Share

Suami Istri

Author: Amasyong
last update Last Updated: 2021-08-24 23:06:07

      Mey tercengang dengan kemampuan Rey memanipulasi jawabannya di hadapan ayah dan ibunya, dengan cepat mereka mengerti dengan keadaan yang menyebabkan pernikahan dadakan itu. Rey mengatakan bahwa awalnya dia di jodohkan oleh Silvia, tapi karena rasa cintanya pada Mey membuatnya berani berbuat nekat untuk menghadirkan Mey sebagai mempelai wanitanya di acara pernikahannya sendiri agar orang tua Rey tidak bisa berbuat apa-apa di depan awak media dan akhirnya terpaksa membiarkan Rey menikahi wanita yang di cintainya yaitu Mey. Ia juga mengatakan bahwa dirinya tidak ingin melibatkan orang tua Mey dalam masalah percintaan mereka, Mey hanya geleng-geleng kepala mendengar semua kebohongan Rey. 

      "Bunda sempat berpikir kalau Mey tidak akan mudah mendapatkan pasangan karena Mey yang terlalu pemilih." ucap bu Dela tiba-tiba. Rey tertawa mendengar ucapan bundanya Mey, ia bahkan melirik Mey dengan tatapan mengejek.

      "Bunda.. Kan mencari pasangan itu harus hati-hati, Bunda gak mau kan Mey batal menikah karena salah pilih pasangan? apalagi sampe di tinggal kabur saat hari pernikahan." jawab Mey menyindir Rey, bu Dela yang tidak mengerti maksud putrinya itu hanya mengangguk mengiyakan ucapan Mey.

      Rey langsung menatap sinis ke arah Mey yang sudah berani menyindirnya. 

      "Apa kamu tidak lagi melihatku sebagai bosmu di kantor?" bisik Rey marah. 

      "Bukankah Pak Rey adalah suamiku sekarang? Bapak bilang akan menjalaninya dengan serius." balas Mey berbisik tak mau kalah. 

      "Mmm, sepertinya kami harus kembali ke hotel lagi Ayah, Bunda." pamit Rey, ia mulai fasih memanggil orang tua Mey dengan panggilan ayah dan bunda. 

      "Ohh iya Nak Rey, tolong jaga Mey yah." kata pak Anjas berpesan. 

      "Baik Ayah, secepatnya saya akan mengundang Ayah dan Bunda untuk bertemu dengan orang tua saya." kata Rey sebelum pergi.

      "Baiklah Nak Rey." jawab bu Dela  tersenyum.    

       Rey hendak pergi saat di sadarinya Mey terlihat hanya diam tidak mengikuti langkahnya. Pak Anjas dan bu Dela juga ikut menatap Mey yang seperti tidak mengerti dengan situasinya.

      "Apa kamu tidak akan ikut dengan suamimu?" tanya bu Dela.

      "Ahh iya Bunda, ini Mey mau ikut." jawab Mey.

      Mey yang baru ingat kalau ia sekarang sudah bersuami langsung bergegas masuk ke dalam kamar dan mengambil beberapa lembar pakaian. Sebelum pergi bunda sempat berbisik padanya.

      "Jangan lupa buatkan bunda cucu yang ganteng seperti suamimu itu." pesan Bunda di telinga Mey, Mey sontak panik mendengarnya dan langsung tertawa garing, segera di tariknya Rey untuk pergi dari rumahnya itu.

      "Ternyata keluargamu cukup unik." ucap Rey saat mereka sudah didalam mobil.

      "Keluarga pak Rey juga sama uniknya." jawab Mey malas.

      "Maksud kamu?" tanya Rey tidak mengerti.

      "Ahh bukan apa-apa." ucap Mey, bagi Mey keluarga Rey sama anehnya. Mereka menganggap pernikahan anaknya seperti hal yang biasa saja bahkan sekalipun mempelai wanitanya kabur dan anaknya menikahi wanita lain mereka tetap menganggap semuanya baik-baik saja.

      "Apakah kontraknya sudah siap?" tanya Mey.

      "Mungkin sebentar sudah ada." jawab Rey.

      Rey tiba-tiba menatap Mey dingin, ia sadar perubahan sikap Mey yang sepertinya tidak lagi melihatnya sebagai atasannya di kantor. Sejak tadi bahkan Mey berbicara dengan bahasa yang santai tanpa rasa segan sama sekali.

      "Apa kamu sudah lupa bahwa aku atasanmu di kantor Mey?" tanya Rey.

      "Yaa.. pak Rey adalah atasan saya di kantor dan di luar kantor bapak tetaplah suami saya." jawab Mey santai. 

       Rey terperangah mendengarnya, ia tidak habis pikir ada orang yang berani bertingkah seperti itu di depannya apalagi orang itu adalah pegawai di kantornya. Mey tersenyum lebar ke arah Rey, bagi Mey ini adalah medan pertempuran yang sudah dipilihnya sejak beberapa jam yang lalu maka dia akan berjuang keras untuk memenangkan pertempuran bodoh ini.

      Mey tidak akan membiarkannya di tindas oleh Rey yang saat ini berstatus sebagai bos sekaligus suaminya itu, ia bahkan sudah mempertaruhkan masa depan dan juga impian pernikahan yang sudah di bangunnya sejak dulu hanya karena ingin menolong Rey. Jadi Mey berharap Rey bisa sedikit berterimakasih padanya. 

      "Bapak bilang akan menjalaninya dengan serius bukan? maka saya pun akan menjalani peran saya dengan serius." kata Mey dengan sangat berani. Rey menghela napas, sadar sepertinya wanita ini serius ingin bermain-main dengannya. 

      "Baiklah." kata Rey dan langsung melajukan mobilnya menuju hotel. 

       Rey mengajak Mey menuju ke kamar hotel tempat mereka akan menginap sebagai sepasang suami istri malam ini. Saat tiba di depan kamar mereka, Mey terlihat ragu dan takut untuk masuk ke dalam, ia bahkan belum siap untuk menjadi seorang istri dan sekarang dia justru menjadi istri presdir di perusahaanya. Keberaniannya di dalam mobil tadi seakan lenyap tertiup angin. 

      "Apa kamu berubah pikiran? Katamu kamu akan melakukannya dengan serius." tanya Rey, ia berdiri tepat di belakang Mey yang masih berdiri mematung di depan pintu kamar hotel.

      "Bukankah kamu harus bersiap untuk malam yang panjang ini istriku?" bisik Rey, Mey yang merasa tertantang itu langsung meraih kunci kamar di tangan Rey dan membuka pintu kamarnya.

      "Siapa takut?" batin Mey. 

      Rey tertawa melihat tingkah Mey, diikutinya langkah Mey masuk ke dalam kamar hotel. Mey yang berusaha mengumpulkan semua keberanian didalam dirinya justru terduduk kaku di sofa kamar. Rey sendiri terlihat santai, setelah meletakkan koper miliknya ia langsung membuka pakaiannya tanpa ragu di depan Mey, Mey sontak berteriak dan menutup wajahnya.

      "Apa Pak Rey tidak bisa berganti di kamar mandi saja?" tanya Mey masih menutup matanya. 

      "Tidak bisa! Aku akan berganti dimanapun aku mau, bukankah seharusnya kau senang melihat tubuh suamimu yang atletis ini?" tanya Rey menggoda Mey. 

      Mey yang panik langsung berdiri dan mendorong Rey menuju ke kamar mandi, Rey sempat menolak tapi Mey terus mendorongnya sambil tetap memejamkan matanya dan akhirnya ia justru tak sengaja mendorong Rey ketempat tidur. Mey yang kehilangan keseimbangan juga ikut terdorong dan kini tubuhnya justru dalam posisi menindih tubuh Rey, dada bidang Rey yang sedang tidak tertutup baju itu terasa hangat di tubuh Mey.

      Mey sontak membuka matanya, kini dia bisa melihat jelas wajah Rey yang tampan dan tubuhnya yang atletis dengan sangat dekat. Iris mata Rey berwarna kecoklatan, rambutnya yang hitam mengkilat dan tertata rapi serta garis wajah yang tegas membuat wajah Rey terlihat begitu tampan.

      Mey ingat bahwa bos nya ini memang terkenal tampan menurut para teman-temannya di kantor, tapi ia tidak pernah menyadarinya sampai hari ini ia melihatnya sendiri dengan jarak yang sangat dekat. Mey menatap mata Rey cukup lama, ia bisa merasakan napas Rey di wajahnya hal itu membuat wajah Mey spontan memerah karena malu.

      "Apa kamu sudah sangat tidak sabar istriku?" tanya Rey membuyarkan lamunan Mey. 

      Mey yang sadar dengan posisi mereka saat ini langsung bangkit dan berbalik membelakangi Rey.

      "Bukankah sudah ku bilang Bapak sebaiknya ganti pakaian di kamar mandi?" kata Mey tergagap.

      "Baiklah, aku akan berganti pakaian di kamar mandi seperti permintaanmu." kata Rey kesal dan langsung bangkit dari tempat tidur. 

      "Setelah ini kamu sebaiknya mandi." kata Rey lagi. Mey langsung kaget mendengarnya.

      "Untuk apa Pak Rey menyuruhku mandi?" tanya Mey panik.

      "Hahhh. Apa kau akan tidur di sampingku dengan aroma keringatmu itu?" tanya Rey heran, Rey langsung mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.

       Mey terdiam dan sedikit tersinggung dengan ucapan Rey, tapi ia juga membenarkan perkataannya, ia tidak mungkin tidur dalam keadaan tubuh berkeringat seperti ini. Mey merasa sepertinya ia terlalu berpikiran negatif, di elusnya dadanya yang masih berdebar-debar tidak karuan.       

Related chapters

  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Malam Pertama

    Rey baru saja selesai mandi saat di lihatnya Mey yang kini tertidur, ia hendak membangunkannya tapi di urungkannya niat itu. Tiba-tiba ide jahil Rey melintas di pikirannya, Rey tersenyum jahat kepada Mey. Saat Mey terbangun dilihatnya Rey yang sudah sibuk di depan laptopnya, saat akan bersiap untuk mandi Rey menyuruhnya untuk pergi membelikannya segelas kopi di cafe yang ada di depan hotel. "Tidak bisakah aku membelikannya setelah mandi? lagi pula di sini juga disediakan kopi instan kemasan." kata Mey mencoba menolak. "Ahh, saat ini kepalaku terasa sakit sekretaris Mey, aku harus minum segelas kopi untuk bisa menyelesaikan pekerjaan ini segera dan lagi aku tidak biasa minum kopi instan." ucap Rey, mendengar Rey menyebutkan kata sekretaris akhinya dengan berat hati ia melakukan apa yang di perintahkan oleh presdir perusahaan yang saat ini telah menjadi suaminya itu. "Baik Pak Pres

    Last Updated : 2021-08-25
  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Kemarahan Mey

    Mey sedang membereskan pakaiannya saat Rey kembali ke kamar hotel, Rey tidak berbicara apapun pada Mey begitu pula sebaliknya. Rey hanya meletakkan surat perjanjian kontrak pernikahan di tempat tidur, Mey tidak peduli dan hanya sibuk mengemasi pakaiannya. "Bacalah, jika ada yang ingin kamu tambahkan katakan saja." kata Rey datar dan mulai membuka permbicaraan. "Aku tidak akan melanjutkan pernikahan ini." ucap Mey sama datarnya. Rey terdiam dan menarik napas dalam. "Bukankah sudah ku bilang kamu tidak akan pernah bisa lari dari pernikahan ini?" kata Rey, ada emosi yang tertahan di balik suaranya itu. "Aku bahkan belum menandatangani kontraknya. Jadi aku berhak untuk mundur sekarang." jawab Mey hendak pergi meninggalkan Rey. Rey langsung be

    Last Updated : 2021-08-25
  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Permohonan Maaf

    Rey melajukan mobilnya, ia bergegas menuju kerumah Mey untuk memintanya ikut bersamanya. Namun saat tiba dirumah Mey, ternyata Mey tidak ada di sana. Kehadiran Rey justru membuat bu Dela bingung dan bertanya-tanya. "Ada apa Nak Rey? Loh, Meynya mana?" tanya Bunda Dela dengan tatapan menyelidik, ia terlihat celingukan mencari keberadaan putrinya. Rey terdiam, ia benar-benar kaget mengetahui kalau Mey tidak pulang kerumahnya. "Pergi kemana dia?" batin Rey. "Nak Rey?" panggil bu Dela membuyarkan lamunan Rey. "Ahh, saya di suruh Mey untuk mengambil..." Rey memutar otak memikirkan alasan, karena tidak mungkin ia mengatakan bahwa mereka sedang bertengkar. "Ohh, ada yang ketinggalan? Ayok masuk Nak Rey kekamar." ajak bu Dela. Rey yang belum mendapat alasan yang tepat akh

    Last Updated : 2021-08-27
  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Keluarga Suami

    Rey tiba di rumahnya, ia langsung di sambut tatapan tajam nyonya Serly dan tuan Will. Rey berusaha mengabaikan tatapan tajam itu, namun semakin di abaikannya semakin risih saja Rey di buatnya. Kemanapun Rey melangkah tatapan itu mengikuti dan mengintimidasinya. "Mami, Papi, jangan tatap aku seperti penjahat begitu dong." protes Rey tidak tahan lagi. Mami mendekatinya "Dimana menantu Mami?" tanya nyonya Serly dengan tatapan kesal, Rey menghelas napas. "Besok aku jemput dia, Mami tenang saja." "Ehemm, jangan coba-coba berbohong kepada kami Rey." kata tuan Will dengan suara datar. "Iya, Rey tidak bohong." Saat mereka sedang serius berbicara, sepupu Rey Exel muncul dari arah pintu depan. "Halo Tante." sapanya dengan senyuman lebar, ia

    Last Updated : 2021-08-29
  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Kontrak Pernikahan

    Mey menatap penuh selidik, ia terpaksa mendorong Rey dengan sedikit kekuatannya hingga Rey pun terdorong dan pintu kamarnya terbuka. Mey menutup mulutnya dengan tangan saking terkejutnya, ia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. "Kenapa kamar Pak Rey.." Mey tidak melanjutkan kalimatnya, Rey hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan wajah yang memerah padam. Mey melangkah masuk, sejujurnya ia bingung harus senang atau justru merasa heran. Kamar Rey terlihat layaknya kamar pengantin pada umumnya, hiasan vas bunga berisi mawar merah segar, ditambah helai demi helai bunga mawar terhampar di atas kasur. Dimeja terdapat lilin aroma terapi menenangkan dengan aroma yang sama yaitu mawar. Rey terlihat kebingungan sama seperti dirinya, Mey tahu ini pasti bukan perbuatan Rey. "Kamu tidak akan berpikir aku yang menyiapkan semua ini kan?" tanya Rey berusaha me

    Last Updated : 2021-09-04
  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Bulan Madu

    Rey tersedak mendengar ucapan maminya, suasana dimeja makan pagi itu sedikit canggung. Mey hanya bisa diam terpaku, sementara Exel terlihat mencoba menahan tawanya. "Aku sibuk banget di kantor Mi, mana ada waktu untuk hal yang seperti itu." tolak Rey sedikit kesal. "Loh, memangnya kenapa? Lagi pula mulai hari ini ada Exel yang akan membantu pekerjaanmu dikantor." kata nyonya Serly tidak mau kalah. "Yah, kamu boleh pergi untuk berbulan madu dengan Mey. Aku akan membantumu menyelesaikan pekerjaanmu Rey dan soal rapat hari ini biar aku yang mengurusnya." sambung Exel, yang justru dibalas tatapan tajam oleh Rey. "Sepertinya tidak perlu seperti itu Mi, Mey mengerti dengan kesibukkan Rey." ucap Mey berusaha memberi dukungan pada suaminya. "Tidak sayang, mami sudah mendiskusikan hal ini dengan papi semalam. Papi juga sudah me

    Last Updated : 2021-09-24
  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Perasaan Bersalah

    "Kenapa kau tidak mengenalkan aku pada istrimu itu Rey?" tanya pria itu. "Dia tidak perlu mengenalmu Jo." kata Rey dingin. "Hahaha. Sepertinya kau takut aku akan mengatakan banyak hal padanya." Pria bernama Jo itu tertawa, sementara Rey hanya terdiam dan berusaha mengendalikan emosinya yang hampir meledak. "Sebaiknya kau pergi dari sini!" ucap Rey dan langsung melangkah pergi meninggalkan Jo. Jo berbalik dan menatap punggung Rey dengan senyum kecil yang tergambar di wajahnya. Ia bahkan terus memandangi Rey hingga bayangan Rey hilang di balik pintu villa. Rey segera menutup pintu sesaat setelah ia masuk ke dalam villa, namun ia masih terdiam di balik pintu. Wajahnya yang tadinya pucat, kini berubah merah padam penuh amarah. "Apa Pak Rey baik-baik saja?" tanya Mey yang tiba-tiba muncul dari ar

    Last Updated : 2021-09-27
  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Berkenalan Dengan Pria Asing

    "Aahh, akhirnya.." Mey mengusap perutnya yang terasa penuh setelah makan begitu banyak di sebuah warung yang tak jauh dari klinik. "Seharusnya kita bisa mencari tempat makan yang jauh lebih enak di kota." ucap Rey sembari mengemudikan mobilnya menuju ke villa. "Apa Pak Rey tidak pernah dengar istilah, saat lapar apapun akan terasa enak. Lagipula makanan diwarung tadi cukup enak." Sahut Mey. "Yahhh, aku tahu seenak apa makanan disitu, sampai seorang perempuan menghabiskan 2 piring nasi dan semangkuk mie instan plus telur 2 butir" kata Rey sambil melirik ke arah Mey, Mey balas menatap sinis ke aras Rey. "Bukankah ini semua karena Pak Rey yang tidak mengajakku makan sejak siang tadi? Cihhh, harusnya Bapak merasa bersalah. Bukan malah mengejek porsi makanku." "Tentu saja aku merasa bersalah, ta

    Last Updated : 2021-10-06

Latest chapter

  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Kekesalan Rey

    “Hati-hati yah.” Pesan Dela saat melepas kepergian Mey dan Rey. Mey sebenarnya tidak ingin semobil dengan Rey, tapi dirinya tidak ingin membuat bunda curiga.“Aku tidak melakukannya.” Tiba-tiba Rey bersuara dan memecah keheningan.“Melakukan apa?” Mey bertanya dengan sedikit malas.“Aku tidak memecat siapapun!” Rey mengatakan hal itu dengan tatapan lurus kedepan. Kali ini dia sendiri yang membawa mobil tanpa sopirnya Coki.“Memangnya aku percaya? Siapa lagi yang bisa melakukan itu?” Tegas Mey menolak percaya. “Mami..” Jawab Rey kesal karena terus dituduh oleh Mey.Mey terperangah mendengar ucapan Rey, dia tidak akan bisa percaya jika Serly yang melakukan hal setega itu. Selama berapa hari ini dia bisa menilai orang seperti apa Serly itu. Dia sangat baik dan memperlakukan Mey seperti anaknya sendiri.“Jangan coba berbohong ya!” ancam Mey, ia kini benar-benar lupa bahwa Rey adalah bosnya.“Aku serius Mey. Berhati-hati lah pada Mami, dia bisa saja berubah jadi orang yang kejam.” Pesan R

  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Luapan Amarah

    Mey berjalan dengan tanpa takut, semua orang tampak bersikap biasa. Tidak! Lebih tepatnya orang-orang dikantor ini tidak ada lagi yang mengenalinya. Mey bahkan tidak mengenali mereka. Mey ingat sempat berkenalan dengan beberapa pegawai disini saat pertama bekerja, mereka pun tidak lagi ada disini. Ia berjalan menuju keruangan Rey, karena tepat didepan pintu ruangan Rey meja sekretaris berada.‘Apa aku terlalu egois? Bagaimana bisa begitu banyak orang kehilangan pekerjaan karena diriku’ batin Mey penuh penyesalan, andai saja dia tahu akibatnya sudah tentu dia akan menolak tawaran pernikahan itu. Mey bahkan menerima tawaran itu karena takut kehilangan pekerjaan, nyatanya hal itu justru terjadi pada orang lain karena dirinya.Ditengah kesedihannya Citra datang mengagetkannya. “Jangan menyalahkan dirimu sendiri, ini bukan salahmu Mey. Kau hanya sedang memperjuangkan nasibmu sendiri.” Ucap Citra, ia sadar Mey begitu terkejut dengan kabar itu dan merasa bersalah.“Tapi tetap saja, memecat b

  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Setelah Hari Pernikahan

    Mey menata rambutnya dengan begitu rapi, ia bahkan mengenakan pakaian yang selama ini digunakannya untuk bekerja sebagai sekretaris Rey. Ini sudah lebih seminggu dirinya tidak masuk untuk bekerja. Ia melirik ke arah Rey yang masih tertidur lelap, ia jelas bebas bangun jam berapapun karena posisinya sebagai bos di perusahaan itu. “Haahh, seandainya saja aku terlahir dengan keberuntungan seperti itu, sudah pasti aku akan bangun sesiang yang aku bisa.” Keluhnya sembari terus merapikan pakaiannya. “Kau harus banyak berbuat baik agar keberuntungan bisa berpihak padamu.” Celetuk Rey dengan tatapan yang masih terpejam, membuat Mey tercekat saking kagetnya. “Kau sudah bangun?” tanya Mey panik. Rey perlahan membuka matanya dan bangkit dari tidurnya, ia menatap ke arah Mey yang sudah berpakaian rapi. “Memangnya kau pikir orang kaya sepertiku selalu bangun siang? Kami punya aktifitas yang begitu banyak yang tidak kalian ketahui.” Jelas Rey. “Haha, yaaa. Aku yang miskin ini pun sama punya ban

  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Sebuah Panggilan Telepon

    “Apa pak Rey masih marah padaku?” Tanya Mey dengan wajah polosnya, sudah sejak kemarin Rey terus mendiami Mey. Mey jadi merasa bersalah dan canggung sendiri.“Berkemaslah, kita akan pulang hari ini.” Rey tidak menggubris pertanyaan Rey. Mey memanyunkan bibirnya seolah kecewa karena Rey tidak menjawab pertanyaannya.Selama perjalanan Rey terus mendiamkan Mey, Mey sendiri tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya bisa diam dan berpura-pura mengabaikannya. Setibanya dirumah Serly dan Will langsung menyambut anak menantunya.“Ya Ampun, kenapa kalian pulang lebih awal? Bukankah sudah aku katakan untuk menikmati waktu bulan madu.” Protes Serly ketika melihat Rey dan Mey tiba di kediaman mereka.“Ehemm, jadi apakah kalian sudah melakukannya?” tanya Will mencoba bertanya pada Rey.“Melalukan apa?” Tanya Rey bingung.“Apalagi? Tentu saja membuat cucu untuk kami.” Will menjawab tanpa basa basi, membuat Mey seketika tersipu malu. Rey pun sama kagetnya mendengar ucapan sang ayah yang tidak sepatutn

  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Akhirnya Ketemu!

    Exel berjalan dengan langkah panjang, ia seolah sengaja menjauh dari Mey. Mey yang berjalan dibelakangnya sesekali memanggilnya mencoba menanyakan keadaan Exel.“Apa kau baik-baik saja? Ku pikir tadi kau hampir mati.” Teriak Mey dengan lantang. Jarak yang cukup jauh membuatnya sedikit berteriak, tapi Exel seolah abai dan tidak peduli.“Ssial, wajahku terus saja memanas.” Batin Exel mengumpat, sesekali di sentuhnya pipinya sendiri yang terasa menghangat. Dirinya membayangkan bagaimana bibir Mey ketika menyentuh bibirnya saat itu.“Aaaggghh..” teriak Exel tanpa sadar, membuat Mey terlonjak kaget dan gegas berlari ke arahnya.“Kenapa? Ada apa? apa ada yang terluka?” Tanya Mey panik, ia bahkan langsung memperhatikan tubuh Exel mencoba mencari apakah ada luka disana.Exel langsung menepis tangan Mey dengan canggung.“Tidak, tidak! Aku baik-baik saja. Ayo kita pulang!” Ajak Exel dan langsung memalingkan wajahnya. Mey menatapnya heran, karena tingkah Exel yang aneh.“Bisa-bisanya wanita ini

  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Nafas Buatan

    Rey terbangun kaget, dilihatnya jam yang menunjukan bahwa sudah hampir setengah jam lebih dirinya terlelap. Dengan cepat ia bangkit dari pembaringan, ia berpikir untuk mencari Mey. Dia sadar, seharusnya dia tidak bersikap dingin seperti itu kepada Mey.Tok. Tok. Tok.Ketukan berulang di pintu kamar Mey tidak mendapatkan respon, Rey spontan membuka pintu kamar dan ternyata kosong tidak terkunci.“Kemana perginya?” Rey mencari di halaman belakang villa dan beberapa tempat lainnya tapi keberadaan Mey tidak ada disana. Akhirnya Rey memutuskan untuk menanyakannya kepada penjaga villa, mereka hanya berkata bahwa mereka sempat melihat Mey keluar menuju ke arah jalan desa.Dengan cepat Rey menyisir jalanan desa untuk menemukan Mey. Tapi Mey tidak ada dimanapun, perasaan Rey mulai tidak tenang. Kalau sampai terjadi apa-apa pada Mey, sudah barang tentu dia yang akan disalahkan oleh semua orang.“Aahh, sial! Kemana sih perginya wanita itu?” Tiba-tiba dia teringat akan Jo, dia berada divilla ya

  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Penguntit Tampan

    Mey memperhatikan perubahan suasana hati Rey sejak tadi mereka bertemu dengan Jo, Rey terus saja diam bahkan hingga mereka sampai di villa. Hal itu membuat Mey bertanya-tanya dalam hati ada apa dengan Rey. Perubahan sikap ini sama persis dengan yang terjadi saat pertama kali dia bertemu dengan Jo didepan villa. “Pak Rey kenapa? Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiran bapak?” tanya Mey dengan hati-hati. “Aah tidak, tidak ada apa-apa. Aku hanya lelah saja.” Kata Rey sebelum masuk kedalam kamarnya. “Perasaan kita tidak berjalan sejauh itu. Kenapa dia sudah terlihat sangat kelelahan?” Batin Mey. Mey semakin penasaran saja dengan hubungan Rey dengan Jo, hubungan antara para pria biasanya sangat jarang terlibat konflik kecuali karena satu hal. Mey mulai membuat spekulasi sendiri. “Aahh, apa mereka teman yang jatuh cinta pada satu wanita seperti yang terjadi di film-film? Lalu mereka yang awalnya berteman kini berubah menjadi musuh.” Gumam Mey mulai menerka-ne

  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Berkenalan Dengan Pria Asing

    "Aahh, akhirnya.." Mey mengusap perutnya yang terasa penuh setelah makan begitu banyak di sebuah warung yang tak jauh dari klinik. "Seharusnya kita bisa mencari tempat makan yang jauh lebih enak di kota." ucap Rey sembari mengemudikan mobilnya menuju ke villa. "Apa Pak Rey tidak pernah dengar istilah, saat lapar apapun akan terasa enak. Lagipula makanan diwarung tadi cukup enak." Sahut Mey. "Yahhh, aku tahu seenak apa makanan disitu, sampai seorang perempuan menghabiskan 2 piring nasi dan semangkuk mie instan plus telur 2 butir" kata Rey sambil melirik ke arah Mey, Mey balas menatap sinis ke aras Rey. "Bukankah ini semua karena Pak Rey yang tidak mengajakku makan sejak siang tadi? Cihhh, harusnya Bapak merasa bersalah. Bukan malah mengejek porsi makanku." "Tentu saja aku merasa bersalah, ta

  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Perasaan Bersalah

    "Kenapa kau tidak mengenalkan aku pada istrimu itu Rey?" tanya pria itu. "Dia tidak perlu mengenalmu Jo." kata Rey dingin. "Hahaha. Sepertinya kau takut aku akan mengatakan banyak hal padanya." Pria bernama Jo itu tertawa, sementara Rey hanya terdiam dan berusaha mengendalikan emosinya yang hampir meledak. "Sebaiknya kau pergi dari sini!" ucap Rey dan langsung melangkah pergi meninggalkan Jo. Jo berbalik dan menatap punggung Rey dengan senyum kecil yang tergambar di wajahnya. Ia bahkan terus memandangi Rey hingga bayangan Rey hilang di balik pintu villa. Rey segera menutup pintu sesaat setelah ia masuk ke dalam villa, namun ia masih terdiam di balik pintu. Wajahnya yang tadinya pucat, kini berubah merah padam penuh amarah. "Apa Pak Rey baik-baik saja?" tanya Mey yang tiba-tiba muncul dari ar

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status