Share

Bab 6

Penulis: Bakasai
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-02 10:24:38

Baru saja sosok bertopeng itu selesai bicara. Tiba-tiba tanah yang diinjaknya bergetar hebat. Hingga beberapa bebatuan di sekitarnya terangkat dari tanah. Lalu keadaan lingkungan secara mendadak menjadi gelap gulita untuk beberapa saat. Sebelum kembali terang seperti sediakala.

Dan saat itulah, lingkungan sekitar telah berubah total. Tidak lagi berada di pekarangan rumah. Tetapi, di alam niskala. Alam yang diciptakan oleh si kepala babi. Untuk memberikan keuntungan tersendiri dalam pertaruangan.

"Wohoho. Kau sungguh keren, Babi. Bisa membuat alam niskala1) seperti ini. Apa kastamu, Babi?" tanya sosok bertopeng itu sambil melihat sekelilingnya dengan saksama untuk mencari keberadaan si kepala babi.

Tidak ada jawaban yang ia dapatkan. Hanya suara denyutan yang terdengar. Suara yang berasal dari dinding daging serta lemak yang mengelilinginya.

"Baiklah, baiklah. Kau pasti tidak akan menja .... "

Belum saja sosok bertopeng itu menyelesaikan ucapannya. Tiba-tiba, dari arah depan muncul bola-bola daging seukuran bola tenis yang datang ke arahnya dengan sangat cepat. Namun, ketika hendak menghindari serangan tersebut. Kedua kakinya telah lebih dulu terperangkap oleh cairan lemak yang kental dan lengket. Hingga ia sulit untuk bergerak.

Tentu hal itu membuatnya harus menerima dengan lapang dada semua serangan tersebut. Hingga separuh tubuhnya tertutupi oleh bola-bola tenis itu yang menyatu menjadi tumpukan daging. Hanya menyisakan bagian kepala.

Lalu dari atas kepala, muncul kepalan tangan raksasa yang terbentuk dari gumpalan-gumpalan daging dan lemak. Yang menghantam ke arahnya dengan kekuatan penuh. Hingga menyebabkan ledakan dahsyat yang menghancurkan semua daging-daging tadi yang menempel di tubuhnya.

Seiring itu, alam niskala tadi menjadi sirna. Hanya meninggalkan tubuhnya yang terkulai tak berdaya di tanah. Sedangkan si kepala babi yang ada di hadapannya tampak senang sambil tertawa terkekeh-kekeh.

Namun, tawanya langsung pudar saat melihat tubuh lawannya bergerak dan kembali bangkit. Dengan keadaan sehat walafiat tanpa sekurang apapun. Hanya menyisakan lendir-lendir lemak yang menempel di baju serta celana hitamnya yang berbahan jin.

"Wah, hampir saja kau membunuhku. Untung tubuh ini kuat, walau tidak memiliki tumpukan daging sebanyak tadi," canda sosok bertopeng itu sambil tertawa ringan, "tapi, bajuku jadi kotor, nih. Mana ini baju lumayan mahal juga. Belinya pun di olshop, pas ada g****s ongkir. Kau harus bertanggung jawab, lho," lanjutnya yang secara mendadak sudah berada tepat di depan moncong si kepala babi.

Lalu, tanpa basa-basi ia melancarkan sebuah pukulan ke arah perut si kepala babi. Hingga kedua bola mata makhluk itu hendak meloncat keluar. "Kau tahu, Babi. Lemak itu sangat mudah terbakar, lho," ucap sosok bertopeng itu sambil mencekik leher lawannya.

Dan secara mendadak, dari tangannya muncul kobaran api yang menjalar dari leher ke seluruh tubuh si kepala babi. Hingga dalam hitungan detik tubuh lawannya itu sudah hangus terbakar menjadi abu. Lalu menghilang begitu saja tertiup oleh angin malam yang menyapa saat itu juga.

"Besok aku ingin tahu, siapa orang yang mengusik ketenanganku malam ini. Sungguh beraninya dia datang ke rumahku," geram sosok bertopeng itu sebelum kembali ke kamarnya.

Namun, baru saja ia hendak melakukannya. Tiba-tiba, dari kejauhan terlihat seberkas cahaya merah yang menembus langit. Hingga membuat seluruh kawasan sekitarnya menjadi merah pekat. Dengan iringan suara hewan-hewan yang berteriak ketakutan. Sehingga membuat keadaan terasa mencekam.

Sampai-sampai tubuh sosok bertopeng itu gemetaran. Tapi, bukan karena rasa takut melainkan ketakjuban atas kekuatan yang ia rasakan dari cahaya tersebut. Sehingga ia tertawa senang sambil melepas topeng yang dikenakannya dari tadi.

Pagi itu, ketika Arjuna baru saja hendak menapaki kaki di kelas. Lagi-lagi kedua telinganya harus mendengar sebuah berita, yang kali ini berasal dari dua orang siswi yang duduk di dekat pintu masuk. Suara mereka terdengar cukup jelas walau nada bicaranya sedikit berbisik.

"Shinta, apa kamu sudah mendengar berita kematian mantanmu? Ka — "

"Mantan? Mantan yang mana? Selama ini aku tidak pernah pacaran dengan siapa pun. Jadi mana mungkin aku punya mantan. Kau ini jangan bikin gosip yang tidak-tidak, yah," elak Shinta yang buru-buru memotong ucapan temannya tepat saat Arjuna melintas di depan mereka berdua.

"Ta .... "

"Ish, kau ini. Bisa diam tidak? Nanti dia dengar, lho." Lagi-lagi Shinta memotong ucapan temannya dan kali ini sambil mencubit.

Tentu saja temannya itu langsung bungkam sambil menahan rasa sakit di paha kanannya. Sebelum Shinta menyeretnya untuk keluar dari kelas. Sedangkan Arjuna yang sekilas melihat dan mendengar perbincangan mereka. Hanya bisa berpura-pura cuek. Seakan tidak mendengar apa-apa.

Lagi pula selama ini, Arjuna tidak pernah peduli dengan berita, gosip atau cerita apa pun yang tersebar. Bagi dirinya itu hal yang sangat tidak penting untuk diketahui. Hanya membuang-buang waktu untuk mendengarnya.

Namun, anehnya ia seperti dipaksa untuk mendengar berita-berita seperti tadi. Berita yang selalu menyangkut tentang kematian atau tragedi. Sekuat apa pun Arjuna berusaha menghindarinya. Tetap saja ia harus mendengarnya. Bagai sebuah kutukan.

Dan begitu Arjuna baru duduk di kursi, bel pelajaran pertama pun berbunyi. Sehingga Shinta dan temannya kembali masuk ke kelas. Arjuna yang tidak sengaja melihatnya, malah membuat Shinta salah tingkah. Hingga nyaris terjatuh dari kursi saat hendak duduk. Dengan wajah yang memerah, seperti kepiting rebus.

Tidak lama kemudian, datang seorang guru yang tidak asing bagi Arjuna. Walau ia tidak pernah bisa mengingat nama guru itu. Tapi, wajah sosok itu sangat familier bagi Arjuna. Apalagi kemarin mereka berdua habis bertemu di satu ruang yang sama—ruang BK.

Pasti ini ada hubungannya dengan kemarin. Ayah, apa sebenarnya yang Ayah rencanakan?

Dan baru saja hati Arjuna bertanya seperti itu. Ia langsung mendapatkan jawabannya yang disampaikan dengan jelas serta lantang oleh sosok guru yang berdiri di depan kelas. Seketika itu juga keadaan ruangan menjadi gempar. Karena seluruh murid yang ada di sana tidak menerima aturan baru tersebut.

Jadi ini yang Ayah rencanakan kemarin? Membuat peraturan seperti ini dan sengaja membuat kegaduhan, batin Arjuna dengan seutas senyum tipis

"Jika kalian ingin protes, silahkan perwakilan kelas menghadap langsung ke Kepala Yayasan. Mumpung beliau sedang berada di sini," ucap guru itu sebelum meninggalkan ruangan.

Dan setelah guru tersebut sudah tidak berada di kelas, semua pasang mata langsung memandang Arjuna. Dengan tatapan yang sangat tidak menyenangkan. Namun, Arjuna terlihat tenang serta tidak merasa tertekan atau terintimidasi sama sekali. Malah ia menyibukkan diri dengan membaca buku.

"Sudah, dia juga sama seperti kita. Murid biasa di sekolah ini. Lagi pula pasti dia tidak mengetahui tentang peraturan itu sebelumnya. Jadi kalian jangan seperti itu terus kepadanya," bela ketua kelas yang duduk di depan dengan suara yang lantang.

Seketika itu juga mereka-mereka yang menatap Arjuna segera mengalihkan pandangan. Walau tetlihat tidak senang dan ngedumel. Lalu si ketua kelas yang berkaca mata itu meminta izin serta dukungan untuk menghadap ke Ketua Yayasan.

"Arjuna, tolong bantu dan ikut denganku," pintanya yang membuat Arjuna tersenyum tipis sambil menutup buku dan langsung beranjak dari kursi.

"Baik, aku akan membantumu, Bima," sahut Arjuna sambil berjalan mendekat.

Ayah, aku ingin tahu apa alasanmu dengan membuat peraturan seperti itu.


Note: 

1. Niskala: Alam gaib.



Bab terkait

  • LEAK   Bab 7

    Di ruangan kelas yang berbeda, hal yang sama juga terjadi. Nyaris sama, hanya saja Mahesa tidak setenang Arjuna. Dalam menyingkapi situasi ketika semua pasang mata menatap dirinya. Sehingga keadaan kelasnya semakin gaduh."Eh! Asal kalian tahu saja, ya. Kalau aku juga tidak tahu apa-apa tentang hal ini. Memang, ini aturan pasti atas ide atau persetujuan dari ayahku sama ayahnya Arjuna. Tapi, sekali lagi aku tegaskan ke kalian semua. Kalau aku tidak tahu apa-apa tentang aturan baru ini. Dan aku juga tidak suka dengan aturan baru ini. Sama seperti kalian!" omel Mahesa dengan nada tinggi sambil berdiri.Lalu tanpa memedulikan sorakan serta cemohan teman-temannya, Mahesa segera berjalan untuk meninggalkan kelas. Namun, sebelum itu ia sempat berkata, "Aku akan menemui Kepala Yayasan, dan menyelesaikan hal ini. Agar aturan tadi tidak jadi diberlakukan kepada kita." Dengan nada yang jauh lebih lantang dari tadi.Ucapan Mahesa itu langsung disambut sorak-sorai oleh semua t

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-02
  • LEAK   Bab 8

    Kini giliran Mahesa yang bicara. Ia mengungkapkan keberatan terhadap aturan baru itu persis seperti Bima. Hanya saja nada bicaranya sedikit lancang dan lantang. Hingga seluruh area ruangan dipenuhi oleh suaranya."Aturan baru itu sama saja membunuh kami semua. Walau alasannya demi mendapat nilai ujian kelulusan yang tinggi. Tetap saja itu seperti menjadikan kami budak. Budak pendidikan oleh kaum otoriter sekolah."Suasana seketika menjadi mencekam begitu Mahesa selesai bicara. Hingga membuat jantung mereka berlima berdegup sangat kencang. Sampai-sampai keringat dingin mulai bercucuran membasahi punggung. Apalagi sosok yang ada di depan mereka menampilkan raut wajah yang datar. Tanpa senyum, tanpa tawa."Budak? Apa kamu mengerti arti kata itu, Mahesa? Sehingga kamu berani memakai kata itu. Andai saja ayahmu ada di sini, mungkin beliau akan merasa sangat malu. Karena mendengar kata itu, diucapkan oleh darah dagingnya sendiri."Ucapan itu benar-benar menohok hat

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-04
  • LEAK   Bab 9

    "Sungguh aku tidak menyangka hal itu. Benar-benar diluar dugaan," ucap Bima setelah keluar dari ruangan tersebut.Mahesa yang mendengar itu langsung tertawa sambil menoleh ke belakang dan berkata, "Apa hal ini sudah kalian rencanakan, Arjuna? Karena dari tadi aku lihat kau begitu tenang. Tapi, saat kau mulai bica .... ""Sudah, aku yakin Arjuna tidak seperti yang kau katakan, Mahesa. Bukankah begitu, Arjuna?" tanya Bima yang memotong ucapan Mahesa untuk membela Arjuna sambil menoleh ke belakang."Biarkan dia berpikir demikian. Yang penting aturan baru itu sudah tidak berlaku lagi," jawab Arjuna dengan raut wajah datar."Aku sungguh heran dengan kalian berdua. Tidak pernah akur, tapi hebatnya, masih bisa tetap berteman akrab. Sunggu kalian manusia aneh," komentar anak perwakilan kelas bahasa sambil tertawa kecil.Sedangkan Gayatri yang berjalan paling depan hanya diam dan tidak menoleh sama sekali. Namun, secara mendadak langkahnya terhenti. Sehingg

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-05
  • LEAK   Bab 10

    Gayatri.Nama tersebut terjabarkan sangat jelas di hati Arjuna. Sebelum ia berbalik agar sosok perempuan berambut sebahu itu tidak melihat dirinya. Arjuna kembali duduk di meja tadi dan mulai membaca.Namun, baru selesai satu halaman. Tiba-tiba Gayatri datang menghampiri dan langsung duduk di samping kanan. Dengan membawa sebuah novel karangan Marie Lu—The Rose Society. "Apa kau pencinta Dan Brown, Arjuna?" tanya Gayatri tanpa sungkan sambil tersenyum."Tidak juga," jawab Arjuna tanpa menoleh sambil tetap membaca.Mendengar jawaban Arjuna seperti itu, dengan nada bicara yang tidak enak didengar. Gayatri langsung menunduk dan membuka sampul novel yang ada di hadapannya. Ia mulai berkonsentrasi untuk membaca satu persatu kata yang tercetak di sana."Arjuna, aku ingin minta maaf kepadamu," ucap Gayatri setelah sekian menit membaca."Minta maaf? Untuk apa?" tanya Arjuna sambil tetap membaca."Hal y

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-06
  • LEAK   Bab 11

    Namun, ketika tangan siswi itu hendak menjamah wajah Arjuna. Tiba-tiba muncul aliran listrik berwarna hitam yang melindungi seluruh tubuh Arjuna. Sehingga membuat ia terkejut dan langsung mengambil langkah mundur."Sial. Apa itu?" pekik siswi itu sambil memegang tangan kanannya yang terkena sengatan listrik."Jangan coba-coba tangan kotormu itu menyentuh wajahku, makhluk rendahan!"Kalimat peringatan itu terdengar lantang dari mulut Arjuna, yang langsung bangkit. Dengan sorot mata yang tajam serta tubuh berselimut aliran listrik berwarma hitam pekat. Warna rambut Arjuna pun tampak berbeda—menjadi putih.Suhu udara juga mengalami perubahan, yang awalnya sejuk kini berubah menjadi lebih panas. Disertai tekanannya yang semakin meningkat. Hingga membuat kadar oksigen menipis."Sial, kekuatan leak macam apa ini? Mampu mempengaruhi udara sekitarnya?" tanya siswi itu sambil kembali berjalan mundur.Dan bersamaan itu, wujud Arjuna sudah beruba

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-07
  • LEAK   Bab 12

    Setelah mereka berdua sampai di tujuan. Keduanya segera duduk di meja sisi timur yang berada di ujung bangunan. Dekat dengan tembok yang bercat putih serta jendela besar. Lalu memesan dua porsi mie setan dan es pocong pada seorang pelayan laki-laki yang datang menghampiri."Sekali lagi aku minta maaf padamu, Arjuna. Kare — ""To the poin saja, Gayatri," potong Arjuna tanpa ekspresi di wajah."Baiklah, Arjuna. Aku akan langsung saja," sahut Gayatri sambil menghela napas panjang serta membatin, Kini aku jadi mengerti, alasan kenapa Mahesa selalu kesal kepadanya. Selain karena dia tidak suka basa-basi. Dan selalu memotong ucapan orang lain. Dia juga terkesan sangat angkuh. Dengan seutas senyum kecil sambil menatap kedua mata lawan bicaranya."Apa pendapatmu, Arjuna? Atas kejadian yang menimpa sekolah kita saat ini. Beberapa siswa ditemukan mati dalam keadaan yang menurutku sangat tidak wajar," tanya Gayatri dengan raut muka penuh kese

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-08
  • LEAK   Bab 13

    Arjuna hanya tersenyum mendengar permintaan tersebut tanpa menatap ayahnya secara langsung. Ia memperhatikan sosok pria berkacamata itu cukup melalui spion dalam, yang berada di atas, dekat dengan kaca depan mobil—tepat di tengah-tengah. Dari sorot matanya terlihat jelas jika ayahnya sedang memikirkan sesuatu."Apa yang Ayah pikirkan saat ini?" tanya Arjuna tanpa mengalihkan pandangan dari kaca spion."Kekuatan leak yang tersegel di dalam dirimu, anakku," jawab sang ayah dan kali ini sambil menoleh.Arjuna pun ikut menoleh dan menatap tajam ke ayahnya. Seakan memberikan isyarat agar sosok di depannya itu mau bicara lebih banyak lagi tentang kekuatan leak yang ada di dalam dirinya. Tapi harapannya itu harus terhempas begitu saja. Saat ayahnya turun dari kendaraan. Ketika mobil berhenti tepat di depan sebuah restoran mewah."Maaf, anakku. Ayah ada pertemuan dengan klien siang ini di sini. Jadi, pembicaraan kita yang tadi, nanti kita lanjutkan lagi di

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-09
  • LEAK   Bab 14

    Api itu benar-benar menenggelamkan tubuh Arjuna ke dalam kobarannya. Namun, tidak lama kemudian ada hal aneh yang terjadi. Api yang mulanya besar, secara perlahan-lahan mengecil.Namun, sebelum api tersebut menghilang sosok bertopeng itu langsung menerjang. Lalu ia melompat ke atas dan melancarkan bola api lagi, tapi kali ini jauh lebih besar dari yang tadi. Sehingga menyebabkan ledakan serta kobaran api yang jauh lebih dahsyat dari sebelumnya.Sampai-sampai, pilar yang berada di dekatnya tampak mau runtuh. Hal itu terlihat dari jatuhnya beberapa runtuhan kecil serta pasir. Dari retakan-retakan yang ada di sepanjang tiang tersebut. Selain itu, pada bagian bawahnya terdapat congkelan bekas benturan tadi yang cukup dalam dan lebar."Ayolah, Arjuna! Aku yakin kau tidak akan mati hanya karena seranganku itu. Keluarlah dari sana! " teriak sosok bertopeng itu setelah kedua kakinya mendarat di lantai.Dan benar saja, dari dalam kobaran api terlihat sosok Arjuna

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-10

Bab terbaru

  • LEAK   Bab 19

    "Apa kamu baik-baik saja, anakku?" tanya sosok itu yang ternyata ayahnya Arjuna sambil berjalan mendekat. "sepertinya kamu habis mengalami hal yang berat," lanjutnya tanpa melepas senyuman. "Dua orang bertopeng menyerangku hari ini secara bergantian. Tadi siang dan barusan saja." Terdiam sejenak dengan kening berkerut. "ditambah lima celuluk serta satu Gegendu," imbuh Arjuna sambil membuka pintu kaca lalu berjalan mundur hingga punggung menempel di pembatas balkon. "Topeng — ," cetus ayahnya Arjuna sambil menghentikan langkah kedua kaki. "topeng apa yang mereka gunakan?" tanyanya kemudian dengan nada tegas serta tatapan tajam. "Topeng telek dan Ratu Gede Mas Mecalik." "Apa — " "Tidak ... tidak. Mereka berdua tidak saling berhubungan. Aku yakin akan hal itu," potong Arjuna penuh ketegasan dan tahu apa yang akan ditanyakan oleh sosok itu. "Apa mereka memiliki tu — " "Aku rasa tidak. Tapi — " "Tapi, kamu masih meragukannya

  • LEAK   Bab 18

    Tanpa membuat waktu lagi, Arjuna segera bergegas ke arah asal teriakan tadi. Betapa kagetnya ia setelah sampai di sana. Di mana Arjuna melihat kedua satpam tadi sudah tidak bernyawa lagi dengan tubuh yang terpotong-potong.Darah pun terlihat berceceran di mana-mana. Menggenangi rerumputan serta menyirami beberapa batang pohon, ranting, dan dedaunan yang ada di sekitarnya. Sedangkan sosok leak yang meringkik tadi, terlihat berdiri di antara potongan mayat sambil menyantap otak salah satu dari korbannya.Wujud leak itu seperti kuda. Dengan tubuh separuh manusia, berkulit hitam legam, dan bertelanjang dada. Sehingga memperlihatkan otot-otot perutnya yang seperti roti sobek. Namun, dari itu semua ada bagian yang cukup menarik pada sosok tersebut. Di mana ia memakai celana pendek bermotif poleng hingga sebatas lutut.Motif poleng itu bukanlah motif sembarangan. Karena melambangkan keseimbangan alam—Rwa Bhineda. Di mana seharusnya tidak digunakan oleh s

  • LEAK   Bab 17

    Arjuna menuruti permintaan sosok tersebut. Ia berjalan pelan dengan tatapan sayu seperti sedang terhipnotis. Padahal tidak. Namun, ketika sudah berada cukup dekat. Tiba-tiba saja kedua kakinya harus berhenti melangkah. Karena tanah yang dipijaknya bergetar hebat."Maaf, Arjuna. Ini hanya untuk berjaga-jaga saja," ucap sosok itu seiring munculnya empat pilar melengkung seperti gading gajah di sekeliling Arjuna. "karena aku tidak mau kekuatan itu berbalik menyerangku," ucapnya lagi setelah kedua kaki dan tangan Arjuna terikat oleh rantai cakra yang keluar dari ujung pilar tersebut.Arjuna yang mendapatkan perlakuan seperti itu hanya terdiam dan tidak banyak bergerak. Ia tampak sangat tenang seperti air danau. Seakan pasrah akan nasib yang akan diterimanya. Sedangkan sosok bertopeng itu terlihat sibuk membaca mantra dengan kedua telapak tangan yang menyatu di depan dada.Dan ketika sosok itu telah selesai membaca mantra muncul bayangan besar sosok Rangda t

  • LEAK   Bab 16

    Tidak ada tanda-tanda kehidupan asing yang bisa Arjuna jangkau dengan kekuatan mata batinnya. Ia juga tidak merasakan ada aura negatif di sekitar rumah. Namun, dari sisa ledakan tadi masih tercium bau busuk bangkai manusia. Serta wangi anyir yang tersamarkan oleh harumnya bunga kamboja juga kemenyan dan dupa.Pasti pelaku mengirim ini dari jarak yang cukup jauh. Tapi, dari arah mana datangnya? Batin Arjuna sambil mengamati gerak gemulai dedauan yang tersentuh jemari dewi angin."Arah barat," ucapnya setelah mengetahui arah angin bertiup.Lalu dengan cepat ia meloncat ke atap rumah dan melihat sekitar lingkungan kompleks perumahan dari sana. Dengan menggunakan indera penciuman, Arjuna mencoba mencari sisa jejak kiriman tadi. Samar-samar ia mencium aroma busuk itu dan mulai mengikuti jalurnya.Semoga jejaknya masih ada dan tidak tercerai-berai oleh angin, harapan Arjuna di dalam hati sambil melompat dari satu atap ke atap lainnya.Setela

  • LEAK   Bab 15

    Mendapatkan pertanyaan beruntun seperti itu, tidak membuat sosok tersebut grogi. Malah tertawa ringan seperti tanpa beban sama sekali dan setelah tawanya berhenti ia pun bertanya, "Arjuna, apa kau tahu tentang preman-preman yang meresahkan itu?" Dengan nada tegas serta tatapan yang tajam untuk membalas sorot kedua mata Arjuna yang mengarah ke dirinya."Kenapa dengan mereka?" tanya balik Arjuna sambil menuruni satu anak tangga."Jadi kita akan terus bicara seperti ini?" bukannya menjawab, malah sosok itu kembali bertanya dengan nada sedikit meninggi."Ikut aku," pinta Arjuna yang kembali menaiki anak tangga.Sosok itu pun segera bergegas mengekor tanpa banyak bicara lagi. Mengikuti langkah Arjuna menuju ruang keluarga yang ada di lantai dua. Begitu sampai di sana, keduanya langsung duduk di sofa yang berwarna merah dan saling berhadapan."Jadi, apa maumu datang kemari, Mahesa? Lalu apa hubungan luka memarmu itu, dengan para preman yang ada di dekat

  • LEAK   Bab 14

    Api itu benar-benar menenggelamkan tubuh Arjuna ke dalam kobarannya. Namun, tidak lama kemudian ada hal aneh yang terjadi. Api yang mulanya besar, secara perlahan-lahan mengecil.Namun, sebelum api tersebut menghilang sosok bertopeng itu langsung menerjang. Lalu ia melompat ke atas dan melancarkan bola api lagi, tapi kali ini jauh lebih besar dari yang tadi. Sehingga menyebabkan ledakan serta kobaran api yang jauh lebih dahsyat dari sebelumnya.Sampai-sampai, pilar yang berada di dekatnya tampak mau runtuh. Hal itu terlihat dari jatuhnya beberapa runtuhan kecil serta pasir. Dari retakan-retakan yang ada di sepanjang tiang tersebut. Selain itu, pada bagian bawahnya terdapat congkelan bekas benturan tadi yang cukup dalam dan lebar."Ayolah, Arjuna! Aku yakin kau tidak akan mati hanya karena seranganku itu. Keluarlah dari sana! " teriak sosok bertopeng itu setelah kedua kakinya mendarat di lantai.Dan benar saja, dari dalam kobaran api terlihat sosok Arjuna

  • LEAK   Bab 13

    Arjuna hanya tersenyum mendengar permintaan tersebut tanpa menatap ayahnya secara langsung. Ia memperhatikan sosok pria berkacamata itu cukup melalui spion dalam, yang berada di atas, dekat dengan kaca depan mobil—tepat di tengah-tengah. Dari sorot matanya terlihat jelas jika ayahnya sedang memikirkan sesuatu."Apa yang Ayah pikirkan saat ini?" tanya Arjuna tanpa mengalihkan pandangan dari kaca spion."Kekuatan leak yang tersegel di dalam dirimu, anakku," jawab sang ayah dan kali ini sambil menoleh.Arjuna pun ikut menoleh dan menatap tajam ke ayahnya. Seakan memberikan isyarat agar sosok di depannya itu mau bicara lebih banyak lagi tentang kekuatan leak yang ada di dalam dirinya. Tapi harapannya itu harus terhempas begitu saja. Saat ayahnya turun dari kendaraan. Ketika mobil berhenti tepat di depan sebuah restoran mewah."Maaf, anakku. Ayah ada pertemuan dengan klien siang ini di sini. Jadi, pembicaraan kita yang tadi, nanti kita lanjutkan lagi di

  • LEAK   Bab 12

    Setelah mereka berdua sampai di tujuan. Keduanya segera duduk di meja sisi timur yang berada di ujung bangunan. Dekat dengan tembok yang bercat putih serta jendela besar. Lalu memesan dua porsi mie setan dan es pocong pada seorang pelayan laki-laki yang datang menghampiri."Sekali lagi aku minta maaf padamu, Arjuna. Kare — ""To the poin saja, Gayatri," potong Arjuna tanpa ekspresi di wajah."Baiklah, Arjuna. Aku akan langsung saja," sahut Gayatri sambil menghela napas panjang serta membatin, Kini aku jadi mengerti, alasan kenapa Mahesa selalu kesal kepadanya. Selain karena dia tidak suka basa-basi. Dan selalu memotong ucapan orang lain. Dia juga terkesan sangat angkuh. Dengan seutas senyum kecil sambil menatap kedua mata lawan bicaranya."Apa pendapatmu, Arjuna? Atas kejadian yang menimpa sekolah kita saat ini. Beberapa siswa ditemukan mati dalam keadaan yang menurutku sangat tidak wajar," tanya Gayatri dengan raut muka penuh kese

  • LEAK   Bab 11

    Namun, ketika tangan siswi itu hendak menjamah wajah Arjuna. Tiba-tiba muncul aliran listrik berwarna hitam yang melindungi seluruh tubuh Arjuna. Sehingga membuat ia terkejut dan langsung mengambil langkah mundur."Sial. Apa itu?" pekik siswi itu sambil memegang tangan kanannya yang terkena sengatan listrik."Jangan coba-coba tangan kotormu itu menyentuh wajahku, makhluk rendahan!"Kalimat peringatan itu terdengar lantang dari mulut Arjuna, yang langsung bangkit. Dengan sorot mata yang tajam serta tubuh berselimut aliran listrik berwarma hitam pekat. Warna rambut Arjuna pun tampak berbeda—menjadi putih.Suhu udara juga mengalami perubahan, yang awalnya sejuk kini berubah menjadi lebih panas. Disertai tekanannya yang semakin meningkat. Hingga membuat kadar oksigen menipis."Sial, kekuatan leak macam apa ini? Mampu mempengaruhi udara sekitarnya?" tanya siswi itu sambil kembali berjalan mundur.Dan bersamaan itu, wujud Arjuna sudah beruba

DMCA.com Protection Status