Malam itu, Johan tidak bisa tidur. Ia memikirkan tentang percakapannya dengan Kakek Wijaya. Ia merasa bersalah karena tidak bisa membahagiakan Rina. Ia juga merasa kasihan pada Kakek Wijaya yang semakin tua dan sakit-sakitan. Tiba-tiba, telepon genggam Johan berdering. Ia meraihnya dan melihat nama penelepon. Nama itu tidak dikenal. "Halo?" sapa Johan. "Halo, apakah ini Johan?" tanya suara di seberang telepon. "Benar, ini saya," jawab Johan. "Siapa ini?" "Saya Anton, pamanmu," kata suara itu. Johan terkejut. Ia tidak menyangka pamannya akan menghubunginya setelah sekian lama. "Paman Anton?" kata Johan dengan nada tidak percaya. "Iya, Johan," kata Anton. "Maafkan saya baru menghubungimu sekarang." "Tidak apa-apa, Paman," jawab Johan. "Ada apa Paman menelepon saya malam-malam begini?" "Saya ingin meminta bantuanmu, Johan," kata Anton. "Perusahaan keluarga kita sedang dalam masalah besar." "Masalah apa, Paman?" tanya Johan. "Salah satu anak perusahaan kita bangkrut," jawab An
Last Updated : 2025-02-13 Read more