LELAKI MASA LALU SUAMIKU

LELAKI MASA LALU SUAMIKU

last updateLast Updated : 2023-01-10
By:  AmasyongOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
7
3 ratings. 3 reviews
18Chapters
2.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Mey awalnya hanya seorang tamu di pernikahan Bapak Presdir atasannya, tapi entah kenapa berakhir menggantikan pengantin wanita yang menghilang. Mey terpaksa menyetujuinya dan mengubur mimpinya akan pernikahan indah penuh cinta. Presdir Rey memberikan persyaratan yang aneh, Mey boleh berkencan dengan pria manapun. Mey dan Rey bak tikus dan kucing yang selalu bertengkar, tapi ini justru membuat Mey akhirnya jatuh cinta pada Rey dan mencoba untuk benar-benar mendapatkan hatinya. Namun tiba-tiba seorang laki-laki dari masa lalu Rey muncul di tengah mereka. Apakah Mey akan tetap mencintai Rey dan bertahan di sisinya? meski kini ia tahu bahwa di hati Rey ada seorang laki-laki lain?

View More

Chapter 1

Mendadak Menikahi Presdir

      Setiap wanita pasti memimpikan pernikahan yang sempurna. Pernikahan sakral yang di hadiri oleh semua orang-orang terkasih dari kedua mempelai, ada yang mengatakan saat seorang wanita menikah maka di hari pernikahannya itu ia akan menjadi wanita yang paling cantik dibanding wanita lainnya dan akan menjadi ratu selama 1 hari penuh di hari pernikahannya.

      Kedua mempelai kemudian akan menyatukan langkah kaki, berjalan dengan penuh kebahagiaan dan kesyukuran menuju altar pernikahan untuk bersama-sama mengucap janji setia pernikahan di hadapan pendeta. Lalu di akhir, pengantin pria akan memberikan ciuman mendebarkan, penuh kehangatan dan cinta untuk pengantin wanitanya.

      Seperti itulah bayangan pernikahan yang selalu di impikan oleh Mey. Namun tiba-tiba mimpi indah itu lenyap begitu saja, meninggalkan rasa kecewa dan patah hati untuk Mey. Semua itu berawal dari keputusan Mey untuk hadir di acara pernikahan Presdir tempat ia bekerja.

      "Apa? menikah dengan Pak Rey?" teriak Mey kaget.

      Rey mengorek-ngorek telinganya yang sakit karena mendengar teriakan Mey. Rey terlihat tetap tenang, ia duduk sambil melipat tangannya, matanya terpejam entah apa yang sedang di pikirkannya. Sementara Mey masih terperangah mendengar ucapan Pak Dev mantan sekretaris lama Rey. Mey yang baru dua bulan bekerja sebagai sekretaris Presdir di perusahaan itu jelas syok mendengarnya.

      "Bagaimana bisa saya menikah dengan beliau? saya kesini hanya datang sebagai tamu undangan Pak Dev." tolak Mey. 

      "Ini juga di luar kendaliku Mey, Nona Silvia calon Pak Rey tiba-tiba pergi dan memutuskan membatalkan pernikahan ini. Semua keluarga besar Pak Rey sudah hadir di sini, orang tua Pak Rey akan sangat marah jika pernikahannya tiba-tiba batal." kata Pak Dev panik. Mey melirik Rey yang masih duduk santai seakan tidak terjadi apa-apa.

      "Tapi Pak." Mey tetap tidak bisa menerimanya.

      "Jika dia tidak mau, Pak Dev tidak perlu memaksanya." kata Rey, matanya yang sedari tadi terpejam kini terbuka. Ia memandang tajam kearah Mey, mendengar hal itu Mey mulai bisa bernapas lega.

      "Hiks, Terimakasi Tuhan." batin Mey.

      "Pak Dev bisa mencarikan orang lain untuk menikah denganku, tapi tentu saja sekaligus sekretaris baru untukku." kata Rey selanjutnya, Mey sontak terperangah mendengarnya.

      Mey tidak bisa kehilangan pekerjaan ini, dirinya sudah sangat lama mencari pekerjaan dan saat di terima di perusahaan Rey ia bertekad untuk bekerja sebaik mungkin agar bisa di angkat menjadi pegawai tetap disana. Cicilan rumah yang di ambilnya sebulan lalu bahkan belum masuk angsuran pertama.

      "Maksud Pak Rey saya di pecat?" tanya Mey seakan ingin memastikan dirinya tidak salah mengartikan ucapan Rey barusan. Rey hanya terdiam dan kembali memejamkan matanya.

      "Ayolah Mey, kau tidak punya pilihan lain." kata Pak Dev membujuk.

      "Tidak, aku tidak akan menikah dengan pria ini. apapun yang terjadi! aku pasti akan mencari pekerjaan lain, bertemu pria yang kucintai, menikah dan hidup bahagia." Ucap Mey dalam hati penuh keyakinan. 

      "Maaf Pak saya tidak bisa!" jawab Mey tegas dan langsung keluar dari ruangan itu, Pak Dev terdiam pasrah, sementara Rey hanya menatap punggung Mey yang berbalik pergi.

      Setengah jam kemudian.

      "Hadirin yang kami hormati, inilah kedua mempelai yang sudah kita nanti-nantikan sejak tadi. Keduanya sesaat lagi akan memasuki aula pernikahan." kata MC tiba-tiba, membuat tamu undangan yang tadi sempat heboh karena acara yang ditunda hampir 1 jam lamanya kini memandang penasaran ke arah pintu aula. 

      "Silahkan masuk kedua mempelai pengantin kita, Rey dan Mey." ucap Mc lagi. 

       Semua sontak kaget mendengar nama yang disebutkan berbeda dengan di undangan, bahkan di papan room jelas tertulis nama Rey dan Silvia. Rey dan Mey memasuki altar pernikahan, Mey menggandeng tangan Rey dengan gemetar. Ia tidak pernah membayangkan akan menikah dengan cara seperti ini dan dengan orang yang tidak dicintainya sama sekali.

      Hal yang lebih tidak masuk akal lagi, lelaki yang akan di nikahinya itu adalah presdir di perusahaan tempat ia bekerja sejak 2 bulan yang lalu. Tekad kuatnya untuk menolak pernikahan konyol ini dikalahkan oleh rasa serakah seorang manusia yang ingin melunasi cicilan rumah dan tidak ingin kehilangan pekerjaan yang sangat sulit di dapatkannya ini. Rey menggenggam tangan Mey yang masih gemetar. 

      "Tenanglah, ini tidak akan lama." bisik Rey lirih. Mey mengangguk pasrah.

      "Bukankah itu Mey? sekretaris Pak Rey dikantor?"

      "Waah, ternyata selama ini mereka ada hubungan diluar hubungan bos dan pegawai."

      "Dimana Silvia? perempuan yang tertulis di undangan?"

      Semua orang mulai berbisik-bisik mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi, sementara Citra rekan Mey yang paling dekat dengannya di kantor sampai tersedak minuman saat melihat Mey yang tadi datang ke pesta ini bersama-sama dengannya sekarang sudah berjalan menuju altar pernikahan sebagai mempelai wanita yang akan menikah hari ini. Nyonya Serly dan Tuan Will orang tua Rey terlihat sama kagetnya, Nyonya Serly bahkan hampir pingsan melihat putranya yang berulah.

      "Reynaldi Rifaldo Putra apakah anda bersedia menerima Meiyanti Marsya sebagai istrimu yang akan menemanimu dalam suka maupun duka, dalam keadaan sehat dan sakit selamanya seumur hidup sampai maut memisahkan?" tanya pendeta.

      "Ya, saya bersedia." jawab Rey tanpa keraguan sedikit pun sambil menggenggam tangan Mey.

      "Meiyanti Marsya apakah anda bersedia menerima Reynaldi Rifaldo Putra sebagai suamimu yang akan menemanimu dalam suka maupun duka, dalam keadaan sehat dan sakit selamanya seumur hidup sampai maut memisahkan?" pendeta melemparkan pertanyaan yang sama kepada Mey.

      Mey terdiam dan tidak langsung menjawab, wajahnya penuh ketakutan dan keraguan sampai pendeta harus mengulang kedua kali pertanyaan itu. Hal ini menimbulkan tanda tanya di dalam benak tamu undangan, Rey menatap Mey tajam dan menggenggam erat tangan Mey seakan mengatakan.

      "Jangan coba-coba berubah pikiran dan berusaha lari dariku sekarang." begitulah yang terlihat dimata Mey.

      "Ya, saya bersedia." jawab Mey pasrah.

      "Baiklah, kalian telah resmi menjadi pasangan suami istri. Mempelai pria silahkan untuk mencium wanita yang sekarang resmi menjadi istrimu ini." kata pendeta.

      Mey tercengang, dia lupa tentang ritual ciuman yang biasa dilakukan pengantin di hadapan para tamu undangan. Mey langsung panik tapi tidak tau harus berbuat apa, ia bahkan hampir terjatuh karena kehilangan keseimbangan tapi Rey dengan sigap menangkap tubuh Mey, Rey bahkan menarik tubuh Mey ke pelukannya hingga tubuh Mey benar-benar menempel erat dengan tubuhnya. Napas Mey tertahan, dia tau apa yang akan dilakukan Rey selanjutnya.

      "Ohh tidak, jangan coba-coba mengambil ciuman pertamakuuuu. Ku mohon." teriak Mey dalam hati tapi kalimat itu tidak bisa di keluarkannya. 

      Rey menyibak veil kain yang menutup wajah Mey, hingga wajah cantik Mey kini bisa diihat jelas olehnya. Rey semakin mendekatkan wajahnya ke arah Mey sementara Mey berusaha menghindari tapi tubuhnya di kunci oleh Rey, Rey semakin mendekatkan bibirnya sampai akhirnya dia berhasil menyentuh bibir Mey yang ranum dan belum tersentuh oleh siapapun.

      Rey mencium Mey dengan amat dalam, hingga Mey tidak bisa berkutik lagi. Dia bisa merasakan bibir lembut Rey yang terasa manis menyatu dengan bibirnya. Mey memejamkan matanya, Ia yang awalnya menolak kini ikut menikmati pagutan dari Rey. Rey yang sadar Mey terbawa perasaan bahkan seakan sengaja membuat ciuman itu berlangsung lama, Ia bahkan mempermainkan lidahnya didalam mulut Mey.

      "Apa ciuman itu rasanya seperti ini?" tanya Mey dalam hati, ini adalah ciuman pertama Mey.

      Saat Rey melepas ciumannya, Mey bahkan merasa sedikit kecewa.

      "Apa kau begitu menikmatinya?" tanya Rey sambil berbisik di telinga Mey, ia menyadari kekecewaan yang tergambar di wajah Mey. Mey yang tersadar dengan siapa ia berciuman langsung mendengus sebal, sementara rey hanya tersenyum licik.

      "Dasar brengsek!" maki Mey dalam hati. 

      Setelah upacara pernikahan selesai, Rey langsung mengajak Mey untuk turun menemui orang tuanya nyonya Serly dan Tuan Will. Nyonya Serly menatap penuh amarah kepada Rey, saat Rey mendekat dia langsung mencubit Rey.

      "Aawww." teriak Rey kesakitan.

      "Apa kau berusaha membuat Mamimu ini jantungan?" tanya Nyonya Serly, Rey tertawa.

      "Maafkan aku Mi." kata Rey.

      "Lalu dimana Silvia?" tanya Tuan Will.

      "Entahlah Pi." jawab Rey sambil mengangkat bahunya, Tuan Will hanya menggangguk seakan mengerti.

      Mey hanya terdiam seperti orang asing melihat percakapan Rey dan orang tuanya. Mey tidak habis pikir dengan keluarga ini, calon menantu mereka menghilang dan mereka bisa sesantai ini seakan semua baik-baik saja seperti tidak ada yang terjadi, Nyonya Serly barulah menyadari keberadaan Mey menantunya.

      "Ohh sini sayangku." kata Nonya Serly dan langsung memeluk Mey, Mey merasa canggung di peluk oleh orang yang saat ini menjadi mertuanya. 

      "Kau pasti terkejut. Maaf kau jadi terlibat kekacauan ini." kata Tuan Will dan juga langsung memeluk Mey, Mey hanya tersenyum tidak tau harus berkata apa.

      "Mulai sekarang kau harus memperlakukan istrimu dengan baik Rey." pesan nyonya Serly kepada putra semata wayangnya itu. 

      "Tentu saja Mi, aku akan memperlakukan istriku dengan baik." jawab Rey dengan senyuman licik, dia bahkan melirik Mey dengan tatapan yang sulit di jelaskan maknanya, seringainya itu terlihat jahat di mata Mey seakan berbanding terbalik dengan yang di ucapkan di depan orang tuanya. Mey yakin di dalam hati Rey berkata.

      "Aku akan memperlakukanmu dengan buruk." Mey langsung bergidik ngeri melihat ekspresi wajah Rey itu.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Amasyong
Hay kak. Lelaki Masa Lalu Suamiku akan kembali up setelah sekian lama. Mohon maaf karena off cukup lama, Terimakasih sudah membaca buku ini.......️ Note: cerita ini tidak mengandung unsur LGBT yah kak. itu hanya salah satu plot cerita saja. Silahkan fokus dengan kisah romance antara Rey dan Mey...
2022-05-20 12:58:38
0
user avatar
e N
waduhhhh, kasian si Mey gak tau suaminya gitu,🥲
2021-09-26 18:11:55
0
user avatar
T.Bob
yah...maho lagi......
2022-03-23 18:55:48
0
18 Chapters
Mendadak Menikahi Presdir
      Setiap wanita pasti memimpikan pernikahan yang sempurna. Pernikahan sakral yang di hadiri oleh semua orang-orang terkasih dari kedua mempelai, ada yang mengatakan saat seorang wanita menikah maka di hari pernikahannya itu ia akan menjadi wanita yang paling cantik dibanding wanita lainnya dan akan menjadi ratu selama 1 hari penuh di hari pernikahannya.      Kedua mempelai kemudian akan menyatukan langkah kaki, berjalan dengan penuh kebahagiaan dan kesyukuran menuju altar pernikahan untuk bersama-sama mengucap janji setia pernikahan di hadapan pendeta. Lalu di akhir, pengantin pria akan memberikan ciuman mendebarkan, penuh kehangatan dan cinta untuk pengantin wanitanya.      Seperti itulah bayangan pernikahan yang selalu di impikan oleh Mey. Namun tiba-tiba mimpi indah itu lenyap begitu saja, meninggalkan rasa kecewa dan patah hati untuk Mey. Semua itu berawal dari keputusan Mey untuk hadir di acara pernikahan Presdir
last updateLast Updated : 2021-08-23
Read more
Kemarahan Ayah Bunda
      Citra yang sudah menunggu Mey di depan ruang ganti langsung menarik Mey menuju ke toilete. Untung saja Rey masih harus bertemu kolega bisnisnya, jadi Mey meminta untuk kembali ke ruang ganti lebih dulu, kebetulan pak Dev sudah menunggu Mey di sana.       "Aku butuh penjelasan darimu Mey." kata Citra setelah memastikan tidak ada orang lain selain mereka di toilet itu.      "Aduhhh aku juga gak tau Cit." kata Mey, ia terduduk lesu di hadapan Citra.       "Oh Tuhan, kamu tadi berangkat bareng aku Mey tapi kenapa tiba-tiba sekarang kamu..." Citra menunjuk ke arah gaun pengantin Mey.      "Oke, tadi aku di panggil Pak Dev, terus tiba-tiba kata dia calon istri Pak Rey menghilang dan dia minta aku gantiin si Silvia itu untuk nikah sama Pak Rey." kata Mey menjelaskan.      "Lalu kamu setuju begitu saja?" tanya Citra.     &nb
last updateLast Updated : 2021-08-23
Read more
Suami Istri
      Mey tercengang dengan kemampuan Rey memanipulasi jawabannya di hadapan ayah dan ibunya, dengan cepat mereka mengerti dengan keadaan yang menyebabkan pernikahan dadakan itu. Rey mengatakan bahwa awalnya dia di jodohkan oleh Silvia, tapi karena rasa cintanya pada Mey membuatnya berani berbuat nekat untuk menghadirkan Mey sebagai mempelai wanitanya di acara pernikahannya sendiri agar orang tua Rey tidak bisa berbuat apa-apa di depan awak media dan akhirnya terpaksa membiarkan Rey menikahi wanita yang di cintainya yaitu Mey. Ia juga mengatakan bahwa dirinya tidak ingin melibatkan orang tua Mey dalam masalah percintaan mereka, Mey hanya geleng-geleng kepala mendengar semua kebohongan Rey.       "Bunda sempat berpikir kalau Mey tidak akan mudah mendapatkan pasangan karena Mey yang terlalu pemilih." ucap bu Dela tiba-tiba. Rey tertawa mendengar ucapan bundanya Mey, ia bahkan melirik Mey dengan tatapan mengejek.      "B
last updateLast Updated : 2021-08-24
Read more
Malam Pertama
      Rey baru saja selesai mandi saat di lihatnya Mey yang kini tertidur, ia hendak membangunkannya tapi di urungkannya niat itu. Tiba-tiba ide jahil Rey melintas di pikirannya, Rey tersenyum jahat kepada Mey. Saat Mey terbangun dilihatnya Rey yang sudah sibuk di depan laptopnya, saat akan bersiap untuk mandi Rey menyuruhnya untuk pergi membelikannya segelas kopi di cafe yang ada di depan hotel.      "Tidak bisakah aku membelikannya setelah mandi? lagi pula di sini juga disediakan kopi instan kemasan." kata Mey mencoba menolak.      "Ahh, saat ini kepalaku terasa sakit sekretaris Mey, aku harus minum segelas kopi untuk bisa menyelesaikan pekerjaan ini segera dan lagi aku tidak biasa minum kopi instan." ucap Rey, mendengar Rey menyebutkan kata sekretaris akhinya dengan berat hati ia melakukan apa yang di perintahkan oleh presdir perusahaan yang saat ini telah menjadi suaminya itu.      "Baik Pak Pres
last updateLast Updated : 2021-08-25
Read more
Kemarahan Mey
       Mey sedang membereskan pakaiannya saat Rey kembali ke kamar hotel, Rey tidak berbicara apapun pada Mey begitu pula sebaliknya. Rey hanya meletakkan surat perjanjian kontrak pernikahan di tempat tidur, Mey tidak peduli dan hanya sibuk mengemasi pakaiannya.        "Bacalah, jika ada yang ingin kamu tambahkan katakan saja." kata Rey datar dan mulai membuka permbicaraan.        "Aku tidak akan melanjutkan pernikahan ini." ucap Mey sama datarnya.       Rey terdiam dan menarik napas dalam.        "Bukankah sudah ku bilang kamu tidak akan pernah bisa lari dari pernikahan ini?" kata Rey, ada emosi yang tertahan di balik suaranya itu.       "Aku bahkan belum menandatangani kontraknya. Jadi aku berhak untuk mundur sekarang." jawab Mey hendak pergi meninggalkan Rey.       Rey langsung be
last updateLast Updated : 2021-08-25
Read more
Permohonan Maaf
      Rey melajukan mobilnya, ia bergegas menuju kerumah Mey untuk memintanya ikut bersamanya. Namun saat tiba dirumah Mey, ternyata Mey tidak ada di sana. Kehadiran Rey justru membuat bu Dela bingung dan bertanya-tanya.      "Ada apa Nak Rey? Loh, Meynya mana?" tanya Bunda Dela dengan tatapan menyelidik, ia terlihat celingukan mencari keberadaan putrinya.      Rey terdiam, ia benar-benar kaget mengetahui kalau Mey tidak pulang kerumahnya.       "Pergi kemana dia?" batin Rey.      "Nak Rey?" panggil bu Dela membuyarkan lamunan Rey.      "Ahh, saya di suruh Mey untuk mengambil..." Rey memutar otak memikirkan alasan, karena tidak mungkin ia mengatakan bahwa mereka sedang bertengkar.      "Ohh, ada yang ketinggalan? Ayok masuk Nak Rey kekamar." ajak bu Dela.      Rey yang belum mendapat alasan yang tepat akh
last updateLast Updated : 2021-08-27
Read more
Keluarga Suami
      Rey tiba di rumahnya, ia langsung di sambut tatapan tajam nyonya Serly dan tuan Will. Rey berusaha mengabaikan tatapan tajam itu, namun semakin di abaikannya semakin risih saja Rey di buatnya. Kemanapun Rey melangkah tatapan itu mengikuti dan mengintimidasinya.      "Mami, Papi, jangan tatap aku seperti penjahat begitu dong." protes Rey tidak tahan lagi.      Mami mendekatinya      "Dimana menantu Mami?" tanya nyonya Serly dengan tatapan kesal, Rey menghelas napas.      "Besok aku jemput dia, Mami tenang saja."       "Ehemm, jangan coba-coba berbohong kepada kami Rey." kata tuan Will dengan suara datar.      "Iya, Rey tidak bohong."       Saat mereka sedang serius berbicara, sepupu Rey Exel muncul dari arah pintu depan.      "Halo Tante." sapanya dengan senyuman lebar, ia
last updateLast Updated : 2021-08-29
Read more
Kontrak Pernikahan
      Mey menatap penuh selidik, ia terpaksa mendorong Rey dengan sedikit kekuatannya hingga Rey pun terdorong dan pintu kamarnya terbuka. Mey menutup mulutnya dengan tangan saking terkejutnya, ia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini.       "Kenapa kamar Pak Rey.." Mey tidak melanjutkan kalimatnya, Rey hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan wajah yang memerah padam.       Mey melangkah masuk, sejujurnya ia bingung harus senang atau justru merasa heran. Kamar Rey terlihat layaknya kamar pengantin pada umumnya, hiasan vas bunga berisi mawar merah segar, ditambah helai demi helai bunga mawar terhampar di atas kasur. Dimeja terdapat lilin aroma terapi menenangkan dengan aroma yang sama yaitu mawar. Rey terlihat kebingungan sama seperti dirinya, Mey tahu ini pasti bukan perbuatan Rey.      "Kamu tidak akan berpikir aku yang menyiapkan semua ini kan?" tanya Rey berusaha me
last updateLast Updated : 2021-09-04
Read more
Bulan Madu
      Rey tersedak mendengar ucapan maminya, suasana dimeja makan pagi itu sedikit canggung. Mey hanya bisa diam terpaku, sementara Exel terlihat mencoba menahan tawanya.       "Aku sibuk banget di kantor Mi, mana ada waktu untuk hal yang seperti itu." tolak Rey sedikit kesal.       "Loh, memangnya kenapa? Lagi pula mulai hari ini ada Exel yang akan membantu pekerjaanmu dikantor." kata nyonya Serly tidak mau kalah.      "Yah, kamu boleh pergi untuk berbulan madu dengan Mey. Aku akan membantumu menyelesaikan pekerjaanmu Rey dan soal rapat hari ini biar aku yang mengurusnya." sambung Exel, yang justru dibalas tatapan tajam oleh Rey.      "Sepertinya tidak perlu seperti itu Mi, Mey mengerti dengan kesibukkan Rey." ucap Mey berusaha memberi dukungan pada suaminya.     "Tidak sayang, mami sudah mendiskusikan hal ini dengan papi semalam. Papi juga sudah me
last updateLast Updated : 2021-09-24
Read more
Perasaan Bersalah
      "Kenapa kau tidak mengenalkan aku pada istrimu itu Rey?" tanya pria itu.       "Dia tidak perlu mengenalmu Jo." kata Rey dingin.       "Hahaha. Sepertinya kau takut aku akan mengatakan banyak hal padanya." Pria bernama Jo itu tertawa, sementara Rey hanya terdiam dan berusaha mengendalikan emosinya yang hampir meledak.       "Sebaiknya kau pergi dari sini!" ucap Rey dan langsung melangkah pergi meninggalkan Jo.       Jo berbalik dan menatap punggung Rey dengan senyum kecil yang tergambar di wajahnya. Ia bahkan terus memandangi Rey hingga bayangan Rey hilang di balik pintu villa.       Rey segera menutup pintu sesaat setelah ia masuk ke dalam villa, namun ia masih terdiam di balik pintu. Wajahnya yang tadinya pucat, kini berubah merah padam penuh amarah.       "Apa Pak Rey baik-baik saja?" tanya Mey yang tiba-tiba muncul dari ar
last updateLast Updated : 2021-09-27
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status