Nggak boleh!" teriak Afkar sambil menarik lengan dokter.

"Diurus dulu saja pembayarannya ya," jawab dokter itu dengan tenang.

"Oke, aku akan kumpulin uangnya sekarang! Dok, tolong beri obatnya ke putriku dulu! Kumohon!" Sambil berkata demikian, Afkar bergegas keluar dari kamar pasien. Di belakangnya, terdengar bisikan dari dokter dan perawat dengan nada prihatin.

"Beri obatnya dulu? Mana mungkin? Haeh ...."

"Katanya orang itu baru jual salah satu ginjalnya demi mengobati putrinya?"

"Ya, hati orang tua memang paling mulia di dunia ini! Tapi kalau nggak ada uang, semuanya sia-sia saja ...."

Pada saat ini, Afkar telah berlari keluar dari rumah sakit. Namun, langkahnya terhenti saat tiba di depan pintu. Uang .... Saat ini, uang adalah nyawa bagi Shafa. Akan tetapi, mau ke mana lagi dia mencari uang?

Tadi dia hanya terus memikirkan untuk mengumpulkan uang. Namun, sekarang dia baru menyadari bahwa semua tempat yang bisa dipinjami uang sudah didatanginya.

Dengan tak berdaya, Afkar akhirnya menelepon sebuah nomor. Sampai pada titik ini, dia hanya bisa mencoba meminta bantuan darinya. Meskipun ini sangat memalukan dan membuatnya merasa tidak punya harga diri, apa artinya semua itu jika dibandingkan dengan nyawa Shafa?

"Ini siapa ya?" Terdengar suara merdu seorang wanita dari ujung telepon.

"Ini aku, Afkar."

"Kamu? Untuk apa kamu telepon aku? Kita sudah cerai!" Suara yang terdengar manja tadi, kini berubah menjadi ketus setelah mendengar orang yang meneleponnya adalah Afkar.

Jelas sekali, wanita itu adalah mantan istri Afkar dan ibu kandung Shafa, Freya!

Dulu, Afkar tidak semiskin sekarang. Di usia awal 20-an, dia sudah sukses menjalankan pabrik kecil miliknya sendiri dengan penghasilan tahunan mencapai miliaran.

Freya adalah teman sekelas Afkar di universitas dan dulu dia merupakan primadona di kampus yang menarik perhatian banyak orang. Pada suatu kali saat reuni, Freya mendekati dan merayu Afkar dengan kecantikannya hingga akhirnya mereka menjalin hubungan dan menikah.

Awalnya, pernikahan mereka berjalan cukup baik, Freya bahkan melahirkan seorang putri untuk Afkar. Namun sejak Shafa didiagnosis menderita leukemia mielositik, segalanya berubah.

Demi mengobati putrinya, Afkar menghabiskan seluruh tabungannya, bahkan menggadaikan dan menjual pabriknya. Afkar yang dulunya merupakan seorang kelas menengah, kini berubah telah jatuh miskin.

Setelah itu, Freya mulai menunjukkan sifat aslinya yang tamak dan tidak manusiawi. Dia bahkan berkali-kali menghalangi upaya Afkar untuk mengeluarkan uang demi pengobatan putri mereka.

Tak hanya itu, Freya mulai berselingkuh dengan seorang anak konglomerat bahkan sebelum mereka bercerai. Semua ini demi mempersiapkan jalan bagi dirinya sendiri. Akhirnya sebulan yang lalu, dia mengajukan gugatan cerai dan mengusir Afkar dan putrinya tanpa belas kasihan.

Sebagai ibu kandung, Freya tidak pernah menjenguk anaknya sekali pun selama sebulan penuh. Seolah-olah, dia telah melepaskan diri dari beban yang berat! Jika bukan karena keadaan yang sangat mendesak, Afkar tidak akan pernah menghubungi Freya terlebih dahulu.

"Freya, bisa nggak ... pinjamin aku sedikit uang?" tanya Afkar dengan kesulitan.

"Hah ... kamu mau pinjam uang dariku? Afkar, hebat sekali kamu. Kenapa kamu sampai begini sekarang? Bisa-bisanya dulu aku menikahimu? Untung saja aku cepat sadar. Cepat pergi sekarang juga. Dari mana nyalimu minjam uang dariku?" sindir Freya sambil tertawa sinis.

"Shafa sudah sekarat! Kalau nggak bayar biaya pengobatan, dia akan meninggal! Freya, demi putri kita, pinjamin aku 400 juta dulu ya? Nggak, 200 juta juga boleh! Aku pasti akan kembalikan uangnya! Pasti!" desak Afkar karena takut Freya akan menutup telepon.

Begitu ucapan itu dilontarkan, terdengar keheningan selama beberapa detik di ujung telepon.

"Maaf, kehidupanku dengan Kak Rafai sangat baik sekarang. Jangan ganggu aku! Leukimia nggak bakal bisa sembuh, yang ada hanya menghabiskan uang terus-menerus. Kamu juga menyerah saja ...."

Tut ... tut ... tut ....

Nada sambung yang dingin itu membuat hati Afkar membeku.

'Freya, kamu benar-benar kejam! Bagaimanapun, Shafa itu putri kandungmu. Kenapa kamu bisa tega nggak memedulikannya? Kenapa kamu bisa tega?' teriak Afkar dalam hati.

Afkar benar-benar membenci ketidakadilan di dunia ini! Dia benci dengan kekejaman Freya dan dirinya yang tidak berguna!

Mengingat sosok putrinya yang terbaring menderita sambil memegang tangan Afkar dan memanggilnya ayah, sorot mata Afkar yang putus asa tiba-tiba berubah menjadi tegas dan agak liar.

'Nggak! Papa nggak akan membiarkanmu mati! Papa pasti akan dapatkan uangnya, bahkan kalau harus pertaruhkan nyawa sekalipun!' ujar Afkar bertekad.

Dua puluh menit kemudian ....

Di pinggir jalan, terlihat sebuah Bentley Mulsanne melaju dengan kecepatan tinggi. Dengan seluruh kekuatannya, Afkar tiba-tiba menerjang ke depan mobil tersebut.

'Maafkan aku! Siapa suruh kamu mengendarai Bentley? Kalau kamu menabrakku sampai mati, mungkin bisa mendapat ganti rugi yang cukup besar, 'kan?'

'Shafa, biarlah nyawa Papa yang memperpanjang hidupmu. Kalau pada akhirnya kamu tetap harus meninggalkan dunia ini, Papa akan menemanimu di akhirat. Papa memang nggak berguna, cuma ini yang bisa Papa lakukan! Sayang, Papa pergi duluan!'

Bam!

Seiring dengan suara benturan yang terdengar, tubuh Afkar langsung terlempar ke udara. Saat tubuhnya jatuh ke tanah, genangan darah yang mengerikan mulai menyebar di bawah tubuhnya.

Di tangannya, Afkar masih menggenggam erat liontin giok berbentuk naga. Seolah-olah benda yang sudah dikenakan putrinya selama beberapa tahun ini adalah harta yang paling berharga baginya.

Namun, ketika darah Afkar menyentuh liontin giok berbentuk naga di tangannya, sesuatu yang aneh terjadi ... darah itu justru diserap oleh liontin tersebut.

Cittt!

Tiba-tiba, mobil Bentley Mulsanne itu berhenti dan terlihat dua orang yang turun dengan tergesa-gesa. Seorang pria dan seorang wanita.

Pria itu tampak seperti pengawal atau sopir, sedangkan wanita cantik di sampingnya tampak seperti majikannya. Wanita itu terlihat sangat menawan, tubuhnya juga sangat ramping dan jenjang. Bahkan aktris sekalipun tidak bisa dibandingkan dengannya.

Wanita itu mengenakan setelan formal dengan aura yang dingin dan berwibawa.

"Mau sengaja nipu uang ya?" celetuk sopir saat melihat Afkar yang terbaring dalam genangan darah.

"Nipu uang dengan nyawa?" Wanita cantik itu mengerutkan alisnya, lalu berkata dengan nada dingin, "Pokoknya telepon ambulans saja dulu."

Pada saat ini, Afkar yang jatuh pingsan samar-samar mendengar suara dari dalam benaknya.

"Pecundang! Kenapa aku punya pewaris pecundang begini? Kalau nggak ada ginjal lagi, akan kuberi satu ginjal naga untukmu!"
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Rahma Amalia
mengharukan
goodnovel comment avatar
Joeang
good write
goodnovel comment avatar
Hansiana Siregar
kesembuhan dr Tuhan bukan dari giok ya, mg ananda mendapatkan takdir terbaik Krn doa dan ikhtiar ayahnya.....serasa di duta.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 2

    "Apa? Orangnya sudah siuman? Dia baik-baik saja?" Di rumah sakit kota, sopir Felicia Safira berseru dengan takjub."Pasien nggak terluka parah. Dilihat dari kondisinya sekarang, mungkin cuma luka luar," jawab dokter berjubah putih."Mana mungkin? Setelah tertabrak, jelas-jelas lukanya kelihatan parah sekali. Darahnya juga banyak sekali," balas sopir itu dengan ekspresi tidak percaya."Kamu sendiri juga sudah bilang cuma kelihatannya, 'kan?" balas dokter.Tebersit kecurigaan di mata Felicia yang indah. Setelah memastikan bahwa dokter itu tidak sedang bercanda, dia baru berkata dengan tenang, "Kalau begitu coba kulihat kondisinya."Saat membuka pintu ruang pasien, Felicia melihat seorang pria yang duduk termenung di atas ranjang. Bahkan Afkar sendiri juga tidak percaya bahwa dia tidak meninggal. Selain itu, sepertinya kondisi tubuhnya terasa agak aneh!Dalam benaknya, tiba-tiba muncul serangkaian informasi yang berantakan. Mantra Roh Naga? Kitab Kaisar Naga? Jurus Mata Naga? Apa sebenarn

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 3

    Kendra membelalakkan matanya dengan kaget. Perawat di sampingnya juga memelotot dengan tak percaya. Mana mungkin? Kenapa bisa tiba-tiba hidup kembali?"Papa ... Apa itu kamu? Jangan pergi, Papa!" Tiba-tiba Shafa membuka matanya perlahan-lahan. Sebelumnya, Shafa merasa gelisah saat melihat Afkar pergi untuk mengumpulkan uang. Dia hanya ingin ditemani ayahnya untuk terakhir kalinya."Shafa, kamu benar-benar sudah sadar! Papa di sini. Papa selalu temani Shafa, nggak akan ke mana-mana lagi!" Air mata berderai membasahi wajah Afkar. Aliran panas itu kembali mengalir deras ke tubuh Shafa.Akhirnya Shafa sadar! Ternyata aliran panas ini benar-benar berefek! Shafa benar-benar hidup kembali.Afkar begitu bersemangat hingga sekujur tubuhnya gemetaran. Kegembiraan yang mendadak ini membuat pria sejati sepertinya tak kuasa menahan tangisan.Dia menggenggam tangan Shafa dengan erat, seakan-akan seluruh dunia telah berada dalam genggamannya. Dia takut jika dia melepaskannya, semuanya akan berubah me

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 4

    "Aku benar-benar harus berterima kasih padamu!" ujar Afkar dengan serius setelah berada di luar kamar pasien."Nggak masalah, sekarang kamu sudah milikku," balas Felicia dengan datar."Hm ...." Ekspresi Afkar terlihat agak aneh. Kecantikan Felicia bisa dibilang sangat luar biasa. Mendengar wanita secantik dan sekaya Felicia mengklaim dirinya, Afkar merasa sangat ... aneh.Detik berikutnya, Felicia sepertinya menyadari bahwa ucapannya ini sangat ambigu. Oleh karena itu, dia langsung mengalihkan pembicaraan, "Oh ya, kamu bisa ilmu kedokteran? Putrimu menderita leukimia?"Sebelumnya, Felicia mendengar dengan jelas dari luar ruangan bahwa putri Afkar sepertinya sudah kehilangan tanda-tanda kehidupan. Namun, tiba-tiba saja dia bisa diselamatkan dan sekarang kondisinya terlihat sangat baik! Ini benar-benar sesuatu yang luar biasaFelicia tiba-tiba mendapat ide."Sedikit," jawab Afkar dengan ragu-ragu sebelum mengangguk."Kalau begitu, urus dulu putrimu, lalu ikut aku. Aku butuh bantuanmu unt

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 5

    "Omong kosong! Nyawamu yang dalam bahaya!" bentak Sutopo yang marah besar.Dokter yang berada di sampingnya juga berkata sambil tersenyum dingin, "Rumah sakit kami merawat Tuan Lowel dengan baik. Penyakit yang dideritanya adalah leukemia mielositik kronis. Saat ini masih dalam fase kronis, mana mungkin tiba-tiba bisa dalam bahaya?""Nak, kamu datang untuk cari masalah ya?" lanjut dokter itu."Aku nggak bilang bahayanya karena penyakit leukimia. Anak ini keracunan!" jelas Afkar. Pada saat ini, Afkar menggunakan Jurus Mata Naga sehingga bisa melihat tubuh Lowel dengan jelas. Terlihat racun berwarna kehitaman yang menyebar di seluruh tubuhnya.Tidak lama lagi, racun itu akan menyerang ke hatinya!"Nak, apa maksudmu? Memangnya rumah sakit kami ini akan meracuni pasien?" bentak dokter itu dengan semakin emosi sambil menunjuk Afkar."Bukan itu maksudku! Ada beberapa jenis makanan yang nggak boleh dikonsumsi secara bersamaan. Makanan itu sendiri memang nggak beracun, tapi kalau digabungkan de

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 6

    Tit! Tit! Tit!Sepuluh menit kemudian, suara mesin yang terpasang di tubuh Lowel mulai stabil. Darah yang dikeluarkan dari jempol kaki kanan Lowel terlihat berwarna kebiruan. Setelah meminum darah ayam, kondisi Lowel juga mendadak mulai normal."Syukurlah!" Sutopo menangis saking terharunya.Dokter menyeka keringat dingin di tubuhnya dan menghela napas panjang. Tekanan yang dialaminya tadi benar-benar luar biasa! Jika sampai terjadi sesuatu pada putra Sutopo, rumah sakit mereka akan langsung gulung tikar dan nasibnya juga akan celaka!"Dokter, sepertinya Lowel memang keracunan?" tanya Felicia.Sutopo memelototi dokter itu dengan marah, "Kantin rumah sakit kalian meracuni pasien?""Nggak! Mana mungkin? Mana mungkin kami meracuni pasien?"Wajah dokter tampak pucat pasi. Sedetik kemudian, sudut matanya melirik ke sebuah termos yang terletak di samping meja. Di dalamnya ternyata adalah sup ular yang tersisa!"Dari mana sup ular ini?" tanya dokter tiba-tiba dengan kaget."Ini masakan istrik

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 7

    Dalam waktu kurang dari setengah jam, Afkar telah tiba di pasar pagi bagian barat kota. Di pinggir jalan dekat pintu masuk pasar, ada sebuah warung yang menjual roti goreng. Afkar sengaja datang ke tempat ini karena dia tahu bahwa warung ini menggunakan minyak berkualitas bagus."Bos, beri aku satu ... eh, dua. Nggak, lima kilogram roti goreng, deh .... Sama dua mangkuk kembang tahu, dibawa pulang!" ujar Afkar kepada bos warung.Bos warung itu menatap Afkar dengan aneh. "Nak, kamu bukan mau mengacau, 'kan?"Afkar menggeleng dengan tak berdaya. "Kalau nggak, aku bayar duluan!"Energi naga yang terus-menerus mengalir dari ginjal kirinya memperkuat tubuh Afkar dan membuatnya perutnya terasa seperti lubang tanpa dasar yang membutuhkan banyak nutrisi.Dia bahkan lebih lapar daripada Shafa sekarang! Afkar bahkan merasa dirinya seolah-olah bisa menghabiskan seekor sapi sendirian!Mendengar bahwa Afkar ingin membayar lebih dulu, penjual itu pun akhirnya merasa tenang. Dia menunjuk ke tumpukan

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 8

    Farel segera berlutut dan menyelipkan beberapa pil darurat untuk penyakit jantung ke mulut kakeknya. Namun, kondisi kakeknya tidak membaik sedikit pun. Malah, ekspresi wajahnya semakin menunjukkan rasa sakit yang mendalam. Dalam sekejap, wajahnya menjadi pucat pasi!"Kakek! Kakek!" teriak Farel dengan panik.Jika terjadi sesuatu pada kakeknya, bagaimana dia bisa menjelaskannya saat pulang nanti? Keluarga Subroto tidak akan mampu menanggung kabar buruk itu. Seisi Kota Nubes juga mungkin akan gempar!Sementara itu, Barra buru-buru mengeluarkan ponselnya dan menelepon 118. Di sekitar mereka, para pejalan kaki dan pengunjung warung mulai berbisik-bisik membicarakan situasi tersebut."Ada apa ini?""Sepertinya ada yang kena serangan jantung!""Jangan-jangan, roti goreng di warung ini bermasalah?"Dalam kepanikannya, Farel mencoba memijat titik di antara hidung dan bibir kakeknya. Namun saat tangannya menyentuh filtrum kakeknya, ekspresinya berubah drastis. Ternyata, pernapasan kakeknya suda

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 9

    Freya berdandan dengan sangat mencolok dan seksi. Pinggulnya yang ramping bergoyang dengan gemulai saat dia berjalan, membuatnya terlihat menawan. Harus diakui, wanita ini memang memesona!Dulunya, Afkar lumayan kaya. Selama bertahun-tahun, Freya menghabiskan uang Afkar untuk merawat dirinya sendiri dan membuat dirinya tampak sangat muda dan segar. Dari penampilannya, sama sekali tidak terlihat bahwa dia pernah melahirkan anak!Menatap mantan istrinya yang sedang dipeluk oleh orang lain, hati Afkar terasa perih."Aku bukan datang untuk minjam uang darimu! Aku sudah dapat uang untuk mengobati penyakit Shafa!" pungkas Afkar dengan nada dingin."Kalau bukan untuk minjam uang, lalu kenapa kamu mengikutiku? Jangan-jangan kamu masih berharap padaku? Kusarankan sebaiknya kamu nggak usah mimpi!" Freya mengangkat alis sembari menatap Afkar dengan sinis."Dasar miskin, kamu masih berani berharap sama Freya? Coba becermin saja dulu! Freya nggak mungkin akan balikan sama kamu. Menyerahlah. Haha ..

Bab terbaru

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 452

    "Ya sudah, jangan nangis lagi. Papa akan masuk dan melihatnya. Papa nggak akan membiarkan Paman Mateo meninggal."Afkar menghapus air mata Shafa, lalu segera memasuki ruang gawat darurat. Felicia mengikuti di belakangnya.Saat itu, dokter yang baru saja keluar dari ruangan hanya bisa menggeleng mendengar perkataan Afkar. Mereka mengira Afkar hanya berusaha menenangkan anaknya."Kalau pasien masih bisa selamat dalam kondisi ini, berarti dia seorang dewa! Kami saja nggak bisa menyelamatkannya, apa yang bisa dia lakukan?" Kepala dokter itu mencibir, merasa tidak senang dengan pernyataan Afkar.....Di dalam ruang gawat darurat, Mateo terbaring di sana. Darah masih mengalir perlahan dari mulut dan hidungnya.Beberapa alat medis dan tabung telah dilepas, hanya selembar kain putih yang menutupi tubuhnya. Jelas, pihak rumah sakit telah menyerah untuk menyelamatkannya dan langkah berikutnya adalah mengurus jenazahnya.Namun, seolah-olah merasakan sesuatu atau mungkin itu adalah momen terakhirn

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 451

    Beberapa SUV melaju di jalan menuju ibu kota provinsi dari Kota Nubes. Di salah satu mobil, Noah memegang wajahnya dengan ekspresi dipenuhi keengganan dan kebencian. Matanya tampak tajam dan menyeramkan."Dasar pria tua bangka! Kamu tega memukulku demi orang luar!" Noah menggeram dengan penuh kebencian.Kemudian, dia menatap tajam ke arah David yang duduk di sebelahnya sambil berkata dengan galak, "Kamu keluar dari mobil!"David terkejut dan bertanya dengan takut, "Pak ... ada apa?""Aku ingin kamu tetap tinggal di Kota Nubes. Manfaatkan mantan istri Afkar untuk memisahkan dia dari Felicia!" Tatapan Noah berkilat tajam.Mendengar ini, ekspresi David tampak cemas dan takut. "Tapi ... Afkar akan membunuhku kalau aku melakukan itu.""Diam! Aku nggak menyuruhmu bertarung dengannya! Kalau kamu menolak, akan kubunuh kamu sekarang juga! Jangan pikir Afkar akan mengampunimu meskipun kamu nggak membantuku!" maki Noah sambil mencengkeram rambut David.Dengan tubuh gemetaran, David akhirnya menga

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 450

    Dengan wajah penuh rasa malu dan bersalah, Heru memohon dengan tulus, "Aku sudah menyuruhnya pergi. Aku tahu kalau kalian bertemu, kamu pasti akan membunuhnya! Tapi, dia cucuku!""Pak, aku sudah menghukumnya dengan keras dan Keluarga Sanjaya akan memberi kompensasi besar sebagai permintaan maaf. Karena Bu Felicia dan putrimu nggak terluka, apa kamu bisa mengampuni Noah demi aku? Aku rela kehilangan martabatku!"Karen menggigit bibirnya dan berkata kepada Afkar dengan suara lembut, "Afkar, kujamin Kak Noah nggak akan melakukannya lagi! Demi hubungan kita, apa kamu bisa mengampuni nyawanya? Kakek sebenarnya berniat ...."Karen memberi tahu rencana Heru kepada Afkar, "Kak Noah sebenarnya impoten, makanya mentalnya agak bermasalah. Dia sebenarnya agak kasihan! Dia pasti khilaf. Apa kamu ... bisa mengampuninya?"Mendengar ini, senyuman dingin muncul di wajah Afkar. Dengan gigi terkatup, dia berkata, "Dia kasihan? Lalu, gimana dengan korbannya? Bukankah mereka lebih kasihan? Penyakit bukan a

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 449

    Saat melihat Noah diusir oleh kakeknya sendiri, Felicia awalnya terkejut. Namun, dia segera merasa bangga! Dia merasa bangga karena suaminya! Meskipun Afkar tidak datang, dia tetap melindungi Felicia dari kejauhan!Felicia tidak menyangka bahwa kakek dan adik Noah datang karena Afkar. Mereka memarahi Noah habis-habisan dan langsung menyuruhnya pergi sejauh mungkin.Di sisi lain, Afkar membawa Shafa mengendarai mobil menuju lokasi. Setelah menggeledah seluruh tempat, dia tidak menemukan jejak Noah. Wajahnya langsung berubah menjadi suram.Afkar tahu bahwa dirinya terlambat, Noah sudah memindahkan semua. Saat membayangkan Felicia berada di tangan orang sekejam Noah, Afkar merasa sangat khawatir.Jika Felicia terluka, Afkar tidak akan pernah memaafkan diri sendiri, bahkan Noah harus dihancurkan hingga berkeping-keping! Seluruh Keluarga Sanjaya harus binasa!Namun, tiba-tiba tiga sosok muncul di depannya. Heru dan Karen ternyata datang bersama Felicia!"Afkar ...." Felicia melihat Afkar ya

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 448

    Hanya saja, wajah Heru yang telah pulih sepenuhnya ini membuat Noah tercengang!Sebelumnya di telepon, Heru pernah memberi tahu Noah bahwa dokter sakti telah menyembuhkan wajahnya yang hancur. Namun, Noah sama sekali tidak menyangka hasilnya bisa sedahsyat ini!Saat itu juga, Noah semakin tidak sabar untuk bertemu dengan dokter sakti itu!"Kakek, para anak buah mungkin nggak mengenalimu dan Karen. Kenapa kamu nggak mengabariku saja? Aku bisa turun untuk menyambut kalian! Untuk apa berkelahi dengan mereka?"Noah mengira anak buahnya telah menghalangi kakeknya dan Karen masuk, sehingga keduanya terpaksa menerobos.Noah tersenyum, lalu melirik ke belakang Heru. "Kakek, di mana dokter sakti yang kamu sebutkan itu?"Plak! Begitu Noah selesai bicara, Heru langsung melayangkan sebuah tamparan keras ke wajahnya!Tubuh Noah sampai berputar satu kali akibat tamparan itu. Separuh wajahnya sontak bengkak. Dia pun menatap kakeknya dengan kaget dan bingung."Kakek, kenapa kamu menamparku?"Wajah Her

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 447

    Sebelumnya, Heru pernah memberi tahu Noah bahwa dokter sakti yang akan mengobatinya bukan hanya memiliki keahlian medis yang luar biasa, tetapi juga memiliki kemampuan bela diri yang hebat.Tadi saat bertelepon, Heru menyebutkan kehebatan dokter sakti itu lagi. Hal ini langsung membuat Noah kembali melihat secercah harapan untuk menghabisi Afkar!Mampu mengalahkan empat grandmaster? Orang sehebat itu pasti bisa membunuh Afkar dengan mudah!Itu sebabnya, Noah kembali bertindak tanpa rasa takut! Bahkan, dia berencana untuk menunggu kakeknya membawa dokter sakti itu kemari, lalu menyuruh Afkar kemari dan membunuhnya di tempat.Melihat tingkah Noah yang gila dan penuh kepuasan diri, Felicia merasa cemas dan bingung. Apa? Noah bisa menemukan ahli sehebat itu?"Noah, kamu benar-benar gila! Kalau kamu berani melukai Afkar, aku bersumpah nggak akan melepaskanmu meskipun aku menjadi roh!" pekik Felicia dengan penuh kebencian sambil menggertakkan giginya."Hahaha. Setelah pria itu mati, kamu aka

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 446

    Noah baru saja menyuruh orang membawa Felicia ke kamar tidur saat menerima telepon dari Heru."Kakek, kenapa meneleponku di jam segini?" tanya Noah dengan bingung setelah menenangkan diri."Kamu di mana sekarang? Sudah sampai di Kota Nubes? Aku akan bawa Dokter Sakti ke tempatmu." Nada bicara Heru terdengar setenang mungkin. Dia mencoba menyembunyikan kegelisahannya."Hah? Sekarang sudah hampir jam 4 subuh. Kenapa malah datang jam segini?" Noah kaget sejenak, merasa curiga."Kamu ini nggak tahu apa-apa. Dokter Sakti bilang masalahmu ini butuh keseimbangan energi yin dan yang! Makanya, harus diobati tepat saat matahari terbit, saat siang dan malam berganti!""Kalau nggak datang sekarang, mau kapan lagi? Kamu sudah sampai di Kota Nubes atau belum? Kalau belum, cepat berangkat sekarang, mungkin masih sempat! Kalau nggak, harus menunggu sehari lagi!"Suara Heru terdengar tegas dan yakin. Alasan yang dibuatnya terdengar sangat masuk akal hingga Noah tidak curiga sedikit pun. Dia hanya meras

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 445

    Mendengar kata-kata itu, ekspresi Afkar langsung berubah drastis!Felicia! Felicia juga jatuh ke tangan Noah?"Dasar bajingan! Apa yang mau kamu lakukan pada Felicia? Kuperingatkan kamu, kalau kamu berani menyentuhnya, aku akan membunuhmu!"Dari sisi lain telepon, Noah meledak dalam tawa gila yang mengerikan. Kekurangan fisik yang dia alami sejak kecil telah membuat pikirannya kacau. Bahkan setelah menyaksikan kekuatan Afkar yang luar biasa, rasa takutnya justru berubah menjadi hasrat balas dendam yang semakin kuat."Hahaha ... Oh, ya? Kalau begitu, datang dan bunuh aku! Ayo!""Di mana kamu? Katakan!" Afkar menggertakkan giginya, penuh amarah."Apa mungkin aku kasih tahu kamu? Cari aku kalau bisa! Pastikan kamu menemukanku sebelum aku selesai bermain-main sama Felicia! Hahaha ...."Noah tertawa penuh kegilaan sebelum langsung menutup telepon! Ekspresi wajah Afkar terus berubah, menahan emosi yang semakin memuncak.Namun detik berikutnya, matanya yang tajam langsung menatap salah satu a

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 444

    "Dasar bodoh, jimat ini adalah barang yang kamu jual sendiri!""Kamu nggak pernah menyangka, bukan? Jimat ini bisa memancarkan kekuatan grandmaster sejati! Kamu akan mati oleh barang yang kamu ciptakan sendiri! Betapa menyedihkannya itu!" Karta tertawa kejam sambil memamerkan jimat di tangannya.Mendengar hal itu, Afkar hanya tertawa kecil dan menggelengkan kepala. "Dasar bodoh! Menurutmu grandmaster adalah puncak kekuatan, ya?""Diam! Mati kamu!" teriak Karta penuh kemarahan, lalu merobek jimat itu.Zing!Huruf emas di permukaan jimat menyala terang, melepaskan energi besar yang langsung berkumpul menjadi sebuah huruf kuno yang artinya "Hancur".Dengan senyum penuh kebencian, Karta mengarahkan energi itu ke Afkar dan membiarkan huruf bercahaya itu meluncur dengan kecepatan luar biasa ke arahnya."Mati kamu!" Noah berteriak dari layar, matanya bersinar penuh kegembiraan.David memandangi layar dengan wajah penuh harap. "Hancurkan dia! Mati kamu, Afkar!"Namun, beberapa detik kemudian,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status