Menggoda Sang Paman

Menggoda Sang Paman

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Oleh:  Centong ajaibBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
43Bab
259Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Nabila mahasiswa gendut yang menyukai pamannya sendiri, Govan. Dia rela diet demi sang paman. Govan tidak bisa menerima cinta Nabila, namun karena keponakannya itu berubah semakin hot dan terus menggodanya Govan jadi semakin gila mencintai Nabila dalam diam. Bagaimana hubungan mereka selanjutnya.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Maaf Om

Hosh...Seorang gadis berlari memasuki halaman rumah dengan napas tersengal. Keringat menetes di pelipisnya, membasahi anak rambut yang terlepas dari ikatan asalnya.Tubuhnya yang berisi bergerak cepat, meski setiap langkah terasa berat. Rambut bergelombang tergerai, sebagian menempel di pipinya yang bulat karena keringat. Kacamata yang bertengger di hidungnya sedikit melorot akibat hentakan langkah tergesa-gesanya.Gadis itu bernama Nabila, ia dalam masalah besar karena pulang larut malam.“Astaga…” gumamnya, menepuk dadanya yang masih berdetak kencang. Dada naik turun, menahan rasa panik yang masih menguasai dirinya.Ia berdiri di depan pintu, mencoba mengatur napas. Lampu teras rumah menyinari wajahnya yang kemerahan karena kelelahan. Nabila menggigit bibir, khawatir membuka pintu rumah.Jam di ponselnya menunjukkan pukul 11.10 malam.“Duh, kenapa sih nggak lihat jam tadi? Paman pasti marah...” gumamnya pelan sambil memutar kunci pintu dengan sangat hati-hati, berusaha membuat suar...

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
43 Bab
Maaf Om
Hosh...Seorang gadis berlari memasuki halaman rumah dengan napas tersengal. Keringat menetes di pelipisnya, membasahi anak rambut yang terlepas dari ikatan asalnya.Tubuhnya yang berisi bergerak cepat, meski setiap langkah terasa berat. Rambut bergelombang tergerai, sebagian menempel di pipinya yang bulat karena keringat. Kacamata yang bertengger di hidungnya sedikit melorot akibat hentakan langkah tergesa-gesanya.Gadis itu bernama Nabila, ia dalam masalah besar karena pulang larut malam.“Astaga…” gumamnya, menepuk dadanya yang masih berdetak kencang. Dada naik turun, menahan rasa panik yang masih menguasai dirinya.Ia berdiri di depan pintu, mencoba mengatur napas. Lampu teras rumah menyinari wajahnya yang kemerahan karena kelelahan. Nabila menggigit bibir, khawatir membuka pintu rumah.Jam di ponselnya menunjukkan pukul 11.10 malam.“Duh, kenapa sih nggak lihat jam tadi? Paman pasti marah...” gumamnya pelan sambil memutar kunci pintu dengan sangat hati-hati, berusaha membuat suar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya
Hantu?
KYAAAAA!!!Jeritan melengking memecah keheningan malam.Govan yang baru saja memejamkan mata langsung melek, tanpa pikir panjang, dia berlari ke arah kamar Nabila.Belum sempat membuka pintu, Nabila sudah lebih dulu keluar dengan wajah panik, langsung menerjang tubuh govan hingga tersungkur ke lantai."Om! Hantu!!" serunya dengan suara gemetar, memeluk govan yang ada di bawahnya, jari telunjuknya menunjuk ke arah jendela kamarnya."Aduh berat, Bil!" Seru Govan sesak nafas ditindih Nabila.Nabila menyingkir membantu Govan berdiri lalu memeluknya takut."Hantunya seram om," cicit Nabila. "Hantu?" tanyanya seolah-olah tidak percaya, menatap keponakannya dengan ekspresi datar."Iya! Aku lihat putih-putih melayang di jendela! Aku takut Om!" Nabila mengangguk cepat."Udah besar kok masih takut hantu."Govan mendesah panjang, dari tadi kesabarannya di uji. Dia menatap langit-langit seolah meminta kesabaran lebih dari Tuhan."Udah dibilang jangan kebanyakan nonton film horor. Liat kamu jadi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya
Hinaan
"Ayo makan siang bersama hari ini? Aku tahu tempat dengan steak terenak di sekitar kantor, aku traktir. Jangan menolak. by: L"Dahi govan mengerut, sesaat rasa gugup menyerangnya tanpa alasan yang jelas. Ia mengangkat kepalanya, menoleh ke arah pintu kantornya yang tertutup rapat."Apa laras yang menaruh kertas ini di sini?" gumamnya, sedetik kemudian ia mendesah pelan, menaruh kembali kertas itu di atas meja tanpa niat membalas.Govan mengabaikannya begitu saja, menganggap ajakan itu hanya basa-basi belaka. Ia bukan tipe pria yang tertarik dengan makan siang gratis.***Kruuuuk...Nabila terbangun dengan perut keroncongan. Ia mengusap matanya yang masih setengah mengantuk, beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju dapur dengan langkah malas.Di meja makan, sudah tersaji hidangan yang disiapkan sepiring nasi goreng dengan lauk yang terlihat menggoda, aromanya menggelitik hidung. Tanpa berpikir dua kali, ia segera duduk dan mulai melahap makanan itu."Seperti biasa, masakan Paman
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya
Sakit tak berdarah
"Mereka," gumam hati Nabila, tubuhnya menegang melihat bayangan dua wanita yang tadi mengejeknya masuk dengan senyuman licik.Salah satunya adalah wanita berambut panjang dengan gaun ketat yang membuatnya tampak bak model.Satunya lagi lebih pendek, dengan wajah yang tak kalah cantik, matanya dipenuhi rasa puas setelah mengucapkan hinaan barusan."Astaga, aku masih gak percaya dia bisa makan sebanyak itu. Serius, kasihan banget cowok ganteng itu, pasti terpaksa nemenin dia," ujar suara perempuan itu dengan nada mengejek.Jantung Nabila berdegup kencang pelan-pelan, ia menoleh ke belakang.Mereka berdua kaget saat menyadari keberadaan Nabila, keduanya terdiam sesaat. Lalu, seolah tak merasa bersalah, perempuan bergaun ketat itu menyeringai sinis."Oh? Lihat siapa yang ada di sini," katanya sambil menyilangkan tangan di dada.Nabila menelan ludah. Tangannya gemetar, tapi ia tetap berdiri tegak, mencoba terlihat tidak terpengaruh."Apa ada yang mau kalian bicarakan denganku?" suaranya te
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya
Diet
"Nabila?!" suara Govan meninggi, langkahnya cepat menghampiri Nabila yang terduduk di kasur dengan mata bengkak, jantungnya langsung berdegup lebih cepat.Ia berlutut di depan gadis itu, tangannya langsung menangkup wajah Nabila, menelusuri pipinya yang lembab bekas air mata."Kamu habis nangis?" tanyanya, suaranya lebih lembut dari sebelumnya, tapi penuh kekhawatiran. "Kenapa? Ada apa, Bil? Ayo cerita dengan om."Nabila menggeleng pelan, wajahnya keliatan lelah. Govan menatapnya lama, lalu tanpa ragu, ia menarik Nabila ke dalam pelukannya."Kalau ada masalah, cerita sama Om," bisiknya di atas kepala gadis itu. "Jangan dipendam sendiri, nanti sakit."Nabila menggigit bibir, tubuhnya menegang dalam dekapan pamannya. Ia ingin bercerita. Ingin mengeluarkan semua beban di hatinya.Tapi ia takut.Takut terlihat lemah.Takut kalau Govan akan menganggapnya berlebihan. Jadi, ia hanya diam.Govan merasakan gadis itu masih kaku dalam pelukannya. Ia mengusap punggung Nabila dengan lembut, mencob
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya
Larangan paman
"Nabila, transferin 500k dong. Gue butuh banget nih! Kamu kan baik masa gak mau nolongin aku."Mata Govan menyipit membaca pesan tersebut, kata-katanya lembut, namun punya niat terselubung. Rahangnya mengeras seiring dengan jemarinya yang mulai menggulir chat ke atas, membaca pesan demi pesan. Semakin ia membaca puluhan pesan bernada sama, bahkan ada ancaman, tekanan, bahkan hinaan yang terselubung. "Nabila," suara govan rendah, tangannya mengepal kuat, ponsel itu hampir remuk di genggamannya."Apa maksud semua ini?" tanya Govan butuh penjelasan. Nabila menunduk, menggigit bibirnya. Ia tahu tak ada gunanya berbohong, tapi mulutnya terkunci."Om tanya, ini apa?" Govan mengangkat layar ponsel ke hadapan gadis itu, menunjuk deretan pesan yang memenuhi layar.Nabila tetap diam, ia gak ingin bilang yang sebenarnya dengan Govan, takut kalau govan akan marah. Govan semakin kesal melihat sikap diam keponakannya. Ia melemparkan ponsel itu ke sofa dan berdiri, tubuhnya yang lebih tinggi memb
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya
Dibully
'Om, maaf... Aku pergi jogging dulu...' Govan terdiam sejenak, tangannya gemetar menahan tawa senang. Ternyata keponakannya seniat itu mau diet.  Govan menaruh kembali kertas itu di atas meja, tak lupa meninggalkan balasaan.  'Semangat ya :)' Govan mulai menyiapkan sarapan pagi. Telur dadar, roti panggang, dan segelas kopi hitam untuk dirinya. Ia baru saja meletakkan sarapan di meja ketika pintu rumah terbuka. "Hosh… Hosh…" Govan menoleh dan matanya membulat ketika melihat Nabila memasuki rumah. Gadis itu mengenakan setelan olahraga, kaosnya basah oleh keringat, dan napasnya tersengal-sengal seolah baru berlari berkilometer-kilometer tanpa henti. "Kamu dari mana saja?" tanya Govan dengan nada terkejut, meletakkan cangkir kopinya di meja. Nabila melepas jaket olahraganya dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya
Firasat
"Kak berlian!" suara Nabila bergetar.Berlian, seorang pria tampan dengan postur tubuh tinggi sekitar 180 cm. Wajahnya tegas, dengan rahang kokoh dan hidung mancung yang sempurna. Mata cokelat gelapnya menatap Nabila dengan penuh rasa khawatir. Ia mengenakan kemeja putih yang digulung hingga siku, memperlihatkan lengan berotot yang jelas terbentuk."Kamu kenapa?" tanyanya, suaranya dalam dan lembut, penuh perhatian.Nabila menahan napas memalingkan wajahnya, Ia tidak ingin Berlian yang melihatnya dalam kondisi seperti ini, apalagi seseorang seperti Berlian, pria yang cukup populer di kampus."Nggak apa-apa," jawabnya cepat, berusaha menghindari tatapan Berlian."Kamu berdarah." Berlian menunjuk luka di sudut bibir Nabila. "Siapa yang melakukan ini?""Bukan urusanmu," ujar Nabila, suaranya bergetar."Kalau ada yang menyakitimu, kamu harus bilang. Aku bisa bantu," kata Berlian mendesah. Sebelum Berlian sempat b
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya
Pengakuan Nabila
Klik... Begitu pintu terbuka, jantungnya hampir berhenti berdetak. Di atas ranjang, sosok keponakannya meringkuk di bawah selimut. Isakan kecil terdengar lirih, menusuk hati Govan lebih dalam daripada sebilah pisau."Nabila?" panggilnya pelan, namun gadis itu tidak merespons.Dengan gerakan hati-hati, Govan duduk di tepi ranjang dan menyingkap selimut itu. Seketika napasnya tercekat melihat wajah Nabila babak belur.Pipi kirinya lebam, sudut bibirnya pecah, dan ada goresan samar di pelipisnya. Bekas kekerasan yang tidak bisa disembunyikan. Hati Govan terasa ditikam ribuan pisau melihat kondisi keponakannya tersebut. "Siapa yang menyakitimu Bil?!" Govan menangkap wajah gadis itu, menangkupnya dengan lembut tetapi penuh ketegasan. Mata cokelatnya yang tajam menatap lekat-lekat ke dalam mata Nabila yang basah dan penuh luka."Apa yang terjadi?" suaranya rendah, hampir seperti geraman. "Siapa yang melakukan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya
Hasi diet
 "Kamu yakin gak nyesel?" tanya Govan suatu pagi saat mereka duduk di teras, menikmati udara segar setelah joging. "Aku gak mau bertemu mereka Om, aku gak mau satu kelas dengan mereka." Nabila mengangguk kecil.  "Baiklah, jika itu maumu," kata Govan mengizinkan.  Sejak kejadian itu Nabila mengambil cuti kuliah selama satu semester, dan selama beberapa cuti itu ia menjalani diet ketat dengan bimbingan Govan.  Makanan cepat saji dan cemilan manis yang dulu menjadi pelariannya, kini tak lagi ia sentuh. Setiap pagi, ia joging bersama Govan, kemudian melanjutkan latihan di GYM.  "Sepuluh menit lagi," ucap Govan suatu pagi saat Nabila hampir menyerah berlari keliling taman.  "T-tapi, Om..." Nabila mengeluh, kakinya gemetar menopang tubuhnya. "Nyerah?" Govan menyeringai. "Enggak!" Mata N
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-02
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status