Share

Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku
Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku
Penulis: Russel

Bab 1

Penulis: Russel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-27 19:30:27
"Papa, Shafa sakit sekali! Rasanya sudah mau mati .... Shafa sudah nggak bisa sembuh lagi ya? Shafa nggak mau sesakit ini lagi, nggak mau Papa habisin uang demi Shafa lagi."

"Papa bawa Shafa pulang saja ya? Shafa ingin pulang .... Shafa rindu rumah ...."

Di dalam ruangan ICU, terbaring seorang anak kecil. Wajah yang awalnya imut itu kini tampak pucat pasi. Hidung dan mulutnya terus meneteskan darah, dengan bercak-bercak yang memenuhi seluruh tubuhnya!

Dengan sisa kekuatannya, tangan kecil anak itu meraih tangan Afkar Rajendra. Sepasang matanya yang bundar sarat akan kerinduan yang mendalam terhadap ayahnya.

Afkar menatap anak itu dengan mata yang memerah. Hatinya terasa begitu sakit bagaikan ditusuk ribuan jarum. Rasa sakit itu bahkan puluhan ribu kali lipat melebih rasa sakit pada bekas luka di bagian ginjal kirinya.

"Shafa anak baik, Papa pasti akan cari cara untuk nyembuhin kamu. Setelah kamu sembuh nanti, Papa akan bawa Shafa pulang dan masakkin ayam goreng untuk Shafa ya?" ucap Afkar sembari memegang tangan kecil itu dengan suara menahan tangisan.

"Papa bohong, Shafa tahu Shafa nggak akan bisa sembuh lagi. Simpan saja uangnya. Setelah Shafa meninggal nanti, Papa masih harus melanjutkan hidup. Papa jangan habisin uang demi Shafa lagi ...."

Sambil berkata demikian, anak kecil itu mendongak dengan bersusah payah dan melepas sebuah giok berbentuk naga di lehernya. "Nggak ada gunanya lagi Shafa pakai giok ini. Papa yang pakai saja, biar giok ini lindungi Papa!"

Giok ini adalah peninggalan dari ayah Afkar. Konon, liontin ini merupakan benda yang diwariskan turun-temurun dari leluhur Keluarga Rajendra dan dikatakan memiliki kemampuan untuk mengusir penyakit dan menjauhkan malapetaka.

Setelah Shafa jatuh sakit, Afkar memberikan liontin itu kepada putrinya dengan harapan agar liontin ini bisa melindunginya. Namun sekarang, tampaknya semua cerita tentang mengusir penyakit dan menjauhkan malapetaka hanyalah angan-angan belaka!

Mendengar hal ini, Afkar merasa hatinya seperti ditusuk pisau. Tangannya menggenggam erat liontin giok yang masih hangat oleh suhu tubuh Shafa dan air matanya mengalir tiada hentinya. Shafa baru berusia 5 tahun, tetapi sifatnya begitu pengertian.

Hanya saja, semakin pengertian sifat si kecil, hati Afkar juga terasa semakin perih!

Dadanya terasa sesak, seolah-olah ada sesuatu yang mengganjal dan tidak bisa dilepaskan. Perasaan ini membuatnya hampir gila! Memiliki ayah yang tidak berguna seperti dirinya ... Apakah putrinya benar-benar harus pergi begitu saja dari dunia ini sebelum menikmati kebahagiaan apa pun?

Tidak! Afkar rela mengorbankan nyawanya, harga dirinya, dan apa pun asalkan putrinya bisa terus hidup!

"Pak Afkar, biaya pengobatan yang kamu bayarkan terakhir kali sudah habis terpakai. Apa masih mau dilanjutkan pengobatannya? Dengan kondisi putrimu seperti ini, mungkin masih bisa bertahan beberapa hari kalau menggunakan obat khusus. Mungkin saja beberapa hari lagi bisa menemukan pendonor yang cocok," tanya dokter yang mengobati Shafa dengan ekspresi datar.

"Mau! Tentu saja mau lanjutin pengobatannya! Dok, tolong lanjutkan obat khususnya pada anakku! Kumohon! Shafa nggak boleh meninggal. Nggak boleh!" teriak Afkar sambil menarik lengan dokter.

"Diurus dulu saja pembayarannya ya," jawab dokter itu dengan tenang.

"Oke, aku akan kumpulin uangnya sekarang! Dok, tolong beri obatnya ke putriku dulu! Kumohon!" Sambil berkata demikian, Afkar bergegas keluar dari kamar pasien. Di belakangnya, terdengar bisikan dari dokter dan perawat dengan nada prihatin.

"Beri obatnya dulu? Mana mungkin? Haeh ...."

"Katanya orang itu baru jual salah satu ginjalnya demi mengobati putrinya?"

"Ya, hati orang tua memang paling mulia di dunia ini! Tapi kalau nggak ada uang, semuanya sia-sia saja ...."

Pada saat ini, Afkar telah berlari keluar dari rumah sakit. Namun, langkahnya terhenti saat tiba di depan pintu. Uang .... Saat ini, uang adalah nyawa bagi Shafa. Akan tetapi, mau ke mana lagi dia mencari uang?

Tadi dia hanya terus memikirkan untuk mengumpulkan uang. Namun, sekarang dia baru menyadari bahwa semua tempat yang bisa dipinjami uang sudah didatanginya.

Dengan tak berdaya, Afkar akhirnya menelepon sebuah nomor. Sampai pada titik ini, dia hanya bisa mencoba meminta bantuan darinya. Meskipun ini sangat memalukan dan membuatnya merasa tidak punya harga diri, apa artinya semua itu jika dibandingkan dengan nyawa Shafa?

"Ini siapa ya?" Terdengar suara merdu seorang wanita dari ujung telepon.

"Ini aku, Afkar."

"Kamu? Untuk apa kamu telepon aku? Kita sudah cerai!" Suara yang terdengar manja tadi, kini berubah menjadi ketus setelah mendengar orang yang meneleponnya adalah Afkar.

Jelas sekali, wanita itu adalah mantan istri Afkar dan ibu kandung Shafa, Freya!

Dulu, Afkar tidak semiskin sekarang. Di usia awal 20-an, dia sudah sukses menjalankan pabrik kecil miliknya sendiri dengan penghasilan tahunan mencapai miliaran.

Freya adalah teman sekelas Afkar di universitas dan dulu dia merupakan primadona di kampus yang menarik perhatian banyak orang. Pada suatu kali saat reuni, Freya mendekati dan merayu Afkar dengan kecantikannya hingga akhirnya mereka menjalin hubungan dan menikah.

Awalnya, pernikahan mereka berjalan cukup baik, Freya bahkan melahirkan seorang putri untuk Afkar. Namun sejak Shafa didiagnosis menderita leukemia mielositik, segalanya berubah.

Demi mengobati putrinya, Afkar menghabiskan seluruh tabungannya, bahkan menggadaikan dan menjual pabriknya. Afkar yang dulunya merupakan seorang kelas menengah, kini berubah telah jatuh miskin.

Setelah itu, Freya mulai menunjukkan sifat aslinya yang tamak dan tidak manusiawi. Dia bahkan berkali-kali menghalangi upaya Afkar untuk mengeluarkan uang demi pengobatan putri mereka.

Tak hanya itu, Freya mulai berselingkuh dengan seorang anak konglomerat bahkan sebelum mereka bercerai. Semua ini demi mempersiapkan jalan bagi dirinya sendiri. Akhirnya sebulan yang lalu, dia mengajukan gugatan cerai dan mengusir Afkar dan putrinya tanpa belas kasihan.

Sebagai ibu kandung, Freya tidak pernah menjenguk anaknya sekali pun selama sebulan penuh. Seolah-olah, dia telah melepaskan diri dari beban yang berat! Jika bukan karena keadaan yang sangat mendesak, Afkar tidak akan pernah menghubungi Freya terlebih dahulu.

"Freya, bisa nggak ... pinjamin aku sedikit uang?" tanya Afkar dengan kesulitan.

"Hah ... kamu mau pinjam uang dariku? Afkar, hebat sekali kamu. Kenapa kamu sampai begini sekarang? Bisa-bisanya dulu aku menikahimu? Untung saja aku cepat sadar. Cepat pergi sekarang juga. Dari mana nyalimu minjam uang dariku?" sindir Freya sambil tertawa sinis.

"Shafa sudah sekarat! Kalau nggak bayar biaya pengobatan, dia akan meninggal! Freya, demi putri kita, pinjamin aku 400 juta dulu ya? Nggak, 200 juta juga boleh! Aku pasti akan kembalikan uangnya! Pasti!" desak Afkar karena takut Freya akan menutup telepon.

Begitu ucapan itu dilontarkan, terdengar keheningan selama beberapa detik di ujung telepon.

"Maaf, kehidupanku dengan Kak Rafai sangat baik sekarang. Jangan ganggu aku! Leukimia nggak bakal bisa sembuh, yang ada hanya menghabiskan uang terus-menerus. Kamu juga menyerah saja ...."

Tut ... tut ... tut ....

Nada sambung yang dingin itu membuat hati Afkar membeku.

'Freya, kamu benar-benar kejam! Bagaimanapun, Shafa itu putri kandungmu. Kenapa kamu bisa tega nggak memedulikannya? Kenapa kamu bisa tega?' teriak Afkar dalam hati.

Afkar benar-benar membenci ketidakadilan di dunia ini! Dia benci dengan kekejaman Freya dan dirinya yang tidak berguna!

Mengingat sosok putrinya yang terbaring menderita sambil memegang tangan Afkar dan memanggilnya ayah, sorot mata Afkar yang putus asa tiba-tiba berubah menjadi tegas dan agak liar.

'Nggak! Papa nggak akan membiarkanmu mati! Papa pasti akan dapatkan uangnya, bahkan kalau harus pertaruhkan nyawa sekalipun!' ujar Afkar bertekad.

Dua puluh menit kemudian ....

Di pinggir jalan, terlihat sebuah Bentley Mulsanne melaju dengan kecepatan tinggi. Dengan seluruh kekuatannya, Afkar tiba-tiba menerjang ke depan mobil tersebut.

'Maafkan aku! Siapa suruh kamu mengendarai Bentley? Kalau kamu menabrakku sampai mati, mungkin bisa mendapat ganti rugi yang cukup besar, 'kan?'

'Shafa, biarlah nyawa Papa yang memperpanjang hidupmu. Kalau pada akhirnya kamu tetap harus meninggalkan dunia ini, Papa akan menemanimu di akhirat. Papa memang nggak berguna, cuma ini yang bisa Papa lakukan! Sayang, Papa pergi duluan!'

Bam!

Seiring dengan suara benturan yang terdengar, tubuh Afkar langsung terlempar ke udara. Saat tubuhnya jatuh ke tanah, genangan darah yang mengerikan mulai menyebar di bawah tubuhnya.

Di tangannya, Afkar masih menggenggam erat liontin giok berbentuk naga. Seolah-olah benda yang sudah dikenakan putrinya selama beberapa tahun ini adalah harta yang paling berharga baginya.

Namun, ketika darah Afkar menyentuh liontin giok berbentuk naga di tangannya, sesuatu yang aneh terjadi ... darah itu justru diserap oleh liontin tersebut.

Cittt!

Tiba-tiba, mobil Bentley Mulsanne itu berhenti dan terlihat dua orang yang turun dengan tergesa-gesa. Seorang pria dan seorang wanita.

Pria itu tampak seperti pengawal atau sopir, sedangkan wanita cantik di sampingnya tampak seperti majikannya. Wanita itu terlihat sangat menawan, tubuhnya juga sangat ramping dan jenjang. Bahkan aktris sekalipun tidak bisa dibandingkan dengannya.

Wanita itu mengenakan setelan formal dengan aura yang dingin dan berwibawa.

"Mau sengaja nipu uang ya?" celetuk sopir saat melihat Afkar yang terbaring dalam genangan darah.

"Nipu uang dengan nyawa?" Wanita cantik itu mengerutkan alisnya, lalu berkata dengan nada dingin, "Pokoknya telepon ambulans saja dulu."

Pada saat ini, Afkar yang jatuh pingsan samar-samar mendengar suara dari dalam benaknya.

"Pecundang! Kenapa aku punya pewaris pecundang begini? Kalau nggak ada ginjal lagi, akan kuberi satu ginjal naga untukmu!"

Bab terkait

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 2

    "Apa? Orangnya sudah siuman? Dia baik-baik saja?" Di rumah sakit kota, sopir Felicia Safira berseru dengan takjub."Pasien nggak terluka parah. Dilihat dari kondisinya sekarang, mungkin cuma luka luar," jawab dokter berjubah putih."Mana mungkin? Setelah tertabrak, jelas-jelas lukanya kelihatan parah sekali. Darahnya juga banyak sekali," balas sopir itu dengan ekspresi tidak percaya."Kamu sendiri juga sudah bilang cuma kelihatannya, 'kan?" balas dokter.Tebersit kecurigaan di mata Felicia yang indah. Setelah memastikan bahwa dokter itu tidak sedang bercanda, dia baru berkata dengan tenang, "Kalau begitu coba kulihat kondisinya."Saat membuka pintu ruang pasien, Felicia melihat seorang pria yang duduk termenung di atas ranjang. Bahkan Afkar sendiri juga tidak percaya bahwa dia tidak meninggal. Selain itu, sepertinya kondisi tubuhnya terasa agak aneh!Dalam benaknya, tiba-tiba muncul serangkaian informasi yang berantakan. Mantra Roh Naga? Kitab Kaisar Naga? Jurus Mata Naga? Apa sebenarn

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 3

    Kendra membelalakkan matanya dengan kaget. Perawat di sampingnya juga memelotot dengan tak percaya. Mana mungkin? Kenapa bisa tiba-tiba hidup kembali?"Papa ... Apa itu kamu? Jangan pergi, Papa!" Tiba-tiba Shafa membuka matanya perlahan-lahan. Sebelumnya, Shafa merasa gelisah saat melihat Afkar pergi untuk mengumpulkan uang. Dia hanya ingin ditemani ayahnya untuk terakhir kalinya."Shafa, kamu benar-benar sudah sadar! Papa di sini. Papa selalu temani Shafa, nggak akan ke mana-mana lagi!" Air mata berderai membasahi wajah Afkar. Aliran panas itu kembali mengalir deras ke tubuh Shafa.Akhirnya Shafa sadar! Ternyata aliran panas ini benar-benar berefek! Shafa benar-benar hidup kembali.Afkar begitu bersemangat hingga sekujur tubuhnya gemetaran. Kegembiraan yang mendadak ini membuat pria sejati sepertinya tak kuasa menahan tangisan.Dia menggenggam tangan Shafa dengan erat, seakan-akan seluruh dunia telah berada dalam genggamannya. Dia takut jika dia melepaskannya, semuanya akan berubah me

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 4

    "Aku benar-benar harus berterima kasih padamu!" ujar Afkar dengan serius setelah berada di luar kamar pasien."Nggak masalah, sekarang kamu sudah milikku," balas Felicia dengan datar."Hm ...." Ekspresi Afkar terlihat agak aneh. Kecantikan Felicia bisa dibilang sangat luar biasa. Mendengar wanita secantik dan sekaya Felicia mengklaim dirinya, Afkar merasa sangat ... aneh.Detik berikutnya, Felicia sepertinya menyadari bahwa ucapannya ini sangat ambigu. Oleh karena itu, dia langsung mengalihkan pembicaraan, "Oh ya, kamu bisa ilmu kedokteran? Putrimu menderita leukimia?"Sebelumnya, Felicia mendengar dengan jelas dari luar ruangan bahwa putri Afkar sepertinya sudah kehilangan tanda-tanda kehidupan. Namun, tiba-tiba saja dia bisa diselamatkan dan sekarang kondisinya terlihat sangat baik! Ini benar-benar sesuatu yang luar biasaFelicia tiba-tiba mendapat ide."Sedikit," jawab Afkar dengan ragu-ragu sebelum mengangguk."Kalau begitu, urus dulu putrimu, lalu ikut aku. Aku butuh bantuanmu unt

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 5

    "Omong kosong! Nyawamu yang dalam bahaya!" bentak Sutopo yang marah besar.Dokter yang berada di sampingnya juga berkata sambil tersenyum dingin, "Rumah sakit kami merawat Tuan Lowel dengan baik. Penyakit yang dideritanya adalah leukemia mielositik kronis. Saat ini masih dalam fase kronis, mana mungkin tiba-tiba bisa dalam bahaya?""Nak, kamu datang untuk cari masalah ya?" lanjut dokter itu."Aku nggak bilang bahayanya karena penyakit leukimia. Anak ini keracunan!" jelas Afkar. Pada saat ini, Afkar menggunakan Jurus Mata Naga sehingga bisa melihat tubuh Lowel dengan jelas. Terlihat racun berwarna kehitaman yang menyebar di seluruh tubuhnya.Tidak lama lagi, racun itu akan menyerang ke hatinya!"Nak, apa maksudmu? Memangnya rumah sakit kami ini akan meracuni pasien?" bentak dokter itu dengan semakin emosi sambil menunjuk Afkar."Bukan itu maksudku! Ada beberapa jenis makanan yang nggak boleh dikonsumsi secara bersamaan. Makanan itu sendiri memang nggak beracun, tapi kalau digabungkan de

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 6

    Tit! Tit! Tit!Sepuluh menit kemudian, suara mesin yang terpasang di tubuh Lowel mulai stabil. Darah yang dikeluarkan dari jempol kaki kanan Lowel terlihat berwarna kebiruan. Setelah meminum darah ayam, kondisi Lowel juga mendadak mulai normal."Syukurlah!" Sutopo menangis saking terharunya.Dokter menyeka keringat dingin di tubuhnya dan menghela napas panjang. Tekanan yang dialaminya tadi benar-benar luar biasa! Jika sampai terjadi sesuatu pada putra Sutopo, rumah sakit mereka akan langsung gulung tikar dan nasibnya juga akan celaka!"Dokter, sepertinya Lowel memang keracunan?" tanya Felicia.Sutopo memelototi dokter itu dengan marah, "Kantin rumah sakit kalian meracuni pasien?""Nggak! Mana mungkin? Mana mungkin kami meracuni pasien?"Wajah dokter tampak pucat pasi. Sedetik kemudian, sudut matanya melirik ke sebuah termos yang terletak di samping meja. Di dalamnya ternyata adalah sup ular yang tersisa!"Dari mana sup ular ini?" tanya dokter tiba-tiba dengan kaget."Ini masakan istrik

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 7

    Dalam waktu kurang dari setengah jam, Afkar telah tiba di pasar pagi bagian barat kota. Di pinggir jalan dekat pintu masuk pasar, ada sebuah warung yang menjual roti goreng. Afkar sengaja datang ke tempat ini karena dia tahu bahwa warung ini menggunakan minyak berkualitas bagus."Bos, beri aku satu ... eh, dua. Nggak, lima kilogram roti goreng, deh .... Sama dua mangkuk kembang tahu, dibawa pulang!" ujar Afkar kepada bos warung.Bos warung itu menatap Afkar dengan aneh. "Nak, kamu bukan mau mengacau, 'kan?"Afkar menggeleng dengan tak berdaya. "Kalau nggak, aku bayar duluan!"Energi naga yang terus-menerus mengalir dari ginjal kirinya memperkuat tubuh Afkar dan membuatnya perutnya terasa seperti lubang tanpa dasar yang membutuhkan banyak nutrisi.Dia bahkan lebih lapar daripada Shafa sekarang! Afkar bahkan merasa dirinya seolah-olah bisa menghabiskan seekor sapi sendirian!Mendengar bahwa Afkar ingin membayar lebih dulu, penjual itu pun akhirnya merasa tenang. Dia menunjuk ke tumpukan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 8

    Farel segera berlutut dan menyelipkan beberapa pil darurat untuk penyakit jantung ke mulut kakeknya. Namun, kondisi kakeknya tidak membaik sedikit pun. Malah, ekspresi wajahnya semakin menunjukkan rasa sakit yang mendalam. Dalam sekejap, wajahnya menjadi pucat pasi!"Kakek! Kakek!" teriak Farel dengan panik.Jika terjadi sesuatu pada kakeknya, bagaimana dia bisa menjelaskannya saat pulang nanti? Keluarga Subroto tidak akan mampu menanggung kabar buruk itu. Seisi Kota Nubes juga mungkin akan gempar!Sementara itu, Barra buru-buru mengeluarkan ponselnya dan menelepon 118. Di sekitar mereka, para pejalan kaki dan pengunjung warung mulai berbisik-bisik membicarakan situasi tersebut."Ada apa ini?""Sepertinya ada yang kena serangan jantung!""Jangan-jangan, roti goreng di warung ini bermasalah?"Dalam kepanikannya, Farel mencoba memijat titik di antara hidung dan bibir kakeknya. Namun saat tangannya menyentuh filtrum kakeknya, ekspresinya berubah drastis. Ternyata, pernapasan kakeknya suda

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 9

    Freya berdandan dengan sangat mencolok dan seksi. Pinggulnya yang ramping bergoyang dengan gemulai saat dia berjalan, membuatnya terlihat menawan. Harus diakui, wanita ini memang memesona!Dulunya, Afkar lumayan kaya. Selama bertahun-tahun, Freya menghabiskan uang Afkar untuk merawat dirinya sendiri dan membuat dirinya tampak sangat muda dan segar. Dari penampilannya, sama sekali tidak terlihat bahwa dia pernah melahirkan anak!Menatap mantan istrinya yang sedang dipeluk oleh orang lain, hati Afkar terasa perih."Aku bukan datang untuk minjam uang darimu! Aku sudah dapat uang untuk mengobati penyakit Shafa!" pungkas Afkar dengan nada dingin."Kalau bukan untuk minjam uang, lalu kenapa kamu mengikutiku? Jangan-jangan kamu masih berharap padaku? Kusarankan sebaiknya kamu nggak usah mimpi!" Freya mengangkat alis sembari menatap Afkar dengan sinis."Dasar miskin, kamu masih berani berharap sama Freya? Coba becermin saja dulu! Freya nggak mungkin akan balikan sama kamu. Menyerahlah. Haha ..

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27

Bab terbaru

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 284

    Fadly sempat tertegun sejenak. Dari tatapan mata Afkar, dia merasakan sesuatu yang berbahaya.....Di sebuah jalan pegunungan yang sunyi, Sahira mengemudikan mobil off-road-nya dengan kecepatan stabil. Pada saat ini, dia sudah keluar dari wilayah kekuasaan Keluarga Samoa.Namun, tiba-tiba matanya yang penuh pesona melirik ke kaca spion, dan senyum penuh arti muncul di wajahnya. Dengan cepat, dia memutar kemudi dan berbelok menuju sebuah jalan kecil yang lebih terpencil.Tak lama kemudian, sebuah sosok yang tegap tiba-tiba muncul di tengah jalan dan menghentikan laju mobil. Sahira menghentikan mobil dan turun, ekspresinya tampak sedikit heran dan curiga. "Kamu mau apa?" tanyanya.Wajah Afkar terlihat dingin, lalu dia berkata dengan suara berat, "Rampok!"Sahira tercengang sejenak, kemudian tertawa terbahak-bahak, suara tawanya manis namun menggoda."Merampok? Wah, Afkar… kamu humoris juga, ya. Jadi kamu mau merampok apa nih? Uang atau ... kehormatanku?"Wanita ini sepertinya memiliki da

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 283

    "David benar-benar luar biasa, ikut lelang sampai muntah darah! Salut! Salut!" kata Fadly dengan nada penuh cemoohan dan tawa bahagia saat melihat itu.Afkar hanya terkekeh kecil dan berjalan pergi bersama Fadly. Mereka menuju ruang tamu prasmanan yang sudah disiapkan oleh Keluarga Samoa untuk menikmati makanan ringan, sebelum mengikuti sesi lelang siang.Meskipun Afkar tidak mendapatkan giok spiritual, dia tetap penasaran ingin melihat apakah ada barang berharga lain yang layak untuk dimenangkan."David! David, kamu baik-baik saja, 'kan?!" Si selebritas panik melihat David memuntahkan darah."Pergi sana!" David mendorongnya dengan kasar, wajahnya masih merah padam dan penuh amarah sambil menatap ke arah Afkar dan Fadly yang pergi."Afkar sialan! Kita lihat saja nanti! Aku bersumpah kamu akan mati tragis!"Dalam sekejap, David berbalik menatap pengurus Keluarga Samoa dengan tajam. "Gimana dia bisa mendapatkan jimat itu? Apa kalian tahu?"Pengurus itu sempat ragu, tetapi mengingat David

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 282

    David tertawa terbahak-bahak. Di sampingnya, Fadly yang melihat wajah puas David tak bisa menahan diri lagi dan langsung tergelak. "Dasar tolol! Bikin aku ngakak saja ...."Mendengar itu, wajah David langsung menggelap. "Fadly, tolong jaga sikapmu!" katanya dengan nada tajam.Fadly malah tertawa lebih keras lagi. Orang ini berkoar-koar tak ada habisnya, tapi malah menyuruh orang lain menjaga sikap .... Lucu sekali!Pada saat ini, seorang pengurus dari Keluarga Samoa tiba-tiba keluar dari ruangan tempat transaksi sebelumnya dan berlari mengejar Afkar. "Pak Afkar, mohon tunggu sebentar!"Begitu menyusulnya, pengurus itu menyerahkan sebuah kartu emas berkilauan dengan huruf besar "Samoa" di atasnya."Pak Afkar, ini adalah Kartu VIP Emas dari Keluarga Samoa untuk Anda! Ke depannya, kalau Anda mengikuti lelang kami, biaya penyelesaian transaksi akan dipotong sebesar 3%! Hanya tamu dengan total transaksi lebih dari 800 miliar yang berhak mendapatkan perlakuan khusus ini," ujar pengurus itu d

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 281

    Melihat ekspresi Afkar seolah-olah telah membuat keputusan besar dan mengumpulkan keberanian untuk mengajukan tawaran, wajah Fadly berkedut beberapa kali. Orang lain mungkin tidak tahu, tapi Fadly jelas mengetahuinya.Jimat Pencabut Nyawa ini adalah barang titipan Afkar sendiri! Sungguh licik!Kakak ipar ini benar-benar menjebak orang tiada ampun! Kalau bukan menjebak Sahira, ya pasti menjebak David!"840 miliar!" Seperti yang diduga, melihat Afkar mengajukan tawaran, Sahira kembali mengangkat papan tawaran."860 miliar! Bu Sahira, jangan terlalu berlebihan!" seru Afkar dengan menggertakkan gigi."880 miliar! Kalau nggak punya kemampuan, tutup saja mulutmu!" ejek Sahira dengan dingin."Baiklah, kamu menang!" Bibir Afkar tampak gemetar "marah". Suaranya seolah-olah dipenuhi rasa tidak rela, marah, dan frustrasi.Pada saat ini, David menelan ludah dan wajahnya tampak muram. Melihat Afkar yang duduk kembali, lalu melihat Sahira ... Afkar benar-benar tidak mengajukan tawaran lagi? Serius?

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 280

    Makanya, Sahira menyerah begitu saja melihat David ikut menawar."Eh? Dia juga mau beli? Menarik sekali." Afkar terkejut melihat David menawar harga. Seketika, dia menyunggingkan senyuman misterius. 'Mau beli jimatku ya? Boleh saja! Naikkan dulu harganya!'"Tujuh ratus miliar!" Afkar yang sudah duduk tiba-tiba bangkit kembali.David pun tercengang. Dia mengira dirinya sudah menang, tetapi Afkar tiba-tiba menawar lagi."Tujuh ratus dua puluh miliar!" Begitu Afkar kembali, Sahira juga menawar lagi.David mengedipkan matanya beberapa kali. Pada akhirnya, dia menelepon Noah. "Pak, aku di acara lelang Keluarga Samoa. Ada jimat yang katanya bisa membunuh ahli bela diri tingkat revolusi tahap akhir dalam sekejap. Aku ingin mendapatkannya."Terdengar suara rendah Noah dari ujung telepon. "Jimatnya bisa membunuh ahli bela diri tingkat revolusi tahap akhir dalam sekejap? Serius?"David menganalisis, "Seharusnya benar. Afkar dan seorang wanita sedang menawar secara gila-gilaan. Harganya sudah men

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 279

    "Barang selanjutnya agak istimewa. Ini adalah jimat yang dititip jual oleh tamu kami. Menurutnya, begitu jimat ini dirobek, pengguna bisa melancarkan serangan yang dapat membunuh ahli bela diri tingkat revolusi tahap akhir!""Kami nggak bisa mengidentifikasi keasliannya, tapi kami yakin energi yang terkandung di dalamnya sangat dahsyat. Pilihan ada di tangan kalian. Harga awal 100 miliar. Lelang dimulai!"Selesai menjelaskan, pembawa acara menarik kain merah yang menutupi jimat itu. Seketika, terlihat Jimat Pencabut Nyawa yang dititip jual oleh Afkar. Kata "mati" di atas seakan-akan memancarkan energi istimewa yang membuat orang bergidik ketakutan."Barang apa itu? Apa benaran sehebat itu?""Bisa membunuh ahli bela diri tingkat revolusi tahap akhir?""Ini pasti tipuan, 'kan? Ahli bela diri tingkatan itu sangat kuat lho! Masa satu jimat saja sudah bisa membunuh mereka?"Orang-orang sibuk bergosip dan meragukan kekuatan jimat itu. Lagi-lagi, suasana menjadi hening. Tidak ada yang berani

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 278

    "Harga awal giok spiritual ini adalah 440 miliar! Setiap kenaikan harga nggak boleh di bawah 10 miliar. Silakan menawar!"Begitu ucapan ini dilontarkan, kain merah di atas panggung pun disingkirkan. Di atas meja, terlihat sebuah giok seukuran telapak tangan. Warna hijau itu terlihat sangat jernih! Bahkan, ada kilauan berwarna-warni yang terpancar!Mata Afkar pun berbinar-binar. Dia tampak bersemangat. Dia bisa merasakan energi spiritual yang terkandung di dalamnya. Itu adalah giok spiritual yang dicarinya. Namun, Afkar tidak terburu-buru untuk menawar harga. Dia ingin mengamati situasi dahulu.Setelah pembawa acara menjelaskan, suasana menjadi heboh. Beberapa saat kemudian, suasana menjadi hening untuk sesaat."Empat ratus empat puluh miliar untuk sebuah batu giok?""Sekalipun batu giok berkualitas paling tinggi, harganya tetap nggak semahal itu!""Batu giok macam apa ini? Katanya bisa membantu menerobos? Cuma orang bodoh yang mau beli."Banyak orang yang berdiskusi dan tidak tertarik

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 277

    "Jimat Pencabut Nyawa. Setelah dirobek, jimat ini bisa membunuh ahli bela diri tingkat revolusi tahap akhir ...."Afkar menjelaskan cara pakai dan manfaat jimat itu. Jimat itu adalah buatan Afkar sendiri. Dia menggunakan metode menggambar jimat dalam Jurus Mata Naga, lalu menyegel energi naga di dalamnya. Kekuatan yang terkandung sama dengan 80% kekuatan Afkar.Setelah mendengarnya, pria paruh baya itu berkata dengan ragu, "Aku harus menyuruh orang lain memeriksanya dulu. Aku kurang tahu soal ini."Sesaat kemudian, pria paruh baya itu kembali dengan membawa jimat itu. Dia tersenyum getir dan berujar, "Nggak ada yang bisa mengidentifikasi jimat ini. Tapi, bisa dipastikan ada energi di dalam. Makanya, kami memutuskan untuk menerimanya. Kamu mau dijual dengan harga berapa, Pak?""Paling rendah 100 miliar," jawab Afkar setelah berpikir sejenak."Seratus miliar? Tinggi sekali!" Sudut bibir pria paruh baya itu berkedut mendengarnya."Apa ada masalah? Kalau seefektif yang kubilang tadi, bukan

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 276

    Dalam sekejap, beberapa hari telah berlalu. Hari ini, dengan ditemani Fadly, Afkar datang ke Rumah Lelang Keluarga Samoa.Di pinggiran barat Kota Nubes, terdapat sebuah vila pribadi seluas ratusan hektar. Ini adalah rumah Keluarga Samoa, sekaligus lokasi lelang. Biasanya, tempat ini tidak terbuka untuk umum, kecuali ada acara lelang.Pukul 8 pagi, banyak mobil mewah terparkir di vila itu. Afkar dan Fadly memarkirkan mobil mereka di luar. Setelah menjalani pemeriksaan, mereka baru memasuki vila."Fad, kamu lagi ada masalah belakangan ini ya?" Setelah berjalan beberapa langkah, Afkar tiba-tiba menatap Fadly yang berjalan di sampingnya dan bertanya demikian. Ketika bertemu Fadly hari ini, Afkar bisa melihat ekspresinya dipenuhi kecemasan."Hah?" Fadly termangu sejenak, lalu menggeleng. "Nggak ada kok! Cuma sedikit masalah kerjaan. Aku bisa mengatasinya sendiri.""Kalau butuh bantuan, kasih tahu saja aku. Aku mungkin bisa membantumu," pesan Afkar."Aku tahu. Kalau ada masalah, aku pasti me

DMCA.com Protection Status