Share

Bab 3

Penulis: Risma123
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-24 15:16:10

Setelah hari itu, Candra kembali sibuk dengan pekerjaan kantornya. Dia terkadang pulang larut malam, bahkan Vania tidak menyadari kapan dia pulang kerja saat itu. Biasanya Vania melihat Candra di pagi hari sedang tidur memeluknya erat. Terlihat wajah lelah dan letih sang suami, bekerja mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

"Bagaimana bisa aku tidak jatuh cinta dan merasa luluh melihat ketulusannya padaku juga keluarga kecil kami ini. Dia berjuang sekuat tenaga untuk membahagiakan aku dan memberikan yang terbaik untuk rumah tangga kami," batin Vania terharu. 

"Mau kemana? Masih pagi! Tidur lagi saja!" bisik Candra saat istrinya berusaha bangun dari tempat tidur.

"Aku mau buat sarapan dan bangunkan anak-anak untuk sekolah," balas Vania dengan suara pelan. 

"Kita punya pembantu. Hal seperti itu, biarkan mereka saja yang kerjakan. Tugas kamu peluk aku, temani aku bobo," bisik manja Candra yang semakin mempererat pelukannya di tubuh Vania.

Vania tak berkutik. Memang benar selama mereka menikah, Candra mempekerjakan dua pembantu rumah tangga di rumah itu. Tentu alasannya hanya satu, tidak ingin sang istri kelelahan mengurus rumah, dan hanya mau memanjakan Vania saja setelah menikah. Alhasil Vania jenuh di rumah, karena hampir semua pekerjaan dikerjakan pembantu. Dia juga ingin seperti istri-istri yang lain, yang bisa melayani suami juga anak-anaknya. Tapi Candra terlalu menyayanginya, dia tidak pernah membiarkan Vania mengerjakan pekerjaan rumah dan lebih banyak menawan sang istri di kamar untuk melayani kebutuhan birahinya. 

"Karena kamu begitu bersemangat untuk buat sarapan dan mengurus anak-anak, bagaimana kalau olahraga pagi dulu sebelum mengerjakan itu semua. Aku ingin lihat, masih energik kah istriku setelah berolahraga denganku pagi ini," bisik Candra yang membuat Vania tak melawan saat dia menciumi bibirnya dengan penuh gairah. 

Ini bukan pertama kalinya saat Vania ingin bangun membuat sarapan, dan berakhir di ranjang bersama suami tercintanya itu. Vania tidak bisa membayangkan seperti apa kuatnya nafsu suaminya setiap hari padanya, dan tidak melepaskan dia sebelum sang suami benar-benar puas. Alih-alih ingin membuat sarapan untuk keluarga, kini Vania berakhir terkapar di ranjang setelah cukup lama melayani kebutuhan birahi suaminya itu. 

Candra terlihat tersenyum puas melihat sang istri terkulai lemah. Dia menutupi tubuh Vania dengan selimut, lalu mengecup singkat bibir sang istri sebelum akhirnya masuk kamar mandi untuk bersiap ke kantor. 

Vania menoleh, menatap suaminya keluar dari kamar mandi. Niatnya ingin bantu Candra menyiapkan pakaian kantornya, dan membantu dia berpakaian. Tapi boro-boro mau bantu, saat Vania menggerakkan tubuhnya, dia merasa sakit sekujur tubuhnya sakit semua. Akhirnya dia mengurungkan niatnya untuk bangun dan hanya memperhatikan Candra yang terlihat kegirangan melihat kondisi lemah Vania saat itu. 

"Sayang, kamu kenapa? Tidakkah kamu mau bantu aku berpakaian?" bisik Candra menggoda. 

"Huh!" 

Hanya itu keluhan yang keluar dari bibir Vania mendengar kata-kata Candra yang menyindir. Kalau bukan karena dia, tentu Vania tidak akan berakhir seperti ini. Tapi bisa-bisanya dia malah berpikir untuk menyindir Vania dengan senyum puas di bibirnya. 

"Apakah aku keterlaluan menindasmu di ranjang tadi? Apakah kamu lelah? Sayang, maafkan aku. Aku terlalu menyukai tubuhmu sampai aku kehilangan kendali. Tidurlah sebentar lagi! Jangan urus urusan lain lagi! Anak-anak ada pembantu dan sopir yang antar ke sekolah. Istirahatlah!" ucap Candra sambil kembali mencium bibir Vania sebelum akhirnya keluar dari kamar. 

Candra kembali ke kamar. Dia membawa sarapan pagi untuk sang istri. Dua roti panggang dengan selai coklat dan segelas susu hangat. Dia duduk di sisi ranjang dan menuntun Vania untuk duduk. Berlahan dia menyuapi Vania makan sambil sesekali mengusap lembut pipi sang istri penuh kasih sayang. 

"Makan yang banyak! Bukankah kamu sudah capek melayaniku tadi, sekarang giliran aku yang melayanimu," ucap Candra sambil terus menyuapi roti ke mulut Vania. 

"Mas, kamu berangkat kerja saja. Tidak usah urus aku lagi. Aku bisa makan sendiri. Kalau kamu terus menemani aku seperti ini, aku takut kamu telat ke kantor," balas Vania khawatir. 

"Tidak usah mengkhawatirkan aku. Jarang-jarang aku punya waktu memanjakan istriku seperti ini kan? Vania, aku cinta kamu. Aku tidak ingin jauh darimu. Tidak bisakah kamu ikut aku ke kantor agar aku bisa melihatmu setiap hari tanpa harus berpisah seperti ini?" 

"Mana boleh! Kalau aku ikut ke kantor, yang ada kamu tidak fokus kerja. Kalau kamu rindu aku, cepat selesaikan pekerjaan kantormu, lalu pulang lah! Aku akan tunggu kamu dengan anak-anak di rumah."

"Baiklah. Tunggu aku kembali dari kantor ya, sayang!" ucap Candra sambil mencium lembut kening sang istri sebelum akhirnya meninggalkan kamar untuk pergi bekerja. 

Siang harinya, Vania dikagetkan dengan kedatangan Irma ke rumahnya. Dia menangis tersedu-sedu sambil memeluk tubuh Vania di pintu masuk. Vania tentu saja kebingungan dengan hal yang terjadi. Dia meminta Irma masuk ke rumah dan menceritakan hal yang terjadi padanya saat itu. 

"Ada apa, Ir? Kenapa kamu nangis?" tanya Vania khawatir. 

"Aku, aku dipecat dari pekerjaanku. Aku dituduh selingkuh dengan pemilik rumah makan tempat aku bekerja. Vania, padahal tempat itu adalah satu-satunya tempat aku mencari nafkah. Kalau seperti ini, bagaimana caraku melanjutkan hidup. Aku bingung sekali," ucapnya dengan wajah sedih yang membuat Vania iba. 

"Jangan menangis! Aku tahu kamu sedih karena kehilangan pekerjaanmu. Tapi percayalah, akan ada pekerjaan yang jauh lebih baik untukmu nanti. Kamu jangan sedih lagi! Bagaimana kalau temani aku jemput anak-anak ke sekolah? Kita bisa jalan-jalan dengan mereka ke taman hiburan. Mau?"

"Ya. Sepertinya yang aku butuhkan saat ini memang hiburan. Terima kasih Vania. Kalau tidak ada kamu, aku tidak tahu harus apa saat ini. Terima kasih sudah menjadi sahabat baikku," ucap Irma sambil memeluk tubuh Vania. 

Vania pun mengganti baju dan bersiap untuk pergi menjemput anak-anak sekalian jalan-jalan setelahnya. Tapi Vania dibuat terkejut saat melihat Irma berdiri di samping sofa ruang tamu sambil menatap ke arah foto pernikahan dia dan suaminya.

"Ada apa ini? Kenapa tatapan mata Irma terlihat begitu tertarik melihat suamiku?" batin Vania bingung. 

Saat itu Vania tidak menggubris kecurigaannya. Mungkin saja Candra hanya mirip dengan seseorang yang Irma kenal. Atau mungkin karena baru pertama kali Irma lihat foto suaminya setelah sekian lama mereka berteman. Tapi dia tidak bisa memungkiri, cara Irma menatap foto suaminya membuat dia sedikit cemburu dibuatnya. 

"Ehm... Irma, sudah selesai. Ayo kita berangkat!" ucap Vania yang segera membangunkan Irma dari lamunannya. 

"Oh, Vania. Ayo, ayo kita berangkat!" ucap Irma sambil tersenyum dan berjalan beriringan keluar rumah untuk menjemput kedua putri Vania di sekolahnya. 

Vania membawa mobil sendiri menuju arah sekolah anak-anak. Terlihat kedua anak Vania sudah menunggunya di depan pintu gerbang sekolah mereka dengan dengan senyum di bibirnya. Saat melihat mobil Vania berhenti di depan gerbang sekolah, mereka pun langsung mendekat sambil berteriak memanggil Vania.

"Mama... Mama..."

Hal itu membuat Vania langsung membuka pintu mobil dan memeluk erat tubuh kedua anaknya itu. Dia membawa mereka masuk ke dalam mobil yang tadi sedang dia kendarai. 

Bab terkait

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 4

    Saat masuk ke dalam mobil, Kanaya dan Tania terlihat antusias menatap teman ibunya yang ada di dalam mobil. "Tante Irma!" teriak keduanya dengan wajah senang.Irma saat itu hanya membalas balik senyum kecil dari bibirnya, saat melihat dua anak kecil yang ada tepat di kursi belakang mobil itu. "Anak-anak menyebalkan ini lagi! Kenapa aku harus mengiyakan Vania untuk membawa anak-anak berisik ini jalan-jalan bersamaku? Bikin tambah sakit kepala saja dibuatnya!" batin Irma yang terlihat tersenyum, tapi hatinya menolak keras kehadiran dua bocah perempuan di hadapannya itu. "Kalian duduk yang benar. Pakai sabuk pengaman ya! Hari ini mama dan Tante Irma mau ajak kalian jalan-jalan ke taman hiburan. Bagaimana? Kalian senang tidak mau jalan-jalan dengan Tante Irma?" tanya Vania dengan senyum penuh semangat. "Senang!" teriak kedua anak itu serentak. Akhirnya mobil yang dikendarai Vania pun mulai berjalan menuju arah taman hiburan. Tentu saja anak-anak Vania terlihat senang, dan antusias me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Istri Kedua Suamiku    Bab 5

    Vania terlihat diam, tak berani mengelak pada apa yang dikatakan suaminya itu. Tidak ada yang salah dengan apa yang dikatakan Candra, selama ini Vania dekat dengan Irma, tapi tidak pernah sekalipun wanita itu bersikap seperti seorang teman. Dia datang hanya saat butuh. Dia selalu meminta bantuan pada Vania, dan selalu berakhir membuat Vania mengeluarkan uang yang tak sedikit untuk wanita itu. Sudah lama Candra geram. Setiap kali ditanya darimana, Vania mengatakan pergi dengan Irma. Awalnya Candra tidak terlalu perduli, tapi saat Vania beberapa kali bercerita jika Irma berulang kali diusir dari kontrakan karena nunggak, tentu saja Candra marah. Lagi-lagi istrinya lah yang harus membayar uang kontrakan temannya yang nunggak beberapa bulan. Masih muda tapi suka dikasihani, mirip pengemis, itulah bayangan Candra tentang wanita yang jadi teman baik istrinya itu. "Pokonya lain kali kalau dia pinjam uang, atau dia nunggak bayar kontrakan, kamu gak boleh kasih pinjam dia uang lagi. Dia itu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Istri Kedua Suamiku    Bab 6

    Candra terkejut dengan kedatangan seorang wanita cantik di rumahnya itu. Padahal jelas-jelas selama ini, setelah dia menikah dengan Vania, dia tidak pernah merasakan lagi getaran cinta selain saat bersama istrinya. Tapi bisa-bisanya di pertemuan pertamanya dengan wanita ini, hati Candra dibuat bergetar dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Candra tahu ini salah. Dia sadar kalau seharusnya tidak ada perasaan semacam ini setelah dia menikah dan punya anak dari Vania. Vania istri yang baik, Candra pun sangat mencintai dia. Tapi di sisi lain, Candra juga seorang pria. Dia kaya, dia punya segalanya, dan dia juga ingin merasakan cinta lain yang mungkin bisa lebih memuaskan hasratnya.Pikiran Candra masih melayang, menatap gadis cantik yang menanyakan tentang istrinya itu. Siapa yang mengira jika wanita cantik yang membuat Candra jatuh cinta pandangan pertama adalah Irma, sahabat istrinya yang selama ini memanfaatkan uang Vania. "Kalau Irma suka uang, bukankah mudah untuk membuat dia ter

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • Istri Kedua Suamiku    Bab 7

    Setelah selesai berpakaian lengkap, Candra pun keluar dari kamar menuju arah ruang tamu. Asisten pribadinya sudah menunggu di sana dengan wajah tampak gelisah. Mungkin dia takut mereka ketinggalan pesawat untuk dinas ke luar kota. Candra pun menatap Vania, dan mencium kening istrinya sebelum dia berangkat. Anak-anak mereka sudah pergi dengan sopir ke sekolah mereka, jadi suasana rumah akan sepi saat Candra berangkat saat itu. Melihat wajah cantik Vania, rasanya berat hati Candra meninggalkan istrinya sendirian di rumah seperti ini. "Aku akan cepat pulang kalau pekerjaanku sudah selesai. Ingat hal yang aku katakan, kamu gak boleh bergaul terlalu dekat dengan Irma. Paham?" ucap Candra sambil mengusap lembut wajah Vania."Memangnya kenapa sih dengan Irma, Mas? Kenapa sepertinya kamu memusuhi Irma sekali?" tanya Vania terlihat keberatan dengan pesan yang Candra katakan padanya itu. "Pokonya nurut aja ya!" ucap Candra yang disambut anggukan kepala dari Vania. Alih-alih minta Vania menja

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • Istri Kedua Suamiku    Bab 8

    Candra terlihat kebingungan sendiri, apa sebenarnya yang ingin dilakukan pada Irma? Jelas-jelas dia punya Vania, istri yang nyaris sempurna dan sangat mencintainya. Bisa-bisanya dia malah cemburu melihat Irma jual diri, dan berniat ingin menafkahinya. Hal itu benar-benar membuat Candra tak habis pikir pada dirinya sendiri. Sesaat Candra masih diam dengan pertanyaan yang ditanyakan Irma padanya saat itu. Apakah sungguh dia ingin Irma jadi simpanannya? Rasanya Candra tidak bisa berpikir saat itu, dan memilih untuk meninggalkan Irma dengan cek yang dia berikan pada gadis itu. "Tunggu!" teriak Irma lagi sambil memeluk tubuh Candra dari belakang. Tentu saja Irma tidak menyia-nyiakan kesempatan baik ini. Kapan lagi dia bisa dapat uang banyak dari seorang pria, bahkan pria itu menjanjikan akan menafkahinya seumur hidup. Walaupun tahu Candra suami sahabatnya, Irma yang buta akan uang dan harta, memilih menutup mata dan mencari cara untuk membuat suami sahabatnya itu terikat padanya. "Mas

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-19
  • Istri Kedua Suamiku    Bab 9

    Irma membalas pelukan Vania. Dia memperlihatkan wajah meremehkan di balik punggung Vania saat itu."Ya, bagiku, kamu juga sudah seperti saudara kandungku sendiri. Terima kasih sudah jadi teman baikku selama ini," ucap Irma sambil terus memasang wajah licik sambil memeluk tubuh sahabatnya itu.Vania selalu berusaha untuk menjadi sahabat baik yang bisa membantu Irma sebisa yang dia mampu. Tapi di sisi lain, Irma justru berusaha sekuat tenaga menghancurkan sahabatnya hanya karena rasa iri, dan dengki pada kehidupan Vania yang jauh lebih baik dari kehidupannya.Sejak saat itu, Irma sering bolak-balik ke rumah Vania. Dia sengaja datang dan pergi ke rumah itu untuk mengecek kapan Candra, suami Vania pulang dari perjalanan bisnisnya.Hingga seminggu berlalu, saat Irma sedang main di rumah Vania, mobil mewah Candra datang, dan berhenti tepat di halaman rumah mewah itu. Candra berjalan kelua

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-19
  • Istri Kedua Suamiku    Bab 10

    Irma tersenyum senang. Tidak mengira impiannya bisa tidur dengan suami Vania bisa benar-benar terwujud tadi malam. Tubuh gagah dan kuat Candra benar-benar menggagahi tubuhnya. Rasanya Irma terlena dengan hebatnya pria tampan itu saat bergulat di atas ranjang tadi malam. Irma memakai pakaiannya, dan berjalan keluar dari kamar hotel itu. Dia diminta Candra untuk meminum obat pencegah kehamilan, tapi hal yang diminta Candra lakukan tak dilakukan oleh Irma karena kehamilan memang hal yang dia tunggu untuk menjerat Candra agar bisa memiliki hubungan lebih dalam, dengannya. Di sisi lain, terlihat Vania bangun tidur dalam keadaan linglung. Dia menatap di samping tempat tidur, dan mendapati suaminya sudah tidak ada di sana. Dengan cepat Vania bangun untuk mencari keberadaan suaminya. Dia pun berkeliling rumah, namun tak menemukan keberadaan suaminya itu. "Kemana perginya mas Candra pagi-pagi begini?" batin Vania bingung. Saat sedang mencari keberadaan Candra, tiba-tiba ponsel Vania berder

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Istri Kedua Suamiku    Bab 11

    Vania masih terlihat memperhatikan hal yang dilakukan suami dan sahabatnya itu. Dia pun dengan cepat menghampiri mereka seraya pasang wajah kesal dan marahnya. "Ada apa ini? Apa yang sedang kalian lakukan? Kenapa kalian diam-diam bertemu di belakangku? Ada apa?" tanya Vania dengan ekspresi marahnya. Saat itu terlihat wajah Candra kaget. Dia benar-benar tidak pintar mengelak, dan mencari alasan untuk menghadapi hal semacam ini. Bagaimana dia harus beralasan di depan sang istri perihal hubungannya dengan Irma? Tentu saja dia tidak ingin Vania tahu tentang hubungan terlarang antara dia dan Irma. "Kamu kok di sini, Vania? Ngapain?" tanya Irma yang membuat Vania makin meradang mendengar kata-katanya. "Ngapain? Pertanyaan macam apa itu? Aku datang ke kantor suamiku adalah hal yang wajar karena aku istrinya. Sementara kamu, kamu sahabatku, tapi kamu datang ke kantor suamiku di belakangku. Kamu bertemu berduaan dengan suamiku, dan berbincang dekat seperti ini. Tidak bolehkah aku tahu, apa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20

Bab terbaru

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 13

    Vania tak berhenti menangis. Dia tidak bisa melupakan hal yang dia dengar di kamar tamu tadi. Bagaimana bisa dua orang yang sangat dia sayangi dan dia percaya selama ini, ternyata mereka berkhianat di belakang Vania?Sakit rasanya hati Vania saat itu. Bahkan dia seakan tidak ingin lagi muncul di hadapan suami dan sahabatnya itu. Alih-alih mau makan malam untuk permohonan maafnya karena salah paham pada suami dan sahabatnya, justru dia malah mendapati kebenaran dari hal yang selama ini dia ragukan.Berulang kali Vania terus berpikir dalam tangisnya. Apa sebenarnya kurangnya dia selama ini sebagai seorang istri? Kenapa teganya suaminya berkhianat, bahkan berselingkuh dengan sahabat baik istrinya sendiri.Begitu pula Vania berpikir, kenapa sahabat yang selama ini dia tolong, dan dia anggap sebagai saudara sendiri, tega merebut suaminya. Kenapa keduanya bisa bekerjasama menghancurkan hati Vania hingga dia merasa mau ma

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 12

    Setelah cukup lama berbelanja bahan makanan, akhirnya Vania, Candra, dan Irma pun pulang. Terlihat Candra masih memberikan perhatian mesra pada Vania, seakan tidak ada wanita lain di mata Candra selain istrinya itu. Sementara Irma terlihat menatap benci dengan hal yang dilakukan pria itu. Padahal sebelumnya begitu menggilai tubuhnya, kini malah bersikap seperti orang asing yang benar-benar tidak saling kenal.Saat sampai rumah, Vania menatap dua anaknya sudah ada di sana dengan supir jemputan mereka. Melihat itu Vania pun langsung bergegas masuk, dan menemani dua anaknya yang memintanya mengikat rambut.Setelah Vania masuk ke kamar anak-anaknya, Irma yang melihat Candra duduk di sofa ruang tamu, langsung ikut duduk di sampingnya. Dia tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya pada Candra yang ada di sisinya itu."Mumpung Vania di kamar, bagaimana kalau kita lakukan satu ronde di kamar tamu? Tidakkah k

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 11

    Vania masih terlihat memperhatikan hal yang dilakukan suami dan sahabatnya itu. Dia pun dengan cepat menghampiri mereka seraya pasang wajah kesal dan marahnya. "Ada apa ini? Apa yang sedang kalian lakukan? Kenapa kalian diam-diam bertemu di belakangku? Ada apa?" tanya Vania dengan ekspresi marahnya. Saat itu terlihat wajah Candra kaget. Dia benar-benar tidak pintar mengelak, dan mencari alasan untuk menghadapi hal semacam ini. Bagaimana dia harus beralasan di depan sang istri perihal hubungannya dengan Irma? Tentu saja dia tidak ingin Vania tahu tentang hubungan terlarang antara dia dan Irma. "Kamu kok di sini, Vania? Ngapain?" tanya Irma yang membuat Vania makin meradang mendengar kata-katanya. "Ngapain? Pertanyaan macam apa itu? Aku datang ke kantor suamiku adalah hal yang wajar karena aku istrinya. Sementara kamu, kamu sahabatku, tapi kamu datang ke kantor suamiku di belakangku. Kamu bertemu berduaan dengan suamiku, dan berbincang dekat seperti ini. Tidak bolehkah aku tahu, apa

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 10

    Irma tersenyum senang. Tidak mengira impiannya bisa tidur dengan suami Vania bisa benar-benar terwujud tadi malam. Tubuh gagah dan kuat Candra benar-benar menggagahi tubuhnya. Rasanya Irma terlena dengan hebatnya pria tampan itu saat bergulat di atas ranjang tadi malam. Irma memakai pakaiannya, dan berjalan keluar dari kamar hotel itu. Dia diminta Candra untuk meminum obat pencegah kehamilan, tapi hal yang diminta Candra lakukan tak dilakukan oleh Irma karena kehamilan memang hal yang dia tunggu untuk menjerat Candra agar bisa memiliki hubungan lebih dalam, dengannya. Di sisi lain, terlihat Vania bangun tidur dalam keadaan linglung. Dia menatap di samping tempat tidur, dan mendapati suaminya sudah tidak ada di sana. Dengan cepat Vania bangun untuk mencari keberadaan suaminya. Dia pun berkeliling rumah, namun tak menemukan keberadaan suaminya itu. "Kemana perginya mas Candra pagi-pagi begini?" batin Vania bingung. Saat sedang mencari keberadaan Candra, tiba-tiba ponsel Vania berder

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 9

    Irma membalas pelukan Vania. Dia memperlihatkan wajah meremehkan di balik punggung Vania saat itu."Ya, bagiku, kamu juga sudah seperti saudara kandungku sendiri. Terima kasih sudah jadi teman baikku selama ini," ucap Irma sambil terus memasang wajah licik sambil memeluk tubuh sahabatnya itu.Vania selalu berusaha untuk menjadi sahabat baik yang bisa membantu Irma sebisa yang dia mampu. Tapi di sisi lain, Irma justru berusaha sekuat tenaga menghancurkan sahabatnya hanya karena rasa iri, dan dengki pada kehidupan Vania yang jauh lebih baik dari kehidupannya.Sejak saat itu, Irma sering bolak-balik ke rumah Vania. Dia sengaja datang dan pergi ke rumah itu untuk mengecek kapan Candra, suami Vania pulang dari perjalanan bisnisnya.Hingga seminggu berlalu, saat Irma sedang main di rumah Vania, mobil mewah Candra datang, dan berhenti tepat di halaman rumah mewah itu. Candra berjalan kelua

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 8

    Candra terlihat kebingungan sendiri, apa sebenarnya yang ingin dilakukan pada Irma? Jelas-jelas dia punya Vania, istri yang nyaris sempurna dan sangat mencintainya. Bisa-bisanya dia malah cemburu melihat Irma jual diri, dan berniat ingin menafkahinya. Hal itu benar-benar membuat Candra tak habis pikir pada dirinya sendiri. Sesaat Candra masih diam dengan pertanyaan yang ditanyakan Irma padanya saat itu. Apakah sungguh dia ingin Irma jadi simpanannya? Rasanya Candra tidak bisa berpikir saat itu, dan memilih untuk meninggalkan Irma dengan cek yang dia berikan pada gadis itu. "Tunggu!" teriak Irma lagi sambil memeluk tubuh Candra dari belakang. Tentu saja Irma tidak menyia-nyiakan kesempatan baik ini. Kapan lagi dia bisa dapat uang banyak dari seorang pria, bahkan pria itu menjanjikan akan menafkahinya seumur hidup. Walaupun tahu Candra suami sahabatnya, Irma yang buta akan uang dan harta, memilih menutup mata dan mencari cara untuk membuat suami sahabatnya itu terikat padanya. "Mas

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 7

    Setelah selesai berpakaian lengkap, Candra pun keluar dari kamar menuju arah ruang tamu. Asisten pribadinya sudah menunggu di sana dengan wajah tampak gelisah. Mungkin dia takut mereka ketinggalan pesawat untuk dinas ke luar kota. Candra pun menatap Vania, dan mencium kening istrinya sebelum dia berangkat. Anak-anak mereka sudah pergi dengan sopir ke sekolah mereka, jadi suasana rumah akan sepi saat Candra berangkat saat itu. Melihat wajah cantik Vania, rasanya berat hati Candra meninggalkan istrinya sendirian di rumah seperti ini. "Aku akan cepat pulang kalau pekerjaanku sudah selesai. Ingat hal yang aku katakan, kamu gak boleh bergaul terlalu dekat dengan Irma. Paham?" ucap Candra sambil mengusap lembut wajah Vania."Memangnya kenapa sih dengan Irma, Mas? Kenapa sepertinya kamu memusuhi Irma sekali?" tanya Vania terlihat keberatan dengan pesan yang Candra katakan padanya itu. "Pokonya nurut aja ya!" ucap Candra yang disambut anggukan kepala dari Vania. Alih-alih minta Vania menja

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 6

    Candra terkejut dengan kedatangan seorang wanita cantik di rumahnya itu. Padahal jelas-jelas selama ini, setelah dia menikah dengan Vania, dia tidak pernah merasakan lagi getaran cinta selain saat bersama istrinya. Tapi bisa-bisanya di pertemuan pertamanya dengan wanita ini, hati Candra dibuat bergetar dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Candra tahu ini salah. Dia sadar kalau seharusnya tidak ada perasaan semacam ini setelah dia menikah dan punya anak dari Vania. Vania istri yang baik, Candra pun sangat mencintai dia. Tapi di sisi lain, Candra juga seorang pria. Dia kaya, dia punya segalanya, dan dia juga ingin merasakan cinta lain yang mungkin bisa lebih memuaskan hasratnya.Pikiran Candra masih melayang, menatap gadis cantik yang menanyakan tentang istrinya itu. Siapa yang mengira jika wanita cantik yang membuat Candra jatuh cinta pandangan pertama adalah Irma, sahabat istrinya yang selama ini memanfaatkan uang Vania. "Kalau Irma suka uang, bukankah mudah untuk membuat dia ter

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 5

    Vania terlihat diam, tak berani mengelak pada apa yang dikatakan suaminya itu. Tidak ada yang salah dengan apa yang dikatakan Candra, selama ini Vania dekat dengan Irma, tapi tidak pernah sekalipun wanita itu bersikap seperti seorang teman. Dia datang hanya saat butuh. Dia selalu meminta bantuan pada Vania, dan selalu berakhir membuat Vania mengeluarkan uang yang tak sedikit untuk wanita itu. Sudah lama Candra geram. Setiap kali ditanya darimana, Vania mengatakan pergi dengan Irma. Awalnya Candra tidak terlalu perduli, tapi saat Vania beberapa kali bercerita jika Irma berulang kali diusir dari kontrakan karena nunggak, tentu saja Candra marah. Lagi-lagi istrinya lah yang harus membayar uang kontrakan temannya yang nunggak beberapa bulan. Masih muda tapi suka dikasihani, mirip pengemis, itulah bayangan Candra tentang wanita yang jadi teman baik istrinya itu. "Pokonya lain kali kalau dia pinjam uang, atau dia nunggak bayar kontrakan, kamu gak boleh kasih pinjam dia uang lagi. Dia itu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status