Tabib Jenius

Tabib Jenius

last updateLast Updated : 2025-04-14
By:  sainalOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
7Chapters
17views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Di balik gunung-gunung berkabut Nusantara, Ardin Siregar hidup dalam ketenangan bersama gurunya di sebuah padepokan kuno. Ia dikenal sebagai pemuda nyentrik dengan kemampuan pengobatan luar biasa, ahli dalam ramuan herbal, akupunktur, dan pengendalian Qi. Namun, Ardin bukan pemuda biasa—ia adalah reinkarnasi dari seorang tokoh legendaris dunia kultivasi, yang kekuatannya tertidur menanti bangkit. Atas perintah gurunya, Ardin turun gunung menuju kota besar untuk menemui tunangannya yang telah ditetapkan sejak lama—Saraswati Marga, CEO muda dari Marga Corporation, perusahaan besar yang berdiri di pusat Jakarta. Namun, tidak ada seorang pun yang tahu tentang pertunangan itu, kecuali kakek Saraswati dan guru Ardin.

View More

Chapter 1

Bab 1 Langkah Pertama Sang Tabib

Kabut tipis menggulung pelan di lereng Gunung Bahal Batu, menari di antara pohon-pohon damar tinggi dan batu-batu purba yang diselimuti lumut. Di sebuah bangunan tua beratap ijuk, berdiri seorang pemuda berbaju abu-abu bersih, dengan mata jernih bagaikan danau tenang dan senyum lembut di wajahnya. Dialah Ardin Siregar, murid utama dari tabib legendaris yang dikenal dengan nama Guru Sakti dari Langit Selatan.

Di usianya yang baru menginjak dua puluh tahun, Ardin telah menguasai berbagai teknik pengobatan langka, mulai dari akupunktur spiritual, hingga meramu obat-obatan yang hanya bisa dipetik saat cahaya bulan menyentuh embun pertama. Namun, hari itu bukan hari untuk belajar. Hari itu adalah hari perpisahan.

“Ardin, waktunya kau meninggalkan gunung ini,” ucap sang guru, seorang pria tua dengan rambut putih panjang dan sorot mata tajam bagaikan elang. “Dunia luar lebih luas dari bayanganmu. Tapi kali ini, tujuanmu bukan sekadar menolong orang sakit. Kau harus pergi ke Kota Jakarta dan menemui tunanganmu.”

Ardin terdiam. “Tunangan…? Guru, saya belum pernah mendengar soal ini.”

Sang guru tersenyum samar. “Pertunangan ini diatur olehku dan sahabat lamaku, kakek dari seorang gadis keturunan bangsawan. Kau belum mengenalnya, dan dia pun belum tahu siapa kau. Tapi perjanjian ini suci. Dia telah tumbuh menjadi wanita kuat CEO dari perusahaan raksasa di kota. Namanya… Saraswati Marga.”

Nama itu terasa asing di telinga Ardin, namun juga membangkitkan rasa penasaran.

“Guru, mengapa saya? Bukankah dia hidup di dunia yang berbeda dengan saya?” tanyanya, ragu-ragu.

“Karena hanya kau yang pantas untuknya. Dan karena dunia ini mulai berguncang. Kau harus turun gunung. Takdirmu menunggumu di kota.”

Tanpa banyak bicara lagi, Ardin membungkuk hormat dan mengambil tas kain kecil berisi ramuan serta gulungan sutra kuno. Ia mengenakan jubah sederhana, membawa tongkat kayu ulin sebagai penyangga, lalu melangkah turun dari gunung yang telah menjadi rumahnya selama sepuluh tahun.

Perjalanan menuju kota tidak semudah yang dibayangkannya.

Di tengah perjalanan menyeberangi Hutan Lasuai, ia bertemu dengan beberapa binatang buas tingkat rendah, tentu saja dengan kekuatannya saat ini itu tidak menjadi ancaman baginya. Ketika sampai di kaki gunung Hutan Lasuai, ia mendengar suara teriakan terdengar dari balik semak-semak.

“Lepaskan aku! Dasar bandit!”

Ardin segera melompat ke balik semak-semak dan mendapati tiga pria bertubuh kekar mencoba menarik seorang gadis muda. Ia mengenakan kemeja putih yang kini kusut, wajahnya bersimbah keringat namun sorot matanya tetap tajam.

Tanpa ragu, Ardin maju.

“Cukup,” ucapnya tenang.

Para bandit menoleh dan tertawa. “Anak desa mau jadi pahlawan? Minggat sebelum kau ikut kuhajar!”

Tapi sebelum mereka sempat menyerang, Ardin mengayunkan tongkatnya satu kali. Udara berdesir tajam. Tongkat kayu itu menghantam dada salah satu bandit, melemparkannya dua meter ke belakang. Yang lain mencoba menyerang dari samping, namun gerakan Ardin terlalu cepat dia memutar tubuhnya dan menusukkan dua jari ke titik akupuntur di bahu lawan.

Sekejap saja, bandit itu jatuh ke tanah, lumpuh.

Bandit terakhir gemetar dan kabur tanpa menoleh lagi.

Gadis yang diselamatkan itu menatap Ardin dengan mata terbelalak. “Kamu… siapa sebenarnya?”

“Pemuda tampan,” jawab Ardin sambil tersenyum. “Dan tampaknya kau butuh pertolongan. Sepertinya kamu terkena racun ular.”

Ia berlutut, membuka kotak kecil dari tas kainnya, lalu menempelkan ramuan hijau ke kaki sang gadis, setelah itu ia memasukkan jarum akupunktur, kurang dari 5 menit cairan hitam mulai mengalir keluar jarum akupunktur dan si gadis pun terkejut saat rasa sakitnya menghilang dalam waktu kurang dari satu menit.

“Selesai….”

Gadis itu masih memandangnya dengan curiga namun terkesan. “Namaku… Naya. Terima kasih,.”

Ia tidak menyebutkan bahwa dia adalah sekretaris pribadi dari CEO muda paling berpengaruh di Kota Jakarta.

Mendengar gadis itu menyebutkan namanya, Ardin cuma tersenyum dan berbalik pergi tanpa berkata apa-apa.

Setelah melewati beberapa desa, Ardin akhirnya tiba di kota. Dunia modern menyambutnya dengan bangunan tinggi, kendaraan berseliweran, dan suara bising yang jauh dari damai gunung. Ia mengenakan baju sederhana dan membawa tas kain usang, membuatnya tampak seperti pengembara biasa di mata orang kota.

Namun di matanya, ia melihat lebih dari sekadar beton dan logam. Ia melihat aliran energi mengalir di bawah tanah, roh-roh halus yang terjebak di tiang-tiang lampu, dan Qi yang kacau dari manusia yang tak lagi seimbang dengan alam.

Ia berjalan menuju gedung tinggi bertuliskan ‘Marga Corporation’, sesuai petunjuk yang diberikan gurunya. Saat hendak masuk, ia dihentikan oleh satpam.

“Maaf, ini bukan tempat untuk pengemis.”

Ardin hanya tersenyum dan mengangguk sopan. “Aku kemari untuk bertemu dengan Nyonya Saraswati. Katakan padanya, tunangannya sudah tiba.”

Satpam itu tertawa keras. “Apa?! Hei, pergi sebelum aku panggil polisi!”

Namun di lantai tertinggi gedung itu, seorang lelaki tua yang duduk di ruang meditasi membuka matanya perlahan. Ia tersenyum.

“Dia telah tiba…”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
7 Chapters
Bab 1 Langkah Pertama Sang Tabib
Kabut tipis menggulung pelan di lereng Gunung Bahal Batu, menari di antara pohon-pohon damar tinggi dan batu-batu purba yang diselimuti lumut. Di sebuah bangunan tua beratap ijuk, berdiri seorang pemuda berbaju abu-abu bersih, dengan mata jernih bagaikan danau tenang dan senyum lembut di wajahnya. Dialah Ardin Siregar, murid utama dari tabib legendaris yang dikenal dengan nama Guru Sakti dari Langit Selatan. Di usianya yang baru menginjak dua puluh tahun, Ardin telah menguasai berbagai teknik pengobatan langka, mulai dari akupunktur spiritual, hingga meramu obat-obatan yang hanya bisa dipetik saat cahaya bulan menyentuh embun pertama. Namun, hari itu bukan hari untuk belajar. Hari itu adalah hari perpisahan. “Ardin, waktunya kau meninggalkan gunung ini,” ucap sang guru, seorang pria tua dengan rambut putih panjang dan sorot mata tajam bagaikan elang. “Dunia luar lebih luas dari bayanganmu. Tapi kali ini, tujuanmu bukan sekadar menolong orang sakit. Kau harus pergi ke Kota Jakart
last updateLast Updated : 2025-04-14
Read more
Bab 2 Tunagan sang CEO
Gedung Marga Corporation menjulang gagah di tengah hiruk pikuk Kota jakarta. Dinding kacanya berkilau di bawah cahaya matahari pagi, memantulkan bayangan langit yang biru cerah dan awan bergulung pelan. Di lantai 33 ruang rapat utama suasana sedang panas dan tegang. Puluhan pria dan wanita berpakaian formal duduk mengelilingi meja kaca panjang. Di ujung meja, duduk seorang wanita muda dengan aura memikat dan dingin. Dialah Saraswati Marga, CEO termuda dalam sejarah perusahaan keluarganya. Usianya baru dua puluh tiga tahun, namun kepemimpinannya telah mengguncang banyak pesaing dan membuat para petinggi perusahaan tua merasa terancam. Wajahnya bagaikan ukiran dewi dari zaman kuno. Kulitnya bening seputih susu, matanya hitam tajam seperti kilatan pedang, dan rambut panjang hitamnya digelung rapi, menyisakan beberapa helai yang jatuh anggun di pipi. Hidungnya mancung, bibirnya tipis dengan lekukan tegas. Ia mengenakan setelan formal warna biru gelap yang menonjolkan kesan elegan namun
last updateLast Updated : 2025-04-14
Read more
Bab 3 Menyembuhkan Ayah Mertua
Di dalam ruang rawat VIP Rumah Sakit Marga Husada, suasana terasa hening. Dinding ruangan putih bersih, aroma antiseptik menyeruak, dan mesin-mesin pemantau detak jantung berbunyi pelan, seperti irama waktu yang terus berdetak. Tuan Suryo Marga, ayah Saraswati, terbaring lemah. Wajahnya pucat, kulitnya mulai menguning, dan nafasnya tersengal seolah paru-parunya menolak bekerja. Dokter-dokter terbaik dari Jakarta, bahkan Singapura, telah memeriksanya. Namun tak satu pun bisa menjelaskan penyebab pasti dari sakitnya. Saraswati berdiri di sisi ranjang, memandang ayahnya dengan wajah keras namun mata sembab. Ia sangat mencintai ayahnya satu-satunya orang yang selalu mempercayai kemampuannya memimpin perusahaan di tengah kerasnya dunia korporat. Di sudut ruangan, berdiri Ardin Siregar. Jubah kelabunya tampak lusuh di antara pakaian formal para dokter dan perawat. Ia berjalan santai, meletakkan tas kain di meja, dan mulai mengeluarkan botol kecil berisi cairan hijau, serbuk hitam, dan al
last updateLast Updated : 2025-04-14
Read more
Bab 4 Tinggal dirumah sarah
Rumah keluarga Marga bukan rumah biasa. Bangunan tiga lantai bergaya kolonial Belanda ini berdiri anggun di tengah taman tropis yang terawat rapi. Dindingnya dicat putih gading, pilar-pilarnya tinggi menjulang, dan lampu gantung kristal menghiasi ruang utama. Di tempat inilah para pewaris keluarga Marga dibesarkan tempat yang penuh aturan, etiket, dan keheningan. Namun, pagi itu… semua berubah. “NONA SARASWATI!!” teriak salah satu pembantu panik. Saraswati yang sedang sarapan dengan kalem di meja makan, dikejutkan oleh suara gaduh. Tak lama kemudian, seorang pemuda bertelanjang dada, mengenakan celana kain dan rambut berantakan, berlari melewati ruang makan sambil membawa ember. “Ada katak di kolam belakang! Tapi yang ini aneh, Qi-nya seperti melilit. Mungkin ini jenis katak spiritual!” seru Ardin riang, tanpa sadar bahwa ia baru saja mengganggu ketenangan rumah para bangsawan. “ARDIN!! APA KAU BISA BERSIKAP NORMAL SEDIKIT SAJA?!” “Normal? Bukannya semua orang harus bangun subuh
last updateLast Updated : 2025-04-14
Read more
Bab 5 memasuki perusahaan
Langit Jakarta tertutup awan kelabu ketika Ardin Siregar menginjakkan kaki untuk pertama kalinya ke kantor pusat Marga Corporation, gedung pencakar langit berlantai emat puluh yang menjulang angkuh di jantung ibu kota. Mengenakan kemeja putih yang sedikit kebesaran dan celana kain yang tak seirama warnanya, Ardin berdiri canggung di lobi mewah. Seorang satpam menatapnya curiga, namun begitu melihat kartu akses khusus dengan segel emas yang diberikan langsung oleh Kakek Marga, ia langsung membungkuk hormat. “Silakan naik, Tuan Ardin.” Ardin mengangguk ringan, lalu naik ke lantai dua puluh delapan, lantai khusus manajemen utama. “APA? KAU MEMAKSAKU MENERIMA DIA SEBAGAI ASISTEN PRIBADI?!” Saraswati mengeraskan suaranya di ruang rapat pribadi. Kakeknya hanya menyeruput teh dengan tenang di sudut ruangan. “Dia sudah disetujui oleh dewan direksi. Dan… dia tunanganmu. Setidaknya, beri dia kesempatan. Atau kau takut kalah saing?” “Dengan dia? Pemuda nyentrik yang bahkan tak tahu cara
last updateLast Updated : 2025-04-14
Read more
Bab 6 Cemburu
Satu jam kemudian ketika mobil hitam sederhana berhenti di depan rumah keluarga Marga. Sebuah rumah besar bergaya kolonial modern berdiri megah di balik pagar besi hitam. Ardin turun lebih dulu, lalu membuka pintu untuk Naya. Gadis itu tampak ragu untuk keluar. “Kenapa?” tanya Ardin, menatapnya dengan bingung. “Aku… merasa tak enak. Ini rumah keluarga Marga. Aku hanya sekretaris,” jawab Naya pelan, menunduk. Ardin tertawa kecil. “Santai saja. Aku juga cuma asisten pribadi, dan lebih sering bikin onar.” Saat keduanya berjalan menuju gerbang, suara langkah kaki terdengar dari arah taman samping rumah. Sesosok wanita dengan rambut terikat rapi dan gaun santai berwarna putih muncul di balik taman. Saraswati Marga. Cahaya lampu taman menyinari wajahnya yang menawan namun datar. Matanya langsung tertuju pada Ardin… lalu pada Naya yang berdiri di sampingnya. Hening. Naya spontan memberi hormat, canggung. “Selamat malam, Nona Saraswati…” Saraswati tak menjawab. Pandangannya tajam, namu
last updateLast Updated : 2025-04-14
Read more
Bab 7 konferensi pers
Gedung Marga Corporation hari itu dipenuhi wartawan dari berbagai media nasional. Karpet merah dibentangkan, spanduk besar bertuliskan “Konferensi Pers Marga Corporation Keajaiban Medis dan Masa Depan Pengobatan Modern” terpampang di atas panggung. Di dalam aula konferensi, puluhan kamera telah terpasang. Mikrofon disiapkan, dan para jurnalis memegang catatan, siap mencatat setiap kalimat yang terlontar. Di tengah keramaian itu, Ardin Siregar duduk dengan santai mengenakan kemeja putih yang sedikit kusut, celana kain sederhana, dan sandal gunung yang masih menempel di kakinya. Para wartawan memandang heran ini kah sosok yang menyembuhkan direktur utama Marga Corporation dengan hanya beberapa jarum? Di sisi Ardin, duduk Saraswati Marga dalam balutan jas putih elegan, wajahnya tegas namun anggun. Di barisan belakang, Paman Darsa, adik dari ayah Saraswati, duduk bersama putranya Leonardo. Mereka tampak tenang, namun sesekali saling berbisik dengan ekspresi waspada. Acara dimulai. S
last updateLast Updated : 2025-04-14
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status