Bangkitnya Johan

Bangkitnya Johan

last updateLast Updated : 2025-03-21
By:  Penjelajah KataUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10
1 rating. 1 review
78Chapters
195views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Johan menantu yang selalu diremehkan dan dianggap tidak berguna oleh keluarga istrinya, Keluarga Hartono. Namun, siapa sangkat bahwa sebenarnya Johan adalah seorang Jenderal Perang yang dipaksa menghilang dari dunia militer karena sebuah fitnah dan pengkhianatan. Dengan tekad besar, Johan akan membongkar pengkhianatan itu dan mengembalikan martabatnya di hadapan keluarga istrinya.

View More

Latest chapter

Free Preview

Part 1

Di kota Ardell, di sebuah rumah besar milik keluarga Hartono, pesta ulang tahun ke-70 Pak Surya Hartono sedang berlangsung meriah. Seluruh anggota keluarga berkumpul, mengenakan pakaian terbaik mereka, membawa hadiah mahal sebagai tanda bakti. “Semoga Pak Surya panjang umur dan selalu diberkati!” Semua anggota keluarga bersorak sambil menyerahkan hadiah mereka. Pak Surya tersenyum puas. “Hari ini aku bahagia. Aku akan mengabulkan satu permintaan dari kalian. Katakan, apa yang kalian inginkan?” “Pak, saya ingin mobil sport terbaru,” kata Rico, cucu kesayangannya. “Saya ingin jam tangan emas merek Swiss!” tambah Clara, salah satu keponakannya. Pak Surya tertawa dan mengangguk. “Baik, semua akan aku kabulkan!” Namun, suasana berubah ketika Johan, menantu dari anak sulungnya, maju perlahan dan berkata, “Pak, bisakah saya mendapatkan motor untuk pergi bekerja?” Tiba-tiba ruangan itu menjadi sunyi. Semua mata tertuju padanya. Beberapa orang mulai tertawa kecil. “Kau serius, Johan?” e...

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Wona Margot
kmu suka baca cerita macam apa
2025-03-14 00:36:18
0
78 Chapters
Part 1
Di kota Ardell, di sebuah rumah besar milik keluarga Hartono, pesta ulang tahun ke-70 Pak Surya Hartono sedang berlangsung meriah. Seluruh anggota keluarga berkumpul, mengenakan pakaian terbaik mereka, membawa hadiah mahal sebagai tanda bakti. “Semoga Pak Surya panjang umur dan selalu diberkati!” Semua anggota keluarga bersorak sambil menyerahkan hadiah mereka. Pak Surya tersenyum puas. “Hari ini aku bahagia. Aku akan mengabulkan satu permintaan dari kalian. Katakan, apa yang kalian inginkan?” “Pak, saya ingin mobil sport terbaru,” kata Rico, cucu kesayangannya. “Saya ingin jam tangan emas merek Swiss!” tambah Clara, salah satu keponakannya. Pak Surya tertawa dan mengangguk. “Baik, semua akan aku kabulkan!” Namun, suasana berubah ketika Johan, menantu dari anak sulungnya, maju perlahan dan berkata, “Pak, bisakah saya mendapatkan motor untuk pergi bekerja?” Tiba-tiba ruangan itu menjadi sunyi. Semua mata tertuju padanya. Beberapa orang mulai tertawa kecil. “Kau serius, Johan?” e
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more
Part 2
Keesokan harinya, Johan merasa penuh harapan ketika melangkah menuju perusahaan milik Butra Wijaya. Perasaan cemas dan tidak pasti masih menyelimuti dirinya, tetapi jauh di dalam hatinya, dia tahu ini adalah kesempatan yang tak boleh disia-siakan. Saat tiba di kantor Butra Wijaya, ia terpesona dengan betapa megahnya gedung tersebut. Bangunan itu menjulang tinggi, mencerminkan kekuatan dan keberhasilan perusahaan yang dipimpin oleh Butra. Johan menarik napas panjang dan menguatkan hatinya. “Aku harus bisa,” gumamnya pada diri sendiri. Setelah melapor ke resepsionis, Johan diminta untuk menunggu beberapa saat. Tidak lama kemudian, seorang pria berpakaian rapi keluar dari ruangannya. Pria itu adalah Butra Wijaya. Butra tersenyum saat melihat Johan. “Ah, ini dia. Johan, kan? Masuklah,” katanya, menunjukkan arah ke ruangannya. Johan mengikuti Butra ke ruang kerja yang luas dan mewah. Butra duduk di belakang meja kerjanya, mempersilakan Johan duduk di kursi yang ada di depannya. “Jadi,
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more
Part 3
Johan duduk termenung di meja kerjanya, menatap tumpukan dokumen yang harus dia selesaikan untuk proyek pertamanya. Meski perasaan kecewa masih mengganggunya akibat kegagalan dalam presentasi beberapa hari yang lalu, dia tidak menyerah. Ujian yang dia hadapi bersama Butra Wijaya menjadi titik balik yang membangkitkan tekadnya. Selama beberapa hari terakhir, Johan terus berusaha keras untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Setiap masalah yang datang, ia hadapi dengan kepala tegak. Setiap kesulitan yang ia temui, ia pecahkan dengan cara yang berbeda. Meski hasilnya belum sempurna, dia merasa bahwa dirinya semakin berkembang. Namun, suasana di kantor tidak selalu mendukung. Beberapa kolega Butra mulai mengamati kehadiran Johan dengan pandangan meremehkan. Mereka berbisik di sudut-sudut ruangan, memandangnya dengan tatapan sinis. Sebagai menantu keluarga Hartono yang tidak dihargai, mereka melihatnya hanya sebagai orang yang tidak berkompeten, hanya beruntung bisa bekerja di perusahaan
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more
Part 4
Setelah melalui serangkaian tantangan yang mengguncang, Johan mulai merasa bahwa dia benar-benar berada di jalur yang benar. Proyek besar yang dia kelola berhasil diselesaikan dengan hasil yang memuaskan, meskipun ada beberapa hambatan di sepanjang jalan. Namun, dia tahu bahwa ini hanyalah awal dari perjalanan panjangnya. Kepercayaan Butra terhadap dirinya kini semakin kuat, dan itu membuka banyak kesempatan baru. Pagi itu, Johan memasuki kantor dengan langkah yang lebih mantap. Namun, saat dia membuka pintu ruang kerjanya, dia terkejut. Butra Wijaya sudah menunggunya di sana, tampak lebih serius daripada biasanya. "Johan," Butra memulai, suaranya penuh arti. "Kamu telah menunjukkan kemampuan luar biasa dalam proyek terakhir. Aku percaya kamu siap untuk tantangan yang lebih besar." Johan menatap Butra dengan rasa penasaran. "Apa yang Anda maksud, Pak?" Butra tersenyum tipis. "Aku ingin kamu menjadi bagian dari tim manajemen senior. Aku ingin kamu mengelola lebih banyak proyek besar
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more
Part 5
Setelah berhasil melewati tantangan besar dengan presentasi yang sukses, Johan merasa bahwa dia semakin dekat dengan tujuannya. Namun, di balik rasa lega yang dia rasakan, dia tahu bahwa ini hanyalah langkah kecil dari perjalanan panjang yang harus dilalui. Dunia bisnis yang dia masuki bukanlah dunia yang mudah. Setiap kemenangan membawa tantangan baru, dan semakin tinggi dia melangkah, semakin besar tekanan yang datang. Hari itu, setelah minggu yang penuh dengan pekerjaan yang menumpuk, Johan menerima undangan dari Butra Wijaya untuk bertemu di luar kantor. Dia merasa ada sesuatu yang penting yang akan dibicarakan. “Johan, duduklah,” kata Butra dengan nada serius saat mereka bertemu di sebuah restoran mewah. “Aku sudah memperhatikan perkembanganmu sejak kamu bergabung dengan perusahaan ini. Kamu sudah menunjukkan banyak potensi, dan aku ingin memberikan kesempatan lebih besar lagi. Tapi aku harus memberitahumu satu hal: dunia ini tidak hanya tentang kemampuan, tetapi juga tentang ba
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more
Part 6
Keesokan harinya, Johan merasa seperti ada beban baru yang mengganjal di dadanya. Setelah berbicara dengan Nadya dan mendapat dukungan penuh darinya, dia merasa sedikit lebih ringan, namun pekerjaan dan tantangan yang menanti di luar sana tetap tidak bisa diabaikan. Kontrak besar yang sedang diperebutkan masih berada di ujung mata, dan setiap keputusan yang dia buat akan mempengaruhi nasib karier dan masa depan perusahaan tempat dia bekerja. Hari itu, Johan memutuskan untuk menemui Butra Wijaya lagi. Meskipun dia telah mendapatkan beberapa petunjuk tentang dunia politik perusahaan dari pertemuan mereka sebelumnya, dia merasa masih banyak yang perlu dia pelajari. Butra, sebagai mentor yang sudah berpengalaman, adalah orang yang tepat untuk memberinya wawasan lebih dalam. Di ruang kerja Butra, suasana terasa lebih serius daripada biasanya. Butra duduk di mejanya dengan wajah serius, sementara Johan duduk di hadapannya, menunggu untuk diberikan arahan lebih lanjut. “Johan, aku ingin ka
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more
Part 7
Setelah beberapa minggu berlalu, Johan semakin merasakan tekanan yang datang bersama dengan tanggung jawab yang semakin besar. Proyek besar yang sedang dia kerjakan bersama Butra Wijaya menjadi ujian terberat dalam kariernya. Tidak hanya masalah teknis yang harus diselesaikan, tetapi juga politik perusahaan dan hubungan antar rekan kerja yang semakin rumit. Johan menyadari bahwa untuk berhasil, dia harus bermain dengan hati-hati, tetapi juga tidak bisa terlalu mengorbankan prinsipnya.Hari itu, Butra mengundang Johan untuk berbicara di kantornya. “Johan, aku ingin berbicara denganmu tentang kontrak besar yang akan kita ambil. Kita perlu mempersiapkan diri sebaik mungkin. Pesaing kita bukan sembarangan. Mereka memiliki jaringan yang kuat, dan mereka pasti akan menggunakan segala cara untuk memenangkan proyek ini.”Johan mendengarkan dengan seksama, menyadari bahwa ini adalah peluang terbesar yang pernah datang dalam hidupnya. “Apa yang harus saya lakukan, Pak?” tanya Johan, merasa cema
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more
Part 8
Keesokan harinya, Johan tiba di kantor lebih awal dari biasanya. Udara pagi yang sejuk sedikit menenangkan pikirannya, tetapi tekanan besar masih membebani hatinya. Kontrak besar yang sedang ia perjuangkan bersama Butra Wijaya akan segera mencapai titik krusial. Semua mata tertuju padanya, baik dari pihak perusahaan maupun pesaing-pesaing yang ingin menjatuhkannya.Saat Johan masuk ke ruang rapat, dia melihat beberapa eksekutif senior sudah duduk dengan ekspresi serius. Butra Wijaya menatapnya sekilas sebelum memulai pertemuan. “Johan, hari ini kita akan menghadapi presentasi terakhir di depan pemegang keputusan utama. Ini momen penentu,” kata Butra dengan nada tegas.Johan mengangguk mantap. “Saya sudah menyiapkan semuanya, Pak.”Namun, sebelum presentasi dimulai, seorang pria dengan jas mahal memasuki ruangan. Itu adalah Adrian, seorang pengusaha licik yang dikenal memiliki cara-cara kotor dalam mendapatkan proyek. Dia tersenyum tipis ke arah Johan, lalu duduk dengan santai.“Butra,
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more
Part 9
Johan dan Nadya berjalan tanpa tujuan setelah meninggalkan rumah keluarga Hartono. Hawa malam terasa dingin, namun tidak lebih menusuk daripada tatapan penuh penghinaan yang mereka terima tadi. “Apa yang akan kita lakukan sekarang, Johan?” tanya Nadya dengan suara lirih. Johan menggenggam tangan istrinya erat. “Kita mulai dari awal. Aku akan membuktikan bahwa kita tidak butuh mereka untuk bertahan.” Mereka akhirnya menemukan sebuah penginapan kecil di pinggiran kota. Tempat itu jauh dari kemewahan rumah keluarga Hartono, tetapi setidaknya memberi mereka tempat untuk berlindung sementara. Kesempatan Baru Keesokan harinya, Johan kembali menemui Butra Wijaya. Setelah insiden dengan keluarga Hartono, dia sadar bahwa satu-satunya jalan untuk maju adalah dengan membangun kariernya sendiri tanpa campur tangan siapa pun. Saat Johan tiba di kantor Butra, pria paruh baya itu sudah menunggunya dengan ekspresi serius. “Kudengar kau akhirnya meninggalkan rumah keluarga Hartono,” kata Butra
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more
Part 10
Johan bangun dengan tubuh yang masih terasa sakit akibat serangan semalam. Namun, dia tidak punya waktu untuk mengeluh. Ini bukan pertama kalinya dia diperlakukan seperti ini, dan dia yakin bukan yang terakhir. Nadya duduk di sampingnya, mengompres wajahnya yang bengkak dengan kain basah. “Johan, siapa yang melakukan ini padamu?” tanyanya khawatir. Johan menggenggam tangan istrinya. “Seseorang ingin memperingatkanku, tapi aku tidak akan mundur.” Kembali ke Kantor Meski tubuhnya masih terasa nyeri, Johan tetap datang ke kantor. Dia tidak ingin terlihat lemah di depan orang-orang yang berharap dia gagal. Saat dia masuk, Dika menatapnya dengan senyum mengejek. “Kau terlihat berantakan, Johan. Jangan-jangan, ada yang tidak senang denganmu?” Johan tidak menggubrisnya. Dia langsung menuju ruangannya dan mulai bekerja. Tak lama kemudian, Butra Wijaya memanggilnya. “Johan, proyek ekspansi kita menghadapi masalah. Salah satu mitra utama tiba-tiba menarik diri.” Johan mengernyit. “Apaka
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status