Hegar dan Kiara, guru dan murid di sekolah. Mereka tidak pernah akur karena Hegar guru killer dan dingin. Sedangkan Kiara murid biang onar di sekolah, setiap harinya Hegar selalu menghukum Kiara. Namun karena pertemanan kedua ibu mereka, Hegar dan Kiara dipaksa menikah . Ibu Kiara sangat ingin sekali berbesanan dengan sahabatnya yang sultan, sementara Ibu Hegar sangat menyukai Kiara. Ia ingin memilki anak perempuan seperti Kiara. "No! Aku enggak mau sama dia Mi. Dia bawel banget, kebayang enggak hari-hari aku akan pusing dengan segala ocehannya. Belum lagi dia itu biang onar!" tolak Hegar. "Aku juga enggak mau sama manusia es kayak dia, bisa-bisa nanti aku kedinginan kalau deket-deket dia. Di sekolah aja aku dihukum terus, gimana kalau jadi istrinya aku bakal kena hukuman 24 jam," cibir Kiara sembari menatap Hegar dengan tatapan tidak suka.
Lihat lebih banyakPagi menyapa dua insan yang setia dalam tidur mereka, bahkan mereka tidak menyadari saat ini mereka tertidur saling berpelukan. Sayup-sayup terdengar suara kicauan burung saling bersautan seolah mencoba membangunkan mereka berdua.Manik mata Hegar mengerjap kala cahaya sang mentari masuk melalui celah jendela kamarnya. Ia terkejut ketika melihat Kiara berada dalam dekapannya saat ini. Wajahnya yang cantik tanpa polesan makeup membuat Hegar tidak bosan memandang. "Dia terlihat lebih cantik seperti ini" gumam Hegar sambil memainkan anak rambut Kiara yang menghalangi wajah gadis itu.Hegar tersenyum ketika melihat kain bekas kompres yang Kiara gunakan semalam untuk merawat dirinya. Hegar tidak menyangka gadis manja ini rela tidak tidur demi dirinya. Ia mengusap pelan puncak kepala Kiara, namun ternyata perbuatan Hegar malah membuat Kiara merasa terusik. Hegar berpura-pura tidur ketika melihat Kiara membuka matanya. Ia tidak mau Kiara merasa percaya diri ketika mengetahui apabila ia memp
Tubuh Kiara semakin gemetar kala suara bel terus saja berbunyi, seperti dalam film horor yang ia tonton dimana lampu rumah pun ikut kelap-kelip. Mungkin karena cuaca diluar sana membuat listrik pun ikut baper dibuatnya."Assalamualaikum!" "Kok setan ngucapin salam," ucap Kiara sambil memegang pemukul base ball.Namun suara itu seperti familiar bagi Kiara, ia langsung membuka pintu. Kiara terkejut ketika ia melihat melihat Hegar datang dalam keadaan basah kuyup. Tampangnya yang biasanya terlihat sempurna kini sangat berantakan. Mungkin karena terlalu lama membuka pintu membuat Hegar kehujanan, Kiara jadi merasa bersalah karena membuat Hegar seperti ini."Lama banget sih buka pintunya," protes Hegar lalu masuk ke dalam rumah."Kirain aku orang jahat, lagian Bapak ngapain ke sini malam-malam?" tanya Kiara ikut berjalan di belakang Hegar."Aku disuruh Mami jagain kamu sampai kamu tidur, kata Mami kamu enggak bisa sendirian di rumah" jawab Hegar.Kiara semakin merasa bersalah, ia meremas
Delia dan teman-temannya terkejut ketika melihat siapa yang berani mencengkram tangan Delia. Pria tampan dan dingin dengan tatapan tajam tanpa ekspresi, ia menghempaskan tangan Delia begitu saja. Hegar bergegas menarik Kiara agar Kiara terlepas dari cengkraman mereka."Apa ini yang diajarkan oleh guru kalian? Mau saya laporkan kepada kepala sekolah?" tanya Hegar dengan tegas.Ketiganya hanya menundukkan kepala mendengarkan ucapan Hegar. Guru satu ini terkenal sangat galak membuat mereka tidak bisa melarikan diri karena Hegar pasti akan melaporkan mereka.Tiba-tiba saja Naren pun datang menghampiri, ia mendapatkan kabar dari seseorang yang melihat Kiara dikeroyok teman-teman Delia. Naren langsung memeluk Kiara, membuat Delia semakin muak melihatnya.Seperti ada banyak ribuan belati yang menusuk ketika melihat Naren memeluk Kiara seperti itu. Sama halnya dengan Hegar yang suka melihat tunangannya dipeluk pria lain."Lo bener-bener keterlaluan, gue semakin enggak suka sama lo!" bentak Na
"Kenapa pagi-pagi udah ngomel-ngomel? Ayo berangkat bareng?" ajak Naren.Kiara pun menerima ajakan Naren, ia menaiki motor sport milik Naren. Naren melepaskan jaket yang ia kenakan lalu memberikan kepada Kiara."Tutupin pake itu."Wanita mana yang enggak luluh diperlakukan seperti ini oleh pria yang ia cintai. Berbeda sekali dengan Hegar yang dingin seperti es, Naren sangat peka kepadanya. Naren melakukan kendaraannya menuju sekolah, sebuah senyum terbit pada wajah gadis cantik itu. Beberapa menit berlalu mereka telah sampai di sekolah, banyak mata yang melihat mereka bersama. Menimbulkan banyak desas-desus dari para siswa siswi hingga Hegar pun mendengarnya."Naren sama Kiara jadian ya?" tanya salah satu siswi."Iya, elo enggak liat tadi pagi Kiara dibonceng Naren. Beruntung banget sih Kiara dapet cogan Husada," ucap salah satunya lagi dengan antusias.Hegar pun melanjutkan langkahnya menuju kelas, ternyata Kiara tidak mendengarkan ucapannya. Ketika ia masuk ia melihat Kiara sedang
Krriiiiinngg!!!Terdengar suara dering ponsel milik Kiara, semalam ia langsung tidur setelah sampai rumah. Dan pagi ini Kiara masih setia di balik selimut tebal yang menutupi tubuhnya. Tangannya meraba-raba dengan mata Mash terpejam ia mencari keberadaan ponselnya. Setelah ia temukan ia terima panggilan telepon tersebut."Bangun bocilll, sudah siang!" ucap seseorang di sebrang sana.Kiara masih mengabaikan ucapan orang tersebut, membuat Hegar menghela nafas kasar karena kesal. Pagi-pagi sekali Maminya meminta ia menjemput Kiara ke rumahnya. Hegar harus memastikan terlebih dahulu apabila Kiara sudah terbangun atau belum. Dan benar, gadis itu masih tertidur di jam ini, pantas saja ia sering terlambat datang ke sekolah."Masih belum mau bangun? aku sebentar lagi ke sana. Kalau kamu belum siap juga kamu tahu hukumannya Kiara!" ancam Hegar dengan tegas. Mendengar ancaman itu Kiara langsung membelalakkan kedua matanya, ia melihat nama Hegar dalam layar ponsel. Kiara bergegas melompat dar
Manik mata Kiara membulat ketika ia melihat bukan Naren seperti dalam bayangannya pria yang ada dalam hadapannya kini. Namun Hegar pria tampan dan kaku yang saat ini menatapnya tanpa ekspresi seperti biasanya. Kiara bergegas melepaskan pegangan Hegar karena saat ini banyak yang memperhatikan mereka."Bapak ngapain ada di sini?" tanya Kiara dengan suara berbisik."Tadi ada mamanya temen mami nyuruh masuk, jadi di sini," jawab Hegar ikut mengecilkan suaranya.Tiba-tiba saja seseorang menepuk pelan pundak Kiara, membuat Kiara menoleh kearahnya. Sebuah senyum terbit pada wajah tampan pria itu, senyum yang sama persis dengan Cha Eun Woo idola kesayangan Kiara. "Kamu enggak apa-apa?" tanya Naren mengulas senyum.Sebuah senyum yang dapat membuat jantung Kiara bermasalah. Oh astaga, jantung Kiara berdegup semakin kencang berada dalam dekat seperti ini dengan Naren. Hegar pun meninggalkan mereka ketika ia mendapatkan panggilan telepon."Aku enggak apa-apa kok! Untung tadi ada Pak Hegar yang n
Hegar melajukan kendaraannya meninggalkan halaman rumah Kiara, ia merasa lega karena tidak perlu mampir terlebih dahulu. Namun baru beberapa meter dari rumah Kiara, tiba-tiba saja Hegar melihat tab Kiara yang tertinggal. Hegar pun memutar balik kendaraannya, untuk mengembalikan tab milik Kiara.Ia mengingat apabila Kiara sangat antusias ketika menggambar, gadis itu pasti akan mencari benda ini. Itu sebabnya Hegar bergegas kembali untuk mengembalikan tab milik Kiara."Bisa-bisanya dia melupakan benda penting yang paling dia suka," gumam Hegar sambil fokus menyetir.Hegar memberhentikan kendaraannya ketika sampai di dekat rumah Kiara. Ia tidak mau membangunkan kedua orangtua Kiara apabila mendengar suara kendaraannya. Ketika Hegar berjalan menuju rumah Kiara, ia melihat Kiara masih berdiri di depan rumah seperti sedang menunggu.Hegar baru saja tersadar apabila ia dibohongi oleh Kiara, ia tahu Kiara pasti akan pergi keluar."Dia berbohong, dasar bocil nakal!" Hegar pun berjalan mengham
Seseorang yang baru saja datang membuat Hegar dan Kiara salah tingkah. Pasalnya posisi mereka sangat dekat seperti tadi takut menimbulkan prasangka bagi orang lain."Maaf saya mengganggu," ucap pria itu."Enggak apa-apa, Jhon. Ada apa?" tanya Hegar langsung berjalan menghampiri Jhon."Maaf mobil kamu menghalangi jalan, saya mau masuk ke dalam rumah tertutup mobilmu Hegar," jawab Jhon.Karena terburu-buru membuat Hegar terlupakan apabila ia memarkirkan kendaraannya di depan rumah orang lain. Sejak kemarin Hegar mencari foto itu kemana-mana dan ternyata foto itu berada di studio foto miliknya."Ya ampun, maaf sekali Jhon!" ucap Hegar lalu mereka pun keluar dari studio.Hegar bergegas memasuki kendaraannya untuk memarkirkan kendaraannya di depan studio. Sementara Jhon kini dapat memasukkan kendaraannya ke dalam bagasi rumahnya. Hegar kembali masuk ke dalam, ia melihat Kiara sedang asyik dengan gadgetnya."Pasti foto itu penting banget, sampai-sampai salah parkir segala," sindir Kiara kep
Manik mata Kiara membulat ketika melihat siapa yang memanggilnya dengan panggilan sayang. Tunangan dinginnya yang pertama kalinya tersenyum kepada dirinya saat ini. Pria itu bahkan menggandeng lengan Kiara membuat Kiara semakin tercengang dengan tingkah Hegar saat ini."Kamu ngapain di sini Sayang? Di luar dingin." ucap Hegar lalu memasangkan jas yang ia kenakan tadi pada tubuh Kiara."Bapak kesambet ya?" tanya Kiara masih merasa aneh dengan tingkah Hegar yang tidak biasanya."Di belakang ada Bunda kamu sama mami yang masih kepo dengan kita," bisik Hegar.Kiara lalu menoleh kearah Naomi yang terlihat bahagia melihat Kiara diperlakukan semanis ini oleh suaminya. Kini Kiara tahu yang dilakukan Hegar hanya untuk menyenangkan para Ibu mereka."Kamu mau Bunda kamu pingsan lagi? Jadi jangan banyak drama bocil," bisik Hegar dengan nada sinisnya.Keduanya berbalik lalu menghampiri Nessa dan Naomi yang berada tidak jauh dari sana, mereka mencoba tersenyum dihadapan semuanya. Naomi dan Nessa sa
Terdengar suara langkah seseorang yang berlarian menuju gerbang sekolah. Lagi-lagi Kiara datang terlambat ke sekolah, gadis itu menghela nafas kasar ketika melihat pintu gerbang sudah ditutup. Terlebih seseorang pria menyebalkan sudah berdiri di depan gerbang sambil bersidekap dada.Dia guru killer yang paling ditakuti di sekolah, Hegar Wiguna guru paling tampan di SMA Taruna namun selalu bersikap dingin kepada siapapun. Kiara menjulukinya Ice karena ia dingin seperti es, berbeda dengan siswi lain yang memuja Hegar, Kiara justru membencinya."Kamu lagi yang terlambat," ucap Hegar dengan sikap dinginnya.Tidak ada senyum sama sekali yang terukir pada wajah tampan pria itu. Kiara berdecak sebal, lagi-lagi ia harus mendapatkan hukuman dari guru menyebalkan ini. Kiara sudah langganan dihukum oleh Hegar karena segala ulah yang ia lakukan, entah karena terlambat atau ketahuan membolos ke kantin saat jam pelajaran berlangsung."Telatnya cuma sedikit kok Pak, please hari ini didiskon ya?" pin...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen