Beberapa hari setelah diskusi antara Johan, Evelyn, dan Darius, laporan intelijen mengenai kondisi di Varestia mulai berdatangan. Darius telah mengerahkan sejumlah orang ke kota itu untuk menyelidiki dinamika internal yang bergejolak. Dari laporan yang diterima, ada ketegangan antara Keluarga Moreau dan beberapa kelompok pedagang independen yang merasa dikekang oleh regulasi perdagangan yang semakin berat sebelah.
"Sepertinya Keluarga Moreau tidak hanya menguasai perdagangan maritim, tetapi juga mengendalikan arus masuk dan keluar komoditas dengan sangat ketat," kata Evelyn dalam laporannya kepada Johan. Johan mengamati informasi tersebut dengan seksama. “Mereka mungkin mencoba mempertahankan kendali penuh atas jalur perdagangan laut, tapi ini juga bisa menjadi celah bagi kita,” gumamnya. Sementara itu, Darius melaporkan bahwa beberapa pedagang di Varestia mulai mencari dukungan dari pihak luar untuk menyeimbangkan dominSituasi di Varestia semakin berkembang. Setelah laporan dari Darius dan timnya mengenai kemungkinan perpecahan di dalam Keluarga Moreau, Johan tahu ini adalah saat yang tepat untuk memperdalam pengaruhnya di kota perdagangan maritim tersebut. Namun, seperti biasa, ia memilih untuk tidak bergerak secara langsung. Evelyn dan Darius tetap menjadi garda depan dalam operasi ini, sementara Johan mengamati dan menyusun strategi dari balik layar. Di dalam kantor pusat perusahaannya, Evelyn menerima laporan baru dari tim intelijen mereka. Beberapa anggota internal Keluarga Moreau tampaknya tidak puas dengan kepemimpinan saat ini dan mulai membentuk aliansi dengan pihak luar. Jika situasi ini terus berkembang, maka Varestia bisa segera mengalami pergolakan besar. "Tuan, dari laporan terakhir, tampaknya ada kelompok pedagang yang merasa keberatan dengan pajak tinggi yang diberlakukan Keluarga Moreau. Beberapa dari mereka mulai mencari dukungan alternatif untuk m
Di ruang pertemuan mewah milik Arthura Trade & Co, Evelyn duduk dengan tenang, menatap pria di hadapannya. Utusan dari keluarga Moreau itu tampak gelisah, seolah menyadari bahwa ia tidak bisa bertemu dengan sosok yang sebenarnya ia harapkan—pemilik utama perusahaan ini. “Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, segala urusan terkait perusahaan hanya bisa dibicarakan dengan saya,” ujar Evelyn, menyilangkan tangan di atas meja. Suaranya tegas namun tetap menunjukkan sopan santun. Pria itu menarik napas dalam, lalu mengangguk. “Kami memahami posisi Anda, Nona Evelyn. Namun, keluarga Moreau ingin memastikan bahwa kerja sama ini bisa berjalan dengan baik. Kami ingin kepastian dari pihak tertinggi.” Evelyn tersenyum tipis. “Pihak tertinggi telah memberikan instruksi kepada saya. Jika Anda ingin melanjutkan pembicaraan, maka itu harus melalui saya.” Pria itu tampak ragu sejenak, sebelum akhirnya menyerahka
Evelyn Voss kembali ke ruangannya setelah menerima keputusan dari Johan mengenai pertemuan dengan Keluarga Moreau dan Wilhelm. Wajahnya tetap tenang, namun dalam benaknya, dia mulai menyusun strategi untuk memastikan Arthura Trade & Co tetap memegang kendali dalam negosiasi ini. Darius berdiri di sisi ruangan dengan tangan bersedekap, menunggu instruksi lebih lanjut. "Apa keputusan Johan?" tanyanya dengan suara dalam. Evelyn menatapnya dan menjawab, "Dia menyetujui pertemuan dengan Keluarga Moreau terlebih dahulu. Setelah itu, baru kita pertimbangkan untuk bertemu dengan Wilhelm. Namun, tetap dengan protokol yang sama—tidak ada pertemuan langsung dengannya. Semua komunikasi akan melalui aku." Darius mengangguk setuju. "Keluarga Moreau memiliki pengaruh kuat dalam jalur perdagangan di sebelah barat. Jika kita bisa mendapatkan akses ke rute mereka, ekspansi kita akan lebih lancar." "Benar," Evelyn menimpali. "Namun, kita
Evelyn Voss duduk di ruang kerjanya, membaca ulang laporan yang baru saja diterimanya dari tim intelijen perusahaan. Informasi tentang pergerakan Keluarga Wilhelm dan Keluarga Moreau semakin menarik. Mereka tampaknya tidak hanya ingin bekerja sama, tetapi juga berusaha memahami struktur kepemimpinan Arthura Trade & Co. Darius mengetuk pintu dan masuk tanpa menunggu jawaban. "Kami baru saja menerima kabar bahwa Keluarga Moreau telah mengajukan perjanjian dagang formal. Mereka tertarik untuk menjadi mitra eksklusif dalam distribusi barang dari Varestia ke wilayah mereka." Evelyn menghela napas pelan. "Mereka bergerak lebih cepat dari yang kita perkirakan. Apakah ada indikasi mereka juga mencoba menyelidiki pemilik kita?" "Belum ada bukti langsung, tetapi ada beberapa pergerakan aneh dari pihak mereka," jawab Darius. "Mereka mungkin ingin memastikan siapa yang sebenarnya menjalankan perusahaan ini." Evelyn tersenyum tipis. "Baik. Kita akan tetap mengikuti prosedur. Johan akan men
Tiga hari kemudian, di bawah langit malam yang berhiaskan bintang samar, Evelyn dan Darius bersembunyi di balik bayangan di sekitar vila tempat pertemuan rahasia berlangsung. Mata mereka awas mengamati gerakan di dalam bangunan yang diterangi lampu redup. "Tim bayangan sudah siap di titik masing-masing," bisik Darius sambil menekan alat komunikasi kecil di telinganya. "Begitu kita mendapat sinyal, kita bisa masuk." Evelyn mengangguk. "Kita harus cepat dan pastikan Gregoire tidak lolos." Tiba-tiba, suara langkah berat terdengar mendekat dari arah lain. Dua pria berbadan besar dengan wajah mencurigakan berjalan ke arah mereka. Evelyn dan Darius saling bertukar pandang sebelum pria-pria itu menghentikan langkah mereka. "Siapa kalian?" salah satu pria itu bertanya dengan nada tajam. Tanpa menjawab, Evelyn melompat maju dan mengayunkan tinjunya ke wajah pria itu. Pukulan keras mendarat, membuatnya terhuyung. Darius tak tinggal diam—dengan gerakan cepat, ia menarik belatinya dan m
Evelyn dan Darius berdiri di depan pintu besar yang tampak kokoh. Di baliknya, suara percakapan terdengar semakin jelas. Mereka saling bertukar pandang sebelum Darius mengangguk pelan. Dengan satu tarikan napas, Evelyn mendorong pintu itu hingga terbuka. Di dalam, ruangan luas dengan lampu gantung redup menyambut mereka. Gregoire Levant berdiri di tengah, dikelilingi oleh empat pria bersenjata. Di sampingnya, seorang pria tinggi dengan jubah hitam—kemungkinan tangan kanan Keluarga Moreau—menyipitkan mata saat melihat mereka masuk. “Evelyn Voss,” suara Gregoire terdengar tenang, seolah sudah memperkirakan kedatangan mereka. “Aku tahu kau akan datang.” Evelyn hanya menyeringai. “Sayangnya, aku tidak datang untuk berbasa-basi.” Gregoire memberi isyarat, dan keempat pria bersenjata segera bergerak. Pertarungan pun dimulai. Salah satu pria menyerang Evelyn dengan tinju keras, tetapi ia menundu
Johan berdiri dengan tenang, menghadapi pria berjubah hitam yang kini mulai merendahkan tubuhnya dalam posisi bertarung. Matanya penuh kebencian, tetapi Johan hanya tersenyum tipis, seolah melihat lawannya sebagai hiburan semata. “Kau pikir bisa menghentikanku begitu saja, Johan?” pria itu menyeringai. “Aku telah berlatih bertahun-tahun untuk mengalahkanmu.” Johan tertawa kecil. “Kalau begitu, tunjukkan.” Pertarungan pun dimulai. Pria berjubah hitam melesat maju, pisaunya berkilat di bawah cahaya lampu redup. Ia menyerang dengan kecepatan tinggi, menusuk dan menebas dengan presisi yang mematikan. Tetapi Johan menghindar dengan mudah. Ia bergerak ringan, seperti bayangan, setiap gerakan lawannya ditepis atau dielakkan tanpa usaha berarti. Setiap kali pria itu menyerang, Johan hanya berputar atau mundur selangkah, seolah sedang menari di tengah medan perang. Waktu berlalu, d
Lorong rahasia telah tertutup, menyisakan keheningan yang menggantung di antara mereka. Evelyn menatap alat pelacak kecil yang berkelip di tangan Johan, matanya menyipit penuh perhitungan. “Seberapa jauh dia bisa pergi?” tanya Darius, masih mengatur napas setelah pertarungan sengit tadi. Johan melirik layar kecil di alat komunikasinya. “Gregoire bergerak cepat, tapi dia masih di dalam radius kita. Jika kita bertindak sekarang, kita bisa menangkapnya sebelum dia mencapai tempat aman.” Evelyn mengangguk. “Kalau begitu, kita tidak punya waktu untuk berlama-lama.” Tanpa ragu, mereka bertiga segera keluar dari vila, bergerak dalam kegelapan malam. Jalanan Varestia yang sepi menyambut mereka dengan udara dingin dan samar-samar suara air menetes dari atap bangunan tua. Johan mengamati sinyal pelacak yang terus berkedip di alatnya. “Dia menuju ke arah dermaga. Sepertinya dia punya jalan keluar dari sana.” Evelyn mendengus. “Tentu s
BZZT! BZZT! Puluhan drone tempur mulai bergerak, mengelilingi Johan dengan formasi sempurna. Senjata otomatis yang terpasang di bawah mereka menyala merah, bersiap menembakkan peluru berkecepatan tinggi. Leon Albrecht berdiri dengan percaya diri, senyumnya penuh kemenangan. "Kau mungkin kuat dalam pertarungan tangan kosong, Johan. Tapi coba lihat, bahkan kau tidak bisa menangkis hujan peluru dari semua arah." Johan hanya menghela napas, menatap Leon dengan tatapan dingin. "Aku sudah menumbangkan Wilhelm yang jauh lebih unggul dalam teknologi dibandingkan kau, Leon. Apa kau benar-benar berpikir ini cukup untuk menjatuhkanku?" Leon tertawa kecil, mengetuk layar di arlojinya. "Kita lihat saja." "TEMBAK!" BRRRTTTTTTT! Dalam sekejap, hujan peluru melesat ke arah Johan dari berbagai sudut. Namun, Johan tidak bergerak sedikit pun. S
Malam yang kelam menyelimuti kota Eisenwald. Di kejauhan, Menara Aeternum berdiri megah seperti monumen kekuasaan keluarga Albrecht. Namun, malam ini menara itu bukan hanya sekadar lambang kejayaan—ia akan menjadi medan perang. Johan turun dari mobil bersama Evelyn dan Darius. Di belakang mereka, puluhan anggota pasukan elit Arthura Trade & Co telah bersiap dengan senjata lengkap. Darius menyeringai saat melihat menara yang penuh dengan penjaga. "Leon benar-benar tidak main-main. Aku menghitung setidaknya 50 penjaga hanya di bagian luar." Evelyn menghela napas dan memeriksa peluru di pistolnya. "Kita masuk dengan paksa atau menyelinap?" Johan melangkah maju, mengenakan sarung tangannya dengan tenang. "Kita masuk seperti badai." ________________________________________ Di dalam Menara Aeternum… Leon Albrecht duduk di ruangannya, menyesap anggur merah dengan
Di jantung Eisenwald, pertempuran tak kasat mata mulai berkecamuk. Leon Albrecht tidak membuang waktu. Begitu ia menyadari serangan Johan telah menghancurkan sebagian besar operasional rahasia keluarganya, ia langsung mengaktifkan Sentinel Malam—kelompok pembunuh bayangan yang selama ini menjadi kekuatan tersembunyi keluarga Albrecht. Mereka bukan sekadar algojo. Mereka adalah hantu yang bergerak tanpa suara, spesialis dalam eliminasi cepat dan bersih. Dan target pertama mereka malam ini: Johan. ________________________________________ Di markas Arthura Trade & Co, Johan sedang membaca laporan terbaru. Darius masuk dengan ekspresi tegang. "Ada sesuatu yang tidak beres. Beberapa titik pengawasan kita di distrik finansial tiba-tiba terputus komunikasi." Evelyn, yang sedang duduk di meja sambil mengasah pisaunya, menegakkan tubuhnya. "Itu tidak mungkin kebetulan."
Di jantung kota Eisenwald, Johan berjalan santai di sepanjang koridor markas Arthura Trade & Co. Tangannya bersedekap di belakang punggung, ekspresinya tenang, tetapi matanya tajam seperti seekor elang yang mengamati mangsanya. "Sudah ada pergerakan dari pihak Albrecht?" tanyanya tanpa menoleh. Darius, yang berdiri di sampingnya, mengangguk sambil menyerahkan sebuah laporan. "Mereka mulai menyerang gudang-gudang kita. Beberapa agen kita di pasar saham juga menerima ancaman. Tapi ini belum serangan penuh." Evelyn, yang duduk di meja dengan satu kaki bersilang, tertawa kecil. "Leon terlalu pintar untuk bertindak gegabah. Dia pasti ingin mengujimu lebih dulu sebelum mengerahkan semua kekuatannya." Johan tersenyum tipis. "Biarkan dia mencoba. Saat dia sadar bahwa dia telah bermain di dalam permainanku, itu sudah terlambat baginya." ________________________________________ Di sisi lain kota, s
Hari itu, Eisenwald menjadi pusat perhatian seluruh Astvaria. Bursa saham yang biasanya stabil kini bergejolak liar. Para investor panik setelah membaca berita tentang kemungkinan krisis finansial yang mengancam perusahaan-perusahaan di bawah kendali Keluarga Albrecht. Di dalam gedung megah Albrecht Financial Group, Leon Albrecht berdiri di depan jendela kantornya yang luas. Matanya menatap ke kejauhan, namun pikirannya penuh dengan kemarahan. "Siapa yang berani mengguncang pasarku seperti ini?" suaranya terdengar dingin. Asisten pribadinya, Friedrich Hahn, melangkah masuk dengan wajah serius. "Tuan Muda, kami telah melacak sumber pergerakan saham yang tidak biasa ini. Tampaknya beberapa investor besar mulai menarik dana mereka secara tiba-tiba." Leon berbalik, matanya menyala dengan kemarahan yang tertahan. "Investor mana saja?" Friedrich membuka tablet di tangannya dan membacakan lapora
Velmoria kini berada dalam kendali Johan. Keluarga Hohenberg telah tumbang, meninggalkan kekosongan kekuasaan yang langsung diisi oleh Arthura Trade & Co. Dengan jatuhnya keluarga ini, pengaruh jahat mereka dalam politik dan ekonomi mulai terkikis. Namun, Johan belum selesai. Di dalam sebuah ruang pertemuan rahasia di bekas markas Hohenberg, Johan berdiri di depan sebuah peta besar Astvaria yang penuh dengan tanda dan catatan. Evelyn, Darius, dan beberapa orang kepercayaannya duduk di sekeliling meja. "Hohenberg sudah lenyap," Evelyn membuka pembicaraan. "Siapa target kita berikutnya?" Johan menatap ke arah barat, kota Eisenwald, tempat markas Keluarga Albrecht. "Albrecht," ujar Johan dengan nada datar namun penuh makna. Darius bersiul pelan. "Jadi, kita akan menargetkan sumber keuangan mereka?" Evelyn menyandarkan tubuhnya ke kursi. "Mereka bukan pejuang seperti Wilhelm a
Udara malam di Velmoria masih terasa tegang setelah pertempuran singkat di dalam markas Hohenberg. Johan, Evelyn, dan Darius bergerak cepat melalui gang-gang gelap, menghindari patroli yang mulai menyebar ke seluruh kota. "Dimana titik pertemuan?" tanya Evelyn sambil tetap waspada. "Di distrik industri," jawab Darius. "Rangga dan anak buahnya sudah menunggu di sana." Johan tetap diam, matanya tajam mengamati setiap sudut jalan. Ia tahu pertempuran ini belum selesai. Pemburuan Dimulai Tak lama kemudian, sirene berbunyi di seluruh Velmoria. Hohenberg telah menyadari bahwa ada penyusup, dan mereka tidak akan membiarkan Johan serta timnya pergi begitu saja. "Darius, seberapa penting informasi yang kita ambil?" tanya Johan sambil tetap berjalan. Darius tersenyum sinis. "Cukup untuk menjatuhkan beberapa cabang bisnis Hohenberg dan mengungkap operasi kotor mereka di Astvaria."
Kabut tipis menyelimuti kota Velmoria saat fajar mulai menyingsing. Kota ini adalah pusat informasi dan mata-mata Astvaria, dipenuhi oleh agen rahasia, tentara bayaran, dan para penguasa bayangan yang setia pada Keluarga Hohenberg. Jika ada satu tempat di mana informasi bisa menjadi senjata mematikan, itu adalah di sini. Johan dan timnya sudah memasuki kota dengan cara yang paling aman—melalui jaringan bawah tanah. Sejak beberapa waktu lalu, anak buahnya telah menyusup ke dalam Velmoria, mempersiapkan jalur aman dan mengamati pergerakan musuh. Darius membuka sebuah peta kecil dan menunjukkannya pada Johan. "Kita punya beberapa tempat yang bisa kita gunakan sebagai titik aman. Tapi ingat, Hohenberg punya mata-mata di mana-mana. Kita harus bergerak dengan sangat hati-hati." Johan mengangguk. "Target pertama kita adalah pusat intelijen mereka. Jika kita bisa melumpuhkan sistem komunikasi mereka, kita bisa mengendalikan informasi di kota i
Johan berdiri di atas balkon gedung utama di Granz, menatap ke arah cakrawala yang jauh. Kota Velmoria yang dikuasai Keluarga Hohenberg sudah mulai mengalami guncangan akibat serangkaian sabotase yang diperintahkan olehnya. Tapi ini baru awal. Darius berjalan mendekat, berdiri di sampingnya. "Johan, aku sudah lama ingin bertanya," katanya, suaranya serius. "Kenapa kau begitu gigih ingin menghancurkan kejahatan dalam 12 Keluarga Teratas dan juga 6 Keluarga Kuno?" Johan tetap diam beberapa saat, lalu berbicara tanpa menoleh. "Karena mereka adalah akar dari kegelapan di Astvaria." Darius mengerutkan dahi. "Apa maksudmu?" Johan menutup matanya sejenak, mengingat masa lalu yang tidak pernah bisa ia lupakan. Luka Lama dan Pengkhianatan Dulu, Astvaria adalah negara yang lebih kuat dan bersatu, tetapi kekuatan itu hanya bertahan di permukaan. Di balik layar, 12 Keluarga Teratas da