author-banner
kamiya san
kamiya san
Author

Novel-novel oleh kamiya san

Istri Perawan Disangka Janda

Istri Perawan Disangka Janda

Sazleen Shanumi mendapat naas bertubi. Niat mencari dana cepat untuk ganti rugi kecelakaan akibat teledor, justru mendapat apes lagi. Dirinya ditangkap basah bersama Daehan, bos barunya di sebuah hotel dan mendapat sanksi dinikahkan. Tidak disangka, Intana, tunangan Daehan adalah korban kecelakaan yang sedang memerasnya. Daehan sama sekali tidak berminat pada sosok Shanumi yang di matanya adalah janda dengan wajah bengkak dan burik sebab suntik cantik. Namun, perjanjian berdua sebelum dipaksa menikah membuatnya terbelenggu.
Baca
Chapter: Bab 178
Wajah cantik tanpa celanitu menatap melas dan sendu pada Osara. Merasa ini sungguh simalakama untuk menjawabnya. Daishin pun hanya bungkam menatapnya."Baiklah, jika kamu sangat ingin, silahkan saja, Mbak.” Osara akhirnya membolehkan. Merasa serba salah sebetulnya. Ingin menolak tetapi tidak tega. Meski seingatnya, Clara adalah model senior kelas atas yang sombong kala itu. “Osara, apa kamu tidak salah? Sudah kamu pikirkan sungguh-sungguh. Rumah itu bukan milikku, tetapi sudah milikmu. Itu privasimu. Jika keberatan, kamu bisa menolak,” ucap Daishin, terkejut dengan keputusan Osara yang tidak disangkanya. “Kenapa, Mas? Kamu tampak keberatan. Osara, terima kasih, ya. Kapan kita ke rumah kalian?” tanya Clara yang begitu bersemangat. Abai akan picingan mata Daishin padanya. “Itu akan kami kabarkan padamu, Cla. Sebab kami sedang berbulan madu di sini. Bisa jadi kami akan sedikit lama menginap di sini. Sekarang, sebaiknya kita segera makan. Sudah sangat malam. Makanlah, Osa.” Daishin men
Terakhir Diperbarui: 2025-04-15
Chapter: Nab 177
Daishin tidak berhak melarang saat Clara memutuskan menginap di hotel yang sama. Tidak juga menolak saat sepupu sangat jauh itu meminta ditemani dari mendaftar di lobi hingga selesai proses check-in. Namun, sebab sangat mengerti watak manjanya, Daishin hanya bersedia menunggu di lobi. Sebab Clara pun ingin bergabung untuk makan bersamanya. “Itu sepupu yang bagaimana?” tanya Osara enggan. Tetapi ingin tahu. “Sepupu sangat jauh. Aku adalah sepupu Mas Daehan dari pihak Mama Hana. Sedang Clara adalah sepupu Mas Daehan dari pihak Papa Samuel. Sama dengan Mas Khaisan. Namun, Clara dan Mas Khaisan juga sepupu jauh. Yang jelas, kami semua punya hubungan sepupu saling jauh.” Daishin sambil tertawa kecil. Merasa dirinya pun bingung dengan status sepupu_an tetapi berjauhan. Berkat rumah Khaisan lah mereka disatukan seperti saudara di bawah naungan atas nama Mama Hana dan Papa Samuel. Padahal saat kecil, mereka tidak peduli dengn status sepupu. Yang dipaham adalah mereka saudara dalam seb
Terakhir Diperbarui: 2025-04-15
Chapter: Bab 176
Sebab panggilan khas untuk lelaki Indonesia yang terdengar jelas di samping mereka, sedang di antrian tidak ada satu pun lelaki lain dari negara tersebut, Daishin dan Osara buru-buru menoleh. “Clara…!?” Daishin terkejut. Tidak menyangka bertemu dengan seupu jauh perempuan yang dulu sempat tinggal seatap. Sama diasuh oleh Mama Hana dan tinggal nyaman di rumah besar milik Khaisan. “Inikah dia … perempuan yang sudah kamu nikahi, Mas?” tanya Clara sambil menatap Osara penuh selidik. Osara juga membalas menatap lekat dan merasa pernah melihat. Seketika ingat jika wanita yang dipanggil Daishin bernama Clara itu adalah model senior. Cantik dan bertarif tinggi. Tentu saja dengan jam terbangnya sangat padat. Osara juga tahu jika Clara adalah model plus plus di agensi. Tapi, apa Daishin sudah pernah menyewa Clara? Secara dia memanglah good looking. Sangatlah cantik, tinggi dan berkulit putih. Osara menatap takjub sekaligus bertanya-tanya dalam diam. “Osara….” “Clara…” Mereka s
Terakhir Diperbarui: 2025-04-14
Chapter: Bab 175
Daishin tidak mau cut adegan enak itu begitu saja. Meski menghargai keinginan istri, tetapi juga tidak ingin merugi dengan menyiksa diri sendiri. Sebagai seorang casanova yang kaya pengalaman, penolakan Osara bukan terlalu sandungan. Masih terbentang seribu cara menuju Roma. Meski permainan berlanjut sebatas depan pintu, bukan halangan sama sekali dalam menggapai destinasi puncak dessah. Asalkan tidak mengerang sendiri dalam kamar mandi, Daishin masih merasakan kebahagian hakiki. “Sudah?” tanya Osara menunggu dengan merasa bersalah. Bukan tidak mengerti keinginan terdalam Daishin, dirinya pun sangat paham. Daishin yang terus berada di atas mengungkungnya, tidak menyahut seketika. Tetapi memeluk erat dan kuat. Nafasnya memburu berlomba dengan sisa erang desahnya. Menciumi di sepanjang pelipis mulusnya. Benar-benar menikmati pencapaiannya barusan. Ekspresinya sama dengan jalan yang fitempuh bisanya. “Terima kasih, Osa.” Daishin bersuara, berbisik tulus di telinga mungil Osara. T
Terakhir Diperbarui: 2025-04-14
Chapter: Bab 174
Ternyata sedang hujan sangat deras disertai angin kencang di angkasa langit Jepang malam ini. Air menumpah jatuh hingga melimpah ruah di atas bumi Sakura. Belakangan ini memang acapkali hujan model serupa dan membawa hawa dingin seperti akan membekukan. Sangat dingin menggigit serasa menusuk dalam kulit hingga tembus sampai tulang. Namun, keadaan mencekam di luaran berbanding terbalik dengan hawa dalam kamar pada sebuah hotel elite di pusat kota di Tokyo. Sepasang insan sedang membakar diri dalam paduan hasrat yang membuncah. Meski keduanya masih mengaku tidak saling punya rasa cinta! Handuk yang sempat ditahan di pinggang, akhirnya dibiarkan jatuh juga di lantai. Maka tanpa selembar kain yang menutupi saat ini. Pemandangan erotis pun nyata tersuguh di depan mata. Osara terus terlihat malu dan membuai setengah hati tetapi Daishin tidak peduli. Perempuan anggun dan cantik yang sesaat lalu berpenampilan rapat tertutup, kini telah ditanggal seluruh baju dan juga kerudung yang hanya
Terakhir Diperbarui: 2025-04-13
Chapter: Bab 173
Terkejut dengan kelakuan Daishin yang seperti tidak punya malu, tetapi tidak mampu berkata-kata untuk mengumpatnya. Menyadari jika kelakuan lelaki dan fantasinya memang cenderung gila kadang-kadang. Tetapi Daishin bukan sekadar laki-laki lagi, dia bahkan suaminya. Melihat objek pandangan yang membuat oleng, Osara berpaling. Sangat malu sendiri yang membuatnya jadi merasa tegang hingga mematung dan susah bernapas. Tetapi Daishin semakin mendekat dengan tidak tahu malu. “I… ini bajumu, Shin! Lekaslah pakai di kamar mandi!” tegur Osara sesaat kemudian. Mengulurkan sepasang baju piyama ke arah Daishin. Tetapi bukan memandang, pura-pura sambil merapikan guling di ranjang. Bukan mengambil baju yang diulurkan, telapak lebar berjari-jari panjang itu justru menangkap tangannya. Menarik perlahan dengan kuat hingga Osara berdiri tanpa mampu bertahan. “Apa…?” Osara bertanya gugup. Dirinya sudah ditarik lebih maju hingga sangat dekat dengan Daishin. Beberapa centi saja maju lagi, mereka akan r
Terakhir Diperbarui: 2025-04-13
Pengasuh Kesayangan Tuan Hartawan

Pengasuh Kesayangan Tuan Hartawan

Latar cerita : Pulau Batam dan Singapura Aresha adalah arsitek muda dan jelita yang mendadak jadi pengasuh. Sangat dicintai oleh Venus, bayi malang tanpa orang tua sebab kecelakaan amat tragis. Mengasuh Venus, membuat Aresha ada di antara dua lelaki. Yakni paman dari pihak ayah dan pihak ibu si bayi. Tuan Herdion yang kaya raya dengan sikap dinginnya. Serta Tuan Hisam yang tampan dan sangat perhatian. Masalah bertubi datang saat kedua paman saling berebut hak asuh keponakan. Pada paman di pihak siapa akhirnya pengasuh dan keponakan itu dibawa?  
Baca
Chapter: Bab 112. Jangan Janda
Herdion sedang membaca email dan tampak terdiam. Duduk di sofa dalam kamar hotel yang nyaman. Mereka semua masih berada di Singapura dan akan kembali dua hari lagi. Sedikit diperpanjang sebab sambil ingin liburan santai dan bahagia bersama keluaraga. Venus telah datang menyusul bersama Lia dan Tiwi. Lagi lagi Sita Yasmin tidak ikut. Seperti biasa, Yunus Herdion selalu sibuk memancing di lautan.Saat berangkat, tidak bisa barengan sebab Venus memiliki jadwal imunisasi. Sedang Tiwi harus upgrade passport lamanya ke Kantor Imigrasi. Kini semuanya di kamar sebelah yang luas bersama Taufiq dan Alya sambil mengawasi mereka berdua. “Sha, ada email dari Julian dan istrinya!” ujar Herdion agak keras, masih drngan posisi duduk di sofa. Bahkan menoleh Aresha pun tidak.“Apa isinya?!” Suara Aresha juga lantang. Sebab, sedang turun hujan sangat deras sedang pintu balkon terbiar dibuka. Nasib baik tidak ada angin kencang yang menyertai hujan lebat itu.“Kedua suami istri itu minta maaf dan minta
Terakhir Diperbarui: 2024-01-26
Chapter: Baan 111. Siapa Clara?
Aresha hanya bergerak menepi. Tidak ingin bereaksi dengan memgomentari. Justru bergeser membuka ruang agar pandangan mereka tanpa ada lagi penghalang dirinya.“Syahfiq, apa kabarmu… tidak menyangka melihatmu di sini,” ucap Clara. Mata itu berbinar sangat cantik. Tampak gembira melihat Herdion di kapal.“Kalian kenal?” Herdion merespon dengan menatap Aresha. Juga sekilas pada Clara. Terkesan abai akan sapa Clara yang sangat.l antusias.“Aku … kalian juga kenal?” Kali ini Clara tanggap, menatap Aresha dan Herdion bergantian.“Kenalkan, dia Aresha, istriku,” ucap Herdion cepat dan kaku. Wajah tampannya semakin tegang, tidak ada segaris pun senyum di bibirnya untuk Clara dan Aresha. Aresha terus diam dan menyimak. Masih bertanya siapa Clara bagi suaminya. Tidak ada lagi senyum cerah di wajah cantik itu. Mereka saling diam, kesan akrab seketika hilang di antara mereka.“Mammaah ….” Bocah kecil yang tadi asyik bermain dengan Alya dan Taufiq telah mendekati Clara dan memegangi lengan tanga
Terakhir Diperbarui: 2024-01-25
Chapter: Bab 110. Clara
Herdion dengan sabar membujuk sang istri. Merasa sungguh tidak nyaman jika istri cemberut dan muram. Aresha yang biasa berbinar penuh senyum, ini jadi mendung suram seharian. “Lalu apa yang membuatmu muram seharian, Sha? Ayo, katakan …,” bujuk Herdion. Lembut membelai pipi istri dengan telapak dan jari."Sebenarnya … aku sedang ngidam," sahut Aresha sambil menunduk. Herdion merengkuh dan memeluk.Mendengar ucapan itu, Herdion justru ingin tertawa. Namun, sekuat hati ditahan, tidak ingin menyinggung perasaan wanita yang sedang bad mood di pelukan."Kamu sudah ngidam? Katakan saja padaku, apa yang sedang kamu inginkan, Sha ...," ucap Herdion lembut. Meski tidak habis pikir dengan ngidam Aresha yang dirasa sungguh dini."Aku ingin bercerita sedikit. Kata Mama Yasmin, saat kehamilan Taufiq, belio tidak bahagia, sebab papa sangat sibuk bekerja demimu dan almarhum adikmu. Mama kurang kasih sayang dan perhatian dari Papa Yunus." Aresha sejenak terdiam. Juga memeluk Herdion."Sama dengan m
Terakhir Diperbarui: 2024-01-24
Chapter: Bab 109. Hamil tetapi Muram
Tujuh hari kemudian …Herdion meninggalkan Venus yang bermain sendiri di ranjang. Mendekati Aresha yang tengah mengeringkan rambut dengan hair dryer di meja rias. Merasa janggal dengan sikapnya yang selalu muram pagi ini. Bahkan saat memadu kasih pagi tadi, istri cantiknya terlihat enggan menatap. Juga mengunci rapat bibirnya. Tidak segencar menyebut nama Herdion seperti di tiap padu kasih mereka biasanya."Ada apa denganmu, wajahmu tampak muram. Apa aku punya salah padamu, Sha?" tanya Herdion sambil mengancingkan kemeja di belakang kursi Aresha. Mereka bisa saling melihat di kaca.Mata bening Aresha hanya menyapu wajah menawan suami sekilas. Kembali abai dengan mengeringkan rambut di mesin."Kenapa? Jawablah ... aku tidak akan fokus buat kerja jika kamu tidak mengatakan. Apakah ingin pulang ke rumah orang tuamu? Bukankah sudah kubilang menunggu hari Minggu ... Kamu tidak sabar lagi?" Herdion membungkuk. Berbicara di samping kepala Aresha di pelipis."Kamu tidak pernah mencintaiku ..
Terakhir Diperbarui: 2024-01-23
Chapter: Bab 108. Ingin Pulang
Aresha memang sangat kecewa dan bahkan menangis. Kesal akan putusan suami yang menginginkan dirinya mencabut kasus Julian dari kepolisian.Namun, membayangkan diri lebih lama berada di tangan Julian, itu memang lebih mengerikan. Butuh bertaruh harga diri, kehormatan dan keselamatan. Mantan bajingan, si Julian, bisa saja kerasukan sewaktu-waktu dan melakukan pemaksaan. Beruntung selama ini Aresha masih selamat tanpa sedikit saja diciderakan. Bersyukur suami tercinta lekas datang menyelamatkan. “Bagaimana?” tanya Herdion sedikit lega saat merasa tangan Aresha bergerak melingkar ke punggung. Yang semula tegak kaku tidak menyambut pelukan, kini aktif membalas.“Iya, aku paham dengan keputusan yang sudah Bang Fiq ambil. Maafkan aku,” ucap Aresha yang kini kepala juga disandar ke dada sang suami. Memeluk erat punggungnya.“Jadi, minggu depan kita ke seberang lagi. Setuju?” tanya Herdion dan Aresha pun mengangguk. Herdion ingin memastikan jika Aresha bersetuju memaafkan Julian, sekadar dal
Terakhir Diperbarui: 2024-01-22
Chapter: Bab 107. Kecewa
Herdion menghela napas dan menyandar di kursi. Hima siaga dengan perlengkapan tulis dan duduk di sebelah dalam kursi yang sama. Dua orang lelaki di depan mereka sedang berbincang dan serius. Mereka berempat baru saja berdiskusi hal penting bersama.“Baiklah, sebagai tanda minta maaf dan rasa malu yang kami tanggung. Kami setuju dengan segala syarat yang akan Anda ajukan minggu depan di kepolisian Singapura, Tuan Syahfiq Herdion.”“Tolong pastikan Anda benar-benar datang. Kami benar-benar khawatir jika Anda berubah pikiran. Kami tidak masalah dengan tuntutan materi pengganti kerugian secara moral dan materi akibat perbuatan anak-anak kami pada istri Anda. Berapa pun, Tuan Syahfiq …,” ucap salah satu lelaki yang Herdion baru tahu adalah ayah dari si bajingan Julian. Sedang lelaki yang duduk di sebelahnya, adalah ayah dari Hana. Mereka berdua merupakan bagian dari daftar atas orang-orang konglomerat di Pulau Batam. “Saya dan istriku akan datang setelah genap dua minggu putra Anda di tan
Terakhir Diperbarui: 2024-01-21
Hasrat Cinta Abang Tiri

Hasrat Cinta Abang Tiri

Faqih Rushqi melarikan Sandra Jeta dari bumi pendakian di Kinabalu saat ber-camping. Berniat menjadikan gadis yang belum dia kenal itu sebagai tawanan di Batam. Tindakan culasnya terpaksa ditempuh demi mencegah pernikahan sang papa dengan mamanya Jeta. Faqih tidak ingin papanya hanya akan menjadi tambang uang bagi wanita yang sangat buruk di matanya. Namun, kisah dan perasaan rumit justru terjadi di antara keduanya. Terlebih, Jeta dipercaya Faqih menjadi asistennya! Tetiba musibah menyapa Jeta begitu aib. Dirinya hamil sebab kesalahan fatal satu malam dengan pria asing di Batam. Tidak disangka, abang tiri adalah orang yang maju dalam mengganti posisi calon suami. Abang tiri menawarkan diri sekaligus memaksa menikahi.
Baca
Chapter: Bab 104 Kembali
Tangis bayi riuh bersahutan pagi ini. Terdengar dari kamar di luar yang berlainan. Entah di mana ibu para bayi masing-masing. Yang jelas tangis lolong pilu mereka terus membahana dan lama. “Bayi-bayi konser itu, pada ke mana mominya masing-masing?” bisik Faqih di telinga Jeta yang sedang dalam dekapan dadanya. “Aku tidak tahu. Lagi shalat subuh mungkin …,” sahut Jeta menebak asal. Sisa napas masih menderu di dadanya. Faqih baru saja selesai menyentuhnya kembali pagi-pagi. “Ini belum datang waktu subuh, belum adzan, Sayang. Apa jangan-jangan lagi ehem ehem juga kayak kita …?” Faqih tersenyum menggoda. Rambut di pucuk kepala sang istri diciuminya ulang-ulang. “Bisa jadi, ya …,” sahut Jeta membenarkan, lalu menggigiti kecil dada suaminya dengan gemas. Faqih menahan suara pekiknya dan mengaduh lirih kegelian. “Jangan nakal, Jeta. Aku bisa berteriak.” Faqih menjauhkan sedikit kepala istrinya. “Jeta, itu yang sudah kita kasih angpau di dapur semalam, yang siapa? Aku nggak bisa b
Terakhir Diperbarui: 2024-08-15
Chapter: Bab 103. Tanpa Ada Malu
Setelah merasa malas untuk beranjak dan pergi ke kamar mandi, Jeta terpaksa bersedia saat diajak untuk menemani. Mereka berdua pun mandi bersama dengan penuh kebisingan. Entah apa saja yang dimainkan dan dilakukan di dalam sana, yang jelas waktu yang diperlukan jauh lebih lama dari pada mandi biasanya. “Mak Mah belum datang?” tanya Faqih sambil merebah lagi di ranjang. Masih dengan baju koko dan sarungnya. Mereka sambung shalat subuh berjamaah setelah mandi pun bersama.“Belum, ini kepagian. Biasanya habis anak bungsunya pergi ke sekolah,” sahut Jeta sambil melipat mukena dan sajadah. Ingin hati menyusul suami ke pembaringan. Tetapi ingat jika melahirkan konon butuh ekstra perjuangan, Jeta memilih gerak keluar kamar. Seperti biasa, mencabut kotak salad buah dari kulkas. Seleranya benar-benar tidak peduli waktu dan kondisi.“Jeta, ayo ikut ke Hotel Tugu! Aku lupa, Ahmad akan pergi ke Juanda pagi ini!” Ajakan Faqih yang tiba-tiba sangat mengejutkan. Untung Jeta tidak tersedak. “Sebent
Terakhir Diperbarui: 2024-06-05
Chapter: Bab 102. Unboxing
Faqih dan Jeta meninggalkan masjid besar di ujung gang yang buka hingga dua puluh empat jam sepanjang hari dan tanpa dijaga satpam. Beberapa pengurus dan jamaah masih terlihat duduk i'tikaf di sana, baik di dalam maupun di serambi. Meski malam sudah merangkak, mereka terlihat nyaman dan tenang di sana. “Ada apa …?” Faqih yang dari kamar mandi dan kini menutup pintu berpapasan dengan Jeta. Sudah berganti baju tidur dan tidak lagi berkerudung. Namun, tampak terkejut memandang Faqih.“Aku … Ingin makan salad dulu. Apa keberatan?” Suara Jeta terdengar kikuk. Faqih berjalan mendekati.“Meski tidak sabar lagi untuk jenguk anak, aku tetap tidak keberatan. Daripada nanti di atas ranjang yang kamu pandang aku, tetapi yang kamu pikir dan sebut justru salad buah,” jawab Faqih tersenyum menggoda sang istri.“Gombal …!” seru Jeta dengan raut yang malu. Faqih hanya diam dan tersenyum. Diikutinya Jeta keluar kamar dan berjalan ke dapur.“Sebenarnya aku pun ingin sesuatu darimu, Jeta,” ucap Faqih sa
Terakhir Diperbarui: 2024-06-04
Chapter: Bab 101. Tidak Nyaman
Setelah dari klinik kandungan, mereka bukan lantas langsung pulang. Melainkan pergi ke arah berlawanan dari jalur jalan pulang. Jeta membawa Faqih ke Ramayana Mall di depan alun-alun Kota Malang. Berbalanja berbagai makanan dan barang. Oleh-oleh Faqih untuk seseorang yang harus dikunjungi. Sebab memang sudah janji ingin silaturahim dan berkenalan saat dirinya bertandang ke Malang di Jawa. Yang mana niat itu sudah dia sampaikan pada Jeta jauh-jauh hari sebelumnya. “Ayo di makan dulu, ngapain pulang cepet-cepet?” Seorang wanita berdaster longgar dengan menggendong bayi, menyuruh Faqih dan Jeta untuk lekas makan. Ada satu panci besar berisi bakso berkuah yang masih panas dan berkebul asap di meja makan. Juga ada sayur daun katu serta ikan sambal yang tidak lagi tampak panas. Meski sangat suka, Jeta mengambil sayur daun katu yang tampak hijau dan segar itu sedikit. Ingat jika Riri sedang masa menyusui. Daun katu sangat bagus untuk memperlancar produksi air susu ibu. Dan Jeta merasa
Terakhir Diperbarui: 2024-06-03
Chapter: Bab 100. Jenguk Anak
Batu nisan bentuk persegi dari keramik dengan nama Ny Arlita tertulis di sana, diusap tangan saat awal datang dengan sebuah salam. Faqih mengakhiri doa ziarah kubur pada makam almarhum ibu mertua pun dengan usapan tangan di batu nisan. Serta sebuah salam kembali di akhirnya.Jeta juga berdiri mengikuti gerak suaminya. Berpamit lirih dengan caranya dan kemudian mengulur tangannya pada Faqih. Mereka berdua bergandeng tangan meninggalkan lokasi makam sang ibu dengan berjalan hati-hati dan lurus. Mengikuti tapak jalan sempit di antara makam-makam. “Angkatlah, Jeta,” ucap Faqih. Ponsel Jeta sudah banyak kali berdering di dalam tasnya sejak masih di dalam lokasi makam. Kini mereka sudah di luar dan Faqih sedang mencuci kaki, tangan dan membasuh wajah. Sambil menyimak tenang percakapan sang istri yang terdengar seru di panggilan.“Ada apa?” Faqih mengelap wajah dengan sapu tangan dan Jeta pun menatapnya, panggilan ponsel telah ditutup beberapa detik yang lalu.“Aku ada undangan pesta nikaha
Terakhir Diperbarui: 2024-06-01
Chapter: Bab 99. Feel Good
Pria tampan itu tampak frustasi meski akur dengan penolakan halus sang istri. Meski sama-sama penuh desir dengan gelombang meninggi, keduanya bersepakat menunda.“Faqih, apa kamu marah?” Jeta bertanya segan dengan ekspresi khawatir. Mendongak menatap Faqih yang masih menata napas memburu dan terengah. Menutup mata rapat sambil memeluk Jeta dengan pakaian yang sama-sama lepas berantakan. “Faqih, maaf, bukan aku tidak mau. Tapi aku sangat takut. Bukan aku tidak percaya padamu, tapi aku akan menanyakan pada dokter kandungan, apa kondisiku baik dan tidak bermasalah untuk menerima servis apa pun dari suamiku. Apa kamu mau mengerti?” Jeta kembali bertanya segan dengan menahan rasa malu. Tapi bukan rasa waswas dan cemas, sangat percaya jika Faqih adalah lelaki berwawasan dan bijak. Bukan melulu nafsu dan hasrat yang dikejar.“Faqih …,” panggil Jeta lagi yang mulai tidak sabar dengan kebungkaman pria yang sedang memeluk eratnya. “Hemm … tetapi aku tidak puas, Jeta. Aku sangat ingin membuat
Terakhir Diperbarui: 2024-05-31
Anda juga akan menyukai
My Wife is My Suspect
My Wife is My Suspect
Romansa · haniyahhputri
30.4K Dibaca
CEO Yang Hilang Ingatan
CEO Yang Hilang Ingatan
Romansa · Novica Ayu
30.4K Dibaca
Istri Bayangan Milik Tuan Muda
Istri Bayangan Milik Tuan Muda
Romansa · Kareniavorg
30.4K Dibaca
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status