Beranda / Romansa / LELAKI MASA LALU SUAMIKU / Mendadak Menikahi Presdir

Share

LELAKI MASA LALU SUAMIKU
LELAKI MASA LALU SUAMIKU
Penulis: Amasyong

Mendadak Menikahi Presdir

Penulis: Amasyong
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-23 12:49:00

      Setiap wanita pasti memimpikan pernikahan yang sempurna. Pernikahan sakral yang di hadiri oleh semua orang-orang terkasih dari kedua mempelai, ada yang mengatakan saat seorang wanita menikah maka di hari pernikahannya itu ia akan menjadi wanita yang paling cantik dibanding wanita lainnya dan akan menjadi ratu selama 1 hari penuh di hari pernikahannya.

      Kedua mempelai kemudian akan menyatukan langkah kaki, berjalan dengan penuh kebahagiaan dan kesyukuran menuju altar pernikahan untuk bersama-sama mengucap janji setia pernikahan di hadapan pendeta. Lalu di akhir, pengantin pria akan memberikan ciuman mendebarkan, penuh kehangatan dan cinta untuk pengantin wanitanya.

      Seperti itulah bayangan pernikahan yang selalu di impikan oleh Mey. Namun tiba-tiba mimpi indah itu lenyap begitu saja, meninggalkan rasa kecewa dan patah hati untuk Mey. Semua itu berawal dari keputusan Mey untuk hadir di acara pernikahan Presdir tempat ia bekerja.

      "Apa? menikah dengan Pak Rey?" teriak Mey kaget.

      Rey mengorek-ngorek telinganya yang sakit karena mendengar teriakan Mey. Rey terlihat tetap tenang, ia duduk sambil melipat tangannya, matanya terpejam entah apa yang sedang di pikirkannya. Sementara Mey masih terperangah mendengar ucapan Pak Dev mantan sekretaris lama Rey. Mey yang baru dua bulan bekerja sebagai sekretaris Presdir di perusahaan itu jelas syok mendengarnya.

      "Bagaimana bisa saya menikah dengan beliau? saya kesini hanya datang sebagai tamu undangan Pak Dev." tolak Mey. 

      "Ini juga di luar kendaliku Mey, Nona Silvia calon Pak Rey tiba-tiba pergi dan memutuskan membatalkan pernikahan ini. Semua keluarga besar Pak Rey sudah hadir di sini, orang tua Pak Rey akan sangat marah jika pernikahannya tiba-tiba batal." kata Pak Dev panik. Mey melirik Rey yang masih duduk santai seakan tidak terjadi apa-apa.

      "Tapi Pak." Mey tetap tidak bisa menerimanya.

      "Jika dia tidak mau, Pak Dev tidak perlu memaksanya." kata Rey, matanya yang sedari tadi terpejam kini terbuka. Ia memandang tajam kearah Mey, mendengar hal itu Mey mulai bisa bernapas lega.

      "Hiks, Terimakasi Tuhan." batin Mey.

      "Pak Dev bisa mencarikan orang lain untuk menikah denganku, tapi tentu saja sekaligus sekretaris baru untukku." kata Rey selanjutnya, Mey sontak terperangah mendengarnya.

      Mey tidak bisa kehilangan pekerjaan ini, dirinya sudah sangat lama mencari pekerjaan dan saat di terima di perusahaan Rey ia bertekad untuk bekerja sebaik mungkin agar bisa di angkat menjadi pegawai tetap disana. Cicilan rumah yang di ambilnya sebulan lalu bahkan belum masuk angsuran pertama.

      "Maksud Pak Rey saya di pecat?" tanya Mey seakan ingin memastikan dirinya tidak salah mengartikan ucapan Rey barusan. Rey hanya terdiam dan kembali memejamkan matanya.

      "Ayolah Mey, kau tidak punya pilihan lain." kata Pak Dev membujuk.

      "Tidak, aku tidak akan menikah dengan pria ini. apapun yang terjadi! aku pasti akan mencari pekerjaan lain, bertemu pria yang kucintai, menikah dan hidup bahagia." Ucap Mey dalam hati penuh keyakinan. 

      "Maaf Pak saya tidak bisa!" jawab Mey tegas dan langsung keluar dari ruangan itu, Pak Dev terdiam pasrah, sementara Rey hanya menatap punggung Mey yang berbalik pergi.

      Setengah jam kemudian.

      "Hadirin yang kami hormati, inilah kedua mempelai yang sudah kita nanti-nantikan sejak tadi. Keduanya sesaat lagi akan memasuki aula pernikahan." kata MC tiba-tiba, membuat tamu undangan yang tadi sempat heboh karena acara yang ditunda hampir 1 jam lamanya kini memandang penasaran ke arah pintu aula. 

      "Silahkan masuk kedua mempelai pengantin kita, Rey dan Mey." ucap Mc lagi. 

       Semua sontak kaget mendengar nama yang disebutkan berbeda dengan di undangan, bahkan di papan room jelas tertulis nama Rey dan Silvia. Rey dan Mey memasuki altar pernikahan, Mey menggandeng tangan Rey dengan gemetar. Ia tidak pernah membayangkan akan menikah dengan cara seperti ini dan dengan orang yang tidak dicintainya sama sekali.

      Hal yang lebih tidak masuk akal lagi, lelaki yang akan di nikahinya itu adalah presdir di perusahaan tempat ia bekerja sejak 2 bulan yang lalu. Tekad kuatnya untuk menolak pernikahan konyol ini dikalahkan oleh rasa serakah seorang manusia yang ingin melunasi cicilan rumah dan tidak ingin kehilangan pekerjaan yang sangat sulit di dapatkannya ini. Rey menggenggam tangan Mey yang masih gemetar. 

      "Tenanglah, ini tidak akan lama." bisik Rey lirih. Mey mengangguk pasrah.

      "Bukankah itu Mey? sekretaris Pak Rey dikantor?"

      "Waah, ternyata selama ini mereka ada hubungan diluar hubungan bos dan pegawai."

      "Dimana Silvia? perempuan yang tertulis di undangan?"

      Semua orang mulai berbisik-bisik mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi, sementara Citra rekan Mey yang paling dekat dengannya di kantor sampai tersedak minuman saat melihat Mey yang tadi datang ke pesta ini bersama-sama dengannya sekarang sudah berjalan menuju altar pernikahan sebagai mempelai wanita yang akan menikah hari ini. Nyonya Serly dan Tuan Will orang tua Rey terlihat sama kagetnya, Nyonya Serly bahkan hampir pingsan melihat putranya yang berulah.

      "Reynaldi Rifaldo Putra apakah anda bersedia menerima Meiyanti Marsya sebagai istrimu yang akan menemanimu dalam suka maupun duka, dalam keadaan sehat dan sakit selamanya seumur hidup sampai maut memisahkan?" tanya pendeta.

      "Ya, saya bersedia." jawab Rey tanpa keraguan sedikit pun sambil menggenggam tangan Mey.

      "Meiyanti Marsya apakah anda bersedia menerima Reynaldi Rifaldo Putra sebagai suamimu yang akan menemanimu dalam suka maupun duka, dalam keadaan sehat dan sakit selamanya seumur hidup sampai maut memisahkan?" pendeta melemparkan pertanyaan yang sama kepada Mey.

      Mey terdiam dan tidak langsung menjawab, wajahnya penuh ketakutan dan keraguan sampai pendeta harus mengulang kedua kali pertanyaan itu. Hal ini menimbulkan tanda tanya di dalam benak tamu undangan, Rey menatap Mey tajam dan menggenggam erat tangan Mey seakan mengatakan.

      "Jangan coba-coba berubah pikiran dan berusaha lari dariku sekarang." begitulah yang terlihat dimata Mey.

      "Ya, saya bersedia." jawab Mey pasrah.

      "Baiklah, kalian telah resmi menjadi pasangan suami istri. Mempelai pria silahkan untuk mencium wanita yang sekarang resmi menjadi istrimu ini." kata pendeta.

      Mey tercengang, dia lupa tentang ritual ciuman yang biasa dilakukan pengantin di hadapan para tamu undangan. Mey langsung panik tapi tidak tau harus berbuat apa, ia bahkan hampir terjatuh karena kehilangan keseimbangan tapi Rey dengan sigap menangkap tubuh Mey, Rey bahkan menarik tubuh Mey ke pelukannya hingga tubuh Mey benar-benar menempel erat dengan tubuhnya. Napas Mey tertahan, dia tau apa yang akan dilakukan Rey selanjutnya.

      "Ohh tidak, jangan coba-coba mengambil ciuman pertamakuuuu. Ku mohon." teriak Mey dalam hati tapi kalimat itu tidak bisa di keluarkannya. 

      Rey menyibak veil kain yang menutup wajah Mey, hingga wajah cantik Mey kini bisa diihat jelas olehnya. Rey semakin mendekatkan wajahnya ke arah Mey sementara Mey berusaha menghindari tapi tubuhnya di kunci oleh Rey, Rey semakin mendekatkan bibirnya sampai akhirnya dia berhasil menyentuh bibir Mey yang ranum dan belum tersentuh oleh siapapun.

      Rey mencium Mey dengan amat dalam, hingga Mey tidak bisa berkutik lagi. Dia bisa merasakan bibir lembut Rey yang terasa manis menyatu dengan bibirnya. Mey memejamkan matanya, Ia yang awalnya menolak kini ikut menikmati pagutan dari Rey. Rey yang sadar Mey terbawa perasaan bahkan seakan sengaja membuat ciuman itu berlangsung lama, Ia bahkan mempermainkan lidahnya didalam mulut Mey.

      "Apa ciuman itu rasanya seperti ini?" tanya Mey dalam hati, ini adalah ciuman pertama Mey.

      Saat Rey melepas ciumannya, Mey bahkan merasa sedikit kecewa.

      "Apa kau begitu menikmatinya?" tanya Rey sambil berbisik di telinga Mey, ia menyadari kekecewaan yang tergambar di wajah Mey. Mey yang tersadar dengan siapa ia berciuman langsung mendengus sebal, sementara rey hanya tersenyum licik.

      "Dasar brengsek!" maki Mey dalam hati. 

      Setelah upacara pernikahan selesai, Rey langsung mengajak Mey untuk turun menemui orang tuanya nyonya Serly dan Tuan Will. Nyonya Serly menatap penuh amarah kepada Rey, saat Rey mendekat dia langsung mencubit Rey.

      "Aawww." teriak Rey kesakitan.

      "Apa kau berusaha membuat Mamimu ini jantungan?" tanya Nyonya Serly, Rey tertawa.

      "Maafkan aku Mi." kata Rey.

      "Lalu dimana Silvia?" tanya Tuan Will.

      "Entahlah Pi." jawab Rey sambil mengangkat bahunya, Tuan Will hanya menggangguk seakan mengerti.

      Mey hanya terdiam seperti orang asing melihat percakapan Rey dan orang tuanya. Mey tidak habis pikir dengan keluarga ini, calon menantu mereka menghilang dan mereka bisa sesantai ini seakan semua baik-baik saja seperti tidak ada yang terjadi, Nyonya Serly barulah menyadari keberadaan Mey menantunya.

      "Ohh sini sayangku." kata Nonya Serly dan langsung memeluk Mey, Mey merasa canggung di peluk oleh orang yang saat ini menjadi mertuanya. 

      "Kau pasti terkejut. Maaf kau jadi terlibat kekacauan ini." kata Tuan Will dan juga langsung memeluk Mey, Mey hanya tersenyum tidak tau harus berkata apa.

      "Mulai sekarang kau harus memperlakukan istrimu dengan baik Rey." pesan nyonya Serly kepada putra semata wayangnya itu. 

      "Tentu saja Mi, aku akan memperlakukan istriku dengan baik." jawab Rey dengan senyuman licik, dia bahkan melirik Mey dengan tatapan yang sulit di jelaskan maknanya, seringainya itu terlihat jahat di mata Mey seakan berbanding terbalik dengan yang di ucapkan di depan orang tuanya. Mey yakin di dalam hati Rey berkata.

      "Aku akan memperlakukanmu dengan buruk." Mey langsung bergidik ngeri melihat ekspresi wajah Rey itu.

Bab terkait

  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Kemarahan Ayah Bunda

    Citra yang sudah menunggu Mey di depan ruang ganti langsung menarik Mey menuju ke toilete. Untung saja Rey masih harus bertemu kolega bisnisnya, jadi Mey meminta untuk kembali ke ruang ganti lebih dulu, kebetulan pak Dev sudah menunggu Mey di sana. "Aku butuh penjelasan darimu Mey." kata Citra setelah memastikan tidak ada orang lain selain mereka di toilet itu. "Aduhhh aku juga gak tau Cit." kata Mey, ia terduduk lesu di hadapan Citra. "Oh Tuhan, kamu tadi berangkat bareng aku Mey tapi kenapa tiba-tiba sekarang kamu..." Citra menunjuk ke arah gaun pengantin Mey. "Oke, tadi aku di panggil Pak Dev, terus tiba-tiba kata dia calon istri Pak Rey menghilang dan dia minta aku gantiin si Silvia itu untuk nikah sama Pak Rey." kata Mey menjelaskan. "Lalu kamu setuju begitu saja?" tanya Citra. &nb

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-23
  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Suami Istri

    Mey tercengang dengan kemampuan Rey memanipulasi jawabannya di hadapan ayah dan ibunya, dengan cepat mereka mengerti dengan keadaan yang menyebabkan pernikahan dadakan itu. Rey mengatakan bahwa awalnya dia di jodohkan oleh Silvia, tapi karena rasa cintanya pada Mey membuatnya berani berbuat nekat untuk menghadirkan Mey sebagai mempelai wanitanya di acara pernikahannya sendiri agar orang tua Rey tidak bisa berbuat apa-apa di depan awak media dan akhirnya terpaksa membiarkan Rey menikahi wanita yang di cintainya yaitu Mey. Ia juga mengatakan bahwa dirinya tidak ingin melibatkan orang tua Mey dalam masalah percintaan mereka, Mey hanya geleng-geleng kepala mendengar semua kebohongan Rey. "Bunda sempat berpikir kalau Mey tidak akan mudah mendapatkan pasangan karena Mey yang terlalu pemilih." ucap bu Dela tiba-tiba. Rey tertawa mendengar ucapan bundanya Mey, ia bahkan melirik Mey dengan tatapan mengejek. "B

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-24
  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Malam Pertama

    Rey baru saja selesai mandi saat di lihatnya Mey yang kini tertidur, ia hendak membangunkannya tapi di urungkannya niat itu. Tiba-tiba ide jahil Rey melintas di pikirannya, Rey tersenyum jahat kepada Mey. Saat Mey terbangun dilihatnya Rey yang sudah sibuk di depan laptopnya, saat akan bersiap untuk mandi Rey menyuruhnya untuk pergi membelikannya segelas kopi di cafe yang ada di depan hotel. "Tidak bisakah aku membelikannya setelah mandi? lagi pula di sini juga disediakan kopi instan kemasan." kata Mey mencoba menolak. "Ahh, saat ini kepalaku terasa sakit sekretaris Mey, aku harus minum segelas kopi untuk bisa menyelesaikan pekerjaan ini segera dan lagi aku tidak biasa minum kopi instan." ucap Rey, mendengar Rey menyebutkan kata sekretaris akhinya dengan berat hati ia melakukan apa yang di perintahkan oleh presdir perusahaan yang saat ini telah menjadi suaminya itu. "Baik Pak Pres

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-25
  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Kemarahan Mey

    Mey sedang membereskan pakaiannya saat Rey kembali ke kamar hotel, Rey tidak berbicara apapun pada Mey begitu pula sebaliknya. Rey hanya meletakkan surat perjanjian kontrak pernikahan di tempat tidur, Mey tidak peduli dan hanya sibuk mengemasi pakaiannya. "Bacalah, jika ada yang ingin kamu tambahkan katakan saja." kata Rey datar dan mulai membuka permbicaraan. "Aku tidak akan melanjutkan pernikahan ini." ucap Mey sama datarnya. Rey terdiam dan menarik napas dalam. "Bukankah sudah ku bilang kamu tidak akan pernah bisa lari dari pernikahan ini?" kata Rey, ada emosi yang tertahan di balik suaranya itu. "Aku bahkan belum menandatangani kontraknya. Jadi aku berhak untuk mundur sekarang." jawab Mey hendak pergi meninggalkan Rey. Rey langsung be

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-25
  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Permohonan Maaf

    Rey melajukan mobilnya, ia bergegas menuju kerumah Mey untuk memintanya ikut bersamanya. Namun saat tiba dirumah Mey, ternyata Mey tidak ada di sana. Kehadiran Rey justru membuat bu Dela bingung dan bertanya-tanya. "Ada apa Nak Rey? Loh, Meynya mana?" tanya Bunda Dela dengan tatapan menyelidik, ia terlihat celingukan mencari keberadaan putrinya. Rey terdiam, ia benar-benar kaget mengetahui kalau Mey tidak pulang kerumahnya. "Pergi kemana dia?" batin Rey. "Nak Rey?" panggil bu Dela membuyarkan lamunan Rey. "Ahh, saya di suruh Mey untuk mengambil..." Rey memutar otak memikirkan alasan, karena tidak mungkin ia mengatakan bahwa mereka sedang bertengkar. "Ohh, ada yang ketinggalan? Ayok masuk Nak Rey kekamar." ajak bu Dela. Rey yang belum mendapat alasan yang tepat akh

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-27
  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Keluarga Suami

    Rey tiba di rumahnya, ia langsung di sambut tatapan tajam nyonya Serly dan tuan Will. Rey berusaha mengabaikan tatapan tajam itu, namun semakin di abaikannya semakin risih saja Rey di buatnya. Kemanapun Rey melangkah tatapan itu mengikuti dan mengintimidasinya. "Mami, Papi, jangan tatap aku seperti penjahat begitu dong." protes Rey tidak tahan lagi. Mami mendekatinya "Dimana menantu Mami?" tanya nyonya Serly dengan tatapan kesal, Rey menghelas napas. "Besok aku jemput dia, Mami tenang saja." "Ehemm, jangan coba-coba berbohong kepada kami Rey." kata tuan Will dengan suara datar. "Iya, Rey tidak bohong." Saat mereka sedang serius berbicara, sepupu Rey Exel muncul dari arah pintu depan. "Halo Tante." sapanya dengan senyuman lebar, ia

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-29
  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Kontrak Pernikahan

    Mey menatap penuh selidik, ia terpaksa mendorong Rey dengan sedikit kekuatannya hingga Rey pun terdorong dan pintu kamarnya terbuka. Mey menutup mulutnya dengan tangan saking terkejutnya, ia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. "Kenapa kamar Pak Rey.." Mey tidak melanjutkan kalimatnya, Rey hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan wajah yang memerah padam. Mey melangkah masuk, sejujurnya ia bingung harus senang atau justru merasa heran. Kamar Rey terlihat layaknya kamar pengantin pada umumnya, hiasan vas bunga berisi mawar merah segar, ditambah helai demi helai bunga mawar terhampar di atas kasur. Dimeja terdapat lilin aroma terapi menenangkan dengan aroma yang sama yaitu mawar. Rey terlihat kebingungan sama seperti dirinya, Mey tahu ini pasti bukan perbuatan Rey. "Kamu tidak akan berpikir aku yang menyiapkan semua ini kan?" tanya Rey berusaha me

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-04
  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Bulan Madu

    Rey tersedak mendengar ucapan maminya, suasana dimeja makan pagi itu sedikit canggung. Mey hanya bisa diam terpaku, sementara Exel terlihat mencoba menahan tawanya. "Aku sibuk banget di kantor Mi, mana ada waktu untuk hal yang seperti itu." tolak Rey sedikit kesal. "Loh, memangnya kenapa? Lagi pula mulai hari ini ada Exel yang akan membantu pekerjaanmu dikantor." kata nyonya Serly tidak mau kalah. "Yah, kamu boleh pergi untuk berbulan madu dengan Mey. Aku akan membantumu menyelesaikan pekerjaanmu Rey dan soal rapat hari ini biar aku yang mengurusnya." sambung Exel, yang justru dibalas tatapan tajam oleh Rey. "Sepertinya tidak perlu seperti itu Mi, Mey mengerti dengan kesibukkan Rey." ucap Mey berusaha memberi dukungan pada suaminya. "Tidak sayang, mami sudah mendiskusikan hal ini dengan papi semalam. Papi juga sudah me

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-24

Bab terbaru

  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Kekesalan Rey

    “Hati-hati yah.” Pesan Dela saat melepas kepergian Mey dan Rey. Mey sebenarnya tidak ingin semobil dengan Rey, tapi dirinya tidak ingin membuat bunda curiga.“Aku tidak melakukannya.” Tiba-tiba Rey bersuara dan memecah keheningan.“Melakukan apa?” Mey bertanya dengan sedikit malas.“Aku tidak memecat siapapun!” Rey mengatakan hal itu dengan tatapan lurus kedepan. Kali ini dia sendiri yang membawa mobil tanpa sopirnya Coki.“Memangnya aku percaya? Siapa lagi yang bisa melakukan itu?” Tegas Mey menolak percaya. “Mami..” Jawab Rey kesal karena terus dituduh oleh Mey.Mey terperangah mendengar ucapan Rey, dia tidak akan bisa percaya jika Serly yang melakukan hal setega itu. Selama berapa hari ini dia bisa menilai orang seperti apa Serly itu. Dia sangat baik dan memperlakukan Mey seperti anaknya sendiri.“Jangan coba berbohong ya!” ancam Mey, ia kini benar-benar lupa bahwa Rey adalah bosnya.“Aku serius Mey. Berhati-hati lah pada Mami, dia bisa saja berubah jadi orang yang kejam.” Pesan R

  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Luapan Amarah

    Mey berjalan dengan tanpa takut, semua orang tampak bersikap biasa. Tidak! Lebih tepatnya orang-orang dikantor ini tidak ada lagi yang mengenalinya. Mey bahkan tidak mengenali mereka. Mey ingat sempat berkenalan dengan beberapa pegawai disini saat pertama bekerja, mereka pun tidak lagi ada disini. Ia berjalan menuju keruangan Rey, karena tepat didepan pintu ruangan Rey meja sekretaris berada.‘Apa aku terlalu egois? Bagaimana bisa begitu banyak orang kehilangan pekerjaan karena diriku’ batin Mey penuh penyesalan, andai saja dia tahu akibatnya sudah tentu dia akan menolak tawaran pernikahan itu. Mey bahkan menerima tawaran itu karena takut kehilangan pekerjaan, nyatanya hal itu justru terjadi pada orang lain karena dirinya.Ditengah kesedihannya Citra datang mengagetkannya. “Jangan menyalahkan dirimu sendiri, ini bukan salahmu Mey. Kau hanya sedang memperjuangkan nasibmu sendiri.” Ucap Citra, ia sadar Mey begitu terkejut dengan kabar itu dan merasa bersalah.“Tapi tetap saja, memecat b

  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Setelah Hari Pernikahan

    Mey menata rambutnya dengan begitu rapi, ia bahkan mengenakan pakaian yang selama ini digunakannya untuk bekerja sebagai sekretaris Rey. Ini sudah lebih seminggu dirinya tidak masuk untuk bekerja. Ia melirik ke arah Rey yang masih tertidur lelap, ia jelas bebas bangun jam berapapun karena posisinya sebagai bos di perusahaan itu. “Haahh, seandainya saja aku terlahir dengan keberuntungan seperti itu, sudah pasti aku akan bangun sesiang yang aku bisa.” Keluhnya sembari terus merapikan pakaiannya. “Kau harus banyak berbuat baik agar keberuntungan bisa berpihak padamu.” Celetuk Rey dengan tatapan yang masih terpejam, membuat Mey tercekat saking kagetnya. “Kau sudah bangun?” tanya Mey panik. Rey perlahan membuka matanya dan bangkit dari tidurnya, ia menatap ke arah Mey yang sudah berpakaian rapi. “Memangnya kau pikir orang kaya sepertiku selalu bangun siang? Kami punya aktifitas yang begitu banyak yang tidak kalian ketahui.” Jelas Rey. “Haha, yaaa. Aku yang miskin ini pun sama punya ban

  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Sebuah Panggilan Telepon

    “Apa pak Rey masih marah padaku?” Tanya Mey dengan wajah polosnya, sudah sejak kemarin Rey terus mendiami Mey. Mey jadi merasa bersalah dan canggung sendiri.“Berkemaslah, kita akan pulang hari ini.” Rey tidak menggubris pertanyaan Rey. Mey memanyunkan bibirnya seolah kecewa karena Rey tidak menjawab pertanyaannya.Selama perjalanan Rey terus mendiamkan Mey, Mey sendiri tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya bisa diam dan berpura-pura mengabaikannya. Setibanya dirumah Serly dan Will langsung menyambut anak menantunya.“Ya Ampun, kenapa kalian pulang lebih awal? Bukankah sudah aku katakan untuk menikmati waktu bulan madu.” Protes Serly ketika melihat Rey dan Mey tiba di kediaman mereka.“Ehemm, jadi apakah kalian sudah melakukannya?” tanya Will mencoba bertanya pada Rey.“Melalukan apa?” Tanya Rey bingung.“Apalagi? Tentu saja membuat cucu untuk kami.” Will menjawab tanpa basa basi, membuat Mey seketika tersipu malu. Rey pun sama kagetnya mendengar ucapan sang ayah yang tidak sepatutn

  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Akhirnya Ketemu!

    Exel berjalan dengan langkah panjang, ia seolah sengaja menjauh dari Mey. Mey yang berjalan dibelakangnya sesekali memanggilnya mencoba menanyakan keadaan Exel.“Apa kau baik-baik saja? Ku pikir tadi kau hampir mati.” Teriak Mey dengan lantang. Jarak yang cukup jauh membuatnya sedikit berteriak, tapi Exel seolah abai dan tidak peduli.“Ssial, wajahku terus saja memanas.” Batin Exel mengumpat, sesekali di sentuhnya pipinya sendiri yang terasa menghangat. Dirinya membayangkan bagaimana bibir Mey ketika menyentuh bibirnya saat itu.“Aaaggghh..” teriak Exel tanpa sadar, membuat Mey terlonjak kaget dan gegas berlari ke arahnya.“Kenapa? Ada apa? apa ada yang terluka?” Tanya Mey panik, ia bahkan langsung memperhatikan tubuh Exel mencoba mencari apakah ada luka disana.Exel langsung menepis tangan Mey dengan canggung.“Tidak, tidak! Aku baik-baik saja. Ayo kita pulang!” Ajak Exel dan langsung memalingkan wajahnya. Mey menatapnya heran, karena tingkah Exel yang aneh.“Bisa-bisanya wanita ini

  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Nafas Buatan

    Rey terbangun kaget, dilihatnya jam yang menunjukan bahwa sudah hampir setengah jam lebih dirinya terlelap. Dengan cepat ia bangkit dari pembaringan, ia berpikir untuk mencari Mey. Dia sadar, seharusnya dia tidak bersikap dingin seperti itu kepada Mey.Tok. Tok. Tok.Ketukan berulang di pintu kamar Mey tidak mendapatkan respon, Rey spontan membuka pintu kamar dan ternyata kosong tidak terkunci.“Kemana perginya?” Rey mencari di halaman belakang villa dan beberapa tempat lainnya tapi keberadaan Mey tidak ada disana. Akhirnya Rey memutuskan untuk menanyakannya kepada penjaga villa, mereka hanya berkata bahwa mereka sempat melihat Mey keluar menuju ke arah jalan desa.Dengan cepat Rey menyisir jalanan desa untuk menemukan Mey. Tapi Mey tidak ada dimanapun, perasaan Rey mulai tidak tenang. Kalau sampai terjadi apa-apa pada Mey, sudah barang tentu dia yang akan disalahkan oleh semua orang.“Aahh, sial! Kemana sih perginya wanita itu?” Tiba-tiba dia teringat akan Jo, dia berada divilla ya

  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Penguntit Tampan

    Mey memperhatikan perubahan suasana hati Rey sejak tadi mereka bertemu dengan Jo, Rey terus saja diam bahkan hingga mereka sampai di villa. Hal itu membuat Mey bertanya-tanya dalam hati ada apa dengan Rey. Perubahan sikap ini sama persis dengan yang terjadi saat pertama kali dia bertemu dengan Jo didepan villa. “Pak Rey kenapa? Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiran bapak?” tanya Mey dengan hati-hati. “Aah tidak, tidak ada apa-apa. Aku hanya lelah saja.” Kata Rey sebelum masuk kedalam kamarnya. “Perasaan kita tidak berjalan sejauh itu. Kenapa dia sudah terlihat sangat kelelahan?” Batin Mey. Mey semakin penasaran saja dengan hubungan Rey dengan Jo, hubungan antara para pria biasanya sangat jarang terlibat konflik kecuali karena satu hal. Mey mulai membuat spekulasi sendiri. “Aahh, apa mereka teman yang jatuh cinta pada satu wanita seperti yang terjadi di film-film? Lalu mereka yang awalnya berteman kini berubah menjadi musuh.” Gumam Mey mulai menerka-ne

  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Berkenalan Dengan Pria Asing

    "Aahh, akhirnya.." Mey mengusap perutnya yang terasa penuh setelah makan begitu banyak di sebuah warung yang tak jauh dari klinik. "Seharusnya kita bisa mencari tempat makan yang jauh lebih enak di kota." ucap Rey sembari mengemudikan mobilnya menuju ke villa. "Apa Pak Rey tidak pernah dengar istilah, saat lapar apapun akan terasa enak. Lagipula makanan diwarung tadi cukup enak." Sahut Mey. "Yahhh, aku tahu seenak apa makanan disitu, sampai seorang perempuan menghabiskan 2 piring nasi dan semangkuk mie instan plus telur 2 butir" kata Rey sambil melirik ke arah Mey, Mey balas menatap sinis ke aras Rey. "Bukankah ini semua karena Pak Rey yang tidak mengajakku makan sejak siang tadi? Cihhh, harusnya Bapak merasa bersalah. Bukan malah mengejek porsi makanku." "Tentu saja aku merasa bersalah, ta

  • LELAKI MASA LALU SUAMIKU   Perasaan Bersalah

    "Kenapa kau tidak mengenalkan aku pada istrimu itu Rey?" tanya pria itu. "Dia tidak perlu mengenalmu Jo." kata Rey dingin. "Hahaha. Sepertinya kau takut aku akan mengatakan banyak hal padanya." Pria bernama Jo itu tertawa, sementara Rey hanya terdiam dan berusaha mengendalikan emosinya yang hampir meledak. "Sebaiknya kau pergi dari sini!" ucap Rey dan langsung melangkah pergi meninggalkan Jo. Jo berbalik dan menatap punggung Rey dengan senyum kecil yang tergambar di wajahnya. Ia bahkan terus memandangi Rey hingga bayangan Rey hilang di balik pintu villa. Rey segera menutup pintu sesaat setelah ia masuk ke dalam villa, namun ia masih terdiam di balik pintu. Wajahnya yang tadinya pucat, kini berubah merah padam penuh amarah. "Apa Pak Rey baik-baik saja?" tanya Mey yang tiba-tiba muncul dari ar

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status