Share

Bab 6

Author: kamiya san
last update Last Updated: 2024-12-23 19:46:42

Celana abu muda menggantung di mata kaki berpadu atasan blouse putih, membuat penampilan Shanumi terlihat segar, elegant dan cerah. 

Rambutnya diikat tinggi dengan wajah berpoles tipis menarik. Meski kesan bengkak masih menyisa, kecantikan raganya tidak bisa ditutupi. 

“Sudah minum suplemenmu, Shan?” Yena menghampiri Shanumi di kursi dapur. 

“Sudah, barusan. Thanks, Yen.” Shanumi yang barusan berbincang dengan pegawai dapur, mendekat dan duduk di dekat Yena. Menerima segelas lemon madu hangat dari sang karib dan meminumnya hingga tandas. 

“Meski wajahmu belum pulih, cantikmu mulai kembali, Shan. Semangat, ya. Jika nggak menang dan wanita itu datang minta uang, pakai aja duit kafe. Sisanya kita kejar…,” ucap Yena membujuk. Iba jika Shanumi sebenarnya tertekan dan banyak yang dipikir. 

“Jangan, aku nggak mau ngusik dana kafe. Takut tiba-tiba sepi dan ngaruh ke gaji mereka. Pasti ada dana dari pintu lain. Kamu jangan risau, Yen.” Shanumi berkata sambil meletak gelas kosong di meja sebelahnya. Seorang pegawai berkemas datang dan menyambar untuk dicuci di belakang. 

Setelah lanjut berbincang sejenak, Shanumi pamit pergi dengan menaiki tangga untuk mengambil tas ke lantai dua di ruko atas. Tempat menginap pribadinya. Namun, para pegawai juga diizinkan ke atas untuk melepas lelah saat istirahat. Ada dua kamar tidur dan satu kamar mandi di atas. Satu kamar khusus untuknya, satu lagi untuk pegawai gunakan bergiliran. Kebetulan, orang kafe semua perempuan.

Gedung Tunjungan Plaza Surabaya masih sepi saat Shanumi tiba di sana. Hanya segelintir orang hilir mudik dan petugas cleaning servis yang bekerja.

Seorang sekuriti menyapa Shanumi yang terlihat bimbang. Kemudian membawa gadis semampai itu menaiki eskalator menuju lantai empat. Menghampiri sebuah pintu yang menerangkan ruang informasi, pelayanan dan pemasaran khusus perhotelan di dalamnya. Petugas itu mengetuk pintu.

Seorang wanita muda dari tim operasional menyambut dan membawa masuk ke dalam. Rupanya ruang luas berisi banyak kursi yang sudah diisi orang-orang. Mereka semua adalah peserta kompetisi masak pada babak penyisihan yang sehari sebelumnya sudah pengajuan daftar via online.

“Ini adalah ujian seleksi singkat akan kemahiran saudara semua di bidang rempah dan kuliner. Dari sekian banyak, yakni dua puluh lima peserta, kami hanya mengambil sembilan peserta untuk mengikuti tahapan seleksi berikutnya.”

Wanita tadi telah membuka acara, beramah tamah sebentar dan langsung ke acara.

Sarana seleksi cukup gampang. Menggunakan aplikasi pada notebook di setiap meja peserta yang sudah siaga dan menyala. Dengan hitungan start serentak, mereka diminta menuliskan sebanyak mungkin ragam rempah terpendam beserta warna dan rasa. Tentu dengan waktu dibatasi secara bersamaan juga.

Tidak lupa berdoa, Shanumi berusaha tenang dan cepat saat menuliskan ragam rempah terpendam mulai dari jahe, kunyit, kencur, laos dan lain-lain. Juga tidak ada kesulitan saat mendevinisi rasa dan warna di setiap jenis bumbu yang dia tuliskan. Hingga waktu berakhir dan notebook terkunci otomatis lagi di masing-masing meja peserta.

Tim juri mengambil dari yang menyebut paling banyak, kemudian pada ketepatan warna dan devinisi rasa. Shanumi tidak berhenti berdoa agar dirinya berkesempatan menjadi peserta seleksi terpilih untuk maju di tahap berikutnya. 

Betapa berdebar hati di dada, juri sedang bersiap menyebut sembilan nama sebagai pengumuman. Andai nama tak ada pun iklas, tetapi jika nama disebut lebih merasa puas!

Sangat lega dan masih juga terkejut saat nama Shanum pun disebut, bahkan pada urutan yang pertama. Sebagai penyebut paling banyak dengan devinisi rasa dan warna yang hampir sempurna. 

Sangat tidak sia-sia sang Ibu menanam beragam toga dan rempah di belakang rumah. Sedang menyiram dan merawat adalah tugas Shanumi. Tentu saja sambil memanen dan menggunakannya selang seling. Tak terasa jadi hapal di luar kepalanya.

“Bagi sembilan nama yang lolos, silahkan menuju Hotel Rasyid di Jalan Pahlawan hingga tujuh jam ke depan. Semua mendapat fasilitas kamar masing-masing hingga tiba lomba. Bukan keharusan untuk menggunakan. Yang terpenting adalah, semua ada tepat waktu saat kompetisi dimulai pukul enam lepas maghrib.” Wanita pembicara tadi kembali menerangkan. 

Shanumi memilih kembali ke kafe dan tidak tertarik mengambil peluang kamar gratis di Hotel Rasyid. Menduga jika nama hotel itu ada hubungan dengan Daehan seperti yang dibilang Yena. 

Tidak berharap bertemu dengan orangnya, tetapi amat mengharap dapat uangnya. Bisa jadi selama kompetisi, pria itu sama sekali tidak usah unjuk gigi. Seorang owner bisanya sekedar bayang di balik layar, bukan terjun langsung dalam pagar. Itulah harapannya. 

“Ah!” jerit Shanumi kaget. 

“Matamu di mana? Hah… kamu…?!” sambar wanita cantik yang terbelalak pada Shanumi.

“Kamu sudah kembali…,” ucap Shanumi lebih terkejut lagi saat sadar bahwa perempuan yang tak sengaja dia tabrak adalah Intana. Uh, kenapa juga nabrak dia lagi....

“Kamu memang bawa sial. Terus saja tabrak aku. Naik ganti rugi, tujuh puluh juta! Kamunya mampu nggak…?!” sembur Intana sinis dan mengejek. 

“Ada apa, Tan?” Seorang lelaki yang baru muncul dari pintu di lorong bertanya. 

Shanumi kembali terkejut. Namun, menduga jika Daehan kini tidak lagi mengenal dirinya, maka memilih pura-pura abai dan memandang sekilas. Coba bertenang dengan mengambil napas dalam-dalam.

“Ini cewek, ceroboh minta ampun. Jalan sembarangan. Hari itu mobilku ditabraknya dengan motor dan ganti rugi nggak kelar-kelar, sekarang perutku ditabrak yang aku hampir terjengkang!” ucap Intana berapi-api. 

“Sudah kubilang, aku nggak sengaja!” sambar Shanumi emosi pada Intana. Bagaimana bisa sesama manusia sangat minim rasa maaf. 

“Sengaja nggak sengaja, kelakuanmu merugikanku. Makanya, jangan ngelamun sembarangan di jalan!” ucap Intana kasar. 

“Aku minta maaf kali ini. Tapi jangan kian memerasku dengan naikin ganti rugi.” Shanumi bicara tegas. Matanya yang bening menatap tajam Intana. Juga sekilas pada Daehan yang sedang berkerut dahi memandangnya. 

“Aku akan menghubungimu nanti, Intana. Permisi ....” Shanumi bicara pada Intana. Namun, menyapa sopan dan sedikit mengangguk pada Daehan sebelum buru-buru berlalu. 

Yakin jika lelaki itu kini muncul, pasti bakalan turun juga di kompetisi malam nanti. Tidak ingin meninggalkan kesan buruk jika Daehan ingat pernah melihat Shanumi di sini malam nanti. 

"Hei, kamu!"

Seruan ini menghentikan langkah Shanumi. Daehan sedang menudingnya saat berbalik.

"Saya, Mas?!" respon Shanumi ragu. Lelaki itu mengangguk.

"Apa urusan kamu di sini?" tanya Daehan sambil menurunkan tangannya yang tadi menunjuk. Dia sangat hapal jika gadis itu bukan pegawai di kantor ini.

"Saya ikut seleksi lomba masak, Mas." Shanumi menjawab sopan. Namun, berlagak tidak tahu jika lelaki itu adalah Daehan sang owner kompetisi. Maka lebih memilih memanggil Mas.

"Hasilnya...?" tanya Daehan lagi dengan suara berat yang khas.

"Alhamdulillah. Saya lolos seleksi sembilan orang, Mas," sahut Shanumi tanpa beban. Memberikan ekspresi cerah dan gembira. Senyum tipisnya sangat manis.

"Ayoklah, Mas. Cepet dikit. Aku sudah sangat lapar!" Intana menarik tangan Daehan sambil melirik tajam pada Shanumi.

"Kamu berharap menang buat ganti rugi, ya? Kasihan amat hidupmu!" Intana sempat bicara pada Shanumi sebelum pergi.

"Jangan terlalu tidak sopan, Tan." Daehan menegur sambil terus berjalan. Suaranya kian berat dan membahana.

Meninggalkan Shanumi yang mengambil arah pintu berlawanan. Mungkin sepasang tunangan itu akan mencari makanan dalam plaza.

"Jika aku jahat, mungkin tidak terlalu sulit merebut calon suami kamu, Intana...," ucap Shanumi sambil menggigit telunjuk dan memperlambat jalan.

Rasa kesal dengan sikap Intana yang sombong, membuat otak gadis itu sejenak jadi oleng. Amarah dan terhina bisa membuat seseorang berubah sikap dan haluan.

🍓

Tinggalin jejak agar penulis semangat! 😘

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (18)
goodnovel comment avatar
Fidiyah Nurcahyani
gak kebayang klo itu di dunia nyata...
goodnovel comment avatar
Syafa Que
semangat thorr
goodnovel comment avatar
Niec Meniec
saya suka.......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab. 7

    Shanumi melambat langkah dan segera memutar lewat pintu belakang ruko. Dadanya kembali tidak aman dengan degub jantung lebih kencang. Bagaimana tidak… Daehan terlihat duduk makan dengan santai di kafenya! Meski sadar sebab dibawa Intana, rasa teruja tetap ada. Seorang pembesar hotel berbintang datang ke kafe sekecil ini. Bahkan disinyalir oleh Yena, lelaki tampan itulah pemiliknya. Yena jauh lebih lama dari Shanumi tinggal di Surabaya. Apalagi letak kafe ini cukup dekat dengan Hotel Rasyid di jalan yang sama, Jalan Pahlawan. Pasti ucapan Yena bukanlah asal dan karangan. Fakta …?!Bersit serakah, peluang dalam kesempitan dan pemerasan pada Daehan kembali berkelebat di kepala Shanumi yang memang tidak berkerudung. Bukan salahnya, tetapi sebab Intana yang arrogant dan janji lelaki itu terhadapnya. Jadi, tidak salah jika ini adalah kesempatan emas yang musti diambil. “Shan… tolongin, Shan. Lemes akunya…!” seru Yena saat sampai di lantai atas. Dia sempat melihat Shanumi datang lewat pin

    Last Updated : 2024-12-24
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 8

    Dari peserta paling ujung sebelah kiri, bergiliran membawa baki berisi semangkuk kecil masakan ke meja Daehan. Lalu berdiri di hadapan sampai pria terhormat itu puas mencicipi dan kemudian menyuruh pergi. Hingga kini tiba giliran Shanumi. “Terima kasih sudah diberi kesempatan, Pak. Semoga berkenan dan harap dipertimbangkan hasil olah tangan saya.” Shanumi mundur dan bicara setelah meletak mangkuk sotonya di hadapan Daehan. Lalu melangkah ke belakang lagi dan berdiri menunggu tanpa melirikkan mata pada Intana. Terlihat tenang, padahal dalam dada jumpalitan. Daehan seperti tersedak, tetapi tidak mampu menghentikan suapan soto yang terasa nikmat dan segar itu sampai di tetes terakhir. Sempat memandang gadis cantik di depannya dan merasa heran. Kenapa tidak tampak terkejut atau menunjuk perilaku pernah melihat Daehan sebelumnya? Tidak mungkin gadis itu lupa bahwa dirinya, owner Hotel Rasyid adalah kekasih Intana yang selalu bersikap tidak ramah padanya. Daehan menilai jika Shanumi a

    Last Updated : 2024-12-25
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 9

    Shanumi yang mendapat hantaman keras dan mengira jika dirinya akan terjengkang, ternyata tidak. Daehan telah menangkap cepat punggungnya. Harum wangi dari badan besar dan tinggi telah melenakan sesaat. Dua badan beda gender itu terlihat seperti saling peluk sebelum sama-sama menjauhkan diri tergesa. Shanumi benar-benar merasa degub kencang dan gugup. “Anda ini kenapa?” tanya Shanumi ketus tetapi salah tingkah. Lelaki itu menatapnya tenang seperti tidak terkejut. “Aku lupa membawa dompetku… tetapi kamu tiba-tiba berbalik. Jalanmu cepat nggak lihat haluan. Aku nggak sempat menghindarimu.” Daehan bicara tenang sambil bergeser mendekat ke meja dan menarik laci. “Ini kartu namaku. Daripada kamu nyesel nggak nyimpan nomorku,” ucap Daehan sambil mengulurkan selembar kartu nama. Shanumi menerima tanpa kata. Pria itu kembali berlalu meninggalkannya. Seperti tidak ada dompet yang diambil Daehan dari laci, hanya mengambil selembar kartu yang kini digenggamnya. “Memang. Dia pengertian juga…

    Last Updated : 2024-12-25
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 10

    Shanumi pergi ke kamar dan merebah lelah. Kaki sudah dia cuci pada air kran di luar sebelum masuk. Untuk shalat isya yang masih tertanggung sedang direncana agak belakangan. Yang penting baginya pasti kontan. “Padahal kelakuan Intana keterlaluan, tapi Daehan muji-mujinya padaku kelewatan. Hemmm, berwawasan dan berpendidikan konon. Tapi selingkuh…,” ucap Shanumi dengan pandang menerawang di plavon kamar.Jadi agak merasa iba pada Daehan. Pria yang terlihat sempurna dengan kesuksesan dunia, ternyata tega dikhianati wanita yang dicinta. Apa kecurangan Intana sama sekali tidak terendus? Begitu sibukkah Daehan, hingga Intana merasa kesepian? Tapi mereka belum menikah, jika sudah bersedia harusnya memahami. Padahal juga sering terlihat berduaan, masih saja merasa kurang perhatian. Harusnya Intana paham jika Daehan sangat sibuk. Ah, itu alasan Intana saja. Bukankah Erick sebagai seorang pilot pasti jauh lebih sibuk juga? Kesibukan dan keminiman waktu yang dimiliki Ericklah satu penyebab

    Last Updated : 2024-12-25
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 11

    Mata tajam bak elang itu tengah menatap dalam di wajah Shanumi. “Anda… sudah tahu bahwa saya adalah …,” ucap Shanumi tercekat. Meski sudah menduga, tetapi saat Daehan bicara menyindir, rasanya terkejut. “Shazleen Shanumi, kamu pikir aku sudah pikun? Bahkan namamu pun sudah membuatku seperti trauma.” Daehan berdiri dan merendahkan pandangannya pada Shanumi. “Jika saya bikin Anda trauma, tapi kenapa justru diminta di sini? Kenapa tidak didish saja dari sebelum lomba kemarin? Malah juara, meski sudah dicurangi…,” ucap Shanumi tahu diri. Tidak lupa jika Daehan memang tidak ingin melihat sosoknya lagi. “Aku tidak sebrutal itu. Bukan salahmu. Lagipula kamu berhak dengan pendidikanmu yang cukup tinggi. Sayang jika seorang sarjana hanya jadi kasir di kafe kecil. Kasihan ortumu.” Daehan bicara tenang. Tidak sinis dan tidak terlihat kesal. “Lah, yang penting kan halal, bukan jual diri. Sekarang, saya malah jadi pelayan orang. Demi uang…,” ucap Shanumi iseng, bukan tak paham maksud Daehan.

    Last Updated : 2024-12-26
  • Istri Perawan Disangka Janda   12

    Beberapa hari ini Shanumi ingin menghubungi sang ibu. Namun, selalu gagal sambung yang membuatnya resah dan galau. Terlebih, ada hal penting yang harus dia sampaikan secepat mungkin. “Assalamu'alaikum, Buk!” seru Shanumi lega saat dial-nya tersambung kali ini, di hari yang ke empat. “Aku baik-baik saja. Ibuk bagaimana? Kenapa jaringan mati terus? Habis baterai atau di luar? Kenapa nggak isi data?!” tanya Shanumi bertubi pada sang ibu di seberang di Kota Batu. Ternyata ada masalah pada sambungan wifi rumah sebab angin kencang yang mengguncang kawasan Batu dan Malang beberapa hari belakangan. Sedang ibunya tidak ingat membeli kuota paket data. Shanumi pun lalai tidak mengisikan. Pulsa biasa pun, mereka sedang sama-sama tidak punya. Hanya kuota data yang Shanumi ada. “Buk, ada hal penting… aku nggak jadi ingin ketemu Mas Erick. Jangan jadi bilang di mana alamatku, ya. Bilang terus kalo aku belum ngasih alamatku. Ya, Buk…,” ucap Shanumi resah. Gadis itu berjalan mondar mandir di ruang

    Last Updated : 2024-12-26
  • Istri Perawan Disangka Janda   13

    Nama Erick mana yang disebut Daehan dalam perbincangan? Benarkan pilot tampan yang pernah dekat dengannya sekaligus selingkuhan Intana? Lalu apa urusan dengan Daehan yang membuat mereka berhubungan? Bisniskah? Namun, fakta jika nama Erick sangat melimpah di seluruh Indonesia Raya, membuat perasaan Shanumi sedikit lebih tenang. “Tumben gak make up, Shan,” tegur temannya yang masuk pukul tujuh saat papasan di pintu masuk dapur.“Iya, buru-buru. Tadi aku datang pukul enam lebih. Suruh ikut ke Batu sama Pak Bos.” Shanumi menyambar panci dan mengisi air, kemudian merebusnya dengan api level membara. “Tapi kamu seger aja nggak pake bedak. Coba aku, bukan muka bantal aja, sekalian muka kasur, guling dan selimut nya…,” keluh Dian, nama teman Shanumi sambil menyimpan tas dalam almari. “Ish, lebay amat. Itu sama aja, perasaan aku pun muka kartun. Nggak enak, nggak nyaman, Yan …!” Shanumi mengaduk kopi yang sudah diseduh sambil tertawa pada Dian yang mendekat. “Eh, dengar-dengar Pak Bos mau

    Last Updated : 2024-12-27
  • Istri Perawan Disangka Janda   14

    Mobil sport gunung yang dikenali, sah memberi pertanda. Tentu saja orang yang membawa adalah lelaki yang sudah diduganya. “Shanum…! Bagaimana kamu bisa di sini? Apa kamu ingin mencariku?” tanya lelaki tampan itu dengan raut takjub tak percaya. “Mas Erick…,” ucap Shanumi bingung dan lunglai. Apa yang ditakuti terjadi, nama yang sempat disebut Daehan adalah milik lelaki yang tak diharap. Konyolnya, justru diri sendiri yang seperti mendatangi. “Shan, aku selalu menunggumu. Aku sangat rindu…,” keluh Erick dengan suara lirih. Tiba-tiba mendekati Shanumi dan akan merengkuh.“Eh, ngapain, Mas … tolong, jangan coba-coba seperti ini lagi padaku!” pekik Shanumi sambil mendorong dada Erick dan memundurkan kakinya. Shanumi mematung. Memandang Erick diam ditempat dengan raut yang tampak bingung dan kecewa. Lelaki tegap dan berkulit cerah yang semakin tampan itu pernah mendebarkan hati Shanumi jika berjauhan atau pun saat berdekatan. Ternyata kini tidak terlalu lagi, begitu cepat perasaannya b

    Last Updated : 2024-12-27

Latest chapter

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 200

    Mereka yang di sofa terlihat tegang. Apalagi Osara dan Daishin sama-sama tidak bersuara. Sepertinya sangat keberatan jika Clara dibawa Mama Hana ke Surabaya. Padahal ingin damai menyingkir jauh dengan pulang ke negara seberang. Sedang Daishin pun ingin merintis usaha baru di kota yang sama. Sangat tidak ingin melihat juga mendengar nama Clara di kehidupan masa depan. “Baiklah, jadikan ini saksi. Anggap lah kita semua setuju dengan keinginan Mama Hana yang akan bertanggung jawab dan membawa Clara ke Surabaya. Kita kasih kesempatan satu kali. Aku akan ikut memantau. Jika dia sekali lagi berbuat jahat. Aku yang akan menyerahkan dia ke polisi. Bagaimana, apa semua setuju? Osara juga Daishin, bagaimana? Mengingat kondisi Mama Hana seperti itu…,” ucap Erick tegas dan mendesak.. “Merasa tidak sabar dengan masalah yang tanpa ujung. Meski ini memang tidak adil bagi Osara, tetapi demi memeluk sekeluarga, kuharap … terutama Osara dan Daishin, kalian semua bisa rela. Jangan khawatir, aku akan i

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 199

    Mereka bertiga memasuki rumah megah bercat putih bersih bak kastil modern dengan langkah cepat. Mobil sewa baru saja berlalu setelah mendapatkan upah jasa dari Erick yang membuat wajah driver tersenyum sangat cerah. Daishin melangkah panjang memasuki pintu rumah dan melewati taman menuju ruang utama. Telah duduk banyak orang yang menyebar di beberapa set sofa ruang tamu. Sekilas melihat SazLina duduk bersebelahan dengan Khaisan. Papa Samuel duduk berdampinban dengan Daehan. Di lain sofa, ada Shanumi yang duduk sendirian sambil melihat ponselnya. Satu lagi perempuan yang sepertinya seorang perawat. Memakai baju putih khas seragam divisinya. Mereka langsung berdiri serentak dan menyongsong kedatangan Osara, Daishin dan Erick. “Assalamu'alaikum. Bagaimana keadaan Mama, Pa?” Daishin tampak benar-benar panik meski yang dia tanyakan hanyalah berstatus mama asuh. “Wa'alaikumsalam!”“Wa'alaikumsalam!”“Wa'alaikumsalam!”“Wa'alaikumsalam!”“Wa'alaikumsalam!”Semua menjawab bersahutan dan m

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 198

    Perjalanan turun dari kaki Fuji terasa jauh lebih cepat daripada kala berangkat. Padahal juga terasa singkat saat menaiki mobil Rashid bersama dua algojonya. Bedanya saat itu terasa singkat sebab rasa waswas dan rasa takut yang sangat. Kali ini terasa cepat sebab sangat menyenangkan dengan perasaan yang nyaman. Bersama para lelaki baik terutama suami yang duduk di sebelahnya. Mentari pagi semakin memperjelas pemandangan memukau di sepanjang sisi jalan. Dari padang rumput yang menghampar indah dengan warna hijau terang yang tenang. Menyambung bangunan kuil-kuil megah yang terlihat amat rumit dan indah. Serta bangunan kokoh Pagoda yang menakjubkan dan unik. Kini bergeser pada hutan lebat serta pepohonan raksasa di sepanjang tepian jalan. Serasa sedang berasa di alam dunia lain. Kemudian disambut beberapa genangan air super luas yang tak lain adalah danau-danau. Luar biasa mempesona dengan memantulkan bayangan Gunung Fuji. Mendadak Osara sangat ingin berhenti. Andai singgah seben

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 197

    Pengatur suhu telah bekerja sangat baik dalam ruangan. Meski hawa di luaran lereng Fuji sangat lah membekukan, tetapi terasa dingin yang nyaman dalam kamar. Begitu pun dengan kamar yang semula di sewa oleh lelaki single dan sekarang bertukar isi oleh pasangan suami istri yang baru menikah. Mungkin adanya mereka membuat pengatur suhu bekerja lebih berat dan merasa jadi lelah. Sebentar memanas, lalu mereda, sebentar hangat yang kemudian kembali memanas. Mereka sedang tenggelam dalam percummbuan hebat saat ponsel menerbitkan alarm adzan tiba-tiba. Sesaat mereka abai tetapi sama-sama mematung kemudian. “Adzan, Shin….” Osara berkata sambil terengah. Wajahnya sudah memerah karena alir di darahnya berubah kencang sebab hasrat. “Hanya alarm…,” ucap Daishin berkilah. Tetapi juga mematung tidak lagi berulah. Wajahnya pun tidak kalah merah dari Osara. “Kalo hanya alarm, dimatikan saja, kan…,” ucap Osara memancing dengan napas yang masih terasa berat. Daishin menatapnya penuh bimbang.

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 196

    Daishin sedikit menjauh saat merasa wanita yang dipeluk sudah terengah dan susah bernapas. Diri sedang merasa bersalah sebab jawabannya mungkin akan membuat sang istri kecewa. “Bagaimana, Shin? Apa Clara sudah dibawa ke polisi untuk proses penyelidikan. Sudah jelas kan, bahwa di CCTV memang mereka pelakunya?” Osara mengusik lagi sebab merasa tidak puas dengan kebungkaman suaminya. “Clara sudah dibawa ke rumah Mas Khaisan. Mama Hana dan Papa Samuel sedang menahannya. Pagi-pagi kita turun dan kembali ke Tokyo, mereka menunggu kita, terutama kamu ... untuk korban dan saksi menyidang Clara. Entah nanti keputusannya bagaimana.”Daishin menjelaskan dengan berat. Merasa bersalah pada Osara yang seharusnya Clara diserahkan saja kepada Polisi. Tetapi bagaimana, Mama Hana keberatan dan meminta ditahan sementara dalam rumah. Daishin pun merasa tidak kuat hati melawan keinginan mamanya. . Osara terdiam. Jika keputusan ditangannya dan kemungkinan berhadapan dengan Mama Hana yang bisa jadi cende

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 195

    Osara terbangun oleh alarm yang berbunyi nyaring di atas kepalanya. Sekilas sadar jika dirinya masih berada di kamar yang sama. Namun, ini siapa?! Erick-kah?! Terkejut sekali Osara! Lelaki yang sedang merapat di belakangnya tidak terlihat oleh selimut tebal yang menutupi hingga di kepala. Hanya paham jika badannya yang besar dan berat dengan bulu yang terasa di tangan juga di kaki sedang menempel memeluknya. Osara berdebar keras menahan sikap agar tidak berlebihan bergerak. Takut mendapat respon tidak baik dari lelaki asing itu jika terbangun. Namun…. Lelaki itu terkesiap bangun sebab bunyi alarm yang lambat direspon sendiri olehnya. Dia mengambil ponsel dan mematikan alarm. Lalu mengembalikan posisi dengan setengah melempar ponselnya itu ke tempat semula. Kemudin…. “Shin…” sebut Osara setengah lega dan setengah terkejut. Tidak menyangka Daishin sudah di sampingnya dan ini seperti sebuah mimpi! “Ugh, Osara … kamu sudah bangun?” Respon Daishin sambil menggeliat. Lalu menarik O

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 194

    Erick merasa heran dengan pemikiran Osara. Sudah jelas dia katakan jika Daishin dalam perjalanan menuju ke titik mereka berada. Kenapa perempuan itu tidak mau menunggu? “Aku ingin keluar dan naik taksi. Kurasa Rashid masih tidur pulas dan para algojonya juga tidak mencari. Aku akan turun ke Tokyo ssekarang ini. Permisi, Pak Erick.” Osara berbicara tegas tetapi bukan keras. Hatinya berdebar, rasa waswas dan takut kembali hadir. Khawatir jika lelaki dingin pemilik kamar menahannya dan ternyata memiliki maksud tidak terpuji yang disembunyikan. “Kamu ini nekat atau kurang waras?” tanya Erick yang kali ini menunjukkan ekspresi kesalnya. Glek. Osara susah payah menelan ludah, sakit sekali dibilang kurang waras. Apanya yang salah? “Kenapa tidak waras? Aku memang nekat, tapi …,” ucap Osara dengan suara tercekat. “Kamu sudah selamat. Suami kamu akan datang, hanya masih ada halangan sebab musibah di jalanan bawah. Untuk apa suamimu menyusul ke sini jika kamu pergi dan melewatinya?

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 193

    Lelaki gagah dan atletis yang hampir seperawakan dengan Daishin, hanya kulit Erick lebih gelap sedikit, sebab kulit suami Osara memang putih, tidak menyahut ucapannya. Terus mengeringkan rambut yang sebentar menunduk dan sebentar juga mendongak. “Aku ingin menjual perhiasanku ini padamu. Terserah berapa, asal cukup untuk bekalki pergi ke Surabaya. Lagipula, kamu sudah menolongku, beli saja berapa pun.” Osara berbicara sebab Erick tidak menanggapi. “Kudengar, akan membangun bisnis jual beli perhiasan kan? Ini semua baru dibelikan Rashid tadi malam di galeri butik itu. Di sana branded, bergaransi dan diakui. Bahkan kamu pun mendatangi sebagai referensi calon usahamu. Jika membeli perhiasanku ini, bisa jugalah jadi barang daganganmu. Hitung-hitung sebagai modal awal. Ambil saja untung yang banyak” Osara berbicara sambil tergesa melepasi dua cincin dari jarinya dan gelang emas dari lengannya. Juga mengeluarkan tiga lembar surat perhiasan mahal itu dari kantung dress selututnya. “Seper

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 192

    Sempat menahan napas dengan jantung berdetak kencang, Osara melewati pintu pelan-pelan dan secepat kilat keluar kamar. Mata nanar, hati berdebar memandang sekeliling dan waswas. Lengang… di mana dua algojo siaga tersebut? Sama sekali tidak ada kelebat dan suaranya! Kesempatan emas bukan datang dua kali. Mereka tidak ada dan ke mana, tidak perlu dipeduli. Hanya rasa syukur kepadaNya yang terus menggema tanpa henti! Bergegas mengambil arah lorong menuju lift, Osara tidak lupa di mana arah datang. Meski jalan benar terbentang lebar, dadanya terus berdebar kencang yang cemas. Terlihat lift yang sedang dicarinya, Lagi-lagi lengang tanpa orang. Ah, semoga teruslah tanpa siapa pun. Dua algojo… pingsanlah kalian jauh-jauh! Ting Degh. Dua algojo telah muncul tiba-tiba dari dalam lift! Reflek Osara menepi. Kebetulan ada dinding cekung dan berongga yang ternyata tempat menyimpan tabung-tabung pemadam kebakaran. Untung dirinya tidak gemuk yang bisa menyelip dengan aman. Berharap algojo

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status