Share

Bab. 4

Penulis: Fitri Linda
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-19 16:27:36

Pov. Lastri

Bertahan dalam biduk rumah tangga selama delapan tahun bagiku itu bukanlah hal yang mudah. Jatuh bangun pahit manis semua sudah ku rasakan. Terlebih lagi dengan laki-laki yang tingkat keegoisannya tergolong tingkat tinggi.

Aku dan Mas Reza saling kenal sebenarnya sejak sepuluh tahun lalu. Tepatnya dua tahun sebelum kami menikah. Waktu itu aku masih bekerja sebagai perawat disalah satu rumah sakit. Karena tidak memiliki kendaraan pribadi aku memutuskan untuk mencari angkot langganan.

Dan setelah beberapa kali manaiki angkot yang supirnya ialah Mas Reza sepertinya aku merasa cocok dan nyaman jika menaiki angkotnya. Dan dari situ aku menjadi salah satu penumpang langganannya. Satu tahun kemudian aku dan Mas Reza menjalin hubungan (pacaran). Lalu pada tahun berikutnya kami menikah.

Sejak kenal lalu pacaran, kemudian menikah semua seolah baik-baik saja. Memang sesekali Mas Reza menunjukan keegoisannya tapi bagiku itu tak masalah aku memakluminya sebagai sifat fitrah bagi seorang laki-laki.

Sebelum dikaruniai anak aku memang masih  eksis bekerja, namun setelah melahirkan anak pertama kami Mas Reza menyarankan supaya aku resign dari pekerjaanku. Aku sempat menolak tapi Mas Reza memaksaku. Hingga akhirnya walaupun berat demi baktiku pada suami aku pun menurutinya.

Sejak aku berhenti bekerja Mas Reza juga memutuskan untuk berhenti menjadi supir angkot. Kemudian kami bersepakat untuk berwirausaha kecil-kecilan dengan membuka toko roti. Awalnya kami hanya menjadi suplier bagi beberapa pembuat roti, namun setelah memiliki cukup modal akhirnya kami bisa memproduksi sendiri roti yang kemudian kami pasarkan.

Aku bangga melihat kemajuan usaha yang di geluti oleh suamiku. Hari demi hari semuanya seolah berjalan begitu lancar. Karyawan terus bertambah seiring dengan bertambahnya tingkat produksi kami. Setiap hari aku memang tidak pernah terjun langsung melihat ke perusahaan namun aku selalu meneliti setiap laporan yang masuk dari para karyawan. 

Mas Reza memang tidak mengizinkan aku untuk ikut dalam mengelola usaha tapi bagiku ini bukanlah suatu masalah, aku senang hari-hariku hanya sibuk mengurusi suami dan anak saja. Untuk penghasilan pun mas Reza tidak terlalu terbuka pada ku tetapi ini juga tak mengapa karena kebutuhan aku dan anak-anakku selalu ia penuhi.

Namun saat aku hamil anak kami yang ketiga Mas Reza seolah berubah. Awalnya aku mengira mungkin ini hanya perasaanku saja karena aku sedang hamil. Selama kehamilan aku berusaha untuk melawan segala keresahanku. Aku tak ingin ini mengganggu kesehatanku dan juga janinku.

Hingga anak ketiga kami lahir, ia seorang bayi perempuan yang cantik. Aku sangat senang dengan kehadirannya. Karena dengan demikian aku sudah memiliki dua anak perempuan. Tapi aku merasa ada sesuatu yang berbeda dengan suamiku. Benar, ini bukan hanya ilusi perasaanku ketika masih hamil saja. Tapi kenyataannya Mas Reza sekarang benar-benar sudah berubah.

Aku mencoba untuk memperbaiki komunikasi antara kami berdua. Mungkinkah ada kesalahan yang tak sengaja aku buat, ataukah ada kesalah pahaman antara aku dan dia. Karena aku tidak mau persoalan ini berlarut hingga menjadi masalah bagi rumah tangga kami.

Namun apa yang aku dapatkan? Semua yang kulakukan seolah seolah hanya sia-sia saja.  Mas Reza sama sekali tidak berubah. Sikapnya padaku bahkan semakin menjadi-jadi. Sering kali ia berbuat kasar. Kata-kata yang tak pantas diucapkan sering kali keluar begitu saja dari mulutnya. 

Sering kali aku merasa sakit hati dan tersinggung dengan kalimat-kalimat cacian dan makiannya. Selip sedikit saja aku melakukan mesalahan maka akan ia besar-besarkan dan ia jadikan sebagai alasan kemarahannya. 

Astakhfirullahhaladzim...

Hanya dengan istikhfar itulah aku bisa tenang menghadapinya. Bukan hanya menyakitiku lewat kata-katanya ia juga tak segan bermain tangan. Sering kali pipiku menjadi tempat untuk ia mendaratkan tamp*rannya. Begitupun rambutku tak segan ia menja*baknya.

Perih.

Tak pernah terbayangkan olehku ia akan tega berbuat seperti ini padaku. Terkadang aku merenung apa lagi kurangnya mas Reza dengan perlakuanku dengannya. Selama ini aku sudah berusaha untuk menjadi isteri yang penurut dan patuh padanya. Bahkan untuk keuangan pun aku seahkan padanya. Aku biarkan dia yang mengatur keuangan keluarga kami. Semenjak usahanya melejit naik daun pun ia hanya menjatah aku dan anak-anakku uang satu juta rupiah setiap bulannya. 

Uang sejumlah itu adalah untuk keseluruhan kebutuhan kami dirumah selama satu bulan. Untuk keperluan dapur, anak-anak dan keperluan rumah tangga lainnya. Dia tidak mau tahu tentang kebutuhan kami dirumah. Baginya uang sejumlah itu harus cukup.

Hingga lebih kurang satu bulan yang lalu tanpa sengaja aku melihat berkas laporan keuangan perusahaan selama enam bulan terakhir, ternyata penghasilan bersih perbulan dari penjualan bisa mencapai ratusan juta. Bahkan pernah di bulan keempat hampir mencapai satu miliar. Ap maksud semua ini? Begitu besarkah pemasukan kami perbulan? Alhamdulillah. Aku bangga dengan kerja keras suamiku.

Akan tetapi selain laporan penghasilan bulanan ternyata juga terselip laporan pengeluaran tiga bulan terakhir dan yang membuat aku penasaran ialah dalam setiap bulan uang perusahaan tidak hanya masuk ke rekening perusahaan melainkan juga ada yang masuk ke rekening pribadi milik mas reza dan juga ada yang masuk ke rekening seseorang yang bernama Nirma Karina. Siapa perempuan ini? Aku tidak mau tinggal diam.

Dalam hati aku mengumpat pada Mas Reza, 'aku tidak akan tinggal diam mas. Kamu tidak terus-terusan menerima perlakuanmu seperti ini.'Umpatku.

Lalu aku mencari bukti-bukti sendiri, dan akhirnya aku tahu semuanya. Uang yang masuk kerekening pribadi Mas Reza dalam jumlah besar itu ia gunakan hanya untuk bersenang-senang sendiri, sedangkan yang masuk kerekening atas nama Nirma Karina ternyata adalah wanita penghibur yang bekerja di klub malam yang mana sering dikencani oleh Mas Reza. 

Aku mengatur semuanya sebaik mungkin. Mas Reza jangan sampai tahu apa yang akan ku lakukan dan yang sudah ku lakukan. Maka aku memberinya jeda waktu satu bulan untuk berubah. Akan tetapi sudah berjalan dua minggu sejak itu ternyata ia masih belum berubah. 

Perlakuan kasarnya masih terus saja ia lancarkan padaku, seolah tanpa takut akan dosa. Lalu karena sudah tidak sanggup lagi menerima siksaannya maka aku menghubungi salah seorang kenalanku yang merupakan seorang pengacara pada pengadilan agama di kota kami untuk mengajukan perceraian ku dan mas Reza. Awalnya temanku ini menolak pengajuan perceraianku, dia memintaku untuj berpikir lebih panjang lagi. Dia memintaku untuk tetap bertahan demi anak-anakku.

Tapi aku mengatakan padanya bahwa waktu untuk berpikir sudah kuhabiskan selama delapan tahun ini dan aku berpisah justru demi menyelamatkan anak-anakku karena jika perceraian ini tidak dilakukan maka suamiku akan semakin semena-mena tidak hanya kepadaku melainkan juga kepada anak-anakku.

Maka aku memohon pada temanku ini untuk mempercepat proses perceraian antara aku dan Mas Reza. Dan kemarin malam ialah puncaknya dimana Mas Reza mengatakan padaku bahwa ia akan pulang malam karena banyak pekerjaannya di kantor. Akan tetapi saat tengah malam ada sebuah nomor tak dikenal masuk kedalam WA ku. Ia tidak menelpon melainkan mengirimiku sebuah vidio rekaman tentang adegan ranjang yang dilakukan oleh seorang peria dan seorang wanita. Dan peria itu tentu saja aku sangat  mengenalinya karena ia adalah Mas Reza suamiku.

Aku mencoba untuk menghubungi si pengirim vidio tersebut namun sejak saat itu hingga tadi malam nomor itu tidak lagi bisa ku hubungi. Maka tadi pagi setelah mengantakkan anak-anakku sekolah aku menghubungi temanku yang merupakan pengacara tersebut lalu pun langsung memberikan berkas perceraian sesuai yang kuminta sebelumnya.

Siang hari setelah menjemput Risa dan Rio, aku tidak langsung pulang melainkan aku terlebih dahulu menemui pihak sekolah mereka untuk menangguhkan kedua anakku ini berpindah sekolah. Sempat menemui kendala karena biaya sekolah mereka yang tertunggak namun setelah aku melunasinya barulah bisa mendapatkan rekomendasi pindah sekolah.

Aku lega. Semua ku jalankan dengan baik tanpa sepengetahuan Mas Reza. Setelah sampai dirumah aku membereskan rumah lalu mengemasi pakaianku dan anak-anak sealakadarnya saja. Mas Reza yang tadi pergi keluar rumah dengan amarahnya yang memuncak tentu belum akan pulang sebelum malam.

Maka dari itu aku dan anak-anakku harus pergi secepatnya, dan jangan sampai mebinggalkan jejak. Aku sudah memesan taxi online untuk aku dan anak-anakku menuju ke bandara. Sedangkan tiket pesawat sebenarnga sudah ku pesan sejak malam dimana ku menerima vidio tak senonoh itu.

Aku menarik napas panjang saat pesawat sudah mulai meninggi meninggalkan sejuta luka yang tak akan mudah untuk disembuhkan. Ah, dia pasti tidak habis pikir bahwa aku bisa pergi sejauh ini bersama ketiga anakku. Ya, karena dia tidak tahu bahwa selama ini aku diam-diam sudah berpenghasilan dari sebuah chanel youtubeku. Dan penghasilanku ini sama sekali tidak pernah aku gunakan sebelumnya. Dan baru beberapa hari yang lalu aku menarik semua uangku yang ternyata jumlahnya tidak sedikit. 

Bersambung...

Bab terkait

  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 5

    Masih Pov. LastriPenerbangan selama empat puluh lima menit telah menghantarkan aku dan anak-anakku ketempat yang benar-benar baru buat kami. Sebenarnya tidak pernah terbayangkan sebelumnya untuk pergi ketempat sejauh ini. Dan aku pun sempat bingung untuk apa kami pergi kedaerah ini, dan akan tinggal dimana kami setelah sampai. Tapi setelah aku menenangkan hatiku dan menguasai kembali pikiranku hingga akhirnya aku mulai menyusun rencanaku selanjutnya.Setelah sampai di bandara aku memperhatikan kedua anakku yaitu Risa dan Rio adiknya, mereka tampak heran dan bingung. Aku sebagai ibu mereka tahu bahwa anak-anakku sedang bertanya dalam benak mereka masing-masing kemana kami pergi dan untuk apa kami pergi.Namun aku berusaha untuk berpura-pura tidak peduli dengan apa yang mereka rasa dan pikirkan. Nanti saja aku beritahu mereka dengan pelan-pelan dan aku yakin lambat laun mereka pasti akan mengerti dan paham maksud kepergian kami ini.Lalu aku kembali memesan taxi online untuk menghantar

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 6

    Baiklah, kita tinggalkan dulu tentang Lastri dan anak-anaknya. Karena Tuhan pasti akan selalu melindungi mereka. Sebab Lastri bukanlah wanita lemah selemah penilaian yang diberikan oleh suaminya. Dia wanita hebat dan kuat. Sekarang kita tengok lagi bagaimana kehidupan Reza selanjutnya setelah di tinggalkan oleh anak-anak dan juga isterinya.Pov. RezaJantungku seolah berhenti berdetak untuk beberapa saat lamanya setelah membaca isi surat yang di tinggalkan Lastri. Lastri pergi dan dia membawa ketiga anak kami. Kemana mereka? Entahlah perasaanku untuk saat ini tak menentu. Aku sedih, kecewa, takut, khawatir, tapi juga lega dan juga menyesal.Aku mengurungkan niatku untuk mandi, lalu aku pergi kedapur. Entah mengapa tanpa komando tanganku menyentuh tudung saji yang biasa tempat Lastri meletakkan segala lauk pauk yang telah ia masak. Padahal sebenarnya perutku masih terasa sangat kenyang.Astaga, begitu ku buka aku melihat sesuatu yang selama ini hampir tidak pernah ku temukan di bawah

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 7

    Masih Pov. Reza"Halo sayang kamu dimana?" Aku menelpon Nirma."Ini aku lagi bete dirumah, ada apa?" Tanya Nirma."Kita keluar yu.." Ajakku."Kemana?" Tanya Nirma."Ke cafe. Temanin aku ngopi." Jawabku."Kalau kamu ngopi terus aku ngapai?" Tanyanya dengan nada.bercanda khasnya."Ya kalau kamu mau liat aku aja ngak apa-apa, tapi kalau kamu mau minum juga itu lebih baik." Jawabku."Ya sudah aku siap-siap dulu ya, jemput aku ya mas." Timbal Nirma."Oke, tunggu ya aku kesitu sekarang juga." Tukasku."Oke aku tunggu." Jawabnya sebelum menutup telepon.Kemudian aku segera mengeluarkan mobil lalu pergi menemui Nirma, aku akan menjemput dia dirumahnya. Begitu aku sampai di depan rumah Nirma, dia sudah menunggu disana dan kamipun langsung pergi menuju cafe seperti yang sudah kami janjikan sebelumnya.Di perjalanan aku hanya diam saja, begitupun dengan Nirma dia hanya sesekali berdehem. Mungkin ia bermaksud untuk memancingku supaya aku buka suara lebih dahulu namun aku tetap diam. Karena aku ma

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 8

    "Emmm... Kalau menurutku sebaiknya besok mas hadir saja ke persidangan untuk selanjutnya nanti kita lihat dulu keadaan nantinya mas." Jawab Nirma."Oh, begitu baiklah aku terima usul kamu sayang." Aku mengelus kepalanya."Oh ya mas, emmm.. uang belanjaku udah tipis nih kapan kamu mau transfer mas?" Nirma mengalihkan pembicaraan kami."Kalau masalah itu kapan saja kamu mau bisa aku lakukan." Sejenak aku melirik kearahnya dan tersenyum tipis."Kalau begitu transfer sekarang donk mas." Nirma sedikit merengek manja dilenganku.Kemudian aku langsung mengambil ponselku dan membuka aplikasi Banking milikku lalu tanpa menunggu lama aku langsung menstranfer kerekening milik Nirma yang memang sudah ada pada kontak di akun Banking-ku karena sebelumnya aku sudah sering melakukan transfer ke rekening Nirma.Bagiku memberi uang belanja untuk Nirma bukanlah sebuah masalah, karena aku sangat membutuhkan kehadiriannya. Nirma adalah sesuatu yang penting bagiku daripada uang. Toh uang bisa aku dapatkan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 9

    Dengan senang hati aku menemani Nirma berbelanja kebutuhan hariannya. Aku kagum padanya ia begitu lihai dalam memilih produk-produk kecantikan. Skincare yang Nirma gunakan adalah merk Skincare ternama tentunya dengan harga yang tidak abal-abal, pantas saja jika ia sangat mempesona jika perawatan tubuhnya saja membutuhkan uang puluhan juta.Begitupun dengan berbelanja pakaian, Nirma juga sangat pandai dalam memilih pakian yang serasi untuk tubuhnya. Nirma juga tidak membeli hanya satu atau dua pakaian tapi sangat banyak. Dan dengan bahan dan kualitas diatas rata-rata. Duh Lastri, kamu tidak akan ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Nirma. Kamu jika membeli pakaian hanya membeli daster itu juga paling cuma sehelai dua helai dan bahannya juga tentu dibawah standar pakaian Nirma. Lalu kamu akan memakainya selama berbulan-bulan dan bahakan bertahun-tahun. Uh.. Sangat memalukan sekali memiliki isteri sepertimu Lastri."Nah, mas uang yang kemaren kamu transfer sudah habis nih. Kamu lihat

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 1

    "Las, Lastri..! Sapan untukku mana?" Pagi-pagi aku dibikin kesel dengan sikap Lastri yang kurang cekatan dalam melayani keperluanku. "Iya mas, tunggu dulu sebentar ini aku sedang mengganti popok Nina." Terdengar sahutan Lastri dari arah kamar. Aku yang sudah duduk menghadap meja makan menghela napas panjang karena semakin panas saja rasanya dadaku seperti ingin segera kuledakkan marah yang menyesakan detak jantungku. Kesal dengan sikap.Lastri aku segera bangkit dan melangkah menuju ruang keluarga dimana Risa dan Rio sedang bermain dengan peralatan sekolah mereka. "Hei, kalian berdua ayo cepat lagi pakai sepatu atau kalau tidak papa tinggal dan kalian berangkat sekolah dengan ojek saja." Aku beekata tegas pada kedua anak itu. "Iya Pa." Jawab mereka hampir bersamaan. Eh, tapi mana juga sepatu kerjaku. Aduh, Lastri kamu benar-benar bikin aku kesal. Sarapan belum kamu siapkan, sepatu kerjaku juga belum. Ngapain saja sih kamu bangun subuh-subuh. Aku menggerutu. "Maaf mas aku tadi me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 2

    Meninggalkan kekesalanku dengan Lastri dirumah, aku lebih fokus pada urusan bisnisku. Sore ini aku pulang kerja tidak akan langsung pulang kerumah melainkan aku sudah ada janji dengan beberapa teman tongkronganku. Kami sudah berjanji akan bertemu sekedar minum dan makan-makan lalu malamnya nanti kami akan pergi ke klub malam untuk sekedar menghibur diri."Mas kapan pulang? anak-anak ingin makan malam bersama." Itu bunyi pesan yang baru saja kuterima dari Lastri."Aku pulang malam, karena banyak kerjaan yang harus aku selesaikan. Kalian saja yang makan malam ngga usah nunggu aku." Aku mengirimkan balasan itu padanya.Makan malam dengan Lastri dan anak-anak itu tidak penting, lebih baik aku bersenang-senang dengan caraku sendiri dan itu jauh lebih memuaskan dari pada dirumah. Hanya akan menguras emosiku saja.Malam sudah larut aku mulai merasa pusing dan mual akibat mabuk. Beberapa kawanku ada yang sudah pulang namun aku merasa seperti masih belum ingin meninggalkan tempat ini. Ada seo

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 3

    Kreeek..Terdengar suara pintu ruang tamu terbuka, aku tahu itu pasti Lastri. Dia sudah pulang."Assalamualaikum..!"Suara Lastri memberi salam.Aku hanya diam, hatiku masih panas. Untuk sementara laparku telah hilang yang ada hanyalah emosi yang menggebu. Sudah tak sabar rasanya tangan ini ingin segera ku daratkan di wajahnya. Dasar wanita tak tahu diuntug, sudah ku beri hidup enak tapi masih saja tak bisa menghargaiku. Sebenarnya apa maunya. Aku sudah memberikan uang belanja tapi ia masih saja tidak bisa mengaturnya. Setiap hari lauk dan sayur hanya itu dan itu saja.Lalu uang satu juta yang ku beri setiap bulan ia kemanakan? Huuuuhhhh.. Semakin geram rasanya saat melihat ia melangkah masuk seolah tanpa dosa ia menghampiriku setelah sebelumnya ia mendudukan Nina di troli lalu kemudian ia mengulurkan tangannya hendak menyalamiku. Tentu saja ku tolak. Plaaak...Ku hadiahi Lastri satu tamparan di pipi kirinya."Mas.."Hanya kata itu yang keluar dari bibir mungilnya. Dan aku semakin emo

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19

Bab terbaru

  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 9

    Dengan senang hati aku menemani Nirma berbelanja kebutuhan hariannya. Aku kagum padanya ia begitu lihai dalam memilih produk-produk kecantikan. Skincare yang Nirma gunakan adalah merk Skincare ternama tentunya dengan harga yang tidak abal-abal, pantas saja jika ia sangat mempesona jika perawatan tubuhnya saja membutuhkan uang puluhan juta.Begitupun dengan berbelanja pakaian, Nirma juga sangat pandai dalam memilih pakian yang serasi untuk tubuhnya. Nirma juga tidak membeli hanya satu atau dua pakaian tapi sangat banyak. Dan dengan bahan dan kualitas diatas rata-rata. Duh Lastri, kamu tidak akan ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Nirma. Kamu jika membeli pakaian hanya membeli daster itu juga paling cuma sehelai dua helai dan bahannya juga tentu dibawah standar pakaian Nirma. Lalu kamu akan memakainya selama berbulan-bulan dan bahakan bertahun-tahun. Uh.. Sangat memalukan sekali memiliki isteri sepertimu Lastri."Nah, mas uang yang kemaren kamu transfer sudah habis nih. Kamu lihat

  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 8

    "Emmm... Kalau menurutku sebaiknya besok mas hadir saja ke persidangan untuk selanjutnya nanti kita lihat dulu keadaan nantinya mas." Jawab Nirma."Oh, begitu baiklah aku terima usul kamu sayang." Aku mengelus kepalanya."Oh ya mas, emmm.. uang belanjaku udah tipis nih kapan kamu mau transfer mas?" Nirma mengalihkan pembicaraan kami."Kalau masalah itu kapan saja kamu mau bisa aku lakukan." Sejenak aku melirik kearahnya dan tersenyum tipis."Kalau begitu transfer sekarang donk mas." Nirma sedikit merengek manja dilenganku.Kemudian aku langsung mengambil ponselku dan membuka aplikasi Banking milikku lalu tanpa menunggu lama aku langsung menstranfer kerekening milik Nirma yang memang sudah ada pada kontak di akun Banking-ku karena sebelumnya aku sudah sering melakukan transfer ke rekening Nirma.Bagiku memberi uang belanja untuk Nirma bukanlah sebuah masalah, karena aku sangat membutuhkan kehadiriannya. Nirma adalah sesuatu yang penting bagiku daripada uang. Toh uang bisa aku dapatkan

  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 7

    Masih Pov. Reza"Halo sayang kamu dimana?" Aku menelpon Nirma."Ini aku lagi bete dirumah, ada apa?" Tanya Nirma."Kita keluar yu.." Ajakku."Kemana?" Tanya Nirma."Ke cafe. Temanin aku ngopi." Jawabku."Kalau kamu ngopi terus aku ngapai?" Tanyanya dengan nada.bercanda khasnya."Ya kalau kamu mau liat aku aja ngak apa-apa, tapi kalau kamu mau minum juga itu lebih baik." Jawabku."Ya sudah aku siap-siap dulu ya, jemput aku ya mas." Timbal Nirma."Oke, tunggu ya aku kesitu sekarang juga." Tukasku."Oke aku tunggu." Jawabnya sebelum menutup telepon.Kemudian aku segera mengeluarkan mobil lalu pergi menemui Nirma, aku akan menjemput dia dirumahnya. Begitu aku sampai di depan rumah Nirma, dia sudah menunggu disana dan kamipun langsung pergi menuju cafe seperti yang sudah kami janjikan sebelumnya.Di perjalanan aku hanya diam saja, begitupun dengan Nirma dia hanya sesekali berdehem. Mungkin ia bermaksud untuk memancingku supaya aku buka suara lebih dahulu namun aku tetap diam. Karena aku ma

  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 6

    Baiklah, kita tinggalkan dulu tentang Lastri dan anak-anaknya. Karena Tuhan pasti akan selalu melindungi mereka. Sebab Lastri bukanlah wanita lemah selemah penilaian yang diberikan oleh suaminya. Dia wanita hebat dan kuat. Sekarang kita tengok lagi bagaimana kehidupan Reza selanjutnya setelah di tinggalkan oleh anak-anak dan juga isterinya.Pov. RezaJantungku seolah berhenti berdetak untuk beberapa saat lamanya setelah membaca isi surat yang di tinggalkan Lastri. Lastri pergi dan dia membawa ketiga anak kami. Kemana mereka? Entahlah perasaanku untuk saat ini tak menentu. Aku sedih, kecewa, takut, khawatir, tapi juga lega dan juga menyesal.Aku mengurungkan niatku untuk mandi, lalu aku pergi kedapur. Entah mengapa tanpa komando tanganku menyentuh tudung saji yang biasa tempat Lastri meletakkan segala lauk pauk yang telah ia masak. Padahal sebenarnya perutku masih terasa sangat kenyang.Astaga, begitu ku buka aku melihat sesuatu yang selama ini hampir tidak pernah ku temukan di bawah

  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 5

    Masih Pov. LastriPenerbangan selama empat puluh lima menit telah menghantarkan aku dan anak-anakku ketempat yang benar-benar baru buat kami. Sebenarnya tidak pernah terbayangkan sebelumnya untuk pergi ketempat sejauh ini. Dan aku pun sempat bingung untuk apa kami pergi kedaerah ini, dan akan tinggal dimana kami setelah sampai. Tapi setelah aku menenangkan hatiku dan menguasai kembali pikiranku hingga akhirnya aku mulai menyusun rencanaku selanjutnya.Setelah sampai di bandara aku memperhatikan kedua anakku yaitu Risa dan Rio adiknya, mereka tampak heran dan bingung. Aku sebagai ibu mereka tahu bahwa anak-anakku sedang bertanya dalam benak mereka masing-masing kemana kami pergi dan untuk apa kami pergi.Namun aku berusaha untuk berpura-pura tidak peduli dengan apa yang mereka rasa dan pikirkan. Nanti saja aku beritahu mereka dengan pelan-pelan dan aku yakin lambat laun mereka pasti akan mengerti dan paham maksud kepergian kami ini.Lalu aku kembali memesan taxi online untuk menghantar

  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 4

    Pov. LastriBertahan dalam biduk rumah tangga selama delapan tahun bagiku itu bukanlah hal yang mudah. Jatuh bangun pahit manis semua sudah ku rasakan. Terlebih lagi dengan laki-laki yang tingkat keegoisannya tergolong tingkat tinggi.Aku dan Mas Reza saling kenal sebenarnya sejak sepuluh tahun lalu. Tepatnya dua tahun sebelum kami menikah. Waktu itu aku masih bekerja sebagai perawat disalah satu rumah sakit. Karena tidak memiliki kendaraan pribadi aku memutuskan untuk mencari angkot langganan.Dan setelah beberapa kali manaiki angkot yang supirnya ialah Mas Reza sepertinya aku merasa cocok dan nyaman jika menaiki angkotnya. Dan dari situ aku menjadi salah satu penumpang langganannya. Satu tahun kemudian aku dan Mas Reza menjalin hubungan (pacaran). Lalu pada tahun berikutnya kami menikah.Sejak kenal lalu pacaran, kemudian menikah semua seolah baik-baik saja. Memang sesekali Mas Reza menunjukan keegoisannya tapi bagiku itu tak masalah aku memakluminya sebagai sifat fitrah bagi seoran

  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 3

    Kreeek..Terdengar suara pintu ruang tamu terbuka, aku tahu itu pasti Lastri. Dia sudah pulang."Assalamualaikum..!"Suara Lastri memberi salam.Aku hanya diam, hatiku masih panas. Untuk sementara laparku telah hilang yang ada hanyalah emosi yang menggebu. Sudah tak sabar rasanya tangan ini ingin segera ku daratkan di wajahnya. Dasar wanita tak tahu diuntug, sudah ku beri hidup enak tapi masih saja tak bisa menghargaiku. Sebenarnya apa maunya. Aku sudah memberikan uang belanja tapi ia masih saja tidak bisa mengaturnya. Setiap hari lauk dan sayur hanya itu dan itu saja.Lalu uang satu juta yang ku beri setiap bulan ia kemanakan? Huuuuhhhh.. Semakin geram rasanya saat melihat ia melangkah masuk seolah tanpa dosa ia menghampiriku setelah sebelumnya ia mendudukan Nina di troli lalu kemudian ia mengulurkan tangannya hendak menyalamiku. Tentu saja ku tolak. Plaaak...Ku hadiahi Lastri satu tamparan di pipi kirinya."Mas.."Hanya kata itu yang keluar dari bibir mungilnya. Dan aku semakin emo

  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 2

    Meninggalkan kekesalanku dengan Lastri dirumah, aku lebih fokus pada urusan bisnisku. Sore ini aku pulang kerja tidak akan langsung pulang kerumah melainkan aku sudah ada janji dengan beberapa teman tongkronganku. Kami sudah berjanji akan bertemu sekedar minum dan makan-makan lalu malamnya nanti kami akan pergi ke klub malam untuk sekedar menghibur diri."Mas kapan pulang? anak-anak ingin makan malam bersama." Itu bunyi pesan yang baru saja kuterima dari Lastri."Aku pulang malam, karena banyak kerjaan yang harus aku selesaikan. Kalian saja yang makan malam ngga usah nunggu aku." Aku mengirimkan balasan itu padanya.Makan malam dengan Lastri dan anak-anak itu tidak penting, lebih baik aku bersenang-senang dengan caraku sendiri dan itu jauh lebih memuaskan dari pada dirumah. Hanya akan menguras emosiku saja.Malam sudah larut aku mulai merasa pusing dan mual akibat mabuk. Beberapa kawanku ada yang sudah pulang namun aku merasa seperti masih belum ingin meninggalkan tempat ini. Ada seo

  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 1

    "Las, Lastri..! Sapan untukku mana?" Pagi-pagi aku dibikin kesel dengan sikap Lastri yang kurang cekatan dalam melayani keperluanku. "Iya mas, tunggu dulu sebentar ini aku sedang mengganti popok Nina." Terdengar sahutan Lastri dari arah kamar. Aku yang sudah duduk menghadap meja makan menghela napas panjang karena semakin panas saja rasanya dadaku seperti ingin segera kuledakkan marah yang menyesakan detak jantungku. Kesal dengan sikap.Lastri aku segera bangkit dan melangkah menuju ruang keluarga dimana Risa dan Rio sedang bermain dengan peralatan sekolah mereka. "Hei, kalian berdua ayo cepat lagi pakai sepatu atau kalau tidak papa tinggal dan kalian berangkat sekolah dengan ojek saja." Aku beekata tegas pada kedua anak itu. "Iya Pa." Jawab mereka hampir bersamaan. Eh, tapi mana juga sepatu kerjaku. Aduh, Lastri kamu benar-benar bikin aku kesal. Sarapan belum kamu siapkan, sepatu kerjaku juga belum. Ngapain saja sih kamu bangun subuh-subuh. Aku menggerutu. "Maaf mas aku tadi me

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status