Legenda Galuh Tapa

Legenda Galuh Tapa

last updateLast Updated : 2023-12-05
By:  Riyen KaiserOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
59 ratings. 59 reviews
244Chapters
68.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Untuk Melindungi Pedang Lintang Kuning, seluruh Desa Luang Nyawa berkorban jiwa raga agar pusaka yang ditempa dari desa itu, tidak jatuh ke tangan pendekar aliran sesat. Galuh Tapa merupakan pemuda terakhir yang berhasil hidup, dan menyelamatkan pedang Lintang Kuning, bertekad untuk menuntut balas atas kematian seluruh warga desa, dan sahabatnya Aji Bakas.

View More

Chapter 1

Kehancuran Desa Luang Nyawa

Desa Luang Nyawa begitu aman dalam beberapa tahun terakhir, tapi hari ini desa itu menjadi lautan darah. Terjadi pertarungan besar di desa itu yang melibatkan beberapa pendekar hebat.

Entah sudah berapa banyak rumah terbakar karena pertarungan mereka? atau berapa banyak warga yang terkena imbas dari pertarungan tersebut.

Kehancuran desa itu, merupakan buah dari keterlibatan mereka menyembunyikan seorang pendekar yang memegang pedang Lintang Kuning, yaitu pendekar Aji Bakas.

Galuh Tapa, seorang pemuda yang merupakan sahabat karib Aji Bakas, lahir dan besar di Desa tersebut, melakukan perlawan terhadap Pendekar Aliran Sesat dari perguruan Naga Hitam yang dimpimpin oleh Gambir Rimba. Walaupun saat ini, ilmu kanuragan yang dimilikinya tidak sehebat Aji Bakas.

"Serahkan Pedang Lintang Kuning itu!" salah satu dari aliran hitam mengancam, "Atau kau akan mati!"

Aji Bakas kini berwajah pucat, sesekali dia menatap wajah Galuh Tapa yang berdiri tepat di depannya. Tampaknya Galuh Tapa memberi isyarat kepada lawan agar melewati nyawanya terlebih dahulu sebelum mengambil pedang Lintang Kuning dari tangan sahabatnya.

"Masalah ini tidak ada urusannya denganmu, Galuh Tapa," ucap Gambir Rimba, "kenapa kau dan penduduk desa Luang Nyawa melindungi Aji Bakas?"

Gambir Rimba berniat merebut pedang Lintang Kuning dari tangan Aji Bakas, tapi dihalangi oleh Galuh Tapa dan penduduk desa yang mengtahui rahasia dari pedang tersebut.

Ya, seorang empu hebat pernah hidup di desa Luang Nyawa, dan menciptakan dua pedang sakti mandraguna, yang salah satunya kini berada di tangan Aji Bakas.

Menilik sejarah panjang pedang tersebut, yang pernah digunakan  untuk melindungi desa, kini malah menjadi petaka bagi Desa Luang nyawa.

Pertarungan antara Gambir Rimba dan anak buahnya melawan Galuh Tapa dan Aji Bakas telah berlangsung setengah hari lamanya, dan kini dua pemuda itu mulai kehabisan tenaga dalam.

Mereka terpojok ke arah jurang 

dalam yang menglilingi Desa Luang Nyawa.

Meskipun jelas Galuh Tapa tidak memiliki hubungan apapun dengan pedang Lintang Kuning, tapi dia tidak bisa membiarkan para aliran hitam menguasai pedang tersebut. 

Lebih lagi ketika pedang itu berada di tangan sahabatnya, Aji Bakas.

"Galuh tapa," ucap Aji Bakas suaranya terdengar serak dan dalam, sesakali dari mulutnya keluar darah merah karena luka dalam, "Pergilah dari sini, seperti yang mereka bilang, kau tidak ada hubungannya dengan diriku, atau pula dengan Pedang Lintang Kuning."

Mendengar peringatan temannya, Galuh Tapa malah tertawa kecil, "Bodoh, apa kau pikir aku akan pergi begitu saja, melihat temannku dibunuh di depan mata?"

"Kau tidak berubah, keras kepala seperti biasanya," timbal Aji Bakas.

"Apapaun yang terjadi, jangan menyarah!" ucap Galuh Tapa. "Pedang Lintang Kuning akan jadi mala petaka jika jatuh di tangan aliran sesat, jika harus berkorban nyawa, maka aku siap melakukannya."

Mendengar tekad kuat Galuh Tapa, Aji Bakas hanya tersenyum pahit. Entah kenapa kali ini dia teringat masa silam ketika  mereka masih berumur belasan tahun.

Dahulu, Galuh Tapa hanyalah anak malang tanpa orang tua. Acap kali pemuda itu dihina dan dicaci maki oleh teman-temannya.

Meskipun Aji Bakas acap kali menghajar Galuh Tapa hingga terluka, pada akhrinya Galuh Tapa tetap memaafkan Aji Bakas.

Tanpa orang tua, rupanya membuat hati Galuh Tapa terasa hampa. Dia merindukan pertemanan seperti anak-anak yang lain. Untuk mendapatkan hal itu, Galuh Tapa bahkan relah mendapat caci maki dari teman-temannya, ataupun perlaukan buruk Aji Bakas.

Namun, pada akhirnya mereka berdua menjadi teman baik.

Jika hari ini Aliran Hitam akan merenggut Aji Bakas dari dunia ini, maka jelas Galuh Tapa adalah orang pertama yang akan menentangnya. Dia tidak ingin kehilangan teman dekat. Tidak ingin!

"Ini peringatan terkahir," ucap Gambir Rimba, "Menyingkirlah dari hadapanku, Galuh Tapa!"

"Bahkan dalam mimipimu sekalipun, aku tidak akan pergi!" jawab Galuh Tapa.

Gambir Rimba mungkin dapat menghadapi Aji Bakas meskipun pemuda itu memiliki pedang pusaka Lintang Kuning, tapi Galuh Tapa dengan Ajian Rentak Bumi benar-benar merepotkan dirinya.

Setiap kali Gambir Rimba hampir membunuh Aji Bakas, Galuh Tapa menghalanginya dengan Ajian Rentak Bumi. Ini benar-benar membuat pria itu kesal.

"Kalau itu maumu, aku akan membunuh kalian berdua!" gambir Rimba berteriak keras, kemudian mengerahkan beberapa muridnya untuk menyerang Galuh Tapa dan Aji Bakas.

Pertempuran sengit terjadi lagi. 

Beberapa kali serangan lawan hampir dapat membunuh Aji Bakas tapi lagi-lagi dihalau oleh Galuh Tapa.

Sesekali pedang Lintang Kuning diayunkan, mengirim serangan yang begitu kuat ke arah lawan-lawannya.

Beberapa orang mati dalam seketika oleh pedang tersebut, tapi musuh berjumlah cukup banyak.

Menggunakan pedang Lintang Kuning dalam waktu yang cukup lama ternyata menguras tenaga dalam Aji Bakas. Sekarang, tebasan pedang itu tidak sekuat tebasan sebelumnya.

Ketika dua sahabat dekat itu masih bekemelut dengan lawan-lawannya, Gambir Rimba menemukan celah untuk menyerang.

Seberkas cahaya hitam kemerahan menderu menerobos udara kering, dan mendarat tepat di tengah tubuh Aji Bakas.

Pemuda itu tepental beberapa jauhnya, hampir saja jatuh ke dalam jurang.

Darah segar sekali lagi keluar dari mulut Aji Bakas, dan dadanya terlihat melepuh seperti terbakar.

Galuh Tapa bergegas menolong temannya, tapi tidak berhasil. 

Beberapa murid Gambir Rimba menyerang Galuh Tapa tanpa hanti.

Setelah melihat tubuh Aji bakas yang sudah terbujur kaku dan tak bernyawa, Galuh Tapa mengabil pedang Lintang Kuning.

Amarah Galuh Tapa memuncak. Serangan Galuh Tapa tak henti-henti menyerang anak murid Gambir Rimba.

Dia mengeluarkan ajian rentak bumi, musuhpun berhamburan seperti dedaunan yang telah kering.

Akan tetapi jumlah Anak murid Gambir Rimba terlalu banyak hingga tenaga yang dikeluarkan Galuh tapa mulai melemah.

Pertikaian terus berlanjut serangan yang dilakukan Anak murid Gambir Rimba mulai membuat Galuh tapa kualahan, serangan  musuh  mengenai tubuh Galuh Tapa, pukulan yang keras mengenai perut dan wajahnya, hingga Galuh Tapa terpental.

Galuh Tapa masih tetap berusaha bangun lagi dalam kondisi yang terluka, Galuh Tapa terkepung oleh anak murid Gambir Rimba yang menunjukan ekspresi bringas.

Serangan musuh mulai menghantam lagi, Galuh Tapa mengeluarkan lagi ajian Rentak bumi,musuhpun  terpental namun ajian yang dikeluarkan tidak sempurna, dan juga tidak sekuat sebelumnya.

Gambir Rimba murka melihat anak muridnya yang banyak mati, melompat dan mengeluarkan sebuah tendangan yang begitu keras tepat ke tubuh Galuh Tapa.

Galuh Tapa terpental, dan memuntahkan darah segar dari mulutnya.

"Serahkan pedang itu! "ucap Gambir Rimba dengan nada keras

"Tidak akan pernah kuserahkan pedang ini!", jawab Galuh tapa dengan teguh. "Setelah kami mengorbankan nyawa dan raga, kau pikir aku akan menyerahkan pedang ini begitu saja?"

Gambir Rimba tidak terima dengan perkataan yang dilontarkan Galuh Tapa, dia menyerang dengan sebuah pukulan  tepat ke arah wajah disusul dengan tendangan yang begitu keras secara bertubi -tubi, sehingga membuat Galuh Tapa terpental ke dalam sebuah  jurang yang begitu dalam.

Anak murid Gambir Rimba menelisi jurang mencari Galuh Tapa,namun mereka tidak menemukannya.

Gambir Rimba sangat kesal dengan anak -anak muridnya, karena tidak menemukan keberadaan Galuh Tapa.

Keinginan Gambir Rimba memiliki pedang lintang kuning yang begitu besar untuk menguasai dunia persilatan, tampaknya akan pupus dengan lenyapnya pedang lintang kuning bersama dengan Galuh Tapa.

Galuh Tapa terseret arus  sungai yang begitu deras, hingga Gambir Rimba dan anak- anak muridnya sulit menemukan.

"Cari pemuda itu, temukan dirinya!" perintah Gambir Rimba kepada anak muridnya.

Semua murid bekerja keras untuk menemukan Galuh Tapa, hingga menyusuri bagian hilir sungai, tapi apalah daya hendak dikata, Galuh Tapa bak ditelan bumi. Dia tidak ditemukan di manapun.

"Maaf Guru, kami sudah melakukan yang terbaik ...," salah satu murid sedang melapor kepada Gambir Rimba, dan terlihat ragu dengan ucapannya.

Hal ini dikarenakan Gambir Rimba biasanya akan menghajar murid-muridnya ketika suasana hatinya sedang buruk. Dan benar saja!

"Bodoh! cari dirinya sampai dapat, jangan kembali sebelum pedang itu ada di tanganku!"

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
98%(58)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
2%(1)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
59 ratings · 59 reviews
Write a review
user avatar
Zaid Zaza
Izin promosi Thor. Silahkan mampir di novel. "ROH KAISAR LEGENDARIS"
2023-10-01 11:50:55
1
user avatar
Zhu Phi
Ijin promote thor ... Pendekar Naga Biru S2 : Iblis Naga Biru. Mampir ya ... Terima kasih
2023-09-25 17:36:22
1
user avatar
Kaiser
maaf semuanya, karena selama ini saya belum bisa melanjutkan cerita Galuh Tapa. Tapi sebentar lagi, saya akan segera melanjutkan kembali novel ini, hingga tamat. Terimakasih atas dukungan para teman-teman.
2023-09-10 19:50:05
6
user avatar
PN Mepuger Ratu
sayangnya gak selesai ceitanya...
2023-09-06 01:17:08
0
user avatar
JWT Kingdom
Semangat ya Kakak. Sukses selalu. Ijin share untuk semuanya, ayo mampir ke karyaku "The Story of Jawata: Pusaka Ajaib". Terimakasih ...
2023-06-21 03:32:46
1
user avatar
CahyaGumilar79
Salam dari Sang Pendekar Lembah Naga, sukses selalu kak
2023-06-09 19:27:23
1
user avatar
Hanz Vena
Kakak, mampir juga ya di cerita aku, Kaisar Naga Api, Terima Kasih.
2023-06-07 02:54:31
1
user avatar
Martimbul siregar
Mampir juga di pedang Penguasa kegelapan ya sahabat
2023-05-23 10:21:06
0
user avatar
Kocheng Oyen
Mampir juga di "Pembalasan Sang Dewa Iblis Asura" Update setiap hari
2023-05-04 07:26:40
1
user avatar
JWT Kingdom
Semangat berkarya Galuh Tapa. Ijinkan numpang promo The Story of Jawata. Terimakasih ...
2023-04-17 00:59:49
4
user avatar
wahyu aja
saya suka ceritanya. entar saya bantu promo
2023-03-24 06:11:54
4
user avatar
Karni
ceritanya bagus,namun sekarang ini susah di baca di karenakan bab geratis tidak bisa di buka
2023-03-22 21:29:14
3
user avatar
ACANKUN
Permisi galuh tapa, izin promosi disini Jangan lupa berkunjung ke lapak saya Legenda Kitab Surgawi
2023-03-18 10:54:34
2
user avatar
Amy Sity
mampir diceritaku "gulai daun singkong untuk mertua"
2023-03-17 21:04:50
1
user avatar
Aldho Alfina
Permisi, Numpang neduh thor "Penguasa Dewa Naga" Seorang sampah yang ternyata memiliki identitas luar biasa di belakangnya. bulan ini gas 3 bab/hari
2023-03-03 03:22:28
2
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
244 Chapters
Kehancuran Desa Luang Nyawa
Desa Luang Nyawa begitu aman dalam beberapa tahun terakhir, tapi hari ini desa itu menjadi lautan darah. Terjadi pertarungan besar di desa itu yang melibatkan beberapa pendekar hebat.Entah sudah berapa banyak rumah terbakar karena pertarungan mereka? atau berapa banyak warga yang terkena imbas dari pertarungan tersebut.Kehancuran desa itu, merupakan buah dari keterlibatan mereka menyembunyikan seorang pendekar yang memegang pedang Lintang Kuning, yaitu pendekar Aji Bakas.Galuh Tapa, seorang pemuda yang merupakan sahabat karib Aji Bakas, lahir dan besar di Desa tersebut, melakukan perlawan terhadap Pendekar Aliran Sesat dari perguruan Naga Hitam yang dimpimpin oleh Gambir Rimba. Walaupun saat ini, ilmu kanuragan yang dimilikinya tidak sehebat Aji Bakas."Serahkan Pedang Lintang Kuning itu!" salah satu dari aliran hitam mengancam, "Atau kau akan mati!"Aji Bakas kini berwajah pucat, sesekali dia menatap wajah Galuh Tapa yang berdiri tepat di depanny
last updateLast Updated : 2022-01-13
Read more
Jenazah Yang Kembali Hidup
Beberapa hari telah berlalu.Di tepi muara sungai yang tenang, terlihat seorang pria muda sedang mencari ikan dengan menggunakan pancing.Sudah dari pagi hari tidak ada satu ikanpun yang menyambar umpannya, membuat pemuda itu mulai kesal.Namun tak lama kemudian, matanya menangkap sosok tubuh di tepian muara dalam ke adaan terlungkup tak bergerak."Apa itu mayat?" gumam pemuda itu. Segera dia melepaskan pancingnya, berlari ke arah -yang dikiranya mayat-, lalu memeriksa denyut nadi di tangan kanan."Pemuda ini masih hidup," gumam dirinya.Dia segera memanggil orang untuk membantunya membawa tubuh malang itu pulang ke gubuk yang terletak tidak jauh dari muara ini.Pemuda yang dimaksud tidak lain adalah Galuh Tapa. Ditangannya masih ada pedang Lintang Kuning yang dicengkram begitu kuat, meski kondisi tubuhnya sudah tidak sadarkan diri, atau dipenuhi oleh banyak luka yang parah.Pemuda penolong dikenal dengan nama Arya
last updateLast Updated : 2022-01-13
Read more
Tekad Galuh Tapa
Setelah beberapa hari kemudian Galuh Tapa berpamitan meninggalkan rumah Arya."Kau sudah banyak membantuku, Arya. Namun saat ini aku belum dapat membalas budi baikmu-""Jangan pikirkan hal itu," potong Arya seraya tersenyum kecil. "Pergilah temui Ki Santa, jika suatu hari nanti ada sebuah kesempatan, datanglah ke sini lagi.""Pasti," jawab Galuh Tapa, "Aku sudah menganggapmu sebagai saudaraku, meskipun kita baru saja saling mengenal.""Pergilah saudaraku!' ucap Arya lagi, seraya memeluk tubuh Galuh Tapa dan menepuk pundaknya beberapa kali. "Capailah apa yang menjadi tujuanmu, dan berjuanglah!"Pada akhirnya Galuh Tapa melangkahkan kaki meninggalkan rumah pemuda yang telah menolongnya.Di dalam hati pemuda itu, bertekad akan kembali lagi ke desa ini untuk membalas  budi baik Arya yang telah menyelamatkan hidupnya.Seorang lelaki harus memiliki prinsip yang kuat, dan prinsip hidup Galuh Tapa adalah balas budi.Dengan bermoda
last updateLast Updated : 2022-01-13
Read more
Ujian Tahap Awal
Ki Santa masih tersenyum tipis melihat tindakan yang dilakukan oleh Galuh Tapa, dia ingin melihat apakah pemuda itu sanggup menarik pedang di batang lehernya sendiri.Namun, rupanya Galuh Tapa tidak main-main dengan ucpannya, tangannya mulai menarik pedang itu, hingga setetes darah telah keluar dari luka yang dia buat.Ketika Galuh Tapa menutup mata, dan ingin membuktikan kepada Ki Santa bahwa tekadnya begitu kuat, pria tua itu segera menghentikan tangan Galuh Tapa."Cukup, hentikan!" ucap Ki Santa, "Kau sudah menunjukan kebulatan tekad, memang benar aku menginginkan kehidupanmu, tapi bukan nyawamu."Galuh Tapa menatap Ki Santa dengan penuh makna, ada banyak pertanyaan di benaknya, yang tidak dapat diungkapkan satu persatu."Menyerahkan hidupmu padaku, bukan berarti kau harus mati, anak muda," ucap Galuh Tapa. "Tapi pemaknaan yang lebih dalam, aku ingin membuat dirimu tunduk pada aturanku, tunduk pada semua perintah dan nasehat yang akan kuajarkan
last updateLast Updated : 2022-01-13
Read more
lembah Putih
Galuh Tapa melanjutkan latihan selanjutnya. Dengan keyakinan keras pemuda ini berlatih ''Kamu harus berlatih didalam sungai yang ada dilering bukit ini,''ucap Ki Santa. ''Baik Eyang Guru, aku akan berlatih.''jawab Galuh Tapa dengan semangat. Setelah itu Galuh Tapa menuju sungai itu,dengan rasa semangat dia menuruni lereng bukit. Pemuda ini melihat air yang begitu deras dengan warna air yang kebiru- biruaan. ''Gumam Galuh Tapa, apakah aku mampu masuk kedalam air yang begitu deras, yang nampak begitu dalam. Pemuda ini penuh keraguan yang begitu mendalam. Namun Galuh Tapa tetap masuk kedalam air itu ,lalu berenang beberapa depa kedalam air, pemuda ini tersiret terbawa arus sungai yang deras. Tubuhnya terhanyut oleh deras nya air sungai. Setelah pemuda ini sampai di tepi sungai, dia berdiri lalu keluar dari sungai. Dengan wajah nampak begitu pucat dan tubuhnya menggigil kedinginan. ''Galuh,anak muridku carilah sungai yang air nya yang agak tenang ,nanti jika kamu berha
last updateLast Updated : 2022-05-09
Read more
Tekat Galuh Tapa
Didalam lamunan Galuh Tapa teringat akan temannya yang telah telah meninggal oleh pendekar aliran hitam.Dia bertekad untuk membalaskan dendam Aji Bakas dan penduduk desa Luang Nyawa yang telah dibantai oleh sekte Naga Hintam.Kemudian Galuh Tapa mencoba mengeluarkan ajian yang dimilikinya. Ajian Rentak Bumi dikeluarkan Galuh Tapa , ajiannya terarah kepada batang besar yang dihadapan matanya.Ajian Rentak Bumi menghantam bantang lalu tebakar,walaupan ajian yang dimiliki belum memasuki level tinggi.Ki Santa melihat ajian yang dipakai anak muridnya sembari dia sangat terkejut, karna ajian Rentak Bumi hanya Ki Santa dan Ki Ulung yang memiliki ajian itu."kenapa kamu bisamemiliki ajian Rentak Bumi? "tanya Sang Guru kepada GaluhTapa. Ajian Rentak Bumi diberikan Eyang Guru,yang bernama Ki Ulung."jawab Galuh Tapa dengan lirih.Setelah mendengar jawaban seoarang murid, Ki Santa merasa senang sembari tersenyum tipis dari bibirnya. Ki Santa menceritakan bahwa Ki Ulung adalah adek sepeg
last updateLast Updated : 2022-05-09
Read more
Memecahkan Misteri
Setelah satu tahun berlalu, beberapa orang penduduk desa mendatangi tempat Ki Santa berdiam, dengan napas terhela-hela diantara mereka menceritakan, bahwa didesa tempat mereka tinggal terjadi wabah yang megerikan. Membuat penduduk jatuh sakit, karna air sungai yang mereka minum bayak membuat penduduk terkena wabah. Seiring waktu menjelang mlam, mereka bermalam di gubuk reot itu, entah apa yang membuat mereka datang menemui tempat Ki Santa, mereka meminta tolong, untuk mendatangi penduduk desa lalu mengobatinya. Ki Santa dan Galuh Tapa mendengar akan hal itu, mereka akan mengobati penduduk desa Kerinjing, bahkan akan mencari tahu sebab datangnya wabah di kampung itu. Keesokan hari mereka turun dari bukit tengkorak, Galuh Tapa dan Ki Santa memakai ilmu meringankan tubuh, mereka semua saling memegang tangan sembari terbang melayang, tidak memakan waktu lama mereka akan sampai di desa Kerinjing. Setelah sampai didesa itu Galuh Tapa dan Ki Santa terkejut melehat prahara yang me
last updateLast Updated : 2022-05-10
Read more
Jiwa Pedang Pusaka
Setelah beberapa tahun berlalu Galuh Tapa terus berlatih untuk meningkatkan kemampuannya, dengan rajin pemuda ini selalu berlatih walaupun tanpa ada paksaan dari seorang guru. Bagaikan sebuah pohon besar, semakin tinggi tentu semakin deras angin menerpa, keinginan dan hasrat seorang pendekar harus memiliki jiwa kesatria, agar kelak mampu melawan aliran hitam yang bertindak sewenang-wenang. "Galuh, kenapa kamu tidak berlatih memaikan pedang Lintang Kuning, ku lihat kamu hanya memandang dan tidak mau mencabut pedang itu dari sarungnya.''ucap Ki Santa. "Jika melihat pedang ini aku teringat akan temanku,dan pendang ini belum bisa kukuasai, karna belum terpikir olehku untuk mempelajari pendang ini."jawab Galuh Tapa. "Kalau kamu tidak mempelajari pedang itu, kapan kamu akan mengusai pedang itu,bukankah pendang ini jadi incaran aliran hitam."ucap Ki Santa sembari memberi masukan. Galuh tapa hanya menganggukkan kepalah dan memikirkan perkataan gurunya itu memang ada benarnya.
last updateLast Updated : 2022-05-12
Read more
Malapetaka Di desa Langur
Di pagi hari yang cerah sinar matahari mulai membentang.Galuh Tapa melanjutkan latihan, sebelelum latihan pemuda ini seketika melakukan pemanasan untuk menghangatkan suhu tubuh. Kali ini Galuh Tapa mengeluarkan pedang dari sarungnya, nampak terpancar cahaya keemasan dari pedang Lintang Kuning. Galuh Tapa mulai memainkan pedang pusaka Lintang Kuning, pemuda ini memakai ilmu meringankan tubuh, dia melompat diatas dedaunan dan turun kebawa menghunuskan pedang itu ketanah, lalu terbang melayang diatas pohon besar dan dengan sedikit mengibaskan pedang kedaun-daun yang ada dipohon itu, daunpun jatuh bertaburan ditanah. Setelah beberapa menit memaikan pedang pusaka Lintang Kuning,Galuh Tapa mulai merasakan hisapan energi pedang itu, seketika pemuda ini teringat ucapan seorang guru,dan dia tidak mau lagi memaksakan diri untuk mengusai pedang itu.Jadi pemuda itu langsung memasukan pedang pusaka Lintang Kuning kedalam sarungnya.Galuh Tapa menghentikan latihan sejenak dan menemui Sa
last updateLast Updated : 2022-05-13
Read more
Mendapat Sahabat Baru
Setelah menyelesaikan masalah didesa Langur, Galuh Tapa meninggalkan desa itu, kini dia melanjutkan perjalanannya.Didalam perjalanannya Galuh Tapa tidak memakai ilmu yang dimilikinya, pemudah ini hanya berjalan kaki untuk menuju kerajaan Fasma Lebar.Namun sebelum sampai kekerajan itu, Galuh Tapa harus melalui beberpa desa, dari kejauhan sudah nampak suatu desa kecil, dia langsung mengarah berjalan kedesa yang telah terlehat.Ketika hendak sampai kedesa ,Galuh Tapa dihadang oleh seorang yang berkulit hitam yang berbadan kekar dengan raut wajah yang nampak garang."Mau kemana kisanak, pria ini sembari memegang pinggang. "ucap pria itu dengan nada membentak. "Aku hanya ingin pergi kedesa itu."ucap Galuh tapa dengan lirih.Pria berbadan kekar itu, maju mendekati Galuh Tapa dengan melinggangkan tangan, seakan-akan ingin memperlihatkan kegagahannya.Sementara itu Galuh Tapa tetap tenang, pria kekar itu seraya melhat pedang Lintang Kuning yang disandang anak muda itu." Pedangmu sang
last updateLast Updated : 2022-05-13
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status