Share

Bab. 3

Author: Fitri Linda
last update Last Updated: 2025-01-19 16:25:57

Kreeek..

Terdengar suara pintu ruang tamu terbuka, aku tahu itu pasti Lastri. Dia sudah pulang.

"Assalamualaikum..!"Suara Lastri memberi salam.

Aku hanya diam, hatiku masih panas. Untuk sementara laparku telah hilang yang ada hanyalah emosi yang menggebu. Sudah tak sabar rasanya tangan ini ingin segera ku daratkan di wajahnya. Dasar wanita tak tahu diuntug, sudah ku beri hidup enak tapi masih saja tak bisa menghargaiku. Sebenarnya apa maunya. Aku sudah memberikan uang belanja tapi ia masih saja tidak bisa mengaturnya. Setiap hari lauk dan sayur hanya itu dan itu saja.

Lalu uang satu juta yang ku beri setiap bulan ia kemanakan? Huuuuhhhh.. Semakin geram rasanya saat melihat ia melangkah masuk seolah tanpa dosa ia menghampiriku setelah sebelumnya ia mendudukan Nina di troli lalu kemudian ia mengulurkan tangannya hendak menyalamiku. Tentu saja ku tolak. 

Plaaak...

Ku hadiahi Lastri satu tamparan di pipi kirinya.

"Mas.."

Hanya kata itu yang keluar dari bibir mungilnya. Dan aku semakin emosi saat melihat ada genangan yang seolah sengaja ia bendung di kedua sudut matanya.

"Kamu kemanakan uang satu juta yang ku jatah setiap bulan?" Aku menatap tajam kepadanya dan ku legangi dagunya.

Lastri tidak menjawab dan kini ia menangis. Tangis yang sama sekali tidak akan pernah membuatku iba. Aku menjambak rambutnya lalu aku juga mendorongnya hingga ia jatuh tersungkur dan hampir saja kepalanya terbentur di salah satu sudut meja makan. Ah, mengapa hampir? yang aku inginkan ialah kepalanya benar-benar terbentur. Karena aku ingin melihatnya terkapar. Tapi sial ini gagal.

"Uang satu juta sebulan itu selalu aku gunakan hanya untuk keperluan dapur dan anak-anak mas, ditambah lagi susu dan popok Nina. Kita makan setiap hari, baju kotor harus dicuci itu dengan sabun, begitupun piring kotor juga dengan sabun. Bahan-bahan dapur semua harganya sekarang naik." Jawab Lastri sambil ia terisak.

"Lalu mana sisanya?" Aku bertanya dengan  mendekatkan wajahku dengan wajahnya.

"Tidak ada sisa mas, kemarin aku saja menghutang minyak goreng dan telur di warung." Jawabnya.

"Dasar kamu ya.. Lalu bagaimana kamu bisa membayar uang sekolah Risa dan Rio jika uang itu sudah tak ada sisa? Haah bagaimana?" Aku bertanya dengan nada tinggi di hadapannya.

Lastri tidak menjawab ia hanya menangis. Aku semakin geram melihatnya.

"Uang satu juta itu sudah cukup banyak Lastri, kalau kamu hanya gunakan untuk keperluan dapur dan anak-anak itu seharusnya sudah lebih dari cukup. Tapi kamu tidak bisa mengaturnya.  Lauk dan sayur yang kamu masak juga itu-itu saja, mana selera aku mau makan masakanmu." Aku mencercanya.

"Maafkan aku mas, uang itu tidak cukup." Jawabnya sambil ia mengusap air matanya.

"Uang itu sangat banyak Lastri, ingat ya kamu tidak mencarinya kamu hanya menerima saja. Satu rupiahpun kamu tidak punya penghasilan. Kamu dan anak-anakmu hanya menumpang disini kamu mengerti?" Aku kembali membentaknya.

Lalu aku melangkah kekamar dan mengambil salah satu konci mobilku. Aku pergi meninggalkan Lastri yang masih menangis di samping meja makan itu. Selera makanku dirumah kini sudah hilang aku akan makan di luar saja. Makanan di luar jauh lebih enak dan banyak menu-menu yang bisa kupilih.

Aku memilih salah satu resto yang sangat terkenal didaerah ini. Disini dulu adalah tempat faporitku nongkrong dengan teman-temanku saat sebelum menikah dengan Lastri.

Sesampainya aku di resto langsung memesan beberapa menu yang aku tahu sangat lezat, jauh bebeda dengan masakan Lastri dirumah. Setelah pelayan menyajikannya di mejaku aku langsung menyantap makan itu. Setelah makan aku tidak langsung pergi melainkan aku duduk-duduk santai meikmati angin sejuk di resto ini terlebih dahulu. 

"Hei..Ini dia bos besar yang akan traktir makan kita kali ini." Tiba-tiba aku dikagetkan oleh seseorang yang menepuk pundakku dari arah belakang.

Ternyata dia adalah Supri teman seprofesiku dulu ketika aku masih menjadi sopir angkot. Dan bukan hanya Supri ternyata juga ada dua orang teman lama ku yang lain. Mereka adalah Iyan dan juga Maman. Dalam pertemuan yang tak sengaja ini aku larut dalam kegembiraan yang sebenarnya sudah sangat lama tidak ku rasakan. Entah mengapa kehadiran teman-teman lama ku ini mampu mengubah moodku hingga serarus delapan puluh derajat.

Semenjak berhenti membawa angkot aku memang hanya fokus pada bisnisku saja. Dan semenjak bisnisku berkembang dengan sangat pesat aku hanya bergaul dengan rekan-rekan bksnisku saja dan orang-orang yang kuanggap membawa pengaruh baik terhadap perkembangan bisnisku. Sedangkan orang-orang yang ada dilingkungan lainnya tak pernah ku tegur sapa. Aku lupa untuk bergaul dengan mereka.

Lalu setelah makan dan juga cukup lama bersenda gurau dengan teman-teman lama ku itu, mereka pamit untuk kembali melanjutkan pekerjaan mereka. Hingga kemudian aku pun memutuskan untuk pulang.

Setelah itu aku keluar dari sana dan juga tidak langsung pulang melainkan berkeliling seputaran kota ini menghilangkan penat yang menumpuk di kepalaku. Dan saat sudah sore kurasa gerah mulai menyerang badanku, oh iya ternyata aku belum mandi dari tadi pagi. Aku memutar mobilku dan mebuju kearah pulang.

Sesampainya dirumah aku melihat gerbang rumah tidak terkunci. Aku langsung memasukan mobil setelah itu aku melangkah masuk kedalam rumah. Tapi aku mendapati rumah sangat sepi. Dan ada yang berbeda. Kali ini rumahku terlihat sangat rapi hanya ada sebuah mainan Nina yang ada diatas meja. Rio dan Risa seharusnya sudah pulang. Dan Lastri juga Nina biasanya akan langsung menyambutku. 

Tapi kali ini rumah sangat sepi. Aku mencoba untuk tidak peduli dengan ini aku langsung masuk kekamar. Tapi ketika aku hendak melepas pakaianku karena berniat untuk mandi namun aku melihat ada secarik kertas diatas kasur tempat tidurku. Sebuah surat.

***

'Mas, sebelumnya aku kembali meminta maaf pada mas. Jika mas menemukan surat ini itu pertanda aku dan anak-anak sudah tidak ada lagi dikota ini. Ini demi kebaikan diri Mas, maka aku putuskan untuk pergi bersama anak-anak jauh dari Mas. 

Semoga dengan kepergian kami mas bisa lebih bahagia dan lebih leluasa melakukan apa pun yang mas mau.

Sekali lagi maaf jika selama ini kehadiran aku dan anak-anak hanya menjadi benalu bagi mas. Oh ya di atas meja kerja mas ada sebuah amplop kuning disitu ada salinan berkas perceraian kita yang sebelumnya sudah ku serahkan kepada pengadilan agama. Maaf sekali lagi jika ini kulakukan tanpa memberitahumu.

        Selamat tinggal.

        Salam dariku.

              Lastri '

Deg.

Jantungku seolah berhenti berdetak untuk beberapa saat lamanya. Lastri pergi dan dia membawa ketiga anak kami. Kemana mereka? 

Entahlah perasaanku untuk saat ini tak menentu. Aku sedih, kecewa, takut, khawatir, tapi juga lega dan juga menyesal.

Bersambung..

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 4

    Pov. LastriBertahan dalam biduk rumah tangga selama delapan tahun bagiku itu bukanlah hal yang mudah. Jatuh bangun pahit manis semua sudah ku rasakan. Terlebih lagi dengan laki-laki yang tingkat keegoisannya tergolong tingkat tinggi.Aku dan Mas Reza saling kenal sebenarnya sejak sepuluh tahun lalu. Tepatnya dua tahun sebelum kami menikah. Waktu itu aku masih bekerja sebagai perawat disalah satu rumah sakit. Karena tidak memiliki kendaraan pribadi aku memutuskan untuk mencari angkot langganan.Dan setelah beberapa kali manaiki angkot yang supirnya ialah Mas Reza sepertinya aku merasa cocok dan nyaman jika menaiki angkotnya. Dan dari situ aku menjadi salah satu penumpang langganannya. Satu tahun kemudian aku dan Mas Reza menjalin hubungan (pacaran). Lalu pada tahun berikutnya kami menikah.Sejak kenal lalu pacaran, kemudian menikah semua seolah baik-baik saja. Memang sesekali Mas Reza menunjukan keegoisannya tapi bagiku itu tak masalah aku memakluminya sebagai sifat fitrah bagi seoran

    Last Updated : 2025-01-19
  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 5

    Masih Pov. LastriPenerbangan selama empat puluh lima menit telah menghantarkan aku dan anak-anakku ketempat yang benar-benar baru buat kami. Sebenarnya tidak pernah terbayangkan sebelumnya untuk pergi ketempat sejauh ini. Dan aku pun sempat bingung untuk apa kami pergi kedaerah ini, dan akan tinggal dimana kami setelah sampai. Tapi setelah aku menenangkan hatiku dan menguasai kembali pikiranku hingga akhirnya aku mulai menyusun rencanaku selanjutnya.Setelah sampai di bandara aku memperhatikan kedua anakku yaitu Risa dan Rio adiknya, mereka tampak heran dan bingung. Aku sebagai ibu mereka tahu bahwa anak-anakku sedang bertanya dalam benak mereka masing-masing kemana kami pergi dan untuk apa kami pergi.Namun aku berusaha untuk berpura-pura tidak peduli dengan apa yang mereka rasa dan pikirkan. Nanti saja aku beritahu mereka dengan pelan-pelan dan aku yakin lambat laun mereka pasti akan mengerti dan paham maksud kepergian kami ini.Lalu aku kembali memesan taxi online untuk menghantar

    Last Updated : 2025-01-19
  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 6

    Baiklah, kita tinggalkan dulu tentang Lastri dan anak-anaknya. Karena Tuhan pasti akan selalu melindungi mereka. Sebab Lastri bukanlah wanita lemah selemah penilaian yang diberikan oleh suaminya. Dia wanita hebat dan kuat. Sekarang kita tengok lagi bagaimana kehidupan Reza selanjutnya setelah di tinggalkan oleh anak-anak dan juga isterinya.Pov. RezaJantungku seolah berhenti berdetak untuk beberapa saat lamanya setelah membaca isi surat yang di tinggalkan Lastri. Lastri pergi dan dia membawa ketiga anak kami. Kemana mereka? Entahlah perasaanku untuk saat ini tak menentu. Aku sedih, kecewa, takut, khawatir, tapi juga lega dan juga menyesal.Aku mengurungkan niatku untuk mandi, lalu aku pergi kedapur. Entah mengapa tanpa komando tanganku menyentuh tudung saji yang biasa tempat Lastri meletakkan segala lauk pauk yang telah ia masak. Padahal sebenarnya perutku masih terasa sangat kenyang.Astaga, begitu ku buka aku melihat sesuatu yang selama ini hampir tidak pernah ku temukan di bawah

    Last Updated : 2025-01-20
  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 7

    Masih Pov. Reza"Halo sayang kamu dimana?" Aku menelpon Nirma."Ini aku lagi bete dirumah, ada apa?" Tanya Nirma."Kita keluar yu.." Ajakku."Kemana?" Tanya Nirma."Ke cafe. Temanin aku ngopi." Jawabku."Kalau kamu ngopi terus aku ngapai?" Tanyanya dengan nada.bercanda khasnya."Ya kalau kamu mau liat aku aja ngak apa-apa, tapi kalau kamu mau minum juga itu lebih baik." Jawabku."Ya sudah aku siap-siap dulu ya, jemput aku ya mas." Timbal Nirma."Oke, tunggu ya aku kesitu sekarang juga." Tukasku."Oke aku tunggu." Jawabnya sebelum menutup telepon.Kemudian aku segera mengeluarkan mobil lalu pergi menemui Nirma, aku akan menjemput dia dirumahnya. Begitu aku sampai di depan rumah Nirma, dia sudah menunggu disana dan kamipun langsung pergi menuju cafe seperti yang sudah kami janjikan sebelumnya.Di perjalanan aku hanya diam saja, begitupun dengan Nirma dia hanya sesekali berdehem. Mungkin ia bermaksud untuk memancingku supaya aku buka suara lebih dahulu namun aku tetap diam. Karena aku ma

    Last Updated : 2025-01-21
  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 8

    "Emmm... Kalau menurutku sebaiknya besok mas hadir saja ke persidangan untuk selanjutnya nanti kita lihat dulu keadaan nantinya mas." Jawab Nirma."Oh, begitu baiklah aku terima usul kamu sayang." Aku mengelus kepalanya."Oh ya mas, emmm.. uang belanjaku udah tipis nih kapan kamu mau transfer mas?" Nirma mengalihkan pembicaraan kami."Kalau masalah itu kapan saja kamu mau bisa aku lakukan." Sejenak aku melirik kearahnya dan tersenyum tipis."Kalau begitu transfer sekarang donk mas." Nirma sedikit merengek manja dilenganku.Kemudian aku langsung mengambil ponselku dan membuka aplikasi Banking milikku lalu tanpa menunggu lama aku langsung menstranfer kerekening milik Nirma yang memang sudah ada pada kontak di akun Banking-ku karena sebelumnya aku sudah sering melakukan transfer ke rekening Nirma.Bagiku memberi uang belanja untuk Nirma bukanlah sebuah masalah, karena aku sangat membutuhkan kehadiriannya. Nirma adalah sesuatu yang penting bagiku daripada uang. Toh uang bisa aku dapatkan

    Last Updated : 2025-01-22
  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 9

    Dengan senang hati aku menemani Nirma berbelanja kebutuhan hariannya. Aku kagum padanya ia begitu lihai dalam memilih produk-produk kecantikan. Skincare yang Nirma gunakan adalah merk Skincare ternama tentunya dengan harga yang tidak abal-abal, pantas saja jika ia sangat mempesona jika perawatan tubuhnya saja membutuhkan uang puluhan juta.Begitupun dengan berbelanja pakaian, Nirma juga sangat pandai dalam memilih pakian yang serasi untuk tubuhnya. Nirma juga tidak membeli hanya satu atau dua pakaian tapi sangat banyak. Dan dengan bahan dan kualitas diatas rata-rata. Duh Lastri, kamu tidak akan ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Nirma. Kamu jika membeli pakaian hanya membeli daster itu juga paling cuma sehelai dua helai dan bahannya juga tentu dibawah standar pakaian Nirma. Lalu kamu akan memakainya selama berbulan-bulan dan bahakan bertahun-tahun. Uh.. Sangat memalukan sekali memiliki isteri sepertimu Lastri."Nah, mas uang yang kemaren kamu transfer sudah habis nih. Kamu lihat

    Last Updated : 2025-02-25
  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 10

    Pov. LastriBaiklah para reader tersayang, yuk kita kembali menengok sejenak kehidupan Lastri dan anak-anaknya, selamat membaca..***Angin malam berdesir menyapa dengan kesejukan yang berbeda dengan kesejukan yang ada metika masih siang. Ku lirik jam di dinding sudah menunjukan pukul 21.15, dan ketiga anakku semua sudah ku pastikan terlelap dalam tidur mereka.Aku bergegas menuju kedapur menyiapkan segala bahan dan alat-alat yang akan kugunakan untuk membuat konten chanel youtube-ku.Malam ini aku akan membuat konten tentang memasak gulai kepala kakap. Tadi sore aku sudah kepasar membeli seekor ikan kakap berukuran sedang, bagian lain sudah aku masak untuk lauk kami makan tadi, sedangkan kepalanya senghaja aku pisahkan karena untuk kujadikan sebagai bahan pembuatan konten malam ini.Aku memastikan bahwa semua bahan dan bumbu sudah siap, lalu menaruh masing-masing kedalam wadah dan menata tampilan sedemikian rupa sehingga akan nampak menarik. Kemudian aku juga mengcek alat yang akan k

    Last Updated : 2025-02-27
  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 11

    Pov. LastriBaiklah reader, kita masih berada di kehidupan Lastri dengan ketiga anaknya ya, oke kita lanjut yuk ceritanya. Happy reading..***Hari ini pekerjaan rumahku terasa sedikit ringan karena sudah ada Rina yang membantuku mengurus keperluan anak-anak. Setelah Risa dan Rio kuantar kesekolah aku pulang sebentar beres-beres rumah lalu pergi untuk menjemput ART baruku satu lagi.Kali ini Nina tidak kubawa karen sudah ada Rina yang mengurusnya dirumah. Aku pergi sendiri, masih dengan menggunakan taxi. Semoga saja dalam waktu dekat aku akan bisa membeli mobil sendiri. Amiin ya Allah...!Masih ditempat agensi yang kemarin, dan aku kembali bertemu dengan Bu Wita. Lalu Bu Wita memanggil seseorang dan kembali mengenalkannya kepadaku. Dia juga sudah ku interview melalui telepon beberapa hari yang lalu akan tetapi Bu Wita kembali memintaku untuk menginterviewnya secara langsung sekarang.Dan ternyata namanya adalah Santi, dia berasal dari Magelang. Meski umurnya lima tahun diatasku akan t

    Last Updated : 2025-02-28

Latest chapter

  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 29

    Part. 16 "Aku akan mencari dimana kalian menetap Lastri." Gumam Reza. Lalu ia bangun dan melangkah keluar rumahnya. Niat usaha yang akan ia bangun kembalipun seolah terlupakan. Reza lebih berminat untuk menghancurkan mantan isterinya beserta bisnis yang dimilikinya. Reza sudah menemukan alamat dimana mantan isteri beserta ketiga anaknya menetap. Maka ia begitu bersemangat untuk mendatangi mereka. "Ternyata jauh juga ya mereka pergi. Oh ya tapi aku sendiri tidak tahu apakah waktu mereka pergi langsung menuju ke tempat sejauh ini ataukah mereka pergi dulu ke tempat lain. Ah, lebih baik aku langsung saja menemui anak-anak." Reza bergumam lagi. Reza mendekati rumah mewah sesuai dengan alamat yang ia dapat dari seorang suruhannya yang lain tapi bukan Clara. Reza mencoba bersikap baik supaya bisa di terima masuk kedalam rumah itu. "Selamat siang Pak, ada perlu apa ya?" Tanya seorang scurity kepada Reza saat Reza berdiri didepan gerbang rumah mewah berlantai dua itu. "Iya, siang. Hemm

  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 28

    Reza memulai usahanya kecil-kecilan di rumah sederhana yang ia beli beberapa waktu yang lalu. Namun hatinya begitu iri dengan kemajuan dan kesuksesan Yuna mantan isterinya. Melalui Clara mantan asistennya ia menyelidiki berbagai macam tentang seluk beluk perusahaan Yuna. Reza merencana sesuatu untuk menghancurkan perusahaan Y-Food. Setelah mendapat beberapa informasi dari Clara ia mulai mendekati beberapa orang yang menjadi karyawan di perusahaan milik Yuna."Maaf pak Reza saya bekerja di perusahaan ini sudah sangat lama, dan saya sama sekali tidak pernah menemukan seperti apa yang tadi pak Reza katakan." Bantah seorang manajer di perusahaan Y-Food saat Reza mulai memprofokatornya."Sialan." Umpat Reza.Kali ini ia merasa gagal melancarkan aksinya. Namun Reza tidak patah semangat. Ia bahkan lebih gencar lagi menyebarkan fitnah di kalangan karyawan perusahaan milik mantan isterinya itu.Reza terus mencari cara untuk menjatuhkan Yuna. Bahkan Reza bermimpi perusahaan milik Yuna suatu sa

  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 27

    Pov. PenulisCEO Yuna atau dimasa lalu dikenal dengan nama panggilan Lastri itu kini tengah menikmati sepenuhnya puncak keberhasilannya. Dia telah sukses merintis, membangun dan mengembangkan perusahaannya sendiri. Dia adalah seoarang wanita mandiri dan berkemauan keras.Namun dalam cahayanya yang gemilang saat ini tak banyak orang yang tahu bagaimana perjuangannya hingga bisa bersinar seperti saat sekarang ini. Sudah banyak derai air matanya yang tumpah. Dia pernah bertarung melawan badai dalam rumah tangganya hingga akhirnya mengharuskan hatinya untuk ikhlas dan melepaskan.Tak ada yang tahu bagaimana dulu dia menyembunyikan tangis pilu dari hadapan ketiga anaknya agar tidak merusak mental mereka. Namun setiap kali itu juga sang mantan suami dengan semena-mena memperlihatkan prilaku biad*bnya didepan mata ketiga malaikat kecil itu.Hingga dengan diam-diam Lastri bertekad untuk menciptakan kehidupannya dan anak-anaknya sendiri. Dia mulai membuat konten-konten di chanel youtubenya. De

  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 26

    Beberapa hari setelah itu, aku mendapatkan kabar bahwa Mas Reza mencari-cari informasi tentang siapa diriku. Lalu aku juga mengutus orang kepercayaanku untuk memperhatikan setiap gerak-geriknya.Ini aku lakukan bukan untuk apa-apa melainkan hanya penasaran saja untuk apa dia mencari informasi mengenai diriku. Kemudian aku mendapatkan informasi dari orang suruhanku itu bahwa Mas Reza di rawat di Rumah Sakit karena kondisi kesehatannya yang menurun drastis setelah perusahaannya mengalami kebangkrutan. Dan bukan hanya itu, aku juga mendapat kabar bahwa Nirma si wanita jal*ng pujaan hatinya dulu kini juga sudah pergi meninggalkannya.Sungguh malang sekali nasibmu Mas. Tapi tak apa itu memang selayaknya kamu terima. Aku yakin apa yang saat ini sedang kamu rasakan belum seberapa jika di banding dengan sakit yang dulu pernah kamu torehkan pada aku dan juga anak-anak."Bu, Reza kembali menyelidiki informasi tentang Ibu. Dan kali ini dia juga mencari-cari poto Ibu." Seorang suruhanku menelponk

  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 25

    Siang ini aku sudah kembali ke Kota tempat kami tinggal. Aku kembali bertemu dengan anak-anakku. Sekarang Risa sudah menjadi seorang gadis remaja yang mandiri. Rio juga semakin besar begitu pula dengan Nina. Aku bahagia bersama ketiga anakku meski tanpa sosok ayah mereka.Sejak hari itu hingga detik ini ketiga anakku sama sekali tidak pernah bertanya perihal ayah mereka. Meski kedekatan antara aku dan ketiganya tanpa jarak namun anak-anakku sepertinya menolak sendiri untuk menanyakan keberadaan ayah mereka.Risa sekarang sudah kelas tiga (atau sekarang disebut kelas sembilan) di Sekolah Menengah Pertama. Rio kelas satu (kelas tujuh). Sedangkan si bungsu Nina dia kelas tiga Sekolah Dasar. Menatap ketiga anakku ketika mereka terlelap dalam tidur adalah sebuah kebiasaan yang menyenangkan bagiku. Karena semakin membuat aku semakin bersyukur dengan penuh keyakinan kepada Allah bahwa di tempat yang baru ini dia memberikan semua yang tidak pernah ku dapatkan sebelumnya. Itulah alasanku meng

  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 24

    Hari sudah malam dan tibalah waktunya bagiku untuk pergi ke Aula dimana aku akan mengadakan pertemuan dengan para karyawan baruku dan juga dengan para pemilik perusahaan yang akan meminta untuk ikut bergabung dengan perusahaanku ini.Salah satu asistenku menyerahkan data dan nama-nama karyawan baruku beserta dengan nama-nama perusahaan yang akan ikut bergabung dengan perusahaanku, dan betapa teekejutnya aku disaat aku membaca tulisan yang tertera pada kertas tersebut pada nama perusahaan-perusahaan itu ada salah satu nama perusahaan Reza mantan suamiku disitu. Ya, "Nice Bread" adalah perusahaannya. Lalu aku mencoba untuk bertanya pada asistenku itu dengan pura-pura tidak mengetahui tentang perihal yang sebenarnya terjadi pada perusahaan milik Reza."Ini Nice Bread perusahaan milik siapa ya?" Tanyaku."Ah, itu bu. Perusahaan Nice bread itu adalah perusahaan yang baru saja mengalami kebangkrutan." Jawab asistenku itu."Ha..? Benarkah? Lalu bagaimana akan menhalin kerja sama dengan kita

  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 23

    Pov. YunaSetelah sekian lama aku pergi dari kota ini, ternyata tak banyak yang berubah. Dulu aku dan anak-anakku terpaksa harus pergi jauh dengan membawa luka yang sangat dalam akibat perbuatan dari mantan suamiku yang tak lain adalah Papa dari anak-anakku sendiri.Hanya bermodalkan nekat, aku dan ketiga anakku melangkah tanpa arah dan tujuan yang jelas. Bahkan waktu itu aku sendiri tidak yakin bisa bertahan hidup dengan luka batin yang demikian parah. Tapi, Tuhan berkata lain. Dia memberikan kekuatan yang tak terhingga untukku sehingga aku mampu berdiri tegak dan melanjutkan langkah demi harga diri dan juga martabat sebagai seorang manusia.Namun sejak saat itu aku berusaha untuk menghapus segala ingatan tentang Kota ini. Kota yang kubenci dengan segudang kenangan pahitnya. Tapi siapa sangka hari ini aku diharuskan untuk kembali menginjakkan kaki lagi. Sebenarnya ada sebuah rasa enggan yang tersimpan dihatiku, hanya saja demi permintaan para klien dan untuk lebih mengembangkan perus

  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 22

    Seminggu sudah berlalu dari hari dimana dua orang suruhan dari agen penjualan rumahku itu datang menyeragkan sepertiga dari uang pembayaran untuk rumahku. Akan tetapi belum juga ada kabar selanjutnya untuk pelunasan sisa uangnya. Sedangkan surat-surat rumah sudah kuserahkan.Aku berdiri mematung menatap hampa keluar jendela. Sepertiga uang yang sudah kuterima belum aku apa-apakan. Karena aku masih menunggu pelunasan dari pihak agen penjualan rumah terlebih dahulu.Aku mencoba menelpon agen penjualan rumah tersebut namun nomor telepon mereka bisa di hubungi. Beberapa kali aku mengulang panggilan namun hasilnya nihil.Satu dua hari berlalu belum juga ada kabar dari agen penjualan rumah ku. Aku masih bisa menunggu. Tapi sekarang sudah lebih dua minggu dari perjanjian untuk pelunasan dan mereka belum juga bisa ku hubungi. Apa aku tertipu? Pikiran itu tiba-tiba saja menghampiriku.Ya Tuhan, jangan sampai aku tertipu. Rumah ini adalah satu-satunya aset yang ku miliki selain mobilku itu. Ak

  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 21

    Tok..Tok..Tok.. Suara ketukan pintu membuyarkan lamunanku. "Pak, apa Bapak ada didalam?" Inah bertanya dari balik pintu. Karena memang sedari pulang tadi aku langsung masuk kekamarku dan tidak pernah keluar. Mungkin Inah mengkhawatirkanku. "Iya ada apa?" Sahutku dari dalam. "Apa Bapak sakit?" Tanyanya lagi. "Tidak." Jawabku. "Makan dulu pak, makanan sudah saya siapkan di meja makan. Nanti Bapak sakit lagi kalau tidak makan." Titahnya. "Iya nanti saya keluar kalau saya lapar. Kamu makan saja dulu." Aku berkata seperti itu supaya dia pergi dari depan pintu kamarku. "Baiklah Pak." "Hemmm." Lalu terdengar langkah kaki Inah pergi menjauh dari depan kamarku. Aku kembali melanjutkan lamunanku. Ya, memang tidak ada yang kukerjakan didalam kamarku saat ini kecuali melamun dan merenungi nasibku dengan penuh penyesalan. L A S T R I. Nama itu tiba-tiba terngiang begitu merdu di telingaku. Aku ingat betul bagaimana gigihnya ia dulu mendukungku saat ketika aku baru memulai usaha kecil-

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status