Share

Bab 5

Author: Risma123
last update Last Updated: 2025-01-24 19:31:38

Vania terlihat diam, tak berani mengelak pada apa yang dikatakan suaminya itu. Tidak ada yang salah dengan apa yang dikatakan Candra, selama ini Vania dekat dengan Irma, tapi tidak pernah sekalipun wanita itu bersikap seperti seorang teman. Dia datang hanya saat butuh. Dia selalu meminta bantuan pada Vania, dan selalu berakhir membuat Vania mengeluarkan uang yang tak sedikit untuk wanita itu. 

Sudah lama Candra geram. Setiap kali ditanya darimana, Vania mengatakan pergi dengan Irma. Awalnya Candra tidak terlalu perduli, tapi saat Vania beberapa kali bercerita jika Irma berulang kali diusir dari kontrakan karena nunggak, tentu saja Candra marah. Lagi-lagi istrinya lah yang harus membayar uang kontrakan temannya yang nunggak beberapa bulan. Masih muda tapi suka dikasihani, mirip pengemis, itulah bayangan Candra tentang wanita yang jadi teman baik istrinya itu. 

"Pokonya lain kali kalau dia pinjam uang, atau dia nunggak bayar kontrakan, kamu gak boleh kasih pinjam dia uang lagi. Dia itu masih muda. Masih sanggup kerja. Kalau kamu kasihan terus sama dia, lama-lama dia keenakan, dan jadi malas kerja. Pikiran dia, walau gak punya uang, kamu bakal bantu dia dan kasih pinjam uang sama dia. Apa kamu mau sedikit hidup dimanfaatkan sama wanita yang kamu anggap teman itu, Ma? Daripada kamu kasih uang terus sama dia, mending kamu sumbangkan uangnya untuk panti asuhan."

"Iya, aku paham. Maafkan aku, Mas!" ucap Vania dengan suara samar yang hampir tak terdengar. 

Sampai di rumah, Vania keluar dari mobil dengan menuntun dua anaknya menuju arah rumah mereka. Candra melihat wajah sedih Vania, saat dia memintanya menjaga jarak dengan Irma. Tapi semua ini dia lakukan karena tahu jika istrinya hanya sedang dimanfaatkan oleh temannya itu. 

Vania masih sibuk mengurus dua anaknya di dalam kamar. Keduanya berganti baju, dan keluar kamar menuju arah meja makan. Vania pun mengeluarkan kue yang ada di dalam kulkas, lalu dia sajikan untuk cemilan kedua anaknya. 

"Makan kue dulu ya! Mama bantu bibi masak makan siang di dapur!" ucap Vania sambil berjalan pergi meninggalkan dua anaknya. 

Melihat Vania masuk dapur, Candra langsung mengikuti istrinya dari belakang. Selama ini Candra tidak pernah membiarkan istrinya bekerja pekerjaan rumah apapun, apalagi masuk dapur untuk masak. Candra sangat mencintai istrinya. Di mata Candra, Vania adalah belahan jiwanya yang ingin dia jaga dan rawat seumur hidup. Candra tidak ingin melihat istrinya kesusahan. Candra lebih tidak ingin melihat istrinya harus mengerjakan pekerjaan rumah seperti istri-istri lain. Dia hanya ingin memanjakan Vania dengan cinta, dan tak ingin sang istri lelah dengan pekerjaan rumahnya. 

"Mau kemana?" tanya Candra yang membuat Vania menghentikan langkah kakinya. 

"Bantu bibi masak."

"Gak boleh. Ikut aku! Duduk manis di kursi meja makan. Tunggu bibi selesai masak!" ucap Candra sambil menuntun Vania duduk di kursi meja makan. 

"Tapi aku...."

"St... Jangan membantah! Turuti apa kata suamimu! Aku tidak akan membiarkan istri kesayanganku harus memasak di dapur. Diam di sini! Tunggu sampai makanannya matang!" 

Candra pun ikut duduk di samping kursi Vania. Terlihat dua anak mereka tertawa melihat mamanya sedang dimanjakan dan diperhatikan papanya. Sesekali terlihat wajah Vania murung. Tapi Candra mengusap pucuk kepala istrinya itu dan berbisik pelan di telinga Vania untuk membujuknya. 

"Jangan ngambek, nanti cantiknya hilang!" 

Kembali kedua anak perempuan mereka tertawa mendengar kata-kata papanya yang sedang membujuk mamanya saat itu. Melihat tawa polos dari kedua anaknya, Vania pun tidak bisa menahan ngambeknya, dan berakhir ikut tertawa dengan kedua anak-anaknya itu. 

"Ma, besok aku akan pergi dinas ke luar kota. Mungkin butuh waktu satu atau dua Minggu untuk menyelesaikan proyek di sana. Ma, aku pasti akan merindukan kamu dan anak-anak. Jadi sebelum aku pergi, kita gak boleh berantem. Aku gak izinkan kamu masak, aku cuma gak mau kamu capek. Dulu sebelum menikah, aku berjanji pada diriku untuk bahagiakan kamu seumur hidup. Aku tidak pernah mau lihat kamu capek sedikitpun. Jadi berjanjilah padaku, jangan membuat dirimu lelah dengan pekerjaan. Aku menyiapkan dua pembantu, agar kamu gak harus lelah kerja. Aku cuma mau kamu fokus urus aku, dan anak-anak. Itu saja! Jangan bebankan dirimu dengan hal lain lagi!" ucap Candra yang seketika membuat Vania terharu mendengarnya. 

"Iya, aku tahu. Tapi kadang aku juga bosan diam sendiri di rumah tanpa melakukan apa-apa."

"Kamu bisa shopping. Kamu bisa spa. Kamu bisa ikut arisan dengan teman-temanmu. Kamu bisa ajak anak-anak main ke taman, atau makan di luar. Apapun yang bisa buat kamu bahagia, bahagiakan lah dirimu. Tugasku cari uang, tugasmu habiskan uangku," ucap Candra yang membuat Vania tertawa mendengarnya. 

"Baik bos. Aku akan patuh, dan habiskan uang suamiku," ucap Vania sambil bertingkah imut di depan suaminya. 

"Ma, nanti kita pergi ke taman bunga ya?" sambung Kanaya. 

"Ma, nanti belikan aku boneka dan mainan ya?" ucap Tania, yang ikut sibuk mendengarkan percakapan kedua orangtuanya itu. 

"Iya, apapun untuk kedua anak papa, tolong belikan ya, Ma," ucap Candra yang disambut wajah senang dari Tania dan Kanaya. 

"Papa yang terbaik!" ucap kedua anak itu sambil berhamburan memeluk tubuh papanya. 

Makan siang pun akhirnya selesai disajikan di meja makan. Mereka pun makan siang bersama, dan sesekali bercengkrama, menceritakan tentang sekolah kedua anak perempuannya itu. Hingga setelah makan siang berakhir, Vania meminta kedua anaknya untuk tidur siang. Kanaya dan Tania pun patuh, dan langsung mengunci diri di kamar untuk tidur siang seperti yang diminta mamanya. 

Vania sibuk mengepak barang bawaan suaminya yang akan dinas besok pagi. Sementara Candra memilih duduk di sofa ruang tamu sambil membaca dokumen di tangannya. Tiba-tiba pintu rumah diketuk. Candra langsung menyimpan dokumen di meja, dan bergegas membukakan pintu untuk tamu yang datang ke rumahnya itu. 

Mata Candra melotot saat melihat tamu cantik yang datang. Gadis berkulit sedikit gelap, bermata sipit, dengan lesung pipi di wajahnya, benar-benar cantik dan memukau. Candra sempat mendambakan punya pacar dengan kulit sedikit gelap seperti itu, terlebih cantik, imut dan menggemaskan, mirip seperti gadis yang saat itu berdiri tepat di hadapannya itu. 

Deg...

Detak jantung Candra berdetak kencang. Dia tak bisa melepas pandangan dari wanita cantik yang benar-benar tipenya itu. Selama ini dia tidak pernah tertarik pada wanita manapun selain istrinya, tapi yang satu ini benar-benar berbeda, dia sesuai dengan tipe fisik wanita yang disukai Candra. 

"Permisi, Mas. Apakah Vania ada di rumah? Tadi kami pergi ke taman hiburan bersama, tapi dia pulang tanpa mengabari aku. Aku jadi khawatir. Vania sudah sampai rumah dengan anak-anaknya kah?" tanya wanita itu sambil tersenyum, menampilkan wajah imut dan polos untuk menggoda Candra. 

"Ya. Dia sudah pulang. Kamu...."

"Oh, kenalkan, saya Irma. Saya teman baik Vania. Mas pasti suami Vania kan?" ucap Irma yang disambut senyum dan anggukkan kepala dari Candra. 

"Jadi gadis ini yang namanya Irma? Beberapa teman kerjaku bilang dia wanita nakal. Tapi kenapa terlihat imut, cantik, dan polos begini? Apa kabar tentang Irma salah? Gadis polos seperti ini mana mungkin memanfaaatkan istriku," batin Candra yang masih tak lepas menatap ke arah wajah cantik Irma saat itu. Pandangan pertama yang membuat Candra terpesona dengan wanita yang baru pertama kali ditemuinya itu. 

Related chapters

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 6

    Candra terkejut dengan kedatangan seorang wanita cantik di rumahnya itu. Padahal jelas-jelas selama ini, setelah dia menikah dengan Vania, dia tidak pernah merasakan lagi getaran cinta selain saat bersama istrinya. Tapi bisa-bisanya di pertemuan pertamanya dengan wanita ini, hati Candra dibuat bergetar dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Candra tahu ini salah. Dia sadar kalau seharusnya tidak ada perasaan semacam ini setelah dia menikah dan punya anak dari Vania. Vania istri yang baik, Candra pun sangat mencintai dia. Tapi di sisi lain, Candra juga seorang pria. Dia kaya, dia punya segalanya, dan dia juga ingin merasakan cinta lain yang mungkin bisa lebih memuaskan hasratnya.Pikiran Candra masih melayang, menatap gadis cantik yang menanyakan tentang istrinya itu. Siapa yang mengira jika wanita cantik yang membuat Candra jatuh cinta pandangan pertama adalah Irma, sahabat istrinya yang selama ini memanfaatkan uang Vania. "Kalau Irma suka uang, bukankah mudah untuk membuat dia ter

    Last Updated : 2025-02-18
  • Istri Kedua Suamiku    Bab 7

    Setelah selesai berpakaian lengkap, Candra pun keluar dari kamar menuju arah ruang tamu. Asisten pribadinya sudah menunggu di sana dengan wajah tampak gelisah. Mungkin dia takut mereka ketinggalan pesawat untuk dinas ke luar kota. Candra pun menatap Vania, dan mencium kening istrinya sebelum dia berangkat. Anak-anak mereka sudah pergi dengan sopir ke sekolah mereka, jadi suasana rumah akan sepi saat Candra berangkat saat itu. Melihat wajah cantik Vania, rasanya berat hati Candra meninggalkan istrinya sendirian di rumah seperti ini. "Aku akan cepat pulang kalau pekerjaanku sudah selesai. Ingat hal yang aku katakan, kamu gak boleh bergaul terlalu dekat dengan Irma. Paham?" ucap Candra sambil mengusap lembut wajah Vania."Memangnya kenapa sih dengan Irma, Mas? Kenapa sepertinya kamu memusuhi Irma sekali?" tanya Vania terlihat keberatan dengan pesan yang Candra katakan padanya itu. "Pokonya nurut aja ya!" ucap Candra yang disambut anggukan kepala dari Vania. Alih-alih minta Vania menja

    Last Updated : 2025-02-18
  • Istri Kedua Suamiku    Bab 8

    Candra terlihat kebingungan sendiri, apa sebenarnya yang ingin dilakukan pada Irma? Jelas-jelas dia punya Vania, istri yang nyaris sempurna dan sangat mencintainya. Bisa-bisanya dia malah cemburu melihat Irma jual diri, dan berniat ingin menafkahinya. Hal itu benar-benar membuat Candra tak habis pikir pada dirinya sendiri. Sesaat Candra masih diam dengan pertanyaan yang ditanyakan Irma padanya saat itu. Apakah sungguh dia ingin Irma jadi simpanannya? Rasanya Candra tidak bisa berpikir saat itu, dan memilih untuk meninggalkan Irma dengan cek yang dia berikan pada gadis itu. "Tunggu!" teriak Irma lagi sambil memeluk tubuh Candra dari belakang. Tentu saja Irma tidak menyia-nyiakan kesempatan baik ini. Kapan lagi dia bisa dapat uang banyak dari seorang pria, bahkan pria itu menjanjikan akan menafkahinya seumur hidup. Walaupun tahu Candra suami sahabatnya, Irma yang buta akan uang dan harta, memilih menutup mata dan mencari cara untuk membuat suami sahabatnya itu terikat padanya. "Mas

    Last Updated : 2025-02-19
  • Istri Kedua Suamiku    Bab 9

    Irma membalas pelukan Vania. Dia memperlihatkan wajah meremehkan di balik punggung Vania saat itu."Ya, bagiku, kamu juga sudah seperti saudara kandungku sendiri. Terima kasih sudah jadi teman baikku selama ini," ucap Irma sambil terus memasang wajah licik sambil memeluk tubuh sahabatnya itu.Vania selalu berusaha untuk menjadi sahabat baik yang bisa membantu Irma sebisa yang dia mampu. Tapi di sisi lain, Irma justru berusaha sekuat tenaga menghancurkan sahabatnya hanya karena rasa iri, dan dengki pada kehidupan Vania yang jauh lebih baik dari kehidupannya.Sejak saat itu, Irma sering bolak-balik ke rumah Vania. Dia sengaja datang dan pergi ke rumah itu untuk mengecek kapan Candra, suami Vania pulang dari perjalanan bisnisnya.Hingga seminggu berlalu, saat Irma sedang main di rumah Vania, mobil mewah Candra datang, dan berhenti tepat di halaman rumah mewah itu. Candra berjalan kelua

    Last Updated : 2025-02-19
  • Istri Kedua Suamiku    Bab 10

    Irma tersenyum senang. Tidak mengira impiannya bisa tidur dengan suami Vania bisa benar-benar terwujud tadi malam. Tubuh gagah dan kuat Candra benar-benar menggagahi tubuhnya. Rasanya Irma terlena dengan hebatnya pria tampan itu saat bergulat di atas ranjang tadi malam. Irma memakai pakaiannya, dan berjalan keluar dari kamar hotel itu. Dia diminta Candra untuk meminum obat pencegah kehamilan, tapi hal yang diminta Candra lakukan tak dilakukan oleh Irma karena kehamilan memang hal yang dia tunggu untuk menjerat Candra agar bisa memiliki hubungan lebih dalam, dengannya. Di sisi lain, terlihat Vania bangun tidur dalam keadaan linglung. Dia menatap di samping tempat tidur, dan mendapati suaminya sudah tidak ada di sana. Dengan cepat Vania bangun untuk mencari keberadaan suaminya. Dia pun berkeliling rumah, namun tak menemukan keberadaan suaminya itu. "Kemana perginya mas Candra pagi-pagi begini?" batin Vania bingung. Saat sedang mencari keberadaan Candra, tiba-tiba ponsel Vania berder

    Last Updated : 2025-02-20
  • Istri Kedua Suamiku    Bab 11

    Vania masih terlihat memperhatikan hal yang dilakukan suami dan sahabatnya itu. Dia pun dengan cepat menghampiri mereka seraya pasang wajah kesal dan marahnya. "Ada apa ini? Apa yang sedang kalian lakukan? Kenapa kalian diam-diam bertemu di belakangku? Ada apa?" tanya Vania dengan ekspresi marahnya. Saat itu terlihat wajah Candra kaget. Dia benar-benar tidak pintar mengelak, dan mencari alasan untuk menghadapi hal semacam ini. Bagaimana dia harus beralasan di depan sang istri perihal hubungannya dengan Irma? Tentu saja dia tidak ingin Vania tahu tentang hubungan terlarang antara dia dan Irma. "Kamu kok di sini, Vania? Ngapain?" tanya Irma yang membuat Vania makin meradang mendengar kata-katanya. "Ngapain? Pertanyaan macam apa itu? Aku datang ke kantor suamiku adalah hal yang wajar karena aku istrinya. Sementara kamu, kamu sahabatku, tapi kamu datang ke kantor suamiku di belakangku. Kamu bertemu berduaan dengan suamiku, dan berbincang dekat seperti ini. Tidak bolehkah aku tahu, apa

    Last Updated : 2025-02-20
  • Istri Kedua Suamiku    Bab 12

    Setelah cukup lama berbelanja bahan makanan, akhirnya Vania, Candra, dan Irma pun pulang. Terlihat Candra masih memberikan perhatian mesra pada Vania, seakan tidak ada wanita lain di mata Candra selain istrinya itu. Sementara Irma terlihat menatap benci dengan hal yang dilakukan pria itu. Padahal sebelumnya begitu menggilai tubuhnya, kini malah bersikap seperti orang asing yang benar-benar tidak saling kenal.Saat sampai rumah, Vania menatap dua anaknya sudah ada di sana dengan supir jemputan mereka. Melihat itu Vania pun langsung bergegas masuk, dan menemani dua anaknya yang memintanya mengikat rambut.Setelah Vania masuk ke kamar anak-anaknya, Irma yang melihat Candra duduk di sofa ruang tamu, langsung ikut duduk di sampingnya. Dia tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya pada Candra yang ada di sisinya itu."Mumpung Vania di kamar, bagaimana kalau kita lakukan satu ronde di kamar tamu? Tidakkah k

    Last Updated : 2025-02-21
  • Istri Kedua Suamiku    Bab 13

    Vania tak berhenti menangis. Dia tidak bisa melupakan hal yang dia dengar di kamar tamu tadi. Bagaimana bisa dua orang yang sangat dia sayangi dan dia percaya selama ini, ternyata mereka berkhianat di belakang Vania?Sakit rasanya hati Vania saat itu. Bahkan dia seakan tidak ingin lagi muncul di hadapan suami dan sahabatnya itu. Alih-alih mau makan malam untuk permohonan maafnya karena salah paham pada suami dan sahabatnya, justru dia malah mendapati kebenaran dari hal yang selama ini dia ragukan.Berulang kali Vania terus berpikir dalam tangisnya. Apa sebenarnya kurangnya dia selama ini sebagai seorang istri? Kenapa teganya suaminya berkhianat, bahkan berselingkuh dengan sahabat baik istrinya sendiri.Begitu pula Vania berpikir, kenapa sahabat yang selama ini dia tolong, dan dia anggap sebagai saudara sendiri, tega merebut suaminya. Kenapa keduanya bisa bekerjasama menghancurkan hati Vania hingga dia merasa mau ma

    Last Updated : 2025-02-21

Latest chapter

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 13

    Vania tak berhenti menangis. Dia tidak bisa melupakan hal yang dia dengar di kamar tamu tadi. Bagaimana bisa dua orang yang sangat dia sayangi dan dia percaya selama ini, ternyata mereka berkhianat di belakang Vania?Sakit rasanya hati Vania saat itu. Bahkan dia seakan tidak ingin lagi muncul di hadapan suami dan sahabatnya itu. Alih-alih mau makan malam untuk permohonan maafnya karena salah paham pada suami dan sahabatnya, justru dia malah mendapati kebenaran dari hal yang selama ini dia ragukan.Berulang kali Vania terus berpikir dalam tangisnya. Apa sebenarnya kurangnya dia selama ini sebagai seorang istri? Kenapa teganya suaminya berkhianat, bahkan berselingkuh dengan sahabat baik istrinya sendiri.Begitu pula Vania berpikir, kenapa sahabat yang selama ini dia tolong, dan dia anggap sebagai saudara sendiri, tega merebut suaminya. Kenapa keduanya bisa bekerjasama menghancurkan hati Vania hingga dia merasa mau ma

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 12

    Setelah cukup lama berbelanja bahan makanan, akhirnya Vania, Candra, dan Irma pun pulang. Terlihat Candra masih memberikan perhatian mesra pada Vania, seakan tidak ada wanita lain di mata Candra selain istrinya itu. Sementara Irma terlihat menatap benci dengan hal yang dilakukan pria itu. Padahal sebelumnya begitu menggilai tubuhnya, kini malah bersikap seperti orang asing yang benar-benar tidak saling kenal.Saat sampai rumah, Vania menatap dua anaknya sudah ada di sana dengan supir jemputan mereka. Melihat itu Vania pun langsung bergegas masuk, dan menemani dua anaknya yang memintanya mengikat rambut.Setelah Vania masuk ke kamar anak-anaknya, Irma yang melihat Candra duduk di sofa ruang tamu, langsung ikut duduk di sampingnya. Dia tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya pada Candra yang ada di sisinya itu."Mumpung Vania di kamar, bagaimana kalau kita lakukan satu ronde di kamar tamu? Tidakkah k

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 11

    Vania masih terlihat memperhatikan hal yang dilakukan suami dan sahabatnya itu. Dia pun dengan cepat menghampiri mereka seraya pasang wajah kesal dan marahnya. "Ada apa ini? Apa yang sedang kalian lakukan? Kenapa kalian diam-diam bertemu di belakangku? Ada apa?" tanya Vania dengan ekspresi marahnya. Saat itu terlihat wajah Candra kaget. Dia benar-benar tidak pintar mengelak, dan mencari alasan untuk menghadapi hal semacam ini. Bagaimana dia harus beralasan di depan sang istri perihal hubungannya dengan Irma? Tentu saja dia tidak ingin Vania tahu tentang hubungan terlarang antara dia dan Irma. "Kamu kok di sini, Vania? Ngapain?" tanya Irma yang membuat Vania makin meradang mendengar kata-katanya. "Ngapain? Pertanyaan macam apa itu? Aku datang ke kantor suamiku adalah hal yang wajar karena aku istrinya. Sementara kamu, kamu sahabatku, tapi kamu datang ke kantor suamiku di belakangku. Kamu bertemu berduaan dengan suamiku, dan berbincang dekat seperti ini. Tidak bolehkah aku tahu, apa

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 10

    Irma tersenyum senang. Tidak mengira impiannya bisa tidur dengan suami Vania bisa benar-benar terwujud tadi malam. Tubuh gagah dan kuat Candra benar-benar menggagahi tubuhnya. Rasanya Irma terlena dengan hebatnya pria tampan itu saat bergulat di atas ranjang tadi malam. Irma memakai pakaiannya, dan berjalan keluar dari kamar hotel itu. Dia diminta Candra untuk meminum obat pencegah kehamilan, tapi hal yang diminta Candra lakukan tak dilakukan oleh Irma karena kehamilan memang hal yang dia tunggu untuk menjerat Candra agar bisa memiliki hubungan lebih dalam, dengannya. Di sisi lain, terlihat Vania bangun tidur dalam keadaan linglung. Dia menatap di samping tempat tidur, dan mendapati suaminya sudah tidak ada di sana. Dengan cepat Vania bangun untuk mencari keberadaan suaminya. Dia pun berkeliling rumah, namun tak menemukan keberadaan suaminya itu. "Kemana perginya mas Candra pagi-pagi begini?" batin Vania bingung. Saat sedang mencari keberadaan Candra, tiba-tiba ponsel Vania berder

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 9

    Irma membalas pelukan Vania. Dia memperlihatkan wajah meremehkan di balik punggung Vania saat itu."Ya, bagiku, kamu juga sudah seperti saudara kandungku sendiri. Terima kasih sudah jadi teman baikku selama ini," ucap Irma sambil terus memasang wajah licik sambil memeluk tubuh sahabatnya itu.Vania selalu berusaha untuk menjadi sahabat baik yang bisa membantu Irma sebisa yang dia mampu. Tapi di sisi lain, Irma justru berusaha sekuat tenaga menghancurkan sahabatnya hanya karena rasa iri, dan dengki pada kehidupan Vania yang jauh lebih baik dari kehidupannya.Sejak saat itu, Irma sering bolak-balik ke rumah Vania. Dia sengaja datang dan pergi ke rumah itu untuk mengecek kapan Candra, suami Vania pulang dari perjalanan bisnisnya.Hingga seminggu berlalu, saat Irma sedang main di rumah Vania, mobil mewah Candra datang, dan berhenti tepat di halaman rumah mewah itu. Candra berjalan kelua

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 8

    Candra terlihat kebingungan sendiri, apa sebenarnya yang ingin dilakukan pada Irma? Jelas-jelas dia punya Vania, istri yang nyaris sempurna dan sangat mencintainya. Bisa-bisanya dia malah cemburu melihat Irma jual diri, dan berniat ingin menafkahinya. Hal itu benar-benar membuat Candra tak habis pikir pada dirinya sendiri. Sesaat Candra masih diam dengan pertanyaan yang ditanyakan Irma padanya saat itu. Apakah sungguh dia ingin Irma jadi simpanannya? Rasanya Candra tidak bisa berpikir saat itu, dan memilih untuk meninggalkan Irma dengan cek yang dia berikan pada gadis itu. "Tunggu!" teriak Irma lagi sambil memeluk tubuh Candra dari belakang. Tentu saja Irma tidak menyia-nyiakan kesempatan baik ini. Kapan lagi dia bisa dapat uang banyak dari seorang pria, bahkan pria itu menjanjikan akan menafkahinya seumur hidup. Walaupun tahu Candra suami sahabatnya, Irma yang buta akan uang dan harta, memilih menutup mata dan mencari cara untuk membuat suami sahabatnya itu terikat padanya. "Mas

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 7

    Setelah selesai berpakaian lengkap, Candra pun keluar dari kamar menuju arah ruang tamu. Asisten pribadinya sudah menunggu di sana dengan wajah tampak gelisah. Mungkin dia takut mereka ketinggalan pesawat untuk dinas ke luar kota. Candra pun menatap Vania, dan mencium kening istrinya sebelum dia berangkat. Anak-anak mereka sudah pergi dengan sopir ke sekolah mereka, jadi suasana rumah akan sepi saat Candra berangkat saat itu. Melihat wajah cantik Vania, rasanya berat hati Candra meninggalkan istrinya sendirian di rumah seperti ini. "Aku akan cepat pulang kalau pekerjaanku sudah selesai. Ingat hal yang aku katakan, kamu gak boleh bergaul terlalu dekat dengan Irma. Paham?" ucap Candra sambil mengusap lembut wajah Vania."Memangnya kenapa sih dengan Irma, Mas? Kenapa sepertinya kamu memusuhi Irma sekali?" tanya Vania terlihat keberatan dengan pesan yang Candra katakan padanya itu. "Pokonya nurut aja ya!" ucap Candra yang disambut anggukan kepala dari Vania. Alih-alih minta Vania menja

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 6

    Candra terkejut dengan kedatangan seorang wanita cantik di rumahnya itu. Padahal jelas-jelas selama ini, setelah dia menikah dengan Vania, dia tidak pernah merasakan lagi getaran cinta selain saat bersama istrinya. Tapi bisa-bisanya di pertemuan pertamanya dengan wanita ini, hati Candra dibuat bergetar dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Candra tahu ini salah. Dia sadar kalau seharusnya tidak ada perasaan semacam ini setelah dia menikah dan punya anak dari Vania. Vania istri yang baik, Candra pun sangat mencintai dia. Tapi di sisi lain, Candra juga seorang pria. Dia kaya, dia punya segalanya, dan dia juga ingin merasakan cinta lain yang mungkin bisa lebih memuaskan hasratnya.Pikiran Candra masih melayang, menatap gadis cantik yang menanyakan tentang istrinya itu. Siapa yang mengira jika wanita cantik yang membuat Candra jatuh cinta pandangan pertama adalah Irma, sahabat istrinya yang selama ini memanfaatkan uang Vania. "Kalau Irma suka uang, bukankah mudah untuk membuat dia ter

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 5

    Vania terlihat diam, tak berani mengelak pada apa yang dikatakan suaminya itu. Tidak ada yang salah dengan apa yang dikatakan Candra, selama ini Vania dekat dengan Irma, tapi tidak pernah sekalipun wanita itu bersikap seperti seorang teman. Dia datang hanya saat butuh. Dia selalu meminta bantuan pada Vania, dan selalu berakhir membuat Vania mengeluarkan uang yang tak sedikit untuk wanita itu. Sudah lama Candra geram. Setiap kali ditanya darimana, Vania mengatakan pergi dengan Irma. Awalnya Candra tidak terlalu perduli, tapi saat Vania beberapa kali bercerita jika Irma berulang kali diusir dari kontrakan karena nunggak, tentu saja Candra marah. Lagi-lagi istrinya lah yang harus membayar uang kontrakan temannya yang nunggak beberapa bulan. Masih muda tapi suka dikasihani, mirip pengemis, itulah bayangan Candra tentang wanita yang jadi teman baik istrinya itu. "Pokonya lain kali kalau dia pinjam uang, atau dia nunggak bayar kontrakan, kamu gak boleh kasih pinjam dia uang lagi. Dia itu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status