Pria muda berhasil menjadi kelompok rahasia yang bertugas memberantas kejahatan. Dia yang sudah di takdirkan untuk berjalan di antara kegelapan menyelesaikan setiap masalah dengan ketelitian juga kepekaan. Kemampuannya untuk memecahkan setiap kasus yang ada di sekitarnya. Membuatnya lebih mudah untuk naik perlahan untuk mencapai kepala utama dari kelompok rahasia kerajaan. Namun sebuah konspirasi besar membuat setiap langkahnya menjadi jalan buntu. Menyudutkannya tanpa bisa bergerak bebas. Sahabat, saudara, keluarga, berusaha menjatuhkannya membuatnya menjadi penghianat negara.
View MoreSetelah mendapatkan kehidupan sebagai Tuan muda kedua Ying di kediaman perdana menteri keuangan. Para pekerja atau pelayan lain di kediaman itu menjadi hormat dan tidak berani memerintah lagi. Di ruangan kamar mewah penuh tatanan dekorasi dengan warna cerah. Ying Wesheng duduk santai menikmati waktunya. Jubah brokat hitam berjahitkan benang emas melekat indah di tubuh gagahnya. Pemuda itu perlahan memberikan guratan pada ujung meja dengan menggunakan pisau kecil. 'Zhan Jing' satu nama melekat di benaknya. Adik angkat yang telah menjadikan dirinya sebagai penghianat. Husss... Satu tulisan memperjelas guratan di meja. Menghilangkan serpihan kayu yang masih memenuhi nama. Malam itu pikiran yang menganggu dapat di hilangkan setelah memejamkan kedua matanya. Ying Wesheng bangun di jam delapan pagi. "Hebat. Baru kali ini tubuhku seperti di penuhi kekuatan. Menjadi Tuan muda keluarga berada memang sangat menguntungkan." Bangkit dari tempat tidurnya. "Aaaa..." Merenggangkan tubuhnya
Seharian Ying Wesheng harus mengerjakan pekerjaan kasar. Menimba air, menyirami bunga, menata tembok runtuh di halaman samping, menggali aliran air di setiap jalur kamar mandi. Cukup melelahkan tapi juga memiliki manfaat untuk menambah kekuatan di lengan, pundak, kaki, juga nafasnya tidak akan cepat terengah-engah saat melakukan aktivitas berat. Pemuda itu menghentikan aktivitasnya sekitar pukul empat sore. Dia berbaring santai di atas pohon di halaman kediamannya. Saat dia mulai memejamkan kedua matanya. Ada suara langkah kaki terdengar dari arah pintu belakang. "Kakak." Tokk... Ketukan pintu terdengar. Ying Wesheng membuka kedua matanya melihat dari atas pohon siapa orang yang telah menganggu ketenangannya. "Kakak." Tuan muda ketiga Ying Feng terlihat membawa banyak barang di tangannya. Dia juga mengendap-endap seperti maling. Pintu di buka, "Kakak." Dia mencoba mencari keberadaan kakak keduanya. Satu kali tepukan tangan kuat di bahunya membuatnya hampir pingsan. Dia menoleh,
"Ah..." Hela nafas. "Setidaknya aku masih bisa menghirup udara segar lagi." Merebahkan tubuhnya di atas kasur tipis. Plak... Tepukan tangan terdengar menghantam kasur tidak terlalu kuat. "Tempat tidur Tuan muda kediaman pejabat tetap saja setipis ini." Seringaian terlintas di wajahnya. Ying Wesheng menggunakan kedua tangannya sebagai bantalan. Dia menatap kearah langit-langit kamar yang sudah usang bahkan ada banyak lubang. "Tuan muda kedua, tapi hidup dalam kemelaratan. Semua orang menghindar." Setiap kedipan matanya menjadi lebih pelan. "Wesheng. Aku tidak berniat meminjam tubuhmu. Tapi jiwaku terbang sendiri ketempatmu. Jangan salahkan aku. Jika kamu memang masih ada di dunia ini carilah keadilan kepada para dewa. Kenapa menarik jiwamu dan menempatkan aku di tubuhmu." Salah satu kakinya di silangkan. Ada ingatan samar terlintas di benaknya. Bayangan pemuda yang tengah di rendahkan semua orang, di hina, di buang, di permainkan, bahkan di perlakukan seperti binatang. Ying Weshen
Di ruangan dengan penerangan lilin seadanya. Pemuda dua puluh tahunan hanya bisa tengkurap tidak berdaya. Enam puluh pukulan yang ia terima dari ayahnya membuat dirinya mengalami luka cukup dalam. Dia Tuan muda Ying Wesheng dari kediaman menteri keuangan. Pekerjaan berat yang harus ia lakukan setiap harinya membuat pemuda itu kelelahan secara fisik dan mental. Wajahnya terlihat sangat pucat, kedua matanya perlahan menutup. Hembusan nafasnya hampir tidak tersisa lagi. Bruuk... Suara terdengar dari arah pintu masuk. Pelayan laki-laki masuk dengan tongkat kayu di tangannya. "Bangun..." Memukul pelan kaki Tuan muda Ying Wesheng. Tidak ada tanggapan terlihat. Dia mendekat mencoba memeriksa keadaan Tuan mudanya. Meskipun pemuda di depannya adalah Tuan muda tetap saja tidak ada orang yang peduli akan hidup matinya. Ayahnya bahkan tidak ingin berurusan dengan anaknya yang mengalami kelainan sejak lahir. Cacat mental Ying Wesheng membuat semua orang menjadi menjauhinya. Ibunya bahkan mengh
"Cuaca kering hati-hati akan api. Cuaca kering hati-hati api." Treengg... Dentingan suara terdengar dari jalanan yang sepi juga gelap. Penjaga malam berjalan berkeliling kesetiap tempat memperingatkan semua orang. Lentera menyala tidak terlalu kuat sudah cukup untuk menerangi setiap langkahnya. "Cuaca kering hati-hati akan api." Treengg... Beberapa penjaga kota juga mulai berpatroli mengelilingi setiap jalur yang ada tanpa terlewatkan. "Aaaaa..." Teriakan terdengar dari dalam salah satu pekarangan kediaman. Sssreettt... Teriakan berhenti saat wanita dengan baju indahnya telah terjatuh bersimbah darah. Ada bekas goresan di lehernya yang langsung memutuskan urat nadi. Darah mengalir tidak hanya di satu tempat saja. Semua orang yang totalnya seratus penghuni kediaman dari tuan rumah hingga pelayan juga penjaga terbunuh. Kediaman luas dan megah itu kini menjadi tempat pembantaian dalam semalam. "Libur satu hari sudah cukup. Setidaknya aku bisa bertemu dengan kekasih
Suara cambukan terdengar menggema memenuhi ruangan sempit penuh kegelapan. Bau anyir darah bercampur bau apek tercium tanpa bisa di hindari. Di ujung ruangan penggap itu ada pria berusia empat puluh tahunan yang sudah berlumuran darah segar. Di beberapa titik bagian tubuhnya ada tanda penyiksaan dari besi panas. Lepuhan di kulitnya tercium seperti bau daging bakar segar. Ratusan cambukan mencabik setiap kulit di tubuhnya. Baju putih bersih pada awalnya kini sudah menjadi pakaian lusuh penuh darah. Bahkan terkoyak hampir habis. Paku besi besar tertancap di kedua telapak tangannya yang langsung menempel pada kayu penyangga tubuh. Sekalipun rambutnya terikat namun juga sudah tidak rapi lagi. "Uhhkk..." suara batuk menekan kuat seperti krikil besar menekan tenggorokan. "Seharusnya kamu mengakui semua kesalahan yang sudah kamu lakukan. Kakak, adik ini tentu tidak akan terlalu kejam." Suara penuh seringaian puas itu terdengar seperti belahan pisau menusuk telinga pria itu. "Semua bu
Suara cambukan terdengar menggema memenuhi ruangan sempit penuh kegelapan. Bau anyir darah bercampur bau apek tercium tanpa bisa di hindari. Di ujung ruangan penggap itu ada pria berusia empat puluh tahunan yang sudah berlumuran darah segar. Di beberapa titik bagian tubuhnya ada tanda penyiksaan dari besi panas. Lepuhan di kulitnya tercium seperti bau daging bakar segar. Ratusan cambukan mencabik setiap kulit di tubuhnya. Baju putih bersih pada awalnya kini sudah menjadi pakaian lusuh penuh darah. Bahkan terkoyak hampir habis. Paku besi besar tertancap di kedua telapak tangannya yang langsung menempel pada kayu penyangga tubuh. Sekalipun rambutnya terikat namun juga sudah tidak rapi lagi. "Uhhkk..." suara batuk menekan kuat seperti krikil besar menekan tenggorokan. "Seharusnya kamu mengakui semua kesalahan yang sudah kamu lakukan. Kakak, adik ini tentu tidak akan terlalu kejam." Suara penuh seringaian puas itu terdengar seperti belahan pisau menusuk telinga pria itu. "Semua bu...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments