Baiklah, kita tinggalkan dulu tentang Lastri dan anak-anaknya. Karena Tuhan pasti akan selalu melindungi mereka. Sebab Lastri bukanlah wanita lemah selemah penilaian yang diberikan oleh suaminya. Dia wanita hebat dan kuat. Sekarang kita tengok lagi bagaimana kehidupan Reza selanjutnya setelah di tinggalkan oleh anak-anak dan juga isterinya.
Pov. Reza Jantungku seolah berhenti berdetak untuk beberapa saat lamanya setelah membaca isi surat yang di tinggalkan Lastri. Lastri pergi dan dia membawa ketiga anak kami. Kemana mereka? Entahlah perasaanku untuk saat ini tak menentu. Aku sedih, kecewa, takut, khawatir, tapi juga lega dan juga menyesal. Aku mengurungkan niatku untuk mandi, lalu aku pergi kedapur. Entah mengapa tanpa komando tanganku menyentuh tudung saji yang biasa tempat Lastri meletakkan segala lauk pauk yang telah ia masak. Padahal sebenarnya perutku masih terasa sangat kenyang. Astaga, begitu ku buka aku melihat sesuatu yang selama ini hampir tidak pernah ku temukan di bawah tudung saji ini. Ada ayam bekakak, rendang, Ikan Mas goreng kesukaanku, dan juga lalapan dan sambal juga ada setumpuk telor dadar. Apa maksud semua ini? Benarkah Lastri pergi bersama ketiga anakku dan telah mengajukan perceraian diantara kami? Lalu untuk apa dia melakukan semua ini jika dirinya sendiri tidak lagi ingin bersamaku? Oh, iya aku juga lupa. Bukankah tadi sebelum aku pergi keluar rumah untuk mencari makan diluar Lastri sempat mengatakan bahwa uangnya habis. Jika benar uangnya habis maka dari mana ia bisa mendapatkan uang untuk ongkos mereka pergi dari kota ini? Ah, ini tidak mungkin. Untuk pergi dari kota ini menuju kota lain pastilah butuh uang yang tidak sedikit. Dari mana ia bisa mendapatkan uang itu. Apakah ia mencari pinjaman? Apakah ia mencuri? Jika ia meminjam maka dengan siapa, karena nantinya orang yang ia pinjami uang pasti akan datang kerumah ini untuk menagih bayaran hutang Lastri dan pasti itu akan menjadi beban untukku. Tapi jika ia mencuri uang siapa yang telah ia curi. Untuk yang kedua ini sepertinya tidak mungkin. Aku paham betul seperti apa Lastri, mencuri tidak ada dalam kamus kehidupannya. Tapi kalau mencari pinjaman itu masih ada kemungkinan. Mungkin dengan temannya. Tapi siapa teman Lastri? Sepengetahuanku Lastri tidak memiliki teman. Sejak ia resign dari kerjanya dulu lalu fokus mengurus rumah tangga, aku bisa pastikan bahwa dia sudah tidak punya teman lagi. Karena sejak saat itu HP miliknya yang lama aku jual dan aku sudah membelikannya yang baru dan semua kontak dari HP lamanya tidak ada satupun yang ku pindah ke HP barunya. Selain itu Lastri juga bukan tipe wanita yang tidak lepas dari genggaman HP. Ia sangat jarang menyentuh HP miliknya kecuali jika aku menelpon atau dia yang menelponku. Diluar sana dia tidak punya saudara ataupun orang tua. Karena sebelum menikah denganku pun Lastri sudah yatim piatu. Dulu Lastri memiliki seorang adik laki-laki tetapi dua tahun yang lalu adik satu-satunya itupun meninggal karena kecelakaan. Oh ya, aku lupa mengapa aku tidak mencoba untuk menelponnya saja pikirku. Kemudian aku bergegas kembali kekamar untuk mengambil Handpone ku itu. Setelah mengambil Handpone ku aku segera menghubungi nomor Lastri. Tut..tut..tuuuuut.. Tut..tut..tuuuuut.. Teleponku tersambung. Tapi tidak ada jawaban. Aku mengulang panggilanku sambil melangkah keluar kamar. Namun ketika aku berada di ambang pintu kamar tiba-tiba aku mendengar sebuah nada dering yang ku kenal, dan itu adalah nada dering dari HP Lastri. Astaga. Ternyata HP Lastri ada di atas meja belajar Risa. Apa dia sengaja tidak membawa HP miliknya ini?. Ah, sepertinya tidak mungkin jika sengaja. Pastilah ia lupa membawanya. Dasar wanita bo*oh HP saja ia lupa bagaimana yang lainnya. Dia terlalu terburu-buru untuk pergi sehingga HP sepenting itu tidak sempat ia bawa. Lalu aku mengambil HP tersebut kemudian membukanya karena memang Lastri tidak pernah memberi pasword untuk HP nya jadi sangat mudah bagiku untu membukanya. Kemudian aku memeriksa satu persatu aplikasi yang kemungkinan bisa ia gunakan sebagai komunikasi kepada seseorang yang membantunya untuk pergi terutama tentang masalah biaya. Akan tetapi, ternyata semua data dan akunnya sudah ia keluarkan. Bahkan Akun googlenyapun juga sudah tidak bisa diakses dan harus mendaftar ulang. Whatsap pun sudah ia keluarkan, F******k dan Instagramnya juga begitu. Dan semua aplikasi semua sudah kosong. Secerdik inikah Lastri? Dari melihat keadaan Handpone-nya ini aku bisa memastikan bahwa ia sengaja tidak membawanya bukan lupa. Sekarang aku benar-benar tidak bisa melacak kepergiannya. Sempat terpikir dalam benakku untuk melapor ke polisi tapi aku takut jika nanti aku melapor ke polisi setelah berhasil menemukan mereka justru Lastri yang akan melaporkan aku balik atas kekerasan yang selama ini ku lakukan padanya. Ah..Aku semakin bingung jadinya. Tapi aku mencoba untuk tidak mau ambil pusing dengan apa pun yang dilakukan oleh Lastri, toh sebentar lagi kami akan bercerai bukankah berkas perceraian kami sudah Lastri masukan ke pengadilan agama. Jadi buat apa aku harus mengurusinya lagi. Kemudiam aku kembali kekamar dan mengambil handuk kemudian mandi mencoba untuk melupakan semua yang telah terjadi. Setelah mandi hari semakin gelap, lalu aku baru menyadari bahwa ternyata semua jendela belum ada yang tertutup. Dan ini juga membuatku kesal karena Lastri seolah sengaja mengerjaiku. Aku duduk sejenak sambil melihat tayangan televisi, tapi sepertinya tenggorokanku kering dan ingin minum kopi. Aku beranjak pergi kedapur untuk menyeduh kopi untuk aku minum. Tapi aku mencoba mencari dimana biasa Lastri menaruh gula dan juga kopi, 'huuuhhh.. seperti ini saja sudah memakan waktu' aku menggerutu. Lalu aku membuat kopi sendiri, ini adalah perdana aku menyeduh kopiku sendiri. Karena seumur hidup aku belum pernah membuat kopi sendiri. Aduh, ternyata rasanya masih kurang pas. Kemudian aku menambahkan lagi gula dan masih juga belum pas rasanya. Lalu aku menambahkan lagi kopi dan rasanya malah seperti semakin aneh saja. Haaaah.. Semua membuatku kesal. Masa iya membuat kopi sesusah ini? Tapi mengapa Lastri kalau ku suruh membuat kopi sepertinya sangat cepat dan rasanya selalu enak. Ya, sepertinya aku harus mendapatkan pengganti Lastri secepat mungkin. Dan aku tahu siapa wanita yang tepat untuk menjadi isteriku sebagai pengganti Lastri. Tentu saja Nirma, dia pasti akan menjadi isteri yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan Lastri. Karena Nirma memiliki segala apa yang tidak dimiliki oleh Lastri. Jika mengurus penampilannya saja ia lihai apa lagi mengurus aku dan juga rumah tangga kami nantinya. Aku tersenyum membayangkan andai jika nanti Nirma menjadi isteriku alangkah akan bahagianya aku. Ah, wajah Nirma semakin terbayang di pelupuk mataku membuat aku ingin segera berjumpa dengannya. Oleh karena itu aku lupakan saja untuk minum kopi dirumah ini dan aku segera mencara handponku untuk menghubungi Nirma mengajaknya minum kopi di cafe yang biasa tempat kami nongkrong. BersambungMasih Pov. Reza"Halo sayang kamu dimana?" Aku menelpon Nirma."Ini aku lagi bete dirumah, ada apa?" Tanya Nirma."Kita keluar yu.." Ajakku."Kemana?" Tanya Nirma."Ke cafe. Temanin aku ngopi." Jawabku."Kalau kamu ngopi terus aku ngapai?" Tanyanya dengan nada.bercanda khasnya."Ya kalau kamu mau liat aku aja ngak apa-apa, tapi kalau kamu mau minum juga itu lebih baik." Jawabku."Ya sudah aku siap-siap dulu ya, jemput aku ya mas." Timbal Nirma."Oke, tunggu ya aku kesitu sekarang juga." Tukasku."Oke aku tunggu." Jawabnya sebelum menutup telepon.Kemudian aku segera mengeluarkan mobil lalu pergi menemui Nirma, aku akan menjemput dia dirumahnya. Begitu aku sampai di depan rumah Nirma, dia sudah menunggu disana dan kamipun langsung pergi menuju cafe seperti yang sudah kami janjikan sebelumnya.Di perjalanan aku hanya diam saja, begitupun dengan Nirma dia hanya sesekali berdehem. Mungkin ia bermaksud untuk memancingku supaya aku buka suara lebih dahulu namun aku tetap diam. Karena aku ma
"Emmm... Kalau menurutku sebaiknya besok mas hadir saja ke persidangan untuk selanjutnya nanti kita lihat dulu keadaan nantinya mas." Jawab Nirma."Oh, begitu baiklah aku terima usul kamu sayang." Aku mengelus kepalanya."Oh ya mas, emmm.. uang belanjaku udah tipis nih kapan kamu mau transfer mas?" Nirma mengalihkan pembicaraan kami."Kalau masalah itu kapan saja kamu mau bisa aku lakukan." Sejenak aku melirik kearahnya dan tersenyum tipis."Kalau begitu transfer sekarang donk mas." Nirma sedikit merengek manja dilenganku.Kemudian aku langsung mengambil ponselku dan membuka aplikasi Banking milikku lalu tanpa menunggu lama aku langsung menstranfer kerekening milik Nirma yang memang sudah ada pada kontak di akun Banking-ku karena sebelumnya aku sudah sering melakukan transfer ke rekening Nirma.Bagiku memberi uang belanja untuk Nirma bukanlah sebuah masalah, karena aku sangat membutuhkan kehadiriannya. Nirma adalah sesuatu yang penting bagiku daripada uang. Toh uang bisa aku dapatkan
Dengan senang hati aku menemani Nirma berbelanja kebutuhan hariannya. Aku kagum padanya ia begitu lihai dalam memilih produk-produk kecantikan. Skincare yang Nirma gunakan adalah merk Skincare ternama tentunya dengan harga yang tidak abal-abal, pantas saja jika ia sangat mempesona jika perawatan tubuhnya saja membutuhkan uang puluhan juta.Begitupun dengan berbelanja pakaian, Nirma juga sangat pandai dalam memilih pakian yang serasi untuk tubuhnya. Nirma juga tidak membeli hanya satu atau dua pakaian tapi sangat banyak. Dan dengan bahan dan kualitas diatas rata-rata. Duh Lastri, kamu tidak akan ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Nirma. Kamu jika membeli pakaian hanya membeli daster itu juga paling cuma sehelai dua helai dan bahannya juga tentu dibawah standar pakaian Nirma. Lalu kamu akan memakainya selama berbulan-bulan dan bahakan bertahun-tahun. Uh.. Sangat memalukan sekali memiliki isteri sepertimu Lastri."Nah, mas uang yang kemaren kamu transfer sudah habis nih. Kamu lihat
Pov. LastriBaiklah para reader tersayang, yuk kita kembali menengok sejenak kehidupan Lastri dan anak-anaknya, selamat membaca..***Angin malam berdesir menyapa dengan kesejukan yang berbeda dengan kesejukan yang ada metika masih siang. Ku lirik jam di dinding sudah menunjukan pukul 21.15, dan ketiga anakku semua sudah ku pastikan terlelap dalam tidur mereka.Aku bergegas menuju kedapur menyiapkan segala bahan dan alat-alat yang akan kugunakan untuk membuat konten chanel youtube-ku.Malam ini aku akan membuat konten tentang memasak gulai kepala kakap. Tadi sore aku sudah kepasar membeli seekor ikan kakap berukuran sedang, bagian lain sudah aku masak untuk lauk kami makan tadi, sedangkan kepalanya senghaja aku pisahkan karena untuk kujadikan sebagai bahan pembuatan konten malam ini.Aku memastikan bahwa semua bahan dan bumbu sudah siap, lalu menaruh masing-masing kedalam wadah dan menata tampilan sedemikian rupa sehingga akan nampak menarik. Kemudian aku juga mengcek alat yang akan k
Pov. LastriBaiklah reader, kita masih berada di kehidupan Lastri dengan ketiga anaknya ya, oke kita lanjut yuk ceritanya. Happy reading..***Hari ini pekerjaan rumahku terasa sedikit ringan karena sudah ada Rina yang membantuku mengurus keperluan anak-anak. Setelah Risa dan Rio kuantar kesekolah aku pulang sebentar beres-beres rumah lalu pergi untuk menjemput ART baruku satu lagi.Kali ini Nina tidak kubawa karen sudah ada Rina yang mengurusnya dirumah. Aku pergi sendiri, masih dengan menggunakan taxi. Semoga saja dalam waktu dekat aku akan bisa membeli mobil sendiri. Amiin ya Allah...!Masih ditempat agensi yang kemarin, dan aku kembali bertemu dengan Bu Wita. Lalu Bu Wita memanggil seseorang dan kembali mengenalkannya kepadaku. Dia juga sudah ku interview melalui telepon beberapa hari yang lalu akan tetapi Bu Wita kembali memintaku untuk menginterviewnya secara langsung sekarang.Dan ternyata namanya adalah Santi, dia berasal dari Magelang. Meski umurnya lima tahun diatasku akan t
Oke.. Oke.. Sekarang kita kembali kepada kehidupan Reza dulu ya..Pov. RezaNirma menarik tanganku untuk menemaninya melantai, aku menuruti saja permintaanya. Dan saat kami sedang melantai tiba-tiba datang seorang peria menghampiri kami."Oh, jadi dia gundik barumu Nir?" Ucap peria kepada Nirma itu disela-sela musik yang mengalun.Kemudian peria itu menatapku dengan tatapan seperti mengejek, sehingga membuat darahku berdesir naik hingga ke ubun-ubun."Hai bung.. Selamat ya, kamu sudah mengenal Nirma, selamat bersenang-senang dineraka. Hahaaha.." Peria itu berkata sambil menepuk punggungku lalu pergi.Peria itu sekali lagi membuatku semakin emosi hingga aku berniat untuk menghantamnya dengan tinjuku, tapi Nirma menghalangi."Siapa dia?" Tanyaku penuh emosi kepada Nirma."Iblis dari neraka." Jawab Nirma juga dengan nada emosi."Akan ku habisi dia !" Pekikku."Tak perlu. Biarkan saja sebentar lagi dia akan hangus dengan sendirinya." Nirma mencegahku.Aku menghentikan langkahku. Dan menc
Pov. PenulisReza sangat merasa kesal atas pertanyaan tamunya tersebut yang menanyakan keberadaan Lastri dan ketiga anaknya. Menurut Reza seharusnya orang-orang itu tidak lagi menyebut nama Lastri dihadapannya. Karena baginya pernikahan dengan Nirma adalah sesuatu yang tidak boleh terusik.Namun Reza mampu menepis kekesalannya itu,sehingga ia bisa kembali menikmati kebahagiaannya dengan Nirma. Sang pujaan hatinya. Pernikahan dengan Nirma adalah sesuatu yang sudah sejak lama ia idam-idamkan. Namun dimata para tetangga perbuatan Reza ini sama sekali tidak ada yang mendukungnya. Karena sejatinya orang-orang di lingkungan tempat mereka tinggal semua tahu seperti apa kemelut yang ada dalam rumah tangga Reza hingga isteri dan ketiga anaknya memilih untuk pergi meninggalkannya. Meski tak ada yangvtahu pasti dimana Lastri dan anak-anaknya kini berada namun mereka semua mendukung sepenuhnya keputusan Lastri untuk lergi meninggalkan Reza.Bagaimana setiap hari orang-orang di lingkungan tempat
"Mas, bangun dong sana kerja." Suara Nirma membangunkan dari tidur lelapku." masih ngantuk sayang." Jawabku malas."Bangun dong mas, gimana kamu akan membangun kembali perusahaanmu yang bangkrut itu kalau kamu malas-malasan seperti ini." Celoteh Nirma kembali.Namun bukan itu yang memaksaku untuk membuka mata yang sebenarnya masih sangat berat ini karena kantuk masih menggelayut di kedua kelopakataku. Akan tetapi aroma harum khas tubuh Nirma benar-benar mampu membangunkan mataku dan mengusir kantukku.Sejenak aku terduduk ditepian ranjang, aku menghela nafas panjang sebelum beranjak untuk mandi. Aku teringat akan perusahaanku yang perlahan mengalami kebangkrutan. Aku teringat bagaimana dulu aku membangun usaha dari kecil-kecilan hingga berkembang pesat hingga menjadi sebuah perusahaan besar.Ketika aku mengenal Nirma, aku sedang berada di puncak kejayaanku. Kami menjalin hubungan terlarang. Ya, benar hubungan terlarang. Karena kala itu aku berstatus sebagai seorang suami dan ayah dar
"Mas, bangun dong sana kerja." Suara Nirma membangunkan dari tidur lelapku." masih ngantuk sayang." Jawabku malas."Bangun dong mas, gimana kamu akan membangun kembali perusahaanmu yang bangkrut itu kalau kamu malas-malasan seperti ini." Celoteh Nirma kembali.Namun bukan itu yang memaksaku untuk membuka mata yang sebenarnya masih sangat berat ini karena kantuk masih menggelayut di kedua kelopakataku. Akan tetapi aroma harum khas tubuh Nirma benar-benar mampu membangunkan mataku dan mengusir kantukku.Sejenak aku terduduk ditepian ranjang, aku menghela nafas panjang sebelum beranjak untuk mandi. Aku teringat akan perusahaanku yang perlahan mengalami kebangkrutan. Aku teringat bagaimana dulu aku membangun usaha dari kecil-kecilan hingga berkembang pesat hingga menjadi sebuah perusahaan besar.Ketika aku mengenal Nirma, aku sedang berada di puncak kejayaanku. Kami menjalin hubungan terlarang. Ya, benar hubungan terlarang. Karena kala itu aku berstatus sebagai seorang suami dan ayah dar
Pov. PenulisReza sangat merasa kesal atas pertanyaan tamunya tersebut yang menanyakan keberadaan Lastri dan ketiga anaknya. Menurut Reza seharusnya orang-orang itu tidak lagi menyebut nama Lastri dihadapannya. Karena baginya pernikahan dengan Nirma adalah sesuatu yang tidak boleh terusik.Namun Reza mampu menepis kekesalannya itu,sehingga ia bisa kembali menikmati kebahagiaannya dengan Nirma. Sang pujaan hatinya. Pernikahan dengan Nirma adalah sesuatu yang sudah sejak lama ia idam-idamkan. Namun dimata para tetangga perbuatan Reza ini sama sekali tidak ada yang mendukungnya. Karena sejatinya orang-orang di lingkungan tempat mereka tinggal semua tahu seperti apa kemelut yang ada dalam rumah tangga Reza hingga isteri dan ketiga anaknya memilih untuk pergi meninggalkannya. Meski tak ada yangvtahu pasti dimana Lastri dan anak-anaknya kini berada namun mereka semua mendukung sepenuhnya keputusan Lastri untuk lergi meninggalkan Reza.Bagaimana setiap hari orang-orang di lingkungan tempat
Oke.. Oke.. Sekarang kita kembali kepada kehidupan Reza dulu ya..Pov. RezaNirma menarik tanganku untuk menemaninya melantai, aku menuruti saja permintaanya. Dan saat kami sedang melantai tiba-tiba datang seorang peria menghampiri kami."Oh, jadi dia gundik barumu Nir?" Ucap peria kepada Nirma itu disela-sela musik yang mengalun.Kemudian peria itu menatapku dengan tatapan seperti mengejek, sehingga membuat darahku berdesir naik hingga ke ubun-ubun."Hai bung.. Selamat ya, kamu sudah mengenal Nirma, selamat bersenang-senang dineraka. Hahaaha.." Peria itu berkata sambil menepuk punggungku lalu pergi.Peria itu sekali lagi membuatku semakin emosi hingga aku berniat untuk menghantamnya dengan tinjuku, tapi Nirma menghalangi."Siapa dia?" Tanyaku penuh emosi kepada Nirma."Iblis dari neraka." Jawab Nirma juga dengan nada emosi."Akan ku habisi dia !" Pekikku."Tak perlu. Biarkan saja sebentar lagi dia akan hangus dengan sendirinya." Nirma mencegahku.Aku menghentikan langkahku. Dan menc
Pov. LastriBaiklah reader, kita masih berada di kehidupan Lastri dengan ketiga anaknya ya, oke kita lanjut yuk ceritanya. Happy reading..***Hari ini pekerjaan rumahku terasa sedikit ringan karena sudah ada Rina yang membantuku mengurus keperluan anak-anak. Setelah Risa dan Rio kuantar kesekolah aku pulang sebentar beres-beres rumah lalu pergi untuk menjemput ART baruku satu lagi.Kali ini Nina tidak kubawa karen sudah ada Rina yang mengurusnya dirumah. Aku pergi sendiri, masih dengan menggunakan taxi. Semoga saja dalam waktu dekat aku akan bisa membeli mobil sendiri. Amiin ya Allah...!Masih ditempat agensi yang kemarin, dan aku kembali bertemu dengan Bu Wita. Lalu Bu Wita memanggil seseorang dan kembali mengenalkannya kepadaku. Dia juga sudah ku interview melalui telepon beberapa hari yang lalu akan tetapi Bu Wita kembali memintaku untuk menginterviewnya secara langsung sekarang.Dan ternyata namanya adalah Santi, dia berasal dari Magelang. Meski umurnya lima tahun diatasku akan t
Pov. LastriBaiklah para reader tersayang, yuk kita kembali menengok sejenak kehidupan Lastri dan anak-anaknya, selamat membaca..***Angin malam berdesir menyapa dengan kesejukan yang berbeda dengan kesejukan yang ada metika masih siang. Ku lirik jam di dinding sudah menunjukan pukul 21.15, dan ketiga anakku semua sudah ku pastikan terlelap dalam tidur mereka.Aku bergegas menuju kedapur menyiapkan segala bahan dan alat-alat yang akan kugunakan untuk membuat konten chanel youtube-ku.Malam ini aku akan membuat konten tentang memasak gulai kepala kakap. Tadi sore aku sudah kepasar membeli seekor ikan kakap berukuran sedang, bagian lain sudah aku masak untuk lauk kami makan tadi, sedangkan kepalanya senghaja aku pisahkan karena untuk kujadikan sebagai bahan pembuatan konten malam ini.Aku memastikan bahwa semua bahan dan bumbu sudah siap, lalu menaruh masing-masing kedalam wadah dan menata tampilan sedemikian rupa sehingga akan nampak menarik. Kemudian aku juga mengcek alat yang akan k
Dengan senang hati aku menemani Nirma berbelanja kebutuhan hariannya. Aku kagum padanya ia begitu lihai dalam memilih produk-produk kecantikan. Skincare yang Nirma gunakan adalah merk Skincare ternama tentunya dengan harga yang tidak abal-abal, pantas saja jika ia sangat mempesona jika perawatan tubuhnya saja membutuhkan uang puluhan juta.Begitupun dengan berbelanja pakaian, Nirma juga sangat pandai dalam memilih pakian yang serasi untuk tubuhnya. Nirma juga tidak membeli hanya satu atau dua pakaian tapi sangat banyak. Dan dengan bahan dan kualitas diatas rata-rata. Duh Lastri, kamu tidak akan ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Nirma. Kamu jika membeli pakaian hanya membeli daster itu juga paling cuma sehelai dua helai dan bahannya juga tentu dibawah standar pakaian Nirma. Lalu kamu akan memakainya selama berbulan-bulan dan bahakan bertahun-tahun. Uh.. Sangat memalukan sekali memiliki isteri sepertimu Lastri."Nah, mas uang yang kemaren kamu transfer sudah habis nih. Kamu lihat
"Emmm... Kalau menurutku sebaiknya besok mas hadir saja ke persidangan untuk selanjutnya nanti kita lihat dulu keadaan nantinya mas." Jawab Nirma."Oh, begitu baiklah aku terima usul kamu sayang." Aku mengelus kepalanya."Oh ya mas, emmm.. uang belanjaku udah tipis nih kapan kamu mau transfer mas?" Nirma mengalihkan pembicaraan kami."Kalau masalah itu kapan saja kamu mau bisa aku lakukan." Sejenak aku melirik kearahnya dan tersenyum tipis."Kalau begitu transfer sekarang donk mas." Nirma sedikit merengek manja dilenganku.Kemudian aku langsung mengambil ponselku dan membuka aplikasi Banking milikku lalu tanpa menunggu lama aku langsung menstranfer kerekening milik Nirma yang memang sudah ada pada kontak di akun Banking-ku karena sebelumnya aku sudah sering melakukan transfer ke rekening Nirma.Bagiku memberi uang belanja untuk Nirma bukanlah sebuah masalah, karena aku sangat membutuhkan kehadiriannya. Nirma adalah sesuatu yang penting bagiku daripada uang. Toh uang bisa aku dapatkan
Masih Pov. Reza"Halo sayang kamu dimana?" Aku menelpon Nirma."Ini aku lagi bete dirumah, ada apa?" Tanya Nirma."Kita keluar yu.." Ajakku."Kemana?" Tanya Nirma."Ke cafe. Temanin aku ngopi." Jawabku."Kalau kamu ngopi terus aku ngapai?" Tanyanya dengan nada.bercanda khasnya."Ya kalau kamu mau liat aku aja ngak apa-apa, tapi kalau kamu mau minum juga itu lebih baik." Jawabku."Ya sudah aku siap-siap dulu ya, jemput aku ya mas." Timbal Nirma."Oke, tunggu ya aku kesitu sekarang juga." Tukasku."Oke aku tunggu." Jawabnya sebelum menutup telepon.Kemudian aku segera mengeluarkan mobil lalu pergi menemui Nirma, aku akan menjemput dia dirumahnya. Begitu aku sampai di depan rumah Nirma, dia sudah menunggu disana dan kamipun langsung pergi menuju cafe seperti yang sudah kami janjikan sebelumnya.Di perjalanan aku hanya diam saja, begitupun dengan Nirma dia hanya sesekali berdehem. Mungkin ia bermaksud untuk memancingku supaya aku buka suara lebih dahulu namun aku tetap diam. Karena aku ma
Baiklah, kita tinggalkan dulu tentang Lastri dan anak-anaknya. Karena Tuhan pasti akan selalu melindungi mereka. Sebab Lastri bukanlah wanita lemah selemah penilaian yang diberikan oleh suaminya. Dia wanita hebat dan kuat. Sekarang kita tengok lagi bagaimana kehidupan Reza selanjutnya setelah di tinggalkan oleh anak-anak dan juga isterinya.Pov. RezaJantungku seolah berhenti berdetak untuk beberapa saat lamanya setelah membaca isi surat yang di tinggalkan Lastri. Lastri pergi dan dia membawa ketiga anak kami. Kemana mereka? Entahlah perasaanku untuk saat ini tak menentu. Aku sedih, kecewa, takut, khawatir, tapi juga lega dan juga menyesal.Aku mengurungkan niatku untuk mandi, lalu aku pergi kedapur. Entah mengapa tanpa komando tanganku menyentuh tudung saji yang biasa tempat Lastri meletakkan segala lauk pauk yang telah ia masak. Padahal sebenarnya perutku masih terasa sangat kenyang.Astaga, begitu ku buka aku melihat sesuatu yang selama ini hampir tidak pernah ku temukan di bawah