Tekanan batin seorang istri

Tekanan batin seorang istri

last updateLast Updated : 2021-09-28
By:  Rhienz  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.6
40 ratings. 40 reviews
33Chapters
263.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

"Kau pikir, dirimu itu siapa, hah? Kau itu hanya anak seorang pemulung! Yang hanya menjadi benalu dalam hidupku! Jangan pernah sekalipun kau iri pada Ibu dan adik-adikku! Urus saja anak-anakmu sendiri! Jangan pernah meminta uang padaku. Menyesal aku telah menikahi sampah sepertimu!"

View More

Latest chapter

Free Preview

Perlakuan Mas Seno

Tekanan batin seorang istriPart 1"Sudah cukup, Dewi! Kau itu, terus saja membuatku muak! Apa tidak bisa, sehari saja tidak mengajakku ribut!" ucap Mas Senopati padaku. Lagi-lagi ia marah, saat aku bertanya tentang bukti transferan uang yang dia kirim untuk Vivian. Adik perempuannya yang dua bulan lalu baru melahirkan."Aku hanya bertanya, Mas! Apa salah seorang istri bertanya pada suaminya? Terlebih, sudah dua bulan kamu tidak memberikan nafkah untukku dan kedua anak-anak kita!" jawabku sambil menyeka air mata yang terus mengalir tanpa bisa kutahan."Kan sudah kubilang, uang gaji ku di pakai untuk biaya persalinan Vivian! Belum lagi biaya cicilan mobil! Kamu kayak gak pernah melahirkan saja! Kamu tau k

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Erfina Sipayung
inilah judul di luar cerita harusnya judulnya karma datang setelah menceraikan istri anak seorang pemulung
2022-04-29 22:58:48
2
user avatar
Harmiyati Harmik
Bagus ceritanya...
2022-03-13 15:48:01
1
user avatar
Eef Tato Sudita Dipura
Novel yg bagus
2022-02-15 22:06:44
1
user avatar
Mainan Anak PutriCantik
Happy Ending nya ga Lama2 Puas bacanya...
2022-02-13 07:54:31
2
user avatar
malapalas
BACA novel berjudul :CEWEK AGRESIF VS COWOK POLOS. kalian akan menemukan dari percintaan remaja sampai dewasa yang bakal bikin kita gemas sendiri, seru, ketawa ngakak bahkan geregetan dan terharu setelah beberapa tokoh bermunculan semua. Jangan lupa vote dan komen ya. Mksh.
2022-02-12 09:07:14
0
user avatar
Rhienz
Jangan lupa mampir ke cerita author yang berjudul 'Vonis mandul ditengah kehamilan istriku' ceritanya bikin penasaran. Season 1 sudah tamat dan season 2 on going.
2022-02-11 21:52:15
1
user avatar
malapalas
BACA novel berjudul :FREL. Banyak kejutan di dalamnya. Selain tentang cinta segitiga yang bikin baper, gemes dibumbui humor dan mengharubirukan, kalian akan disuguhi dg persahabatan, keluarga, luka dan rahasia di masa lalu orangtua yang akan membuat cerita lebih seru dan menjungkirbalikkan perasaan.
2022-01-27 21:01:48
0
user avatar
Eko Jatmiko
cakep banget
2021-12-31 22:46:19
1
user avatar
Butiran_Debu
kasian Dewi... semangat Thor, jangan kasih kendor
2021-11-18 23:46:10
2
user avatar
Handira Rezza
Sedih sekali aku bacanya
2021-11-18 18:37:34
1
user avatar
Nyi Ratu
Mengsedih euy
2021-11-18 17:58:08
2
user avatar
Marrygoldie
Jahat banget sih ngatainnya. Tapi yang kayak gini nih yang bikin geregetan. Semangat Kak!!
2021-11-18 17:57:00
1
user avatar
Mona
sampah apaan sih, bang... sampah kok dinikahi?
2021-11-18 17:49:47
1
user avatar
Oot
Ya ampunn, gemess sama suaminyaaaaa. hikssss
2021-11-18 17:49:23
1
user avatar
Gallon
Baca blurbnya bikin penasaran, makin ingin tau kehidupannya.... Kenapa emangnya kalau pemulung? Semangat nulisnya kak
2021-11-18 17:47:11
1
  • 1
  • 2
  • 3
33 Chapters

Perlakuan Mas Seno

Tekanan batin seorang istri Part 1 "Sudah cukup, Dewi! Kau itu, terus saja membuatku muak! Apa tidak bisa, sehari saja tidak mengajakku ribut!" ucap Mas Senopati padaku. Lagi-lagi ia marah, saat aku bertanya tentang bukti transferan uang yang dia kirim untuk Vivian. Adik perempuannya yang dua bulan lalu baru melahirkan.  "Aku hanya bertanya, Mas! Apa salah seorang istri bertanya pada suaminya? Terlebih, sudah dua bulan kamu tidak memberikan nafkah untukku dan kedua anak-anak kita!" jawabku sambil menyeka air mata yang terus mengalir tanpa bisa kutahan.  "Kan sudah kubilang, uang gaji ku di pakai untuk biaya persalinan Vivian! Belum lagi biaya cicilan mobil! Kamu kayak gak pernah melahirkan saja! Kamu tau k
Read more

Aku tidak akan tinggal diam, Mas!

Tak henti-hentinya aku bersyukur, mendapat rezeki sebanyak ini. Aku segera melakukan pembayaran untuk pengobatan Nahla melalui mesin EDC yang tersedia.  "Sudah lunas ya, Bu! Ini kwitansi pembayarannya! untuk resep obatnya, Ibu bisa tebus di apotik, ya!" ucap petugas administrasi padaku.  Aku segera kembali menuju ruang tempat Nahla diperiksa. Disana perawat sudah menunggu ku di depan pintu.  "Bagaimana, Ibu? Sudah selesai administrasinya?" tanya perawat itu padaku. "Sudah, Sus!" jawabku sambil menyodorkan bukti kwitansi yang ku bawa.  Tak lama kemudian, Dokter Tiara keluar menghampiri ku.  
Read more

Pov Seno

Pov Seno Dewi melengos begitu saja, meninggalkan aku yang masih tidak percaya dengan yang ia lakukan barusan. Aku menghempaskan bokong ku di atas sofa. Aku benar-benar tidak menyangka, jika Dewi bisa semarah ini. Entah setan apa yang merasuki Dewi. Sampai-sampai dia berani menamparku. Sudah 10 tahun kami menikah, dan baru kali ini dia menampar dan mengancamku.   Dia memang begitu sensitif jika menyangkut orang tuanya. Tapi, apa aku salah jika mengingatkan dia dengan statusnya yang hanya anak seorang pemulung? Harus nya dia sadar diri dengan latar belakang keluarganya. Agar dia tidak sombong dan semena-mena di rumah ini. Sebagai seorang istri, seharusnya dia tunduk dan taat pada suami. Bukan malah ngelawan dan membangkang, argh!! Dasar wanita kampung, bisanya cuma bikin kesal saja.   Ditengah perasaan ku yang masih kesal pada Dewi, tiba-tiba ponselku berdering. Sebuah panggilan masuk da
Read more

Mataku membulat tak percaya!

"Sampai kapanpun juga, aku tidak akan pernah memperlakukanmu sama seperti aku memperlakukan Ibuku! Asal kau tau Dewi, dari dulu Ibu banting tulang untuk merawat dan membesarkan ku. Dia rela kerja siang dan malam agar aku bisa sekolah. Sedangkan kau Dewi? Apa yang telah kau lakukan untukku? Kau hanya seorang istri yang bisanya hanya minta uang! Apapun yang Ibu minta, pasti akan aku berikan! Berapapun uang yang aku beri padanya, tidak akan bisa membalas budi ku sebagai seorang anak! Jadi, jangan pernah sekalipun kau membanding-bandingkan perlakuanku padamu dan Ibu!" ucapnya menggebu-gebu. Matanya nyalang menatapku penuh kekesalan.   Aku benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikirannya. Entah setan apa yang bersemayam di dalam dirinya.   "Aku tidak pernah melarangmu untuk menghormati dan menafkahi Ibumu, Mas! Aku hanya meminta agar kamu bersikap adil. Kamu harus ingat, statusmu bukan cuma seorang anak. M
Read more

Aku akan membalasmu, Bella!

Aku masih tidak percaya, melihat jumlah honor sebanyak ini. Saat ini, aku memang sedang membutuhkan banyak uang untuk bisa hidup mandiri tanpa bantuan Mas Seno. Dengan uang ini aku bisa memulai semuanya dari awal. Aku bisa memenuhi kebutuhan ku dan anak-anak.   Tapi, apa bisa aku berakting? Aku sama sekali tidak pernah mengenal dunia hiburan, apa lagi berakting di depan kamera. Untuk sekedar foto selfie saja aku tidak pernah.   "Bu! Bagaimana? Apa Ibu mau menerima tawaran saya?" suara Pak Anwar membangunkan lamunanku.   "Sa-saya… mau pikir-pikir dulu, Pak! Saya takut tidak mampu, dan nantinya malah akan mengecewakan Bapak!" ucapku terbata, aku belum bisa memberi keputusan.   "Ya sudah kalau begitu, jika Bu Dewi masih butuh waktu untuk mempertimbangkan tawaran saya. Saya paham ko Bu, dunia seni peran memang hal baru untuk B
Read more

Kurang ajar! Aku akan beri dia pelajaran!

Pov Seno Dari tadi entah sudah berapa kali aku menguap sambil menatap layar laptop di depanku. Aku benar-benar ngantuk, tadi malam saat tidur di rumah Ibu, berulang kali aku terbangun untuk menggendong Marsel yang menangis berkali-kali. Padahal biasanya aku selalu tidur nyenyak di rumah.  Disaat aku hampir tertidur di atas meja, tiba-tiba ponselku berdering. Sebuah panggilan masuk dari Pak Bimo, atasan ku. Aku terperanjat dan langsung mengusap tombol di layar.  "Ha-halo, Pak!" ucapku terbata.  "Halo Seno! Bagaimana laporan untuk bulan ini? Sudah selesai? Kamu sudah telat dua hari dari tanggal yang ditentukan!" "Ma-maaf, Pak! Sa-saya belum selesai menyusun laporannya. Tapi saya pastikan besok pagi laporannya saya kirimkan ke email Bapak," ucapku berusaha meyakinkan atasan ku ini. Sudah dua hari ini aku belum juga mengirimkan laporan bulanan yang seharusnya sudah selesai
Read more

Bersiaplah, Mas! Permainan akan segera dimulai!

Pov Seno  Aku tidak habis pikir dengan tingkah si Dewi, kenapa dia bisa jadi sebar-bar ini. Apa dia kira, setelah dia mengancamku kemarin, dia bisa seenaknya menghina ku dan Ibu.   Dengan perasaan yang masih berkecamuk, aku berusaha menenangkan Bella. Aku yakin, saat ini Bella pasti shock berat. Dia pasti begitu ketakutan.   "Bell, aku antar kamu pulang yah!" tawarku pada Bella. Aku harus segera mengantar Bella pulang, agar aku bisa segera pulang kerumah dan memberi pelajaran pada Dewi.   Wajah Bella masih tampak kesal, bahkan kali ini dia berusaha berpaling dariku.   "Uda dong Bell, jangan sedih gitu! Aku janji, aku akan balas perbuatan Dewi sama kamu! Aku akan buat dia menyesal karena telah mencelakai kamu!" ucapku meyakinkan Bella.   "Ya uda kalau gitu, t
Read more

Sial! Apa yang harus aku lakukan 'sekarang?

Aku kembali merapikan brankas ku, kali ini aku memindahkannya ke tempat yang lebih aman. Tempat yang tidak akan diketahui siapapun. Aku harus mulai menyusun semua rencanaku dengan matang. Aku yakin, orang licik seperti Mas Seno pasti akan berkelit saat surat perjanjian ini kusodorkan padanya.   Aku segera mengambil berkas-berkas perceraian yang sudah aku persiapkan jauh-jauh hari, nanti malam aku akan menyerahkan semua berkas ini kepada suaminya Renata.   *** Sore berganti malam, selesai sholat magrib, aku segera bersiap untuk bertemu Renata. Setelah pulang kerja dia akan kesini untuk menjemputku dan anak-anak. Kami akan mengobrol di sebuah restoran, sekalian menyantap makan malam bersama dengan anak-anak.   Kulihat, Mas Seno sedang duduk di ruang TV. Matanya begitu fokus menatap layar laptop yang menyala dihadapannya. Sepertinya ia sedang mengerj
Read more

Balasan untuk Bella!

Pov SenoTidak ada pilihan lain, selain membujuk Ibu dan Vivian untuk menjual kalungnya. Aku harus segera ke rumah Ibu untuk bicara dengannya. Dengan kecepatan tinggi, aku pun segera melesat menuju rumah Ibu. Kondisi rumah tampak sepi, sepertinya orang-orang di rumah sudah pada tidur. Beberapa kali aku mengetuk pintu, tapi tidak ada satupun yang mendengar. Hingga akhirnya aku berteriak memanggil nama Ibu dan Vivian. Beruntung setelah aku berteriak-teriak, akhirnya Ibu pun bangun dan membukakan pintu untukku. "Seno! Ada apa kamu malam-malam datang kesini? Kamu berantem lagi sama si Dewi?" tanya Ibu dengan wajah setengah sadar. "Ada hal penting yang ingin Seno bicarakan sama Ibu dan juga Vivian!" ucapku lalu masuk ke dalam rumah di ikuti oleh Ibu yang mengekor ku setelah kembali menutup pintu. "Kenapa gak besok saja kamu kesini? Ini uda malam loh, kamu ini, ganggu Ibu lagi istirahat a
Read more

Ibu dan Vivian harus diberi pelajaran

Bella mengelap kamera itu dengan blazer nya. Air mata menetes di pelupuk mata ber softlens biru itu. "Jika sampai kamera itu rusak, honor mu saya potong!" teriak pria itu berkacak pinggang. Bella mengangguk, lalu menyeka air mata yang terus membasahi wajah menornya. "Sekarang semuanya bubar! Kembali ke pekerjaan masing-masing! Dan kamu, cepet berdiri dan gabung dengan para artis lainnya di dalam!" teriaknya lagi, tangannya merebut kamera dari genggaman Bella.  "Gawat! Jika sampai Bella tahu, aku ada disini, dia pasti akan mengacaukan semuanya. Bisa saja dia berkata yang tidak-tidak pada semua orang disini. Atau bisa saja Bella mengadu pada Mas Seno dan keluarganya. Ini tidak boleh terjadi, aku harus bersembunyi dari Bella. Ini belum saatnya dia tau semuanya!" gumamku dalam hati. Segera aku mengambil masker di dalam tas, lalu menutupi wajahnya dengan naskah yang sedang ku pegang.  Aku p
Read more
DMCA.com Protection Status