Tampan, cerdas, tajir, dan idaman—gambaran seorang pemuda bernama Arjuna. Namun, dibalik itu semua ada rahasia gelap yang tersimpan rapi selama ini. Rahasia yang berhubungan dengan kekuatan mistis—leak. "Apakah kamu akan tetap mencintaiku, setelah mengetahui semuanya, Gayatri?"
View More"Apa kamu baik-baik saja, anakku?" tanya sosok itu yang ternyata ayahnya Arjuna sambil berjalan mendekat. "sepertinya kamu habis mengalami hal yang berat," lanjutnya tanpa melepas senyuman. "Dua orang bertopeng menyerangku hari ini secara bergantian. Tadi siang dan barusan saja." Terdiam sejenak dengan kening berkerut. "ditambah lima celuluk serta satu Gegendu," imbuh Arjuna sambil membuka pintu kaca lalu berjalan mundur hingga punggung menempel di pembatas balkon. "Topeng — ," cetus ayahnya Arjuna sambil menghentikan langkah kedua kaki. "topeng apa yang mereka gunakan?" tanyanya kemudian dengan nada tegas serta tatapan tajam. "Topeng telek dan Ratu Gede Mas Mecalik." "Apa — " "Tidak ... tidak. Mereka berdua tidak saling berhubungan. Aku yakin akan hal itu," potong Arjuna penuh ketegasan dan tahu apa yang akan ditanyakan oleh sosok itu. "Apa mereka memiliki tu — " "Aku rasa tidak. Tapi — " "Tapi, kamu masih meragukannya
Tanpa membuat waktu lagi, Arjuna segera bergegas ke arah asal teriakan tadi. Betapa kagetnya ia setelah sampai di sana. Di mana Arjuna melihat kedua satpam tadi sudah tidak bernyawa lagi dengan tubuh yang terpotong-potong.Darah pun terlihat berceceran di mana-mana. Menggenangi rerumputan serta menyirami beberapa batang pohon, ranting, dan dedaunan yang ada di sekitarnya. Sedangkan sosok leak yang meringkik tadi, terlihat berdiri di antara potongan mayat sambil menyantap otak salah satu dari korbannya.Wujud leak itu seperti kuda. Dengan tubuh separuh manusia, berkulit hitam legam, dan bertelanjang dada. Sehingga memperlihatkan otot-otot perutnya yang seperti roti sobek. Namun, dari itu semua ada bagian yang cukup menarik pada sosok tersebut. Di mana ia memakai celana pendek bermotif poleng hingga sebatas lutut.Motif poleng itu bukanlah motif sembarangan. Karena melambangkan keseimbangan alam—Rwa Bhineda. Di mana seharusnya tidak digunakan oleh s
Arjuna menuruti permintaan sosok tersebut. Ia berjalan pelan dengan tatapan sayu seperti sedang terhipnotis. Padahal tidak. Namun, ketika sudah berada cukup dekat. Tiba-tiba saja kedua kakinya harus berhenti melangkah. Karena tanah yang dipijaknya bergetar hebat."Maaf, Arjuna. Ini hanya untuk berjaga-jaga saja," ucap sosok itu seiring munculnya empat pilar melengkung seperti gading gajah di sekeliling Arjuna. "karena aku tidak mau kekuatan itu berbalik menyerangku," ucapnya lagi setelah kedua kaki dan tangan Arjuna terikat oleh rantai cakra yang keluar dari ujung pilar tersebut.Arjuna yang mendapatkan perlakuan seperti itu hanya terdiam dan tidak banyak bergerak. Ia tampak sangat tenang seperti air danau. Seakan pasrah akan nasib yang akan diterimanya. Sedangkan sosok bertopeng itu terlihat sibuk membaca mantra dengan kedua telapak tangan yang menyatu di depan dada.Dan ketika sosok itu telah selesai membaca mantra muncul bayangan besar sosok Rangda t
Tidak ada tanda-tanda kehidupan asing yang bisa Arjuna jangkau dengan kekuatan mata batinnya. Ia juga tidak merasakan ada aura negatif di sekitar rumah. Namun, dari sisa ledakan tadi masih tercium bau busuk bangkai manusia. Serta wangi anyir yang tersamarkan oleh harumnya bunga kamboja juga kemenyan dan dupa.Pasti pelaku mengirim ini dari jarak yang cukup jauh. Tapi, dari arah mana datangnya? Batin Arjuna sambil mengamati gerak gemulai dedauan yang tersentuh jemari dewi angin."Arah barat," ucapnya setelah mengetahui arah angin bertiup.Lalu dengan cepat ia meloncat ke atap rumah dan melihat sekitar lingkungan kompleks perumahan dari sana. Dengan menggunakan indera penciuman, Arjuna mencoba mencari sisa jejak kiriman tadi. Samar-samar ia mencium aroma busuk itu dan mulai mengikuti jalurnya.Semoga jejaknya masih ada dan tidak tercerai-berai oleh angin, harapan Arjuna di dalam hati sambil melompat dari satu atap ke atap lainnya.Setela
Mendapatkan pertanyaan beruntun seperti itu, tidak membuat sosok tersebut grogi. Malah tertawa ringan seperti tanpa beban sama sekali dan setelah tawanya berhenti ia pun bertanya, "Arjuna, apa kau tahu tentang preman-preman yang meresahkan itu?" Dengan nada tegas serta tatapan yang tajam untuk membalas sorot kedua mata Arjuna yang mengarah ke dirinya."Kenapa dengan mereka?" tanya balik Arjuna sambil menuruni satu anak tangga."Jadi kita akan terus bicara seperti ini?" bukannya menjawab, malah sosok itu kembali bertanya dengan nada sedikit meninggi."Ikut aku," pinta Arjuna yang kembali menaiki anak tangga.Sosok itu pun segera bergegas mengekor tanpa banyak bicara lagi. Mengikuti langkah Arjuna menuju ruang keluarga yang ada di lantai dua. Begitu sampai di sana, keduanya langsung duduk di sofa yang berwarna merah dan saling berhadapan."Jadi, apa maumu datang kemari, Mahesa? Lalu apa hubungan luka memarmu itu, dengan para preman yang ada di dekat
Api itu benar-benar menenggelamkan tubuh Arjuna ke dalam kobarannya. Namun, tidak lama kemudian ada hal aneh yang terjadi. Api yang mulanya besar, secara perlahan-lahan mengecil.Namun, sebelum api tersebut menghilang sosok bertopeng itu langsung menerjang. Lalu ia melompat ke atas dan melancarkan bola api lagi, tapi kali ini jauh lebih besar dari yang tadi. Sehingga menyebabkan ledakan serta kobaran api yang jauh lebih dahsyat dari sebelumnya.Sampai-sampai, pilar yang berada di dekatnya tampak mau runtuh. Hal itu terlihat dari jatuhnya beberapa runtuhan kecil serta pasir. Dari retakan-retakan yang ada di sepanjang tiang tersebut. Selain itu, pada bagian bawahnya terdapat congkelan bekas benturan tadi yang cukup dalam dan lebar."Ayolah, Arjuna! Aku yakin kau tidak akan mati hanya karena seranganku itu. Keluarlah dari sana! " teriak sosok bertopeng itu setelah kedua kakinya mendarat di lantai.Dan benar saja, dari dalam kobaran api terlihat sosok Arjuna
Arjuna hanya tersenyum mendengar permintaan tersebut tanpa menatap ayahnya secara langsung. Ia memperhatikan sosok pria berkacamata itu cukup melalui spion dalam, yang berada di atas, dekat dengan kaca depan mobil—tepat di tengah-tengah. Dari sorot matanya terlihat jelas jika ayahnya sedang memikirkan sesuatu."Apa yang Ayah pikirkan saat ini?" tanya Arjuna tanpa mengalihkan pandangan dari kaca spion."Kekuatan leak yang tersegel di dalam dirimu, anakku," jawab sang ayah dan kali ini sambil menoleh.Arjuna pun ikut menoleh dan menatap tajam ke ayahnya. Seakan memberikan isyarat agar sosok di depannya itu mau bicara lebih banyak lagi tentang kekuatan leak yang ada di dalam dirinya. Tapi harapannya itu harus terhempas begitu saja. Saat ayahnya turun dari kendaraan. Ketika mobil berhenti tepat di depan sebuah restoran mewah."Maaf, anakku. Ayah ada pertemuan dengan klien siang ini di sini. Jadi, pembicaraan kita yang tadi, nanti kita lanjutkan lagi di
Setelah mereka berdua sampai di tujuan. Keduanya segera duduk di meja sisi timur yang berada di ujung bangunan. Dekat dengan tembok yang bercat putih serta jendela besar. Lalu memesan dua porsi mie setan dan es pocong pada seorang pelayan laki-laki yang datang menghampiri."Sekali lagi aku minta maaf padamu, Arjuna. Kare — ""To the poin saja, Gayatri," potong Arjuna tanpa ekspresi di wajah."Baiklah, Arjuna. Aku akan langsung saja," sahut Gayatri sambil menghela napas panjang serta membatin, Kini aku jadi mengerti, alasan kenapa Mahesa selalu kesal kepadanya. Selain karena dia tidak suka basa-basi. Dan selalu memotong ucapan orang lain. Dia juga terkesan sangat angkuh. Dengan seutas senyum kecil sambil menatap kedua mata lawan bicaranya."Apa pendapatmu, Arjuna? Atas kejadian yang menimpa sekolah kita saat ini. Beberapa siswa ditemukan mati dalam keadaan yang menurutku sangat tidak wajar," tanya Gayatri dengan raut muka penuh kese
Namun, ketika tangan siswi itu hendak menjamah wajah Arjuna. Tiba-tiba muncul aliran listrik berwarna hitam yang melindungi seluruh tubuh Arjuna. Sehingga membuat ia terkejut dan langsung mengambil langkah mundur."Sial. Apa itu?" pekik siswi itu sambil memegang tangan kanannya yang terkena sengatan listrik."Jangan coba-coba tangan kotormu itu menyentuh wajahku, makhluk rendahan!"Kalimat peringatan itu terdengar lantang dari mulut Arjuna, yang langsung bangkit. Dengan sorot mata yang tajam serta tubuh berselimut aliran listrik berwarma hitam pekat. Warna rambut Arjuna pun tampak berbeda—menjadi putih.Suhu udara juga mengalami perubahan, yang awalnya sejuk kini berubah menjadi lebih panas. Disertai tekanannya yang semakin meningkat. Hingga membuat kadar oksigen menipis."Sial, kekuatan leak macam apa ini? Mampu mempengaruhi udara sekitarnya?" tanya siswi itu sambil kembali berjalan mundur.Dan bersamaan itu, wujud Arjuna sudah beruba
Jum'at kajeng kliwon, tepat tengah malam, dan saat sang rembulan sedang tersenyum lebar. Untuk memberikan cahayanya yang indah pada sebuah kompleks perumahan. Di kota metropolitan yang terkenal dengan sebutan Kota Para Raja—Singaraja. Terlihat sesosok makhluk mistis sedang berdiri tegap di atap genting sebuah rumah mewah berlantai tiga. Sosok itu tampak terlihat sedikit gusar serta bosan karena sudah cukup lama ia berada di sana. Walau sorot matanya masih tetap tajam dalam mengamati keadaan sekitar. Dan di saat rasa keputusasaan mulai hadir menyelimuti jiwanya. Sehingga ia hendak beranjak pergi meninggalkan tempat tersebut. Tiba-tiba saja muncul sekelebat bayangan hitam yang bergerak cepat menyelusuri jalan di sekitar kompleks perumahan itu. Akhirnya—kau muncul juga, batinnya yang tampak senang sambil menyeringai hingga memperlihatkan barisan gigi yang runcing bagai seekor serigala. Lalu ia mengikuti jejak sosok itu dengan melompat dari satu ...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments