Sazleen Shanumi mendapat naas bertubi. Niat mencari dana cepat untuk ganti rugi kecelakaan akibat teledor, justru mendapat apes lagi. Dirinya ditangkap basah bersama Daehan, bos barunya di sebuah hotel dan mendapat sanksi dinikahkan. Tidak disangka, Intana, tunangan Daehan adalah korban kecelakaan yang sedang memerasnya. Daehan sama sekali tidak berminat pada sosok Shanumi yang di matanya adalah janda dengan wajah bengkak dan burik sebab suntik cantik. Namun, perjanjian berdua sebelum dipaksa menikah membuatnya terbelenggu.
View MoreTernyata sedang hujan sangat deras disertai angin kencang di angkasa langit Jepang malam ini. Air menumpah jatuh hingga melimpah ruah di atas bumi Sakura. Belakangan ini memang acapkali hujan model serupa dan membawa hawa dingin seperti akan membekukan. Sangat dingin menggigit serasa menusuk dalam kulit hingga tembus sampai tulang. Namun, keadaan mencekam di luaran berbanding terbalik dengan hawa dalam kamar pada sebuah hotel elite di pusat kota di Tokyo. Sepasang insan sedang membakar diri dalam paduan hasrat yang membuncah. Meski keduanya masih mengaku tidak saling punya rasa cinta! Handuk yang sempat ditahan di pinggang, akhirnya dibiarkan jatuh juga di lantai. Maka tanpa selembar kain yang menutupi saat ini. Pemandangan erotis pun nyata tersuguh di depan mata. Osara terus terlihat malu dan membuai setengah hati tetapi Daishin tidak peduli. Perempuan anggun dan cantik yang sesaat lalu berpenampilan rapat tertutup, kini telah ditanggal seluruh baju dan juga kerudung yang hanya
Terkejut dengan kelakuan Daishin yang seperti tidak punya malu, tetapi tidak mampu berkata-kata untuk mengumpatnya. Menyadari jika kelakuan lelaki dan fantasinya memang cenderung gila kadang-kadang. Tetapi Daishin bukan sekadar laki-laki lagi, dia bahkan suaminya. Melihat objek pandangan yang membuat oleng, Osara berpaling. Sangat malu sendiri yang membuatnya jadi merasa tegang hingga mematung dan susah bernapas. Tetapi Daishin semakin mendekat dengan tidak tahu malu. “I… ini bajumu, Shin! Lekaslah pakai di kamar mandi!” tegur Osara sesaat kemudian. Mengulurkan sepasang baju piyama ke arah Daishin. Tetapi bukan memandang, pura-pura sambil merapikan guling di ranjang. Bukan mengambil baju yang diulurkan, telapak lebar berjari-jari panjang itu justru menangkap tangannya. Menarik perlahan dengan kuat hingga Osara berdiri tanpa mampu bertahan. “Apa…?” Osara bertanya gugup. Dirinya sudah ditarik lebih maju hingga sangat dekat dengan Daishin. Beberapa centi saja maju lagi, mereka akan r
Osa langsung mengambil koper untuk digeret keluar dari kamar hotel. Kamar kenangan yang menyimpan tragedi konyol. Di mana dirinya dan Daishin sempat ada drama aneh salah kmar. Bisa-bisanya.... Osara pun tersenyum kecil. Tetapi melihat isi koper yang berantakan, membuatnya urung membuka pintu. Dia keluarkan semua di sofa untuk dirapikan ulang sambil menunggu Daishin. Juga terlihat sibuk mengemasi harta bendanya dari almari untuk dipindah juga ke koper sendiri. “Sebenarnya tiap ke hotel, apa yang kubawa kutinggal saja, Sa! Baru kali ini aku urusi!” seru Daishin dari ranjang. Bicaranya keras meski jarak ranjang ke sofa bukanlah jauh. “Tentu saja, Shin! Kamu biasanya cuma bawa cewek, pasti barangmu gak banyak. Kalo ini kan sebab kamu kemarin terbang dari Kuala Lumpur ke Tokyo!” Osara meralatnya sambil terus melipat baju. Daishin tidak menanggapi. Meski sebenar nya opini Osara setengah benar setengah salah. Entah, yang biasanya masa bodo dengan barang bawaan, kini ada rasa sayang dan
Daishin merasa senang saat berbelanja beberapa baju formal dan baju koko, semua warna adalah hasil pilihan istri. Sedang model dan potongan, masih paten dengan seleranya sendiri. Osara tidak diminta memilihkan modelnya. Konon… pria punya selera! “Itu baju siapa, Shin?” tanya Osa saat mereka berdua antri di depan kasir. Meski Daishin menyaran kan untuk duduk menunggu di kursi tepi, dia lebih memilih ikut di belakang punggung lebar suaminya. “Ini punya Mas Daehan, kebetulan ada nggantung di mobil buat siaga. Tadi dipinjemin padaku buat jamaah ke Masjid. Kenapa, Sa?” Daishin berbalik badan demi bisa melihat Osara saat menjelaskan. “Cepetan dilaundry dan dibalikin. Ntar koyak, badanmu kan gedhe.” Osara berkata sambil tersenyum. “Gak mungkin koyak lah, Sa. Mas Daehan jelas jelas lebih gedhe dari aku, dia tuh udah khas jadi bapak-bapak.” Daishin tertawa kecil. Sekilas ingat pada Daehan yang mengeluh sudah malas berolah raga belakangan ini. Asal pulang kerja lihat istri, ingin tidur sa
Meski kesal, Daishin terpaksa mengiyakan saat Osara bertanya apakah Tengku boleh join makan malam bersama. Wajah berseri itu tampak gembira kala dirinya mengangguk meski dengan perasaan tidak ikhlas! Osara telah bertukar gamis modis yang ndah dan berkerudung sangat anggun. Juga berbedak tipis yang kecantikannya lebih cetar membuat Daishin menahan napas ulang kali. Mereka pun keluar rumah dan menjemput taksi yang sudah menyandar di depan pintu pagar. Menuju destinasi di rumah makan internasional Art Tokyo di pusat kota.. “Lusa aku akan membeli mobil baru. Kamu ingin yang model apa, Osa?” tanya Daishin, coba menghempas rasa kesal akan adanya Tengku yang sebentar lagi bergabung. Osara menoleh dan menatapnya sambil berpikir sejenak. “Yang keren, sporty dan kelelakian… emm, yang macho, modelan tinggi. Jangan sedan, selain gak enak juga rawan.” Osara menjabarkan akan mobil yang dia suka. Daishin tersenyum dengan ktiteria kendaraan yang baru diajukan. Sesimpel itu… bukan soal mesin, ka
Menyadari bahwa Daishin sedang cosplay sebagai serigala bulu domba, tetapi Osara justru membiarkan dirinya seperti tak berdaya. Jika benar ingin menolak, sebenarnya terbentang lebar seribu cara. Tetapi memang memalukan, Osara enggan. Mengakui bahwa elusan tangan lelaki itu menghadirkan rasa unik yang candu. Bahkan kedua tangannya sudah seperti tidak berguna dalam genggaman sebelah tangan besar Daishin di dada lebarnya. Tangan yang semula saling bergelut antara Osara menolak dan Daishin menahan, kini sesekali saling meremass dan sesekali juga menaut. “Jangan, Shin. Cukup! Jangan masuk. Aku tidak rela, aku tidak siap, aku takut. Kamu sudah janji, jangan lagi menodai....” Osara tersadar dengan suara gemetar saat Daishin akan menyelipkan jari tangan pada miliknya yang terjeit di sana. Celana dalamnya bahkan sudah dibuat lelaki itu ada celah. “Baiklah, tidak akan. Aku hanya ingin bermain di sini.” Cepat Ditukasya buru-buru dengan menghempas napas kuat-kuat. Daishin berusaha terus w
Mobil keluarga Papa Samuel berlalu dari halaman setelah Daishin meloncat keluar dan berlari ke teras. Membiarkan gerbang terus menganga begitu saja sebab hujan sangat deras. Bahkan angin kencang disertai halilintar sesekali menggelegar mengejutkan. Daishin masuk rumah dengan harap agar hujan segera reda. Tanpa ada drama angin tornado atau puting beliung yang menggangu di angkasa langit Jepang setelahnya. . CeklerkJantung Daishin hampir lepas setelah membuka daun pintu tiba-tiba disambut sosok putih yang besar. Ternyata Osara dengan selimut putih bersih yang kembali membalut rapat tubuhnya seperti siang tadi. “Assalamu'alaikum, Osa. Apa kamu baru shalat maghrib?” tanya Daishin yang jantungnya mulai tertata kembali ke tempat semula setelah mengenali itu adalah Osara. Gadis yang ditanya mengangguk, tetapi wajah cantiknya benar-benar terus mendung dan cemberut. “Ada apa?” Daishin terheran. Merasa janggal dengan ekspresi baru yang ditunjukkan Osara. “Sebenarnya rumah ini ada hantun
Daishin mengerang keras yang seksi di puncak fantasynya. Sambil menumpah lahar putih yang melimpah hingga tumpah ruah ke segala arah. Memejam nikmat hingga merasa puas yang lega tetapi juga selip perasaan tidak enak. Sekali lagi melakukannya terpaksa setelah menghindari sekian lama. Diri bukan tidak sadar yang bagaimanapun, bermain solo juga membawa dampak buruk jika dalam jangka yang panjang. Salah satunya ancaman ejakulasi dini sebagai lelaki di hadapan pasangan saat real bermain kuda-kudaan. Entah mitos atau fakta, nyatanya ini membuat Daishin takut jika terlalu sering main sendiri. Dia pikir lebih baik main aman dengan para modelnya di agensi meski dengan merogoh dompet untuk membeli. Kecuali jika benar-benar terdesak dan urgensi seperti kali ini. Osara masih tidur lelap berselimut rapat dan tidak tahu menahu bahwa Daishin tidak tidur sama sekali. Tidak tahu juga yang dirinya rela pura-pura tidur pulas demi membuat Osara merasa tenang dan kemudian menyusulnya tidur siang. Tida
Osara masih memegang kuat selimutnya. Melawan Daishin yang coba menarik untuk membuka habis hingga tanggal dari badan. Toh di balik selimut bukannya telanjangg bulat-bulat. Risih sekali melihat gadis itu tertutup oleh balutan selimut sangat rapat. “Apaan sih, kamu, Shin!” Wajah Osara merah padam seketika. Daishin berhasil membajak selimut untuk dicampak ke atas ranjang semula. “Begitu lebih baik. Tenang saja, aku tidak akan lagi memaksa, aku bukan pedofil.” Daishin berbicara sambil berjalan menjauh. Merebahkan keras dirinya di atas ranjang. Melirik Osara yang semakin kebingungan. “Istirahat, Osa, tidur siang sangat bagus untuk memulihkan daya tahan tubuh yang hilang.” Daishin berbicara setenang mungkin. Tidak ingin membuat Osara jadi pergi. Padahal dalam batin bergejolak. Andai terjadi sesuatu lagi antara dirinya dan Osara di malam pengantin ini, dirinya jelas-jelas bukanlah seorang pedofil. Selain umur Osara sudah hampir dua puluh empat yang bahkan hanya terpaut lima tahun
“Maaf, Pak. Bagaimana lagi… kamarnya tinggal satu. Kalo soal razia, tenang saja. Hotel kami hanya mendapat sidak di akhir bulan. Ini masih tanggal tiga, nih, Pak … tanggal muda….” Daehan, pria gagah yang dipanggil Pak oleh resepsionis manis dan genit itu kian mengatup bibir. Menatap gusar pada Umi (Sazleen Shanumi), asisten rumah baru yang dia bawa. Wajahnya menebal dengan bibir membiru. Jiwa sosial Daehan sebagai lelaki gagal membatu. “Kamu dengar sendiri apa katanya barusan. Terserah, jika keberatan, kamu duduk saja di lobi hingga orangku datang, Um,” ujar Daehan pada wanita berkerudung panjang dan berbaju tebal tetapi basah kuyup. “Enggak, Pak. Saya tak keberatan. Tidak sanggup lagi di luaran, bisa beku…,” sahut Umi cepat. Meski dengan melawan gemelutukan gigi di mulut yang serasa amat kaku. Sangat kedinginan. Daehan agak terkejut, meski juga merasa lega. Jika ada apa-apa dengan asisten rumah yang baru dia jemput itu, dirinya juga yang kena. Kesal sekali dengan sopir pribad...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments