Dokter Sakti Rebutan Gadis Desa

Dokter Sakti Rebutan Gadis Desa

Oleh:   Hangga  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
50Bab
3Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Di Desa Kenanga ada empat kesenangan: Burung walet yang menari ditiup angin, ikan yang berenang melawan arus, keledai yang lepas dari kendali, dan gadis desa di musim semi. Di Desa Kenanga ada empat keanehan: Makan cuma nasi, tidur beralaskan goni, gadis dijual ke laki-laki, pemuda dan nenek-nenek jadi suami istri! Di Desa Kenanga juga ada seorang pria yang bagaikan dewa. Dia adalah sang dokter terkenal, Rafa Setiawan. Dengan keahliannya, Rafa mengubah desa yang terbelakang ini menjadi surgaloka yang penuh kebahagiaan!

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Bab 1

"Rafa, tolong bantu Kakak. Nanti Kakak kasih makanan enak untukmu ...."Di sebuah sore musim panas, salah satu dari empat wanita tercantik di Desa Kenanga, Hana Pangestu, bersandar di pintu rumahnya. Dia mengenakan piama yang memperlihatkan setengah bahunya yang telanjang. Dengan wajah memerah, dia mengulurkan tangan untuk memanggil Rafa Setiawan, seorang pemuda yang dikenal memiliki keterbelakangan mental di desa itu."Kak Hana, ada masalah apa?"Rafa dulunya adalah mahasiswa pertama dari Desa Kenanga yang berhasil masuk universitas. Dia berkuliah di fakultas kedokteran di ibu kota provinsi. Namun, sebuah kecelakaan membuatnya mengalami gangguan mental, sehingga kini kecerdasannya setara dengan anak berusia tujuh atau delapan tahun."Ada semut yang masuk ke bajuku, gatal sekali."Hana menggeliatkan pinggangnya sambil merangkul leher Rafa. "Sini ikutan, bantu aku keluarin semutnya ....""Semut? Digigit semut itu sakit sekali." Dengan perhatian, Rafa ikut masuk ke kamar bersama Hana.Ta...

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
50 Bab
Bab 1
"Rafa, tolong bantu Kakak. Nanti Kakak kasih makanan enak untukmu ...."Di sebuah sore musim panas, salah satu dari empat wanita tercantik di Desa Kenanga, Hana Pangestu, bersandar di pintu rumahnya. Dia mengenakan piama yang memperlihatkan setengah bahunya yang telanjang. Dengan wajah memerah, dia mengulurkan tangan untuk memanggil Rafa Setiawan, seorang pemuda yang dikenal memiliki keterbelakangan mental di desa itu."Kak Hana, ada masalah apa?"Rafa dulunya adalah mahasiswa pertama dari Desa Kenanga yang berhasil masuk universitas. Dia berkuliah di fakultas kedokteran di ibu kota provinsi. Namun, sebuah kecelakaan membuatnya mengalami gangguan mental, sehingga kini kecerdasannya setara dengan anak berusia tujuh atau delapan tahun."Ada semut yang masuk ke bajuku, gatal sekali."Hana menggeliatkan pinggangnya sambil merangkul leher Rafa. "Sini ikutan, bantu aku keluarin semutnya ....""Semut? Digigit semut itu sakit sekali." Dengan perhatian, Rafa ikut masuk ke kamar bersama Hana.Ta
Baca selengkapnya
Bab 2
"Berengsek, jangan pukul kakak iparku. Pukul aku saja!"Di saat Miko berusaha untuk melawan, Rafa kebetulan pulang. Tadi, dia sempat lari ke ujung desa dan bersembunyi. Setelah merenung sejenak, dia memutuskan untuk pulang dan mengaku pada kakak iparnya.Namun, begitu sampai di rumah, pemandangan mengerikan itu langsung terpampang di depan matanya. Meskipun dianggap bodoh, Rafa tetap punya temperamen!Dengan amarah yang memuncak, dia langsung menerjang Angga dan mulai menghujani pukulan padanya. Angga boleh saja memukulnya, tapi dia tidak boleh melukai kakak iparnya!Sejak dulu, Rafa sangat menyayangi Miko dan tidak akan membiarkan siapa pun menganiayanya! Namun, tinju-tinjunya Rafa ternyata tidak cukup kuat. Berkali-kali dia memukul Angga, tetapi bagi pria itu, serangannya tidak berefek sama sekali.Angga terkejut sejenak, lalu menghentikan gerakannya dan berbalik dengan wajah geram. Setelah membalikkan badan, dia mencengkeram leher Rafa dan mendorongnya dengan kasar!"Berengsek, kamu
Baca selengkapnya
Bab 3
"Mau nolong orang, dong, kenapa?"Rafa melirik Mega dengan sinis dan berkata, "Baju renang adikmu terlalu ketat, jadi menghambat proses resusitasi jantung dan paru. Ini dasar ilmu medis, kamu mengerti nggak?"Mega terdiam sesaat, lalu menangis semakin keras, "Kalau begitu cepat selamatkan dia! Aku mohon!"Rafa melihat ke sekitarnya, tetapi tidak menemukan alat apa pun yang bisa digunakan. Tiba-tiba, dia mendapatkan ide. Dia memungut sebatang rumput liar yang keras dan mematahkannya, lalu menggunakan ujung runcingnya untuk menusuk beberapa titik di dada dan bawah ketiak Marisa.Menurut ilmu pengobatan kuno, dalam situasi seperti ini, akupunktur harus digunakan untuk merangsang aliran energi di jantung agar memungkinkan proses resusitasi berhasil. Berhubung Rafa tidak memiliki jarum perak, dia terpaksa menggunakan rumput liar sebagai pengganti.Ajaibnya, tangan dan kaki Marisa tiba-tiba bergerak sedikit!"Ada harapan! Rafa, lanjutkan! Cepat teruskan!" Mega begitu bersemangat hingga air m
Baca selengkapnya
Bab 4
Kesadaran Rafa baru saja pulih, tetapi masih ada sedikit gejala yang tersisa saat dia menjadi bodoh. Setelah beberapa detik terdiam, dia baru menyadari situasinya dan buru-buru berbalik keluar. Wajahnya terasa sangat panas.Sepertinya, dia melihat sesuatu ... yang tidak seharusnya dia lihat tadi.Mega buru-buru merapikan pakaiannya dan keluar, lalu berjalan melewati Rafa. Dengan wajah memerah, dia berkata dengan suara pelan, "Untung saja kamu ini bodoh .... Kalau nggak, aku pasti malu setengah mati. Sudah, cepat masuk sana."Rafa menyeka keringat dinginnya sebelum masuk ke dalam toilet. Namun, pemandangan tadi terus terbayang-bayang dalam pikirannya.Pukul delapan pagi. Akhirnya, sebuah mobil sedan yang tua dan usang datang menjemput mereka. Hansen naik ke kursi penumpang depan dengan wajah kesal dan menggerutu tidak jelas. Sementara itu, Rafa duduk di kursi belakang bersama Mega dan Marisa.Wajah Marisa masih merah padam dan tidak berani memandang Rafa. Semalam, pemuda ini telah melih
Baca selengkapnya
Bab 5
Astaga, mau bunuh sekeluarganya?Tanpa ragu, Rafa langsung mengayunkan tangan dan menebas tengkuk Angga dengan satu pukulan tajam!Bruk!Angga langsung terjatuh di lantai dan tidak bergerak sama sekali. Rafa melirik sekeliling, memastikan tidak ada orang di sekitar. Lalu, dia mengeluarkan sebatang jarum perak. Jarum ini bisa menyelamatkan orang, tapi juga bisa membuat orang menderita.Syut syut syut!Dalam hitungan detik, Rafa sudah menusukkan 12 jarum ke berbagai titik di tubuh Angga. Dua belas jarum ini menutup sebagian besar meridian di dalam tubuh Angga. Dalam sepuluh hari ke depan, Angga akan merasakan penderitaan yang luar biasa.Melihat Angga terkapar tak berdaya, Rafa langsung berbalik dan pergi.Setibanya di rumah, Rafa langsung masuk ke kamarnya untuk meletakkan barang-barang yang dibelinya, lalu mengambil mainan dan bebek panggang sebelum menuju ke belakang rumah.Di sana, Miko sedang bermain dengan Alice dan membuat gadis kecil itu tertawa riang.Tok! Tok!"Kak!" Rafa mende
Baca selengkapnya
Bab 6
"Makanan apa? Enak banget ya?" tanya Rafa dengan santai."Tentu saja enak. Nanti malam datang ke rumahku, kamu akan tahu sendiri," jawab Arumi sambil tersenyum.Meski Rafa agak bodoh, penampilannya cukup tampan dan membuat orang terpesona. Jika bukan karena mentalnya yang terbelakang, dengan penampilannya ini, pasti ada banyak wanita yang ingin menikahinya meski dia miskin."Baiklah. Kakak jangan bohongi aku ya." Rafa menghela napas, lalu mengambil tongkat bambu pemikul.Sial benar hari ini, baru keluar rumah sudah kena kerja rodi.Di jalan setapak yang sunyi, hanya terdengar suara tongkat bambu berderit pelan. Suaranya sangat berirama, seperti ....Wajah Arumi tiba-tiba memerah karena teringat sesuatu.Rafa menoleh sekilas dan bertanya dengan heran, "Kak Arumi, kenapa wajahmu merah sekali? Kamu nggak sakit, 'kan?""Aku nggak sakit, dasar bodoh."Arumi menjawab sambil tertawa, "Suara bambu ini ... mirip suara ranjang kayu di rumahku."Rafa mengernyit heran. "Ranjang kayu di rumahku jug
Baca selengkapnya
Bab 7
"Kak, aku nggak ngomong sembarangan."Rafa menjelaskan, "Aku lagi melakukan pemeriksaan, Kak. Jangan malu, di rumah sakit besar juga ada dokter pria di bagian ginekologi. Siklus menstruasimu nggak teratur, dan setiap kali datang bulan, darahnya baru bersih setelah tujuh atau delapan hari. Ini adalah kondisi yang perlu ditangani."Miko terdiam sejenak. "Jadi, kamu benar-benar bisa mengobati orang?" Apa yang baru saja dikatakan Rafa, semuanya memang akurat."Tentu saja bisa."Rafa mengeluarkan jarum peraknya. "Kalau Kakak masih ragu, kita bisa coba sesuatu lagi. Aku cuma butuh dua jarum untuk membuat tanganmu nggak bisa diangkat."Miko berpikir sejenak, lalu tersenyum. "Kalau kamu benar-benar punya kemampuan seperti itu, aku pasti akan mendukungmu membuka klinik.""Baiklah," kata Rafa. "Tapi Kakak harus lepas jaket luarnya dulu.""Kenapa harus lepas baju?" Miko kembali tersipu, wajahnya memerah."Kalau lepas pakaian, aku lebih mudah nemukan titik akupunkturnya.""Hm, baiklah kalau begitu
Baca selengkapnya
Bab 8
Rafa awalnya mengira ini adalah pertanyaan serius, sehingga dia berkata dengan percaya diri, "Tentu saja bisa! Tapi aku harus lihat dulu, apakah itu wasir internal, eksternal, atau kombinasi."Arumi langsung tertawa keras, "Kak Vina, ayo tunjukkan wasirmu sama Rafa!""Sembuhkan saja dulu mulut busukmu itu!" maki Vina yang sama kejamnya."Tapi kalau Rafa benar-benar bisa menyembuhkannya, aku juga nggak akan keberatan. Dua puluh tahun yang lalu, waktu Rafa baru lahir, ibunya kekurangan ASI dan membawanya ke rumahku untuk minta susu! Jadi, dalam pandanganku, Rafa ini seperti anakku sendiri!"Rafa langsung cemberut dan memotong canda gurau beberapa orang itu, "Kalau mau berobat, lakukan saja. Jangan bahas masa lalu!""Aku cuma minum beberapa tetes susu waktu kecil. Nggak berarti aku harus jadi anakmu sekarang, 'kan? Nggak adil!""Wih, anak bodoh ini sudah tahu malu sekarang," ledek Vina sambil tertawa.Rafa sebenarnya ingin terus membahas soal wasir, siapa tahu bisa menarik pelanggan dan m
Baca selengkapnya
Bab 9
Arumi menarik Rafa lebih dalam ke ladang jagung. Dia menekan bahu Rafa, memaksanya berjongkok, lalu berbisik di telinganya, "Kalau si tua bangka itu lihat kita, pasti dia akan nuduh kita melakukan hal yang nggak-nggak.""Kamu tahu sendiri, 'kan? Si tua bangka ini berengsek sekali. Dia punya niat buruk padaku. Setiap hari dia selalu cari kesempatan untuk menjebakku!"Rafa tiba-tiba teringat sesuatu. Suami Arumi memang selalu bekerja di luar kota dan jarang pulang. Sementara itu, ayah mertuanya pernah punya niat jahat terhadapnya.Tahun lalu, Hendru bahkan pernah menyelinap di bawah ranjangnya saat dia mandi. Begitu Arumi keluar, pria tua itu langsung menerkamnya dan ingin melakukan hal tidak senonoh.Tapi siapa sangka, Arumi bukan tipe perempuan yang mudah ditindas. Dia berhasil melawan, melepaskan diri, lalu menghajarnya habis-habisan dengan sandal. Bahkan, dia sempat mengejar pria tua itu keliling desa sehingga membuat Hendru dipermalukan habis-habisan.Insiden ini menjadi bahan gosip
Baca selengkapnya
Bab 10
Mega menjadi tidak sabar dan mulai memberi isyarat dengan tangan di dadanya."Itu lho, yang terbuat dari plastik, ada corong yang ditempelkan ke dada, lalu ada bola kecil di belakangnya. Kalau dipencet, udara di dalamnya keluar, menciptakan tekanan udara untuk menyedot ASI ...."Rafa akhirnya mengerti. "Oh, maksudmu pompa ASI? Kenapa nggak bilang dari tadi?""Iya, itu dia!"Mega terkekeh. "Ternyata otakmu nggak terlalu bodoh juga, Rafa.""Kamu juga nggak mau menikah sama aku, terus kenapa peduli aku bodoh atau nggak?"Rafa bergumam sambil menggendong Alice dan masuk ke kamar kakak iparnya. "Sepertinya kakak iparku pernah pakai benda itu. Aku coba cari dulu."Mega mengikutinya masuk, lalu meninju lengan Rafa pelan. "Kalau kamu nggak bodoh, aku pasti mau nikah sama kamu!"Serius, nih?Rafa langsung berbalik, menatap mata Mega dengan serius. "Mega, kamu serius?""Tentu saja! Aku selalu menepati janji."Mega membusungkan dadanya dengan percaya diri, lalu menyeringai. "Tapi masalahnya, kamu
Baca selengkapnya
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status