RADINKA

RADINKA

By:  milkaamelliyani  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
32 ratings
23Chapters
2.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Mauren Radinka anak bungsu dari keluarga yang harmonis, kakak yang begitu menyayanginya dan sahabat lelakinya yang selalu ada untuknya. Hari-hari yang gadis itu lalui begitu terasa tentram dan damai dikelilingi orang-orang tersayangnya hingga suatu hari satu rahasia yang ia pendam dari orang tuanya terungkap dan menjadi malapetaka yang besar bagi keluarga itu. Sejak hari itu Dinka tak pernah merasa bahagia. Cintanya yang baru saja dibangun pun kandas begitu saja. Luka yang begitu membekas dalam ingatannya dan selalu menyayat hatinya membuatnya menjauhkan diri dari lingkungannya. Bahkan sejak hari itu, masalah mulai datang bertubi-tubi dalam hidupnya. Setetes dua tetes rasa sakit mengalir menemani hari-harinya. Orang-orang disekitarnya terasa jauh untuk kembali ia gapai. Hingga akhirnya ia memutuskan sesuatu hal yang ternyata begitu lebih fatal untuk diterima orang terkasihnya. Akankah Dinka dapat kembali meraih kebahagian itu? Akankah cinta yang selama ini ia dambakan dapat ia gapai? Atau... Dinka memang ditakdirkan untuk tidak bahagia?

View More

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Christina
bagus kak.. suka sama ceritanya...
2021-10-06 20:54:09
0
user avatar
Cheezyweeze
Kmu pasti akan bahagia, Dinka. Yuk semangat kak Author
2021-10-06 20:32:37
0
user avatar
Rhill
Seru bgt critanya thorrr I like it
2021-09-24 16:01:32
0
user avatar
Xianyan Nyangko
wahhh cerita seru,,lanjutkan,,salam dari pria sampah tak terduga ini harem nya cowok ,seru
2021-09-23 19:26:29
0
user avatar
G A T A
Impressif kak... Fighting.. keren thor -Salam dari author Anila
2021-09-23 18:29:08
0
user avatar
Natsu Sora
Keren kakk, lanjutkan!!!
2021-09-23 17:50:14
0
user avatar
Putri Affrilia
ih sukaa... baguss kaa...
2021-09-23 17:24:40
0
default avatar
Tri Nur
Ceritanya sangat menarik, next kak
2021-09-21 12:52:32
0
user avatar
Sellova96
Bagus kak ceritanya
2021-09-21 10:11:09
0
user avatar
Triwahyuni Triwahyuni
ceritanya bagus kak, lanjutt...
2021-09-21 10:01:48
0
user avatar
Mystique
Kasihan banget mauren, sabar ya mauren ......
2021-09-20 14:48:10
0
user avatar
Cacak Endik
Kalau berdasarkan tulisan rapi alurnya juga enak dibaca gampang dimengerti kosakatanya sip lah
2021-09-20 02:07:36
0
user avatar
Mini Yuet
Nyesek deh.
2021-09-19 20:22:18
0
user avatar
Rein_Angg
Dari awal baca... Rumah kena gempa, harus pulang kampung. Potek hati saya. Tissue mana tissue ......
2021-09-19 19:53:28
0
user avatar
Rahayunovel01
kasihan Dinka, ini cerita real, teman q ada yg alamin ...
2021-09-19 13:08:40
0
  • 1
  • 2
  • 3
23 Chapters

Chapter 1. Brand New Day

"Bunda?" seru Dinka kepada bundanya yang sedang sibuk membereskan barang-barang yang akan dibawa kembali ke kampung."Jadi Dinka harus ikut pulang ke kampung?" tanya Dinka dengan nada memelas."Iya, mau gimana lagi? Orang-orang di komplek ini sudah pergi mengungsi semua. Lagipula kakakmu juga ikut balik ke kampung. Memangnya kamu mau tinggal di sini sendiri? Tinggal di sini dengan keadaan rumah yang sudah retak semua?" tutur bundanya sembari mengedarkan pandangannya melihat rumah yang sudah retak dan barang-barang yang berserakan.Tak lama kemudian semua tiba-tiba saja terdiam "tuhkan gempa lagi," lanjut Bunda Dinka.Memang keadaan dimana kota tempat Dinka menimba ilmu tertimpa musibah yang mengakibatkan hampir semua penghuni kota itu memilih untuk mengungsi ketempat yang lebih aman bahkan ada yang memilih untuk pulang kembali ke kampung halamannya sama seperti Dinka."Terus Dinka sekolahn
Read more

Chapter 2. Siapa Dia?

"Apa semudah itu ketertarikan perempuan pada lawan jenis? Hanya sekedar mirip seseorang yang ia sukai?" Dinka"Cantik, gue tertarik sama lo."  Seorang laki-laki"Saya harus bisa dekat sama kamu."  Radit***Kriingggg... Bunyi bel, tanda istirahat tiba."Dinka ayo ke kantin. Kita makan," ajak Nada sembari mengisyaratkan dengat tangannya yang sedang makan kosong."Duluan aja. Lagian gue udah sarapan tadi di rumah," ucap Dinka."Oh, ok. Gue duluan ya," seru Nada. Setelah melihat Dinka mengangguk Nada menoleh ke bangku belakang, "Van ayoo."Van? Siapa? Nada bukan memanggil Dinka? Van panggilan yang berbeda dengan nama Dinka."Vania ayo!" ucap Nada agak keras, karena orang yang dipanggil tidak mendengarkan panggilannya.Tunggu dulu, Vania? Jadi Vani
Read more

Chapter 3. Berdebat

"Maafin saya yang ngancurin kesan di hari pertama kita bertemu." Radit "Apapun akan gue lakuin untuk buat adek gue ceria lagi. Gue sayang adek gue." Sang kakak   *** Kringgg... Bel panjang menandakan waktunya pulang, Dinka berjalan keluar kelas beriringan dengan Gea dan Tirni sambil menghembuskan nafas leganya. Betapa senangnya hati Dinka. Hari pertamanya masuk sekolah berjalan dengan baik. Walaupun lebih banyak jam kosong yang membuat Dinka merasa sedikit rugi. "Perhatian-perhatian, mohon maaf kepada bapak/ibu guru yang masih berada dalam kelas. Kepada seluruh siswa diharapkan segera menuju ke lapangan." "Itu ngapain semuanya disuruh ke lapangan?" tanya Dinka terheran walau pun sepertinya Dinka mengetahui arah dan tujuan suara itu. Perkataan itu sering Dinka dengar di SMA 3 Garuda.
Read more

Chapter 4. Berantem

"Pendiam, bukan berarti tidak memiliki umpatan jahat dalam hatinya." Dinka"Lo gak inget gue," Siswa osis  ***Pagi harinya, terlihat Dinka yang sudah memakai seragam sekolahnya sedang duduk di kursi berkumpul di meja makan bersama ayah, bunda dan kakaknya, Diki. Terlihat berbeda dari biasanya, Dinka makan dengan tentram tanpa ocehan bahkan sesekali melamun dan saat ditanya hanya menjawab jika Dinka memang ingin meresapi makanannya. Orang tua mereka menerima alasan si bungsu sedangkan Diki merasakan adiknya sedang berbohong. Usai sarapan Dinka bergegas ke bagasi untuk memanaskan motornya sejenak sebelum
Read more

Chapter 5. Berdebat yang Kedua

" Gue lupa sama lo. Maaf" Dinka"Kenapa harus gagal lagi?" Radit***Setelah bubaran Apel siang. Dinka langsung menuju parkiran. Untuk mengambil motornya, agar ia cepat pulang. Karena Dinka berpikir ia harus dapat waktu tidur siang yang cukup agar sebentar malam tidak mengantuk di pasar malam. Tidak lucu kalau dirinya ketiduran di pasar malam.Namun sepertinya keinginan Dinka untuk cepat pulang tidak bisa terwujudkan karena masih menunggu siswa yang bernama Aryan itu untuk mengambil helmnya kembali. Dan Dinka tidak suka menunggu untuk hal yang tidak bisa dipastikan kapan datangnya. Sekolah sudah mulai agak sepi. Tapi Aryan belum juga kelihatan wujudnya. Dinka yang sudah k
Read more

Chapter 6. Pasar Malam

"Bahagiaku adalah saat kamu tersenyum," ***Dinka sudah terbangun dari tidur siangnya. Betapa senangnya hati Dinka saat melihat notifikasi di handphone-nya. Sebuah pesan yang berisi bahwa Dinka diberi izin oleh ayahnya untuk pergi ke pasar malam bersama Diki, kakaknya. Dinka langsung membangkitkan dirinya dari tempat tidur. Berlari menuju dapur mencari seseorang yang sangat ingin dipeluknya."Bunda?" panggil Dinka sambil masih melihat kesana-kemari."Ya nak, ada apa manggil-manggil?" sahut bunda Dinka dari dapur."Diki mana bun?" tanya Dinka dengan perasaan senangnya.
Read more

Chapter 7. Saling Suka

"Lucu ya, saling suka tapi terlalu malu mengungkapkan perasaan secara langsung, masih butuh perantara."***Dinka yang belum tidur masih tetap duduk di kursi dekat meja belajarnya. Mencoba fokus pada bukunya, tetapi ada hal yang membuatnya ingat akan sesuatu saat melihat luka di tangannya."Si Jay, gimana kabarnya ya?""Setiap gue luka, pasti dia yang ngobatin," ucap Dinka sambil mengusap pelan pergelangan tangan kiri yang telah diperban karena luka goresan."Jadi kangen," lirih Dinka.'Kalau kangen bilang ya. Jangan dipendam. Gak enak.'"Aish, kenapa saat lagi inget Jayden. Jadi inget dia juga sih. Ganggu. Hus huss," ucap Dinka mengetuk kepalanya dengan kepalan tangan kanannya lalu mengibas di depan mukanya seolah bayangan Radit ada di sana."Tapi ada benernya juga sih apa kata dia, mending gue telfon si Jayden aja ya,"
Read more

Chapter 8. Tunggu Gue

"Jadi ini ketertarikan yang dia maksud? lain kali tolong perjelas setiap kata yang ingin diutarakan. Jangan membuat orang merasa diistimewakan oleh suatu perkataan itu. Terlalu sakit untuk dibayangkan kembali." Dinka"Tertarik untuk berteman tidak salahkan?" Raka"Gue ingin cepat-cepat ada di samping lo. ngejaga lo dan ngejauhin lo dari orang yang ingin nyakitin lo." Jayden ***Dinka sudah tiba di sekolah setengah jam lebih cepat, sekarang Dinka berada di parkiran sekolah dan Dinka bertemu dengan Aryan lagi di sana."Kak, sini helmnya," ucap Aryan dengan tidak semangat karena masih memikirkan Dinka
Read more

Chapter 9. One Step Closer

Usai mendengar keputusan sepihak Jayden. Dinka terlihat tidak semangat, sejak tadi Dinka sudah berada dalam kelas sedang duduk manis dan menatap kosong ponselnya. Kelas sedang sepi karena jam kosong masih berlanjut, hanya ada beberapa orang saja yang berada dalam kelas. Termasuk Gea yang pastinya sedang tidur dengan kepalanya yang bertumpu di meja beralaskan kedua tangannya.Dinka tidak bisa menelpon Jayden karena pulsa yang tidak mencukupi. Chat Online? Sudah banyak pesan yang Dinka kirimkan tapi Jayden tidak membacanya, padahal Jayden sedang aktif. Menelponnya lewat aplikasi? Sudah Dinka lakukan, semuanya sudah Dinka lakukan. Tapi tetap saja tidak direspon oleh Jayden.Teringat akan keputusan Jayden, Dinka lalu memberi kabar kepada kakaknya lewat pesan W***sA*p. Tidak lama kemudian Diki menelponnya."Ha--" Dinka baru saja mendekatkan ponselnya ke telinganya. Kakaknya sudah bicara duluan.
Read more

Chapter 10. Happier

Siapa pun akan mengatakan Jayden tidak waras. Demi Dinka, dia rela mengambil penerbangan malam itu juga menuju kota tempat dia tinggal setelah siang itu ia berbincang dengan Dinka. Pers*tan dengan orang tuanya yang selalu sibuk dengan pekerjaan mereka itu, yang pasti Jayden tidak akan melepaskan jangkauannya dari Dinka. Setelah 2 jam perjalanan, Jayden sudah sampai di Kota. Dia langsung menuju ke rumahnya, tanpa istirahat dahulu pemuda itu mengambil mobil untuk dikendarainya menuju kampung Dinka. Tenang saja, Jayden sudah memiliki izin untuk mengemudi.Nekat? Jangan ditanya lagi. Dia Jayden, demi Dinka orang yang dia sayang dan orang yang benar-benar mengubah hari-harinya menjadi berwarna apa pun akan dia lakukan. Walaupun dia harus menempuh perjalanan sekitar 7 jam menuju di mana sekarang Dinka tinggal. Dia akan melakukannya, walaupun di hari yang sudah larut malam."Tunggu gue Dinka," ucap Jayden yang sudah mengendarai mobilnya. Sendirian.***
Read more
DMCA.com Protection Status