Share

Bab 9

Author: Hazel
"Sialan, ternyata kamu!" Begitu melihat Tirta, Raden langsung memaki. Pada saat yang sama, dia menyadari bahwa Tirta dan Melati berhubungan intim barusan.

"Kak Melati, kamu baik-baik saja?" tanya Tirta sambil memapah Melati dan tidak meladeni Raden.

"Aku nggak apa-apa. Kenapa kamu keluar? Cepat sembunyi di belakangku!" Melati ingin melindungi Tirta supaya dia tidak terluka. Tindakannya ini membuat hati Tirta terasa hangat.

"Melati, kamu jadi gila karena memikirkan pria, ya? Tirta jelas-jelas cacat, bahkan nggak bisa dibilang seorang pria. Kamu malah berselingkuh dengannya? Konyol sekali!" Raden tertawa mengejek sambil melepaskan celananya. "Aku akan menunjukkan kepadamu seperti apa pria sesungguhnya."

"Sudahlah, punyamu paling cuma 3 inci, punya Tirta lebih besar 5 kali lipat. Cepat pakai celanamu kembali, buat malu saja!" ujar Melati yang meludah dengan ekspresi merendahkan.

"Omong kosong! Dia mana mungkin bisa bercinta dengan wanita!" seru Raden dengan wajah merah karena kesal. Dia tidak percaya kemaluan Tirta sebesar itu. Tidak ada pria yang bisa menerima hinaan seperti ini, pasti Melati sengaja membuatnya marah.

"Itu bukan urusanmu. Raden, sebaiknya kamu cepat pergi. Selama ada aku di sini, kamu nggak akan bisa menyentuh Kak Melati!" tegur Tirta.

"Berengsek! Asal kamu tahu, aku memang ingin memberimu pelajaran! Malam ini aku bukan hanya ingin meniduri Melati, tapi juga Ayu! Aku akan melakukannya di hadapanmu!" teriak Raden sembari mengarahkan pecahan botol bir kepada Tirta.

"Raden, matilah kamu!" Mata Tirta sontak memerah karena ucapan Raden itu. Dia pun mengangkat bangku dan hendak melemparkannya kepada Raden.

Raden adalah preman terkenal, berkelahi adalah makanannya sehari-hari. Baginya, bocah amatiran seperti Tirta mudah saja untuk dihabisi.

"Kamu ingin melawanku? Memangnya sanggup? Setelah memberimu pelajaran, aku akan meniduri Melati!" pekik Raden. Dia mencari sudut yang pas, lalu menikamkan pecahan botol itu ke dada Tirta.

"Ah! Tirta!" Melati berteriak ketakutan. Tanpa diduga, muncul sisik warna-warni di tubuh Tirta. Botol itu pun hancur berkeping-keping. Sementara itu, Tirta tidak terluka sedikit pun, hanya bajunya yang koyak sedikit.

Saat berikutnya, Tirta sontak menghantamkan bangku tersebut ke kepala Raden. Raden terhuyung-huyung hingga akhirnya terjatuh dan kepalanya berdarah.

"Sial, kamu nggak terluka? Gimana mungkin?" Raden sulit memercayai kenyataan ini. Dia jelas-jelas berhasil menikam dada Tirta.

"Pergi sana! Biar kuperingatkan, jangan coba-coba mengincar bibiku atau Kak Melati lagi. Kalau nggak, aku akan membunuhmu!" ujar Tirta dengan tegas.

Usai mengatakan itu, Tirta masih merasa tidak puas sehingga menginjak-injak kepala Raden sampai pria itu jatuh pingsan. Melati yang tersadar dari keterkejutannya pun buru-buru menghentikannya.

"Tirta, berhenti. Kamu terluka, 'kan? Biar kuperiksa," ucap Melati yang meneteskan air mata saking paniknya. Dia segera mengangkat baju Tirta untuk memeriksa.

"Aku terluka?" tanya Tirta dengan heran. Dia tidak merasakan sakit apa pun.

"Aku jelas-jelas melihatnya tadi. Eh, kenapa nggak ada apa-apa?" balas Melati. Dia melihat Raden menikamkan pecahan botol bir ke dada Tirta, tetapi malah tidak ada luka apa pun sekarang.

"Kak, kamu salah lihat. Aku sempat menghindarinya tadi," jelas Tirta. Dia tahu bahwa ini adalah efek dari mengonsumsi ular putih itu, jadi segera membuat alasan untuk menenangkan Melati.

"Ya, mungkin aku salah lihat." Melati setuju dengan perkataan Tirta. Jika tidak, mana mungkin Tirta tidak terluka?

"Omong-omong, apa yang harus kita lakukan pada bajingan ini?" tanya Melati sambil menatap Raden yang terkapar tak berdaya. Kemudian, dia meneruskan dengan ekspresi masam, "Dia pasti akan menyebarkan kejadian ini. Aku nggak masalah, tapi kamu masih jomblo. Siapa yang berani menikah denganmu kalau seperti ini?"

"Kak, kamu ...." Tirta merasa terharu karena Melati malah mengkhawatirkan dirinya. Padahal, Melati akan menanggung konsekuensi yang lebih parah jika masalah ini tersebar.

"Nggak apa-apa, Kak. Aku punya cara untuk membuatnya melupakan kejadian malam ini," ujar Tirta.

Tirta berpikir sesaat, lalu teringat pada "Teknik Akupunktur Menghapus Ingatan" yang tercatat dalam buku kuno yang dibacanya tadi. Kebetulan sekali, dia bisa menggunakannya kepada Raden. Teknik ini bisa membuat orang kehilangan ingatan jangka pendek.

"Serius? Syukurlah! Itu artinya, aku bisa mencarimu lagi nanti untuk berhubungan intim!" seru Melati yang kegirangan.

Tirta sungguh tidak berdaya menghadapi wanita ini. Yang ada di pikiran Melati hanya berhubungan intim dengannya. Namun, prioritas utama untuk sekarang adalah membereskan Raden.

Tanpa berbasa-basi, Tirta mengeluarkan jarum perak dari sakunya, lalu menancapkan satu per satu jarum itu ke titik akupunktur yang tertulis dalam buku kuno itu.

Selama proses akupunktur, Tirta benar-benar fokus, bahkan tangannya tidak gemetaran sedikit pun. Baik itu titik akupunktur, tenaga, maupun kedalamannya, semua sesuai dengan yang diajarkan buku kuno itu.

Ini pertama kalinya Tirta mencoba teknik akupunktur ini. Dia kurang yakin dengan kemampuannya, tetapi tidak punya pilihan selain mencoba. Kalau ayah Tirta masih hidup, dia pasti sangat terkejut karena ayahnya tidak sanggup melakukan teknik akupunktur ini.

Lima belas menit telah berlalu. Sesuai instruksi dalam buku kuno, Tirta pelan-pelan mencabut semua jarum peraknya.

"Tirta, kamu yakin bisa berhasil? Dia akan melupakan kejadian malam ini?" tanya Melati. Sejak tadi, dia tidak berani berbicara karena takut mengganggu fokus Tirta.

"Kita akan tahu nanti. Kalau berhasil, Raden pasti akan lupa, asalkan nggak diberi rangsangan besar. Kak, kamu nggak usah ikut. Tunggu saja di rumah. Aku akan segera kembali," ujar Tirta. Kemudian, dia mencoba untuk mengangkat Raden dan ternyata sangat mudah. Dia pun bergegas pergi.

"Hati-hati!" pesan Melati dengan cemas sambil menatap punggung Tirta. Sesudahnya, dia mulai membersihkan bercak darah di rumah supaya tidak ketahuan oleh mertuanya.

Tidak berselang lama, Tirta membawa Raden ke hutan kecil dan menurunkannya di sana. Setelah bersembunyi di balik batu besar, dia melemparkan kerikil kepada Raden untuk membangunkannya.

"Aduh, sakit sekali!" Raden yang kesakitan pun bangkit, lalu memandang ke sekeliling. Tiba-tiba, dia berteriak ketakutan seperti melihat hantu.

"Buset! Bukannya aku dari klinik Tirta? Kenapa langit tiba-tiba sudah gelap dan aku berada di hutan? Apa yang terjadi? Apa ini ulah hantu?"
Comments (9)
goodnovel comment avatar
Iron Mustapa
preman penakut.. ...
goodnovel comment avatar
Csippit Gaming
lanjut lagi aja
goodnovel comment avatar
Kairul Amri
ternyata tirta punya keahlian ilmu pengobatan kuno hingga dengan mudah mengatasi preman kampung
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 10

    Begitu mendengar teriakan histeris Raden, Tirta sontak merasa gembira. Dia tahu bahwa dirinya berhasil! Dia berhasil mempraktikkan teknik akupunktur di buku kuno, bahkan mengatasi masalahnya dengan Melati!Raden benar-benar tidak ingat pada kejadian barusan. Itu artinya, pria ini tidak akan membocorkan apa pun!"Sialan. Aku jadi jengkel kalau membahas Tirta. Cepat atau lambat, aku akan memberinya pelajaran! Aku pasti akan meniduri Ayu!" Raden menggeleng dengan kuat, lalu berdiri dan hendak kembali ke desa."Bajingan ini masih mengincar bibiku! Aku harus menakutinya!" Tirta merasa kesal kembali. Teknik akupunktur ini hanya bisa digunakan sebulan sekali supaya efektif. Kalau tidak, Tirta pasti sudah melakukannya berkali-kali untuk Raden.Namun, sekarang Tirta punya ide bagus untuk membuat Raden berhenti mengincar bibinya. Sambil menekan lehernya, Tirta mengeluarkan suara panjang yang bergema di lembah sehingga terdengar sangat menakutkan. "Ra ... den ...."Kalau bukan Tirta yang mengelua

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 11

    "Um, Kak ...." Ini pertama kalinya Tirta berciuman, bahkan si wanita yang mengambil inisiatif. Itu sebabnya, dia sulit untuk menahan antusiasmenya.Meskipun lidah Melati tidak terlalu lincah, ciuman ini terasa sangat manis, membuat Tirta tidak ingin melepaskannya.Selain itu, tangan Tirta terus meremas payudara Melati. Kali ini, dia akan menjadi pria seutuhnya! Dia pun tidak tahan lagi sehingga membalikkan badan dan menindih Melati."Tirta ... yang pelan sedikit ...." Melati tentu tahu apa yang ingin dilakukan Tirta selanjutnya. Kini, dia benar-benar lemas karena terangsang. Selain merasa cemas, hati Melati juga dipenuhi penantian."Ayo, Tirta. Aku sudah nggak sabar," ujar Melati sambil memeluk Tirta dengan erat. Dia pun tak kuasa mengeluarkan desahan yang sungguh memikat."Ah ... aku akan memperlakukanmu dengan baik mulai hari ini!" pekik Melati. Tirta telah kehilangan kendali. Dia menegakkan tubuhnya, bersiap-siap untuk memulai pertarungan besar. Dia akhirnya bisa merasakan kenikmata

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 12

    "Tirta, turunkan saja aku kalau kamu merasa lelah," ujar Ayu yang merasa tidak tega."Nggak apa-apa, Bi. Aku nggak keberatan kalau harus menggendongmu untuk seumur hidup!" Tirta terkekeh-kekeh.Klinik sudah dekat. Begitu tiba, Tirta langsung menurunkan Ayu ke ranjang karena mengkhawatirkan cederanya."Tunggu sebentar, Bi. Aku ambilkan obat dulu." Sesudah mengatakan itu, Tirta segera pergi ke ruang obat.Begitu Tirta pergi, wajah Ayu sontak menjadi sangat merah. Dia menjulurkan tangan untuk mengelus bokongnya yang sakit. Seharusnya Tirta tidak memiliki maksud lain. Bagaimanapun, pria dan wanita harus menjaga jarak. Ayu berpikir, Tirta sudah dewasa, pasti mulai menginginkan wanita."Tirta memang bukan anak kecil lagi, sudah saatnya aku mencarikannya pasangan," gumam Ayu. Dia mengembuskan napas setelah memikirkan ini. Seluruh Desa Persik tahu bahwa Tirta impoten. Wanita mana yang bersedia menjadi pasangannya?"Sebagai seorang pria, malah nggak ada wanita yang menyukai Tirta. Dia pasti sed

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 13

    "Baiklah." Tirta menghela napas dengan kecewa. Kalau tahu hasil dari pijatannya akan sebagus itu, dia tidak akan memijat Ayu supaya masih bisa merasakan kekenyalan kedua bola itu. Namun, Tirta tidak benar-benar menyesal. Dia juga merasa lega karena melihat Ayu tidak kesakitan lagi.Lagi pula, Ayu sudah setuju akan mengorbankan tubuhnya untuk Tirta berlatih pijat. Begitu teringat akan hal ini, Tirta merasa sangat senang."Kamu pergi ambil uang dulu." Ayu menyuruh Tirta mengambil uang di laci. Setelah mengunci pintu, dia menyuruh Tirta memapahnya ke warung di depan desa."Bi, kamu tunggu di sini. Aku lihat ada masalah apa di sana," ujar Tirta. Di perjalanan, Tirta melihat para penduduk desa berkerumun sambil bergosip. Dia pun menghampiri karena merasa penasaran."Hati-hati," pesan Ayu."Ya, tenang saja." Tirta mengiakan."Kalian sudah dengar belum? Sepertinya Raden melihat hantu semalam. Aku melihatnya pagi ini, dia berteriak seperti orang gila ....""Aku tahu. Kalau nggak salah, istriny

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 14

    "Ibu, jangan buka dulu. Aku baru bangun ... belum pakai baju!" Nabila seperti rusa kecil yang ketakutan. Jantungnya berdetak kencang. Kalau sampai Betari melihatnya seperti ini, dia akan sangat malu.Tanpa sempat mengganti celana dalam, Nabila langsung mencari celana untuk dipakai. Setelah beres, dia menghela napas dan berdeham. "Ibu, kamu sudah boleh masuk."Terdengar suara pintu dibuka, lalu Betari melangkah masuk. Ketika melihat wajah Nabila merah, dia mengernyit sambil bertanya, "Ada apa denganmu? Kenapa wajahmu merah sekali? Kamu mengigau apa tadi?""Aku mimpi buruk," jawab Nabila dengan kepala tertunduk."Mimpi buruk macam apa yang bisa membuatmu mengigau seperti itu?" Betari tetap merasa aneh, tetapi tidak bertanya lagi.Nabila merasa malu hingga kedua tangannya terkepal erat. Dia gugup hingga berkeringat. Kemudian, dia bertanya, "Bu, kenapa kamu mencariku?""Tirta dan bibinya datang membawa barang. Katanya mau berterima kasih padamu. Memangnya apa yang terjadi?" tanya Betari de

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 15

    Namun, hati Tirta bergetar saat melihat bokong bulat Nabila. Pasti seru jika Nabila benar-benar mengompol saat bercinta dengannya.Nabila masih muda, tetapi bokongnya hampir sebesar bokong Ayu. Siapa pun yang melihatnya pasti akan terpana. Apalagi, Nabila hanya memakai celana dalam yang basah sekarang. Kedua pahanya terpampang jelas, membuat Tirta tidak bisa mengalihkan pandangannya."Berengsek kamu, Tirta! Cepat keluar! Aku mau ganti celana!" Nabila buru-buru mengusir Tirta saat melihat pria ini menatapnya dengan mata terbelalak."Kak Nabila, kamu langsung pakai celanamu saja. Lagian, aku sudah melihat semuanya. Nggak perlu ditutup-tutupi lagi." Tirta terkekeh-kekeh."Tirta sialan! Kamu benar-benar nggak tahu malu! Beraninya kamu mengambil keuntungan dariku! Jangan salahkan aku bertindak kejam!" teriak Nabila. Saking murkanya, dia mengangkat kaki untuk menendang kemaluan Tirta."Astaga, benda ini nggak boleh ditendang sembarangan!" Tirta terkesiap hingga bergegas mengelak. Dia baru se

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 16

    Tirta akhirnya turun ke lantai bawah. Ayu sudah menunggunya di depan tangga sejak tadi. Raut wajahnya dipenuhi kecemasan."Bibi, sebaiknya kita cepat pulang." Sambil berkata, Tirta menggandeng tangan Ayu dan hendak membawanya ke luar."Dasar berengsek! Kamu begitu menginginkan wanita?" tegur Ayu sembari mencubit lengan Tirta dengan kesal. Dia sudah mendengar semuanya barusan. Hanya saja, dia kesulitan untuk menaiki tangga sehingga terpaksa menunggu di bawah.Pada saat yang sama, Ayu telah memastikan bahwa Tirta memang sudah dewasa dan sudah bisa bernafsu. Ayu harus segera mengatasi masalah ini atau Tirta akan membuat masalah untuk dirinya sendiri!"Bukan begitu, Bi. Kamu sudah salah dengar, aku nggak melakukan apa-apa kok," sahut Tirta yang bersikap keras kepala. Dia tidak ingin merusak citranya di hadapan Ayu."Jangan dibahas lagi. Aku akan memberimu pelajaran setelah sampai di rumah!" tegur Ayu dengan kesal."Kamu paling menyayangiku, mana mungkin tega memukulku," ujar Tirta sambil t

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 17

    Kemudian, Abbas memberi isyarat mata kepada orang-orang di sekitarnya. Isyarat mata ini hanya bisa dipahami oleh para pria."Ya, ya, kami melihat Tirta ke sana tadi. Kami akan membawamu ke tempatnya kalau mau." Dengan begitu, beberapa orang ini bekerja sama untuk menipu Melati.Mereka juga sangat tergoda dengan tubuh Melati selama ini. Tidak mungkin ada yang tahu kalau mereka menidurinya di tempat sepi begini. Selain itu, mereka merasa Melati tidak akan berani memberi tahu siapa pun tentang hal ini."Oke, aku ikut kalian." Melati lelah hingga kepalanya menjadi agak pusing. Dia hanya ingin segera bertemu Tirta, jadi tidak sempat memedulikan terlalu banyak hal."Kak Abbas, bukannya ini jalur yang dilewati Tirta?" tanya seorang pria bernama Enes dengan suara lirih. Dia meneruskan, "Kita mau melakukan hal penting. Akan gawat kalau ketahuan olehnya.""Ada banyak bahan obat di Gunung Barat. Misi kita bukan hanya meniduri Melati, tapi juga memetik bahan obat. Kalaupun ketahuan, mana mungkin T

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1167

    Tirta berucap, "Semuanya, aku adalah murid dari Sekte Mujarab, Tirta. Mengenai apa yang baru saja terjadi, aku harap kalian nggak merasa cemas. Itu cuma urusan pribadiku dengan Sekte Aswad. Ini nggak ada hubungannya dengan kalian. Kalian anggap saja nggak terjadi apa-apa.""Selain itu, aku sangat tertarik dengan turnamen bela diri yang kalian adakan. Aku ingin ikut serta dan menguji kemampuanku bersama kalian. Jadi, adakah yang ingin bertanding denganku?" tanya Tirta.Begitu Tirta menyatakan identitasnya, suasana di lokasi langsung menjadi gempar."Apa? Orang ini dari Sekte Mujarab?""Tapi ... bukankah Sekte Mujarab sudah menutup diri selama puluhan tahun dan nggak pernah muncul di dunia luar?"Terlihat jelas bahwa nama Sekte Mujarab sangat terkenal di dunia misterius. Semua pesilat kuno yang hadir langsung mengubah ekspresi mereka dan menatap Tirta dengan waspada. Namun, banyak di antara mereka yang tetap meragukan apakah orang ini benar-benar berasal dari Sekte Mujarab."Jangan terla

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1166

    Mendengar kata-kata Kimmy, barulah Azhar menyadari betapa buruknya situasi saat ini. Keshwan sudah tewas. Sementara itu di tempat ini, tujuh murid Sekte Aswad yang sebelumnya bersamanya, kecuali seorang murid perempuan yang masih pingsan, telah meninggalkannya dan melarikan diri. Kini, Azhar hanya seorang diri. Di antara semua orang yang hadir, kemungkinan besar tidak ada satu orang pun yang bersedia membela atau berbicara untuknya.Azhar pun berucap, "Kimmy, aku sudah tahu kesalahanku .... Tolong bantu aku memohon pada Pak Tirta .... Aku mohon, Kimmy. Aku bersumpah, selama Pak Tirta bersedia melepaskanku kali ini, aku nggak akan pernah lagi mengganggu kehidupan kalian!"Azhar yang diliputi ketakutan berlutut di kaki Kimmy. Dia berusaha meraih tangannya untuk memohon belas kasihan. Namun, dia lupa bahwa kedua tangannya sudah dipotong oleh Tirta barusan.Kimmy secara naluriah mundur beberapa langkah untuk menghindari Azhar, lalu dia berjalan mendekati Tirta, menundukkan kepala, dan ber

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1165

    Saat melakukan akupunktur, Tirta mengalirkan energi spiritual melalui jarum perak dan menyalurkan kekuatan ke dalam tubuh Kimmy secara bersamaan.Setelah proses akupunktur selesai, Tirta menekan titik akupresur di antara hidung dan bibir Kimmy beberapa kali. Kemudian, dia mencondongkan tubuhnya ke depan dan melakukan pernapasan buatan.Tiba-tiba, Kimmy terengah-engah, lalu perlahan membuka matanya."Dia hidup kembali .... Kimmy benar-benar hidup kembali!""Sungguh luar biasa!""Dasar mesum. Kalau mau selamatkan ya selamatkan saja, kenapa harus cium Kimmy selama itu? Dasar jahat!"Melihat hal ini, para pesilat dari dunia misterius berseru takjub. Sementara itu, para pesilat kuno wanita yang tidak mengerti konsep pernapasan buatan, semakin benci dan marah melihat Tirta.Di dunia misterius yang masih terpisah dari dunia luar, kehormatan dan kesucian wanita adalah hal yang sangat dijunjung tinggi."Pak Tirta, kamu ... kamu menciumku?"Saat masih dalam belum siuman sepenuhnya, Kimmy sebenar

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1164

    "Kamu mau aku membunuh Pak Tirta ...."Mendengar ucapannya, Kurnia langsung tercengang. Di dalam hatinya, muncul rasa takut yang sulit untuk ditekan. Namun, setelah beberapa saat, dia perlahan menggelengkan kepala dan berkata dengan suara berat, "Azhar, permintaan itu mustahil bagiku. Kamu sudah kehilangan semua energi internalmu, kamu nggak akan bisa bunuh Kimmy.""Pada akhirnya, yang bakalan mati itu kamu. Lepaskan Kimmy, aku berjanji akan mohon sama Pak Tirta untuk mengampunimu ....""Tua bangka, aku nggak lagi negosiasi sama kamu! Aku juga bukan lagi mohon sama kamu! Aku mau kamu bunuh bocah ini!"Azhar tidak menyangka bahwa Kurnia tetap tidak mau menyerang Tirta meski dia telah menggunakan Kimmy sebagai sandera.Dengan amarah yang membara, dia mengerahkan seluruh kekuatannya untuk mencekik Kimmy. Dalam hitungan detik, mata Kimmy berputar ke atas dan hampir kehilangan napas."Kimmy!"Melihat hal ini, Kurnia tidak bisa lagi menahan dirinya. Dengan niat membunuh yang kuat, dia menerj

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1163

    "Ah .... Ayah, Ayah ....""Kamu bunuh ayahku!" Di belakang, Azhar menyaksikan adegan ini dengan mata kepalanya sendiri.Azhar yang merasa terkejut dan marah, ingin segera menerjang ke arah Tirta dan bertarung sampai mati. Namun, dia juga takut bagaimana jika Tirta juga membunuhnya dengan satu tamparan seperti ayahnya?Dengan perasaan tak berdaya dan dipenuhi amarah, dia jatuh berlutut di tanah dan meninju permukaan tanah dengan sekuat tenaga sambil meraung marah!Amarah yang membara hampir membuatnya kehilangan akal.Tiba-tiba, tatapannya tertuju ke arah belakang. Di dalam paviliun, terlihat Kimmy yang sedang berdiri seorang diri ...."Pemuda ini kejam sekali. Apa dia nggak takut ayah Keshwan, si Harun yang sudah lama bersemedi secara tertutup itu akan datang membalas dendam padanya?""Dendam karena anaknya dibunuh itu nggak akan bisa dimaafkan!"Pada saat bersamaan, para pesilat kuno dari dunia misterius yang hadir, merasakan hawa dingin merayap di punggung mereka saat menyaksikan keb

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1162

    "Jangan-jangan, bocah ini sudah tingkat semi abadi .... Semua yang menyerangnya tadi itu adalah tujuh pesilat kuno energi internal tahap sempurna.""Tapi, dia bisa mengalahkan mereka semua semudah itu! Mungkin, memang karena dia sudah tingkat semi abadi, makanya Kurnia jadi sehormat itu sama dia!"Beberapa pesilat kuno dari dunia misterius yang berkerumun menyaksikan pertarungan itu, mulai membuat spekulasi terhadap kemampuan bertarung Tirta."Tapi, dengan usianya saat ini, kalaupun dia sudah mulai berlatih sejak dari orok, tetap saja nggak mungkin bisa mencapai tingkat semi abadi secepat ini!""Pesilat tingkat semi abadi di dunia misterius yang paling muda saja baru menerobos tingkatan di usia 87 tahun!""Kalau dia bukan tingkat semi abadi, gimana caranya dia bisa mengalahkan tujuh pesilat energi internal tahap sempurna semudah itu?""Aku penasaran siapa gurunya yang sanggup mengajarkan murid sehebat ini!"Semua orang semakin merasa penasaran terhadap kemampuan dan identitas Tirta."B

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1161

    Tirta berbicara sambil melangkah santai. Bahkan, melihat tubuh murid wanita yang seksi itu, dia meremasnya dengan kasar di hadapan semua murid Sekte Aswad."Ah .... Dasar cabul! Aku ...."Energi vital murid wanita itu telah terkuras habis oleh Genta yang berada dalam tubuh Tirta. Oleh karena itu, kondisinya memang sudah sangat lemah. Kini, karena perbuatan Tirta, tubuhnya melemah hingga langsung pingsan!"Ckck .... Untung saja montok. Kalau nggak, bokongnya pasti kesakitan!" ucap Tirta sambil menatapi bokong sintal murid wanita yang terjatuh pingsan itu."Keterampilan pemuda ini cekatan sekali, meskipun sepertinya kemampuannya nggak terlalu hebat.""Tapi, dia bisa menggunakan keterampilannya yang gesit itu menghadapi semua murid-murid Sekte Aswad tanpa terkecuali. Bahkan, dia masih sempat menggoda murid wanita dari Sekte Aswad!""Sungguh luar biasa!""Hehe, menurutku, murid Sekte Aswad yang nggak berguna. Bayangkan, tujuh atau delapan orang nggak sanggup mengalahkan seorang pemuda, mal

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1160

    Praktisi ilmu mistis sangat dihormati di Negara Yumai. Kemampuan praktisi ilmu mistis yang paling hebat adalah berkomunikasi dengan alam. Mereka bisa mengendalikan makhluk halus dengan Teknik Elemen yang misterius.Yara lahir di keluarga praktisi ilmu mistis yang berstatus tinggi, yaitu Keluarga Gomies. Sejak kecil, Yara diajarkan sebuah prinsip, Teknik Elemen adalah fondasi praktisi ilmu mistis dan tidak boleh dibocorkan.Biarpun Negara Yumai adalah tempat asal praktisi ilmu mistis, hanya sedikit orang yang berhasil menjadi praktisi ilmu mistis dan menguasai Teknik Elemen.Praktisi ilmu mistis sangat langka. Jadi, saat Yara melihat Tirta mengerahkan Teknik Pengendali Angin, dia sangat terkejut.Orang Negara Yumai di samping Yara berseru sambil memelotot, "Master Yara, jelas-jelas dia itu berasal dari Negara Darsia. Mana mungkin dia menguasai teknik rahasia praktisi ilmu mistis dari Negara Yumai?"Yara membalas, "Nggak mungkin salah. Dia memang mengerahkan Teknik Angin Kilat dari Tekni

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1159

    Namun, Tirta tidak takut. Saat dia hendak bertarung dengan Keshwan, Kurnia bergegas menghampiri Keshwan dan menegur, "Pak Keshwan, kamu harus kalahkan aku dulu sebelum melawan Tirta!"Keshwan memang merasa tidak puas dengan sikap Kurnia sebelumnya. Sekarang Kurnia juga menghalanginya.Amarah Keshwan memuncak, lalu dia memperingatkan Kurnia, "Pak Kurnia, biarpun pencuri ini punya hubungan denganmu, dia sudah melumpuhkan putraku! Hari ini aku harus bunuh dia. Kalau kamu berani menghalangiku lagi, itu berarti kamu bermusuhan denganku!"Keshwan menghindari Kurnia dan lanjut menyerang Tirta. Kurnia berbalik, lalu menghalangi Keshwan lagi. Dia mengingatkan, "Pak Keshwan, kamu nggak sanggup menghadapi Pak Tirta. Dengarkan saranku, sebaiknya kamu jangan buat perhitungan lagi.""Konyol sekali! Orang ini sudah melumpuhkan putraku, masa aku nggak buat perhitungan? Pak Kurnia, jangan kira aku takut padamu!" timpal Keshwan.Keshwan langsung bertarung dengan Kurnia. Dia sudah bertekad untuk membalas

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status