Vania tidak pernah menduga, jika sahabat baik yang selama ini selalu dia tolong disaat susah, tiba-tiba merebut suami yang dicintainya. Irma, berulang kali mendekati suami sahabatnya itu, karena cemburu melihat kehidupan mewah yang didapatkan Vania setelah menikah dengan Candra. Candra yang terus digoda pun akhirnya berhubungan dengan sahabat istrinya itu, dan menikah diam-diam tanpa sepengetahuan Vania. Hal itu membuat hati Vania hancur, saat dia tahu kalau sahabat dan suaminya berselingkuh, bahkan sudah menikah dibelakangnya. Seperti apa kisah selengkapnya? Lanjut baca novelnya yuk!
Lihat lebih banyakVania masih terlihat memperhatikan hal yang dilakukan suami dan sahabatnya itu. Dia pun dengan cepat menghampiri mereka seraya pasang wajah kesal dan marahnya. "Ada apa ini? Apa yang sedang kalian lakukan? Kenapa kalian diam-diam bertemu di belakangku? Ada apa?" tanya Vania dengan ekspresi marahnya. Saat itu terlihat wajah Candra kaget. Dia benar-benar tidak pintar mengelak, dan mencari alasan untuk menghadapi hal semacam ini. Bagaimana dia harus beralasan di depan sang istri perihal hubungannya dengan Irma? Tentu saja dia tidak ingin Vania tahu tentang hubungan terlarang antara dia dan Irma. "Kamu kok di sini, Vania? Ngapain?" tanya Irma yang membuat Vania makin meradang mendengar kata-katanya. "Ngapain? Pertanyaan macam apa itu? Aku datang ke kantor suamiku adalah hal yang wajar karena aku istrinya. Sementara kamu, kamu sahabatku, tapi kamu datang ke kantor suamiku di belakangku. Kamu bertemu berduaan dengan suamiku, dan berbincang dekat seperti ini. Tidak bolehkah aku tahu, apa
Irma tersenyum senang. Tidak mengira impiannya bisa tidur dengan suami Vania bisa benar-benar terwujud tadi malam. Tubuh gagah dan kuat Candra benar-benar menggagahi tubuhnya. Rasanya Irma terlena dengan hebatnya pria tampan itu saat bergulat di atas ranjang tadi malam. Irma memakai pakaiannya, dan berjalan keluar dari kamar hotel itu. Dia diminta Candra untuk meminum obat pencegah kehamilan, tapi hal yang diminta Candra lakukan tak dilakukan oleh Irma karena kehamilan memang hal yang dia tunggu untuk menjerat Candra agar bisa memiliki hubungan lebih dalam, dengannya. Di sisi lain, terlihat Vania bangun tidur dalam keadaan linglung. Dia menatap di samping tempat tidur, dan mendapati suaminya sudah tidak ada di sana. Dengan cepat Vania bangun untuk mencari keberadaan suaminya. Dia pun berkeliling rumah, namun tak menemukan keberadaan suaminya itu. "Kemana perginya mas Candra pagi-pagi begini?" batin Vania bingung. Saat sedang mencari keberadaan Candra, tiba-tiba ponsel Vania berder
Irma membalas pelukan Vania. Dia memperlihatkan wajah meremehkan di balik punggung Vania saat itu."Ya, bagiku, kamu juga sudah seperti saudara kandungku sendiri. Terima kasih sudah jadi teman baikku selama ini," ucap Irma sambil terus memasang wajah licik sambil memeluk tubuh sahabatnya itu.Vania selalu berusaha untuk menjadi sahabat baik yang bisa membantu Irma sebisa yang dia mampu. Tapi di sisi lain, Irma justru berusaha sekuat tenaga menghancurkan sahabatnya hanya karena rasa iri, dan dengki pada kehidupan Vania yang jauh lebih baik dari kehidupannya.Sejak saat itu, Irma sering bolak-balik ke rumah Vania. Dia sengaja datang dan pergi ke rumah itu untuk mengecek kapan Candra, suami Vania pulang dari perjalanan bisnisnya.Hingga seminggu berlalu, saat Irma sedang main di rumah Vania, mobil mewah Candra datang, dan berhenti tepat di halaman rumah mewah itu. Candra berjalan kelua
Candra terlihat kebingungan sendiri, apa sebenarnya yang ingin dilakukan pada Irma? Jelas-jelas dia punya Vania, istri yang nyaris sempurna dan sangat mencintainya. Bisa-bisanya dia malah cemburu melihat Irma jual diri, dan berniat ingin menafkahinya. Hal itu benar-benar membuat Candra tak habis pikir pada dirinya sendiri. Sesaat Candra masih diam dengan pertanyaan yang ditanyakan Irma padanya saat itu. Apakah sungguh dia ingin Irma jadi simpanannya? Rasanya Candra tidak bisa berpikir saat itu, dan memilih untuk meninggalkan Irma dengan cek yang dia berikan pada gadis itu. "Tunggu!" teriak Irma lagi sambil memeluk tubuh Candra dari belakang. Tentu saja Irma tidak menyia-nyiakan kesempatan baik ini. Kapan lagi dia bisa dapat uang banyak dari seorang pria, bahkan pria itu menjanjikan akan menafkahinya seumur hidup. Walaupun tahu Candra suami sahabatnya, Irma yang buta akan uang dan harta, memilih menutup mata dan mencari cara untuk membuat suami sahabatnya itu terikat padanya. "Mas
Setelah selesai berpakaian lengkap, Candra pun keluar dari kamar menuju arah ruang tamu. Asisten pribadinya sudah menunggu di sana dengan wajah tampak gelisah. Mungkin dia takut mereka ketinggalan pesawat untuk dinas ke luar kota. Candra pun menatap Vania, dan mencium kening istrinya sebelum dia berangkat. Anak-anak mereka sudah pergi dengan sopir ke sekolah mereka, jadi suasana rumah akan sepi saat Candra berangkat saat itu. Melihat wajah cantik Vania, rasanya berat hati Candra meninggalkan istrinya sendirian di rumah seperti ini. "Aku akan cepat pulang kalau pekerjaanku sudah selesai. Ingat hal yang aku katakan, kamu gak boleh bergaul terlalu dekat dengan Irma. Paham?" ucap Candra sambil mengusap lembut wajah Vania."Memangnya kenapa sih dengan Irma, Mas? Kenapa sepertinya kamu memusuhi Irma sekali?" tanya Vania terlihat keberatan dengan pesan yang Candra katakan padanya itu. "Pokonya nurut aja ya!" ucap Candra yang disambut anggukan kepala dari Vania. Alih-alih minta Vania menja
Candra terkejut dengan kedatangan seorang wanita cantik di rumahnya itu. Padahal jelas-jelas selama ini, setelah dia menikah dengan Vania, dia tidak pernah merasakan lagi getaran cinta selain saat bersama istrinya. Tapi bisa-bisanya di pertemuan pertamanya dengan wanita ini, hati Candra dibuat bergetar dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Candra tahu ini salah. Dia sadar kalau seharusnya tidak ada perasaan semacam ini setelah dia menikah dan punya anak dari Vania. Vania istri yang baik, Candra pun sangat mencintai dia. Tapi di sisi lain, Candra juga seorang pria. Dia kaya, dia punya segalanya, dan dia juga ingin merasakan cinta lain yang mungkin bisa lebih memuaskan hasratnya.Pikiran Candra masih melayang, menatap gadis cantik yang menanyakan tentang istrinya itu. Siapa yang mengira jika wanita cantik yang membuat Candra jatuh cinta pandangan pertama adalah Irma, sahabat istrinya yang selama ini memanfaatkan uang Vania. "Kalau Irma suka uang, bukankah mudah untuk membuat dia ter
Vania terlihat diam, tak berani mengelak pada apa yang dikatakan suaminya itu. Tidak ada yang salah dengan apa yang dikatakan Candra, selama ini Vania dekat dengan Irma, tapi tidak pernah sekalipun wanita itu bersikap seperti seorang teman. Dia datang hanya saat butuh. Dia selalu meminta bantuan pada Vania, dan selalu berakhir membuat Vania mengeluarkan uang yang tak sedikit untuk wanita itu. Sudah lama Candra geram. Setiap kali ditanya darimana, Vania mengatakan pergi dengan Irma. Awalnya Candra tidak terlalu perduli, tapi saat Vania beberapa kali bercerita jika Irma berulang kali diusir dari kontrakan karena nunggak, tentu saja Candra marah. Lagi-lagi istrinya lah yang harus membayar uang kontrakan temannya yang nunggak beberapa bulan. Masih muda tapi suka dikasihani, mirip pengemis, itulah bayangan Candra tentang wanita yang jadi teman baik istrinya itu. "Pokonya lain kali kalau dia pinjam uang, atau dia nunggak bayar kontrakan, kamu gak boleh kasih pinjam dia uang lagi. Dia itu
Saat masuk ke dalam mobil, Kanaya dan Tania terlihat antusias menatap teman ibunya yang ada di dalam mobil. "Tante Irma!" teriak keduanya dengan wajah senang.Irma saat itu hanya membalas balik senyum kecil dari bibirnya, saat melihat dua anak kecil yang ada tepat di kursi belakang mobil itu. "Anak-anak menyebalkan ini lagi! Kenapa aku harus mengiyakan Vania untuk membawa anak-anak berisik ini jalan-jalan bersamaku? Bikin tambah sakit kepala saja dibuatnya!" batin Irma yang terlihat tersenyum, tapi hatinya menolak keras kehadiran dua bocah perempuan di hadapannya itu. "Kalian duduk yang benar. Pakai sabuk pengaman ya! Hari ini mama dan Tante Irma mau ajak kalian jalan-jalan ke taman hiburan. Bagaimana? Kalian senang tidak mau jalan-jalan dengan Tante Irma?" tanya Vania dengan senyum penuh semangat. "Senang!" teriak kedua anak itu serentak. Akhirnya mobil yang dikendarai Vania pun mulai berjalan menuju arah taman hiburan. Tentu saja anak-anak Vania terlihat senang, dan antusias me
Setelah hari itu, Candra kembali sibuk dengan pekerjaan kantornya. Dia terkadang pulang larut malam, bahkan Vania tidak menyadari kapan dia pulang kerja saat itu. Biasanya Vania melihat Candra di pagi hari sedang tidur memeluknya erat. Terlihat wajah lelah dan letih sang suami, bekerja mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya."Bagaimana bisa aku tidak jatuh cinta dan merasa luluh melihat ketulusannya padaku juga keluarga kecil kami ini. Dia berjuang sekuat tenaga untuk membahagiakan aku dan memberikan yang terbaik untuk rumah tangga kami," batin Vania terharu. "Mau kemana? Masih pagi! Tidur lagi saja!" bisik Candra saat istrinya berusaha bangun dari tempat tidur."Aku mau buat sarapan dan bangunkan anak-anak untuk sekolah," balas Vania dengan suara pelan. "Kita punya pembantu. Hal seperti itu, biarkan mereka saja yang kerjakan. Tugas kamu peluk aku, temani aku bobo," bisik manja Candra yang semakin mempererat pelukannya di tubuh Vania.Vania tak berkutik. Memang bena
"Irma! Kamu kalau gak bisa bayar kontrakan, mending kamu keluar dari rumah ini. Emang kamu pikir bisa tinggal di rumahku gratis? Aku sewakan rumah, bukan buka panti sosial yang bisa kamu tinggali secara gratis. Keluargaku juga butuh uang! Keluar dari rumah ini sekarang!" teriak pemilik rumah kontrakan yang ditinggali gadis bernama Irma itu. Saat itu Vania, sahabat Irma yang kebetulan berada di rumah kontrakan itu terlihat kaget. Ini pertama kalinya dia bertamu ke rumah Irma, teman kuliahnya, yang cukup dekat dengannya itu. Dia tidak mengira jika kehidupannya setelah menikah akan sangat buruk, sampai-sampai Irma harus berkali-kali mengalami diusir dari rumah kontrakannya itu. Irma pernah bercerita pada Vania, kalau suaminya sudah hampir tiga tahun ini tidak pulang, dan tidak pernah memberi dia nafkah. Itulah yang membuat Irma harus cari uang sendiri untuk membiayai hidupnya, dan juga membayar sewa kontrakan. Selama ini Irma bekerja serabutan. Dia tidak kuliah sampai tuntas, karena m...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen