Home / Urban / Bangkitnya Johan / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Bangkitnya Johan: Chapter 51 - Chapter 60

96 Chapters

Part 51

Li Guang menyandarkan tubuhnya ke kursi dengan ekspresi penuh pertimbangan. Jonathan bisa melihat kebimbangan di mata pria tua itu. “Kau ingin membantuku?” tanya Li Guang dengan nada skeptis. Jonathan tetap tenang. “Saya hanya menawarkan jalan keluar. Bagaimana Anda menanggapinya, itu terserah Anda.” Li Guang mengetuk meja dengan jarinya, berpikir dalam diam. “Jika aku menerima bantuanmu, apa jaminannya bahwa kau tidak akan mengkhianatiku?” Jonathan tersenyum tipis. “Jika saya ingin menjatuhkan Anda, saya tidak akan duduk di sini dan berbicara.” Li Guang tertawa kecil. “Kau tahu cara berbicara seperti seorang politisi.” Jonathan hanya mengangkat bahu. Dalam kepalanya, ia tahu bahwa Li Guang telah mengambil umpannya. Kini, tinggal menunggu saat yang tepat untuk menarik tali jebakan. “Baiklah.” Li Guang akhirnya membuka suara. “Aku ingin melihat seberapa jauh kau bisa membuktikan kata-katamu.” Jonathan mengangguk. “Saya akan memberi Anda informasi tentang sumber kebocora
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Part 52

Li Guang melemparkan ponselnya ke dinding dengan kemarahan yang meledak-ledak. Suara retakan layar terdengar nyaring di ruangan yang kini terasa semakin sempit. Zhang berdiri di dekat pintu, tak berani berbicara. Dengan napas memburu, Li Guang meraih telepon meja dan langsung menghubungi tim keuangannya. “Blokir semua transaksi! Bekukan aset yang tersisa! Aku tidak peduli bagaimana caranya, pastikan kita masih punya sesuatu untuk bertahan!” Namun, suara panik dari ujung telepon membuat jantungnya semakin terhimpit. “Tuan, sudah terlambat! Semua dana telah berpindah dalam waktu yang sangat cepat. Tidak ada yang bisa kita hentikan!” Li Guang membanting gagang teleponnya. Ia menatap layar laptopnya sekali lagi, berharap ada sesuatu yang bisa ia lakukan. Namun, yang ia lihat hanyalah angka nol di rekening utama perusahaan-perusahaannya. Semuanya telah hilang. ________________________________________ Di Sisi Adrian Felix menghirup kopinya dengan santai sambil mengamati pe
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Part 53

Di sebuah ruangan rahasia, cahaya redup lampu gantung menerangi meja panjang yang dipenuhi dokumen, layar komputer, dan peta kota. Adrian berdiri di ujung meja, matanya tajam mengamati strategi yang telah ia susun selama berbulan-bulan. Felix berdiri di sampingnya, melipat tangan sambil menghela napas. “Li Guang tidak akan tinggal diam. Orang seperti dia pasti punya cadangan dana tersembunyi. Aku yakin dia akan mencari cara untuk kembali ke permainan.” Adrian tersenyum tipis. “Itu yang aku harapkan.” Felix menaikkan alisnya. “Kau ingin dia melawan balik?” Adrian menatapnya sekilas sebelum berjalan ke arah layar besar yang menampilkan laporan-laporan terbaru. “Tentu saja. Musuh yang berpikir masih punya harapan akan bertindak gegabah. Dan saat dia menunjukkan kartunya, kita akan tahu bagaimana cara menjatuhkannya sepenuhnya.” Felix terkekeh pelan. “Kau benar-benar tidak memberi celah, ya?” Adrian tidak menjawab. Ia menekan tombol di keyboard, menampilkan sebuah data transak
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Part 54

Adrian melangkah dengan tenang di lorong sempit yang mengarah ke sebuah ruangan di lantai bawah tanah. Ia telah berada di Valthera selama tiga hari, menyusun strategi untuk bisa lebih dekat dengan jaringan Li Guang. Namun, rencana yang telah disusunnya tidak berjalan semulus yang ia harapkan. "Kita punya masalah," suara rekannya, seorang informan lokal bernama Viktor, terdengar di telinganya melalui alat komunikasi kecil. "Apa?" Adrian berhenti sejenak di sudut lorong, memastikan tidak ada yang mengikutinya. "Salah satu orang dalam kita dipecat kemarin. Mereka mulai curiga ada penyusup. Jika kita tidak hati-hati, bisa jadi kamu target berikutnya." Adrian menyadari bahwa langkahnya harus lebih terencana. Jika terlalu terburu-buru, dia bisa kehilangan kesempatan untuk menggulingkan jaringan ini dari dalam. Ia menarik napas dalam dan menyesuaikan rencana. Kini bukan hanya tentang menyusup, tetapi juga tentang bertahan hidup. Sementara itu, di kota Ardell… Johan menatap gedung
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Part 55

Johan tetap menjalankan rencananya di balik layar, memastikan setiap langkahnya tidak terdeteksi oleh musuh-musuhnya. Kini, ia memiliki dua pilar utama dalam menjalankan perusahaannya: Evelyne Voss, sekretaris pribadinya yang berasal dari keluarga Voss—keluarga yang menempati peringkat kelima dari sepuluh keluarga penguasa di negeri ini—dan Darius Rahman, mantan perwira militer yang kini menjadi pengawal pribadinya serta kepala keamanan perusahaan. Evelyne berperan sebagai wajah perusahaan, mengelola strategi bisnis, menjaga hubungan dengan pihak berwenang, dan memastikan segala urusan berjalan lancar di permukaan. Dengan kepandaiannya dalam diplomasi dan strategi, ia menjadi figur yang dihormati dan disegani di dunia bisnis. Sementara itu, Darius bertindak sebagai benteng pertahanan Johan. Dengan pengalaman tempurnya dan loyalitasnya yang tak tergoyahkan, ia memastikan tidak ada ancaman yang bisa mendekati Johan atau perusahaannya. Di balik layar, ia juga mengelola jaringan intel
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Part 56

Johan tetap menjalankan rencananya di balik layar, memastikan setiap langkahnya tidak terdeteksi oleh musuh-musuhnya. Kini, ia memiliki dua pilar utama dalam menjalankan perusahaannya: Evelyne Voss, sekretaris pribadinya yang berasal dari keluarga Voss—keluarga yang menempati peringkat kelima dari sepuluh keluarga penguasa di negeri ini—dan Darius Rahman, mantan perwira militer yang kini menjadi pengawal pribadinya serta kepala keamanan perusahaan. Evelyne berperan sebagai wajah perusahaan, mengelola strategi bisnis, menjaga hubungan dengan pihak berwenang, dan memastikan segala urusan berjalan lancar di permukaan. Dengan kepandaiannya dalam diplomasi dan strategi, ia menjadi figur yang dihormati dan disegani di dunia bisnis. Sementara itu, Darius bertindak sebagai benteng pertahanan Johan. Dengan pengalaman tempurnya dan loyalitasnya yang tak tergoyahkan, ia memastikan tidak ada ancaman yang bisa mendekati Johan atau perusahaannya
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Part 57

Beberapa hari setelah diskusi antara Johan, Evelyn, dan Darius, laporan intelijen mengenai kondisi di Varestia mulai berdatangan. Darius telah mengerahkan sejumlah orang ke kota itu untuk menyelidiki dinamika internal yang bergejolak. Dari laporan yang diterima, ada ketegangan antara Keluarga Moreau dan beberapa kelompok pedagang independen yang merasa dikekang oleh regulasi perdagangan yang semakin berat sebelah. "Sepertinya Keluarga Moreau tidak hanya menguasai perdagangan maritim, tetapi juga mengendalikan arus masuk dan keluar komoditas dengan sangat ketat," kata Evelyn dalam laporannya kepada Johan. Johan mengamati informasi tersebut dengan seksama. “Mereka mungkin mencoba mempertahankan kendali penuh atas jalur perdagangan laut, tapi ini juga bisa menjadi celah bagi kita,” gumamnya. Sementara itu, Darius melaporkan bahwa beberapa pedagang di Varestia mulai mencari dukungan dari pihak luar untuk menyeimbangkan domin
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Part 58

Situasi di Varestia semakin berkembang. Setelah laporan dari Darius dan timnya mengenai kemungkinan perpecahan di dalam Keluarga Moreau, Johan tahu ini adalah saat yang tepat untuk memperdalam pengaruhnya di kota perdagangan maritim tersebut. Namun, seperti biasa, ia memilih untuk tidak bergerak secara langsung. Evelyn dan Darius tetap menjadi garda depan dalam operasi ini, sementara Johan mengamati dan menyusun strategi dari balik layar. Di dalam kantor pusat perusahaannya, Evelyn menerima laporan baru dari tim intelijen mereka. Beberapa anggota internal Keluarga Moreau tampaknya tidak puas dengan kepemimpinan saat ini dan mulai membentuk aliansi dengan pihak luar. Jika situasi ini terus berkembang, maka Varestia bisa segera mengalami pergolakan besar. "Tuan, dari laporan terakhir, tampaknya ada kelompok pedagang yang merasa keberatan dengan pajak tinggi yang diberlakukan Keluarga Moreau. Beberapa dari mereka mulai mencari dukungan alternatif untuk m
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Part 59

Di ruang pertemuan mewah milik Arthura Trade & Co, Evelyn duduk dengan tenang, menatap pria di hadapannya. Utusan dari keluarga Moreau itu tampak gelisah, seolah menyadari bahwa ia tidak bisa bertemu dengan sosok yang sebenarnya ia harapkan—pemilik utama perusahaan ini. “Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, segala urusan terkait perusahaan hanya bisa dibicarakan dengan saya,” ujar Evelyn, menyilangkan tangan di atas meja. Suaranya tegas namun tetap menunjukkan sopan santun. Pria itu menarik napas dalam, lalu mengangguk. “Kami memahami posisi Anda, Nona Evelyn. Namun, keluarga Moreau ingin memastikan bahwa kerja sama ini bisa berjalan dengan baik. Kami ingin kepastian dari pihak tertinggi.” Evelyn tersenyum tipis. “Pihak tertinggi telah memberikan instruksi kepada saya. Jika Anda ingin melanjutkan pembicaraan, maka itu harus melalui saya.” Pria itu tampak ragu sejenak, sebelum akhirnya menyerahka
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Part 60

Evelyn Voss kembali ke ruangannya setelah menerima keputusan dari Johan mengenai pertemuan dengan Keluarga Moreau dan Wilhelm. Wajahnya tetap tenang, namun dalam benaknya, dia mulai menyusun strategi untuk memastikan Arthura Trade & Co tetap memegang kendali dalam negosiasi ini. Darius berdiri di sisi ruangan dengan tangan bersedekap, menunggu instruksi lebih lanjut. "Apa keputusan Johan?" tanyanya dengan suara dalam. Evelyn menatapnya dan menjawab, "Dia menyetujui pertemuan dengan Keluarga Moreau terlebih dahulu. Setelah itu, baru kita pertimbangkan untuk bertemu dengan Wilhelm. Namun, tetap dengan protokol yang sama—tidak ada pertemuan langsung dengannya. Semua komunikasi akan melalui aku." Darius mengangguk setuju. "Keluarga Moreau memiliki pengaruh kuat dalam jalur perdagangan di sebelah barat. Jika kita bisa mendapatkan akses ke rute mereka, ekspansi kita akan lebih lancar." "Benar," Evelyn menimpali. "Namun, kita
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status