Berkisah tentang suami yang niatnya bercanda, malah ucapannya menjadi kenyataan. Tapi, karena cintanya begitu besar pada sang istri, dia tidak pernah berpaling dari istri pertamanya dan begitu mencintai istri pertamanya walaupun istri kedua datang menggoda.
View More"Sayang, ke rumah sakit, ya?" tawar Adi begitu perhatian."Siapa yang sakit, Mas?" balas Hafizah bertanya.Hafizah yang tengah melamun karena memikirkan mertuanya yang ada di rumah, dibuat bingung karena tiba-tiba suaminya itu mengajaknya ke rumah sakit."Kita ke psikiater,""Kamu gila, Mas? Kenapa? Banyak pikiran?" cecar Hafizah bertanya.Adi menggeleng, sebelah tangannya menggenggam lengan Hafizah dan sebelahnya menyetir."Kamu, sayang. Apa mental kamu baik-baik saja setelah pulang?" tanya Adi menatap istrinya itu khawatir.Hafizah menatap suaminya itu dan ia terkekeh. "Fizah tau maksud Mas baik. Tapi, percuma bawa Fizah ke psikiater, Mas. Mental Fizah udah di serang sedari kecil dan sekarang udah terbiasa. Aman kok," sahutnya lembut."Kamu yakin, sayang?""Yakin, Mas. Fizah bukan wanita lemah. Fizah wanita strong..." ucap Hafizah mengangkat tangannya memperlihatkan ototnya. Ia tertawa pelan karena seolah ia wanita terkuat di bumi dan mengalahkan wonder woman.Adi tersenyum. "Mana o
"Coba jelaskan kenapa kamu menikah lagi, Adi?" pinta Ibu Hafizah setelah mereka selesai makan.Adi menatap kedua mertuanya itu dan menceritakan kejadian sebenarnya dengan sejujur-jujurnya tanpa ada yang ditutupi.Kedua orang tua Hafizah menyimak dengan baik penjelasan dari Adi."Jadi, saat itu kamu mengira Lia itu Fizah?" tanya sang ibu."Iya, Bu. Adi benar-benar tidak menyadarinya sehingga memeluknya saat tidur." jelas Adi."Mungkin wanita itu sudah bisa menebak kalau dia hamil. Untuk itu, dia menjebak mu dengan mengambil kesempatan saat kamu tidur memeluknya." tebak sang ayah.Hafizah hanya diam tidak membuka suara. Bahkan ia hendak menjauh dari sana karena mendengar cerita suaminya ia merasa sesak.Adi menatap ayah mertuanya itu. "Adi kurang yakin kalau dia hamil, Yah. Pasalnya, saat kami menikah dia tengah halangan. Emang bisa setelah halangan langsung hamil?" bingungnya."Iya, itu bisa terjadi. Meskipun peluang hamil setelah haid biasanya lebih rendah, namun tidak mustahil. Beber
"Bu, ayo kita keluar. Kita istirahat dan lanjut besok, ya?" bujuk sang Ayah pada istrinya itu.Sang ibu menatap putrinya kasihan, namun masih belum puas untuk berdebat dengan menantunya itu. Dengan kesal ia keluar dari kamar putrinya."Jaga dia, Adi." pinta sang ayah.Adi mengangguk pasti. "Terimakasih, Ayah," ucapnya sopan.Sang ayah mengangguk sekali dan mengajak yang lain keluar. Setelah mereka semua keluar, Adi merebahkan dirinya disamping sang istri dan memeluknya sayang."Begitu kuat dirimu, sayang. Sedari remaja sampai sekarang kamu tidak pernah melawan saat Ibu merendahkan mu,"Adi memperhatikan wajah cantik istrinya yang sedikit pucat itu. Dielus-elus nya perut istrinya itu lembut."Baik-baik anak Ayah,," harap Adi. Ia benar-benar khawatir dengan keadaan istri dan calon anaknya sekarang. Mau cari dokter pun percuma karena memang di desa istrinya itu, dokter tidak melayani orang berobat lagi.Adi menarik selimut dan menutupi tubuh mereka berdua. Ia ikut memejamkan matanya dan
Seorang pria tengah merokok di balkon apartemennya. Asap rokok berhamburan di udara begitu banyak.Tin!Pria itu mengernyit heran karena mendengar bel apartemennya berbunyi. Ia pun mematikan rokoknya dan keluar dari kamarnya sendiri."Siapa yang bertamu sore-sore begini?" gumamnya, yang terus berjalan menuju pintu utama.CeklekPria itu menatap orang yang ada di depannya dari atas sampai bawah. Ia menaikkan sudut bibirnya kala perempuan yang sudah tidak ia temui selama sebulan itu."Woww, Lia, kau datang? Mari masuk, Baby..," ia merangkul Lia dengan senang hati membawa wanita itu masuk.Lia memutar bola matanya malas. Sebenarnya ia malas untuk menemui pria yang sudah merenggut kesuciannya itu. Tapi, karena ia merasa sunyi sendirian di rumah, ia memutuskan untuk menemui pria itu. Lagian, ia juga menghibur diri karena merasa kesal saat membaca pesan dari Adi yang ingin pergi dengan Hafizah selama dua hari."Kenapa kamu cemberut? Jika tidak ingin menemui ku, sebaiknya tidak usah." kata p
"Putra," Adi memanggil sekretarisnya itu.Putra yang tengah memperhatikan tablet itu menoleh pada atasannya itu. "Ada apa, Pak?""Bagaimana dengan jadwalku dua hari ke depan?"Putra yang baru saja memeriksa jadwal Adi pun langsung menjawab. "Dua hari ke depan jadwal anda aman, Pak. Tidak ada meeting dan pekerjaan di kantor bisa bapak kerjakan di rumah," jelasnya.Adi bernapas lega saat mendengar itu. Dua hari ia bisa menemani istrinya ke kampung. "Aku akan ke kampung istriku selama dua hari. Kamu urus kantor untuk sementara,"Putra menatap atasannya itu kasihan. "Bapak kesana pasti karena berita pagi tadi, 'kan? Saya minta maaf, Pak."Putra masih merasa bersalah atas menikahnya sang atasan."Tidak masalah, Put. Mungkin ini ujian dalam pernikahan kami," sahut Adi.Ya, setelah Adi pikirkan, mungkin orang ketiga lah untuk ujian rumah tangganya. Karena kalau soal perekonomian, ia dan sang istri sama-sama bekerja sehingga mereka tidak kekurangan harta. Tapi, kembali lagi pada yang di Atas.
"Mas suka gayamu, De." puji Adi sambil menggenggam tangan Hafizah."Jadi selama ini gak suka?" tanya Hafizah menatap suaminya yang sedang menyetir itu.Adi menggeleng pelan. "Bukan begitu,"Hafizah terkekeh melihat wajah suaminya yang panik. "Iya, Mas. Fizah ngerti kok,"Drrrtt... Drrrtt...Hafizah membuka tasnya saat mendengar ponselnya berdering."Siapa, sayang?" tanya Adi."Mas," panggil Hafizah lirih."Siapa?" tanya Adi khawatir, karena nada bicara istrinya berbeda."Ibu,"Adi menatap istrinya itu dan mengangguk sekali sebagai pertanda agar istrinya tenang. "Angkat dan loudspeaker." titahnya.Hafizah menurut, ia mengangkat panggilan telepon dari ibunya dan menyalakan loudspeaker teleponnya."Assalamu'alaikum, Bu,""Walaikumsalam, Fizah.""Ada apa, Bu?" tanya Hafizah takut-takut."Ibu mau penjelasan darimu dan Adi tentang berita pagi ini, Fizah," sahut sang Ibu masih dengan suara tenangnya.Hafizah menatap suaminya itu. Adi yang paham, lantas membuka suara. "Berita kalau Adi memili
"Mas!" Lia mengejar Adi cepat dan langsung menahan lengan pria itu."Lepas, Lia!" sentak Adi menghempas kasar lengannya."Mas, aku mohon. Berlaku lah adil," mohon Lia memelas.Adi menarik napas panjang dan menatap Lia datar. "Sudah berapa kali aku katakan, Lia? Aku tidak akan tidur bersamamu!" sarkas nya."Kenapa? Kenapa, Mas? Jika aku meminta baik-baik kamu tidak menurutinya, maka aku akan melakukan segala cara untuk mendapatkan cintamu. Bahkan aku berani melukai Fizah dan calon anak kalian!" desis Lia dengan beraninya.Adi menatap marah Lia dan langsung mencengkram rahang wanita itu dengan kuat. "Berani kau sentuh Fizah sedikit pun, aku tidak akan segan melukaimu. Aku rela dicap buruk oleh semua orang karena membunuh istri keduaku demi istri pertamaku sendiri!"Lia menahan pergelangan Adi. Ia terdongak dan sedikit kesusahan bernapas. "S-sakit, Mas!" ujarnya terbata.Seakan tuli, Adi tidak mendengarkan rintihan Lia yang kesakitan. Ia semakin kuat mencengkram rahang Lia hingga turun k
"Aaaaa Lia, lama gak ketemu..,"Lia tersenyum ke arah temannya itu dan mereka saling peluk guna melepas kerinduan."Bagaimana kabarmu?" tanya Raisa, teman Lia."Kurang baik," sahut Lia malas.Raisa merangkul temannya itu dan mengajak Lia berjalan-jalan di mall tersebut. "Kita belanja-belanja dulu, bagaimana?" tawarnya."Dasar! Bukannya hibur temannya, malah mau belanja-belanja." cibir Lia sedikit kesal.Raisa nyengir kuda. "Hehe, rindu belanja bareng," celetuknya.Lia memutar bola matanya malas, namun ia menurut pada temannya itu. Mereka menyusuri mall besar tersebut dan berbelanja.Diluar, Adi dan Hafizah masih berada di dalam mobil. Tiba-tiba Hafizah ragu untuk memasuki Mall."Mas, bagaimana kita pulang saja?" tawar Hafizah pada suaminya itu.Adi yang baru saja menutup pintu mobil itu, mengernyit heran. "Mas ajak kamu kesini untuk belanja. Bukan cuma mampir sebentar aja," pungkasnya."Iya, tapi perasaan Fizah kok kayak ragu gitu. Takut terjadi apa-apa, apalagi ada Lia disini," ah, e
Setelah sholat subuh, Adi dan Hafizah pulang ke rumah mereka. Sedari tadi Adi terus tersenyum karena menginap di hotel malam ini membuatnya untung besar. Ia bisa merasakan kebahagiaan seperti dulu sebelum adanya orang ketiga di rumah tangga mereka."Mas kesambet apaan?" tanya Hafizah bingung."Kesambet cinta kamu, De," sahut Adi sambil menyetir itu."Apa sih, Mas? Serem tau gak kalau Mas senyum-senyum gitu," kata Hafizah yang sebenarnya ia tengah malu.Adi tidak menghiraukan perkataan Hafizah. Ia masih terus tersenyum disepanjang perjalanan pulang. "De, bagaimana kita sarapan diluar aja? Mas malas kalau sarapan di rumah,""Berarti kita pulang cuma buat ganti baju doang. Terus, kita berangkat kerja lagi?"Adi mengangguk mengiyakan. "Tapi, kamu diam di rumah aja. Pasti capek, 'kan? Lagian, pihak sekolah pasti kasih cuti untuk istirahat biasanya."Hafizah tersenyum dan mengangguk. "Iya, Mas. Kita emang cuti sehari kok,""Aku juga mau cuti," celetuk Adi dengan senyum lebarnya."Eh, kok gi
Sepasang suami-istri tengah memadu kasih di malam sunah yang dianjurkan Nabi, yaitu malam Jumat. Di tengah permainan, si suami berhenti bergerak dan menatap istrinya lekat."De, boleh Mas ngomong serius?" tanya si suami."Apa, Mas? Kalau mau ngomong, ngomong aja," sahut si istri yang menekan punggung suaminya agar milik suaminya menusuk hingga terdalam."Mas mau poligami, boleh?"Deg!Hafizah, wanita cantik yang berumur 23 tahun itu, menatap suaminya lekat. Ia yang tadinya bergairah dengan permainan itu tiba-tiba merasakan kehambaran."Jangan bercanda, Mas," ujar Fizah lembut. Pasalnya, rumah tangganya dan sang suami baik-baik saja. Terlebih, mereka baru saja menjalani biduk rumah tangga selama 4 bulan. Masih baru dan hangat-hangatnya."Mas serius," kata lelaki di atas Hafizah itu.Hafizah menarik napas panjang. "Minggir, Mas," pintanya. Sakit? Tentu. Siapa yang tidak sakit hati saat suaminya meminta izin untuk menikah lagi? Meminta izin saat sedang santai saja sakit hati. Apalagi ini...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments