Reza kembali di pertemukan kembali dengan mantan isterinya pada saat ia sedang diambang kehancuran. Perusahaannya mengalami kebangkrutan. Bahkan, dalam waktu sehari seluruh karyawannya menyatakan mengundurkan diri dari perusahaan milik Reza. Namun disaat itu pula ia secara tidak sengaja kembali bertemu dengan mantan isterinya yang ternyata adalah seorang CEO dari sebuah perusahaan besar dan berpengaruh. Bagaimana kelanjutan ceritanya, yuk baca selengkapnya..!
Lihat lebih banyakTok..Tok..Tok.. Suara ketukan pintu membuyarkan lamunanku. "Pak, apa Bapak ada didalam?" Inah bertanya dari balik pintu. Karena memang sedari pulang tadi aku langsung masuk kekamarku dan tidak pernah keluar. Mungkin Inah mengkhawatirkanku. "Iya ada apa?" Sahutku dari dalam. "Apa Bapak sakit?" Tanyanya lagi. "Tidak." Jawabku. "Makan dulu pak, makanan sudah saya siapkan di meja makan. Nanti Bapak sakit lagi kalau tidak makan." Titahnya. "Iya nanti saya keluar kalau saya lapar. Kamu makan saja dulu." Aku berkata seperti itu supaya dia pergi dari depan pintu kamarku. "Baiklah Pak." "Hemmm." Lalu terdengar langkah kaki Inah pergi menjauh dari depan kamarku. Aku kembali melanjutkan lamunanku. Ya, memang tidak ada yang kukerjakan didalam kamarku saat ini kecuali melamun dan merenungi nasibku dengan penuh penyesalan. L A S T R I. Nama itu tiba-tiba terngiang begitu merdu di telingaku. Aku ingat betul bagaimana gigihnya ia dulu mendukungku saat ketika aku baru memulai usaha kecil-
"Maaf YU..NA, sejak kapan kamu bisa seperti ini? Emmm maaf maksudku sejak kapan kamu menjadi sesukses sekarang ini?" Aku bertanya padanya yang sebenarnya hanyalah caraku untuk menghilangkan rasa gugupku. Akan tetapi aku masih saja belum bisa menyembunyikannya dari hadapan Lastri atau Yuna ini. "Oh, itu. Ya tepatnya sejak kamu mencampakan aku dan anak-anak kita. Eh salah, anak-anakku. Ya..Begitu." Dia masih memberi tatapan sinis kepadaku. "Oke, kalau begitu. Saya anggap selesai untuk kita beramah tamah, sekarang silahkan sampaikan maksud dan tujuanmu hingga sangat ini melakukan pertemuan bisnis denganku." Dia melanjutkan kalimatnya namun kini ia memasang wajah lebih serius dari sebelumnya. "Iya benar, saya kesini datang untuk mengajukan kerja sama dengan perusahaan YFood." Jawabku. "Langsung saja kepada intinya kerja sama seperti apa yang anda inginkan dengan perusahaanku?" Dia kembali bertanya. "Kerja sama dibidang penyediaan barang, seperti yang dulu saya pernah sampaikan kepada
Aku meletakkan ponselku diatas nakas yang ada di samping meja kerjaku. Lalu aku menarik kursiku agar bisa lebih dekat lagi dengan komputer dan lap top yang berada berdampingan diatas meja kerja. Lalu aku mulai membuka lap topku itu dan mulai mem-brousing tentang Y-FOOD yang mana adalah perusahaan milik CEO Yuna. Tujuanku tidak lain hanyalah ingin tahu secara pasti siapa sebenarnya si pemilik perusahaan Y-FOOD dan bagaimana sejarah perkembangan perusahaan tersebut hingga bisa booming begitu cepat. Aku mulai berselancar di dunia maya dengan sekali mengklik rombol berlogo huruf G. Lalu mulai mengetik Y-FOOD. Dan tanpa perlu menunggu lama, halaman pencarian langsung menyuguhkan hasil penelusurannya untukku. Dan aku pun langsung saja membuka Link yang aku yakini merupakan Link resmi milik perusahaan Y-FOOD. Perlahan aku mulai membaca satu per satu kalimat yang secara terperinci memberikan penjelasan tentang perusahaan Y-FOOD. Namun sayang disana yang tertulis sebagai pemilik perusa
[Ra apa kamu punya poto terbaru milik CEO Yuna?] Aku kembali mengirimkan pesan kepada Clara. Clung. Ponselku kembali berbunyi pertanda ada pesan masuk. Lalu aku pun langsung membuka pesan tersebut. [Sebenarnya aku tidak punya pak, tapi tunggu sebentar ya aku bisa ambilkan dari profil WA nya]. Balas Clara lagi. Aku menunggu balasan dari Clara dengan perasaan tak menentu. Entah mengapa setelah sekian lama aku berpisah dengan Lastri bahkan aku sama sekali tak pernah lagi mengingatnya tapi pertemuanku dengan CEO Yuna malam itu mampu membuka kembali lembar-lembar memoriku dahulu. Aku merasa ada sebuah ikatan erat antara CEO Yuna dengan Lastri mantan isteriku. Clung. Ponsel kembali berbunyi, lalu aku pun segera membukanya dan pesan itu hanya berisi sebuah poto CEO Yuna. Aku kembali menyipitkan mata ketika kedua poto itu aku gabung menjadi satu dalam satu bingkai sehingga kedua poto itu nampak bersebelahan. Aku mencoba menerka-nerka perbedaan apa yang mencolok diantara kedua poto itu.
Mungkin karena lelah menghadapi segudang permasalahan yang datang secara bersamaan hari ini hingga akhirnya, kepalaku terasa berat. Pandanganku berkunang-kunang. Hingga lenyap. Dan aku lupa dengan semuanya. "Selamat pagi Pak Reza.!"Suara seorang wanita menyapaku dengan lembut. Namun suara itu terasa asing di telingaku hingga aku perlahan membuka mataku. Dan ketika aku sudah membuka mataku secara perlahan kepalaku masih terasa sakit, pandanganku silau namun tetap aku paksakan untuk melihat keadaan seklilingku. "Diamana aku?" Tanyaku kepada seorang wanita berpakaian suster yang tadi menyapaku. "Bapak dirumah sakit sejak tiga hari yang lalu." Jawabnya. "Hahh? Apa aku dirumah sakit? Tiga hari yang lalu?" Aku tak percaya dengan apa yang baru saja aku dengar dari suster tersebut. "Iya pak, Selasa pagi Isteri bapak mengantar Bapak ke Rumah Sakit ini karena bapak tidak sadarkan diri." Jelas suster itu lagi. "Se, Sekarang di..dimana Nirma Isteriku?" Dengan terbata aku mencoba bertanya
Sebelum melangkahkan kaki untuk maju memperkenalkan diriku dan juga perusahaanku, terlebih dahulu aku menelan saliva dalam-dalam. Entah mengapa terselip rasa khawatir yang aku juga tak tahu apa penyebabnya. Padahal sebelumnya aku begitu optimis, dan bersedia menerima penolakan kerja sama jika seandainya CEO Yuna menolak pengajuanku ini. Karena hal itu merupakan sebuah kewajaran didunia bisnis. Kita tidak bisa memaksakan kehendak kepada orang lain untuk bekerja sama. Sama halnya dengan jual beli kita tidak bisa memaksakan pembeli untuk membeli produk kita akan tetapi kita hanya bisa untuk mencari solusi bagaimana caranya agar pembeli berminat untuk membeli produk yang kita punya.Sesampainya didepan, moderator itu mempersilahkan ku untuk mengenalkan diri dan juga perusahaanku lalu menyampaikan maksud dan tujuanku."Baiklah langsung saja. Saya Reza Indra Kusuma atas nama perusahaan saya Nice-Bread ingin mengajukan kerja sama kepada pihak Y-FOOD terutama dibidang pemasokan dan pendistri
Saat wanita cantik nan anggun itu melangkah masuk semua mata tertuju padanya, tak terkecuali denganku. Aku pun tak ingin kehilangan momen berharga ini. Tak sabar rasanya ingin berjabatan tangan CEO Yuna begitu mereka menyebutnya.CEO Yuna melangkah semakin dekat, ia melenggang dengan penuh wibawa diatas permadani merah yang terhampar. Semakin dekat jarak antara aku dan CEO Yuna entah mengapa jantungku semakin berdebar, entah apa sebabnya aku pun tak memahaminya. Aku tertegun melihat kecantikannya namun ada sesuatu yang hinggap dalam pikiranku. Ya aku berpikir bahwa aku sangat mengenal sosok CEO Yuna.Ah, siapa dia aku bahkan baru kali ini berjumpa dengannya, namun mengapa ketika melihat wajahnya dari jarak yang dekat tiba-tiba saja batinku merasa tidak asing lagi dengannya. Bahkan aku seolah merasa sangat mengenalnya.Kemudian CEO Yuna melewatiku, masih dengan langkah dan tatapan yang sama. Lalu ia sampai pada sebuah kursi yang berada di barisan depan kemudian seorang pengawalnya memp
"Mas, bangun dong sana kerja." Suara Nirma membangunkan dari tidur lelapku." masih ngantuk sayang." Jawabku malas."Bangun dong mas, gimana kamu akan membangun kembali perusahaanmu yang bangkrut itu kalau kamu malas-malasan seperti ini." Celoteh Nirma kembali.Namun bukan itu yang memaksaku untuk membuka mata yang sebenarnya masih sangat berat ini karena kantuk masih menggelayut di kedua kelopakataku. Akan tetapi aroma harum khas tubuh Nirma benar-benar mampu membangunkan mataku dan mengusir kantukku.Sejenak aku terduduk ditepian ranjang, aku menghela nafas panjang sebelum beranjak untuk mandi. Aku teringat akan perusahaanku yang perlahan mengalami kebangkrutan. Aku teringat bagaimana dulu aku membangun usaha dari kecil-kecilan hingga berkembang pesat hingga menjadi sebuah perusahaan besar.Ketika aku mengenal Nirma, aku sedang berada di puncak kejayaanku. Kami menjalin hubungan terlarang. Ya, benar hubungan terlarang. Karena kala itu aku berstatus sebagai seorang suami dan ayah dar
Pov. PenulisReza sangat merasa kesal atas pertanyaan tamunya tersebut yang menanyakan keberadaan Lastri dan ketiga anaknya. Menurut Reza seharusnya orang-orang itu tidak lagi menyebut nama Lastri dihadapannya. Karena baginya pernikahan dengan Nirma adalah sesuatu yang tidak boleh terusik.Namun Reza mampu menepis kekesalannya itu,sehingga ia bisa kembali menikmati kebahagiaannya dengan Nirma. Sang pujaan hatinya. Pernikahan dengan Nirma adalah sesuatu yang sudah sejak lama ia idam-idamkan. Namun dimata para tetangga perbuatan Reza ini sama sekali tidak ada yang mendukungnya. Karena sejatinya orang-orang di lingkungan tempat mereka tinggal semua tahu seperti apa kemelut yang ada dalam rumah tangga Reza hingga isteri dan ketiga anaknya memilih untuk pergi meninggalkannya. Meski tak ada yangvtahu pasti dimana Lastri dan anak-anaknya kini berada namun mereka semua mendukung sepenuhnya keputusan Lastri untuk lergi meninggalkan Reza.Bagaimana setiap hari orang-orang di lingkungan tempat
"Las, Lastri..! Sapan untukku mana?" Pagi-pagi aku dibikin kesel dengan sikap Lastri yang kurang cekatan dalam melayani keperluanku. "Iya mas, tunggu dulu sebentar ini aku sedang mengganti popok Nina." Terdengar sahutan Lastri dari arah kamar. Aku yang sudah duduk menghadap meja makan menghela napas panjang karena semakin panas saja rasanya dadaku seperti ingin segera kuledakkan marah yang menyesakan detak jantungku. Kesal dengan sikap.Lastri aku segera bangkit dan melangkah menuju ruang keluarga dimana Risa dan Rio sedang bermain dengan peralatan sekolah mereka. "Hei, kalian berdua ayo cepat lagi pakai sepatu atau kalau tidak papa tinggal dan kalian berangkat sekolah dengan ojek saja." Aku beekata tegas pada kedua anak itu. "Iya Pa." Jawab mereka hampir bersamaan. Eh, tapi mana juga sepatu kerjaku. Aduh, Lastri kamu benar-benar bikin aku kesal. Sarapan belum kamu siapkan, sepatu kerjaku juga belum. Ngapain saja sih kamu bangun subuh-subuh. Aku menggerutu. "Maaf mas aku tadi me...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen