Share

Part 58

last update Last Updated: 2025-03-10 18:02:41

Situasi di Varestia semakin berkembang. Setelah laporan dari Darius dan timnya mengenai kemungkinan perpecahan di dalam Keluarga Moreau, Johan tahu ini adalah saat yang tepat untuk memperdalam pengaruhnya di kota perdagangan maritim tersebut. Namun, seperti biasa, ia memilih untuk tidak bergerak secara langsung. Evelyn dan Darius tetap menjadi garda depan dalam operasi ini, sementara Johan mengamati dan menyusun strategi dari balik layar.

Di dalam kantor pusat perusahaannya, Evelyn menerima laporan baru dari tim intelijen mereka. Beberapa anggota internal Keluarga Moreau tampaknya tidak puas dengan kepemimpinan saat ini dan mulai membentuk aliansi dengan pihak luar. Jika situasi ini terus berkembang, maka Varestia bisa segera mengalami pergolakan besar.

"Tuan, dari laporan terakhir, tampaknya ada kelompok pedagang yang merasa keberatan dengan pajak tinggi yang diberlakukan Keluarga Moreau. Beberapa dari mereka mulai mencari dukungan alternatif untuk m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bangkitnya Johan   Part 59

    Di ruang pertemuan mewah milik Arthura Trade & Co, Evelyn duduk dengan tenang, menatap pria di hadapannya. Utusan dari keluarga Moreau itu tampak gelisah, seolah menyadari bahwa ia tidak bisa bertemu dengan sosok yang sebenarnya ia harapkan—pemilik utama perusahaan ini. “Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, segala urusan terkait perusahaan hanya bisa dibicarakan dengan saya,” ujar Evelyn, menyilangkan tangan di atas meja. Suaranya tegas namun tetap menunjukkan sopan santun. Pria itu menarik napas dalam, lalu mengangguk. “Kami memahami posisi Anda, Nona Evelyn. Namun, keluarga Moreau ingin memastikan bahwa kerja sama ini bisa berjalan dengan baik. Kami ingin kepastian dari pihak tertinggi.” Evelyn tersenyum tipis. “Pihak tertinggi telah memberikan instruksi kepada saya. Jika Anda ingin melanjutkan pembicaraan, maka itu harus melalui saya.” Pria itu tampak ragu sejenak, sebelum akhirnya menyerahka

    Last Updated : 2025-03-10
  • Bangkitnya Johan   Part 60

    Evelyn Voss kembali ke ruangannya setelah menerima keputusan dari Johan mengenai pertemuan dengan Keluarga Moreau dan Wilhelm. Wajahnya tetap tenang, namun dalam benaknya, dia mulai menyusun strategi untuk memastikan Arthura Trade & Co tetap memegang kendali dalam negosiasi ini. Darius berdiri di sisi ruangan dengan tangan bersedekap, menunggu instruksi lebih lanjut. "Apa keputusan Johan?" tanyanya dengan suara dalam. Evelyn menatapnya dan menjawab, "Dia menyetujui pertemuan dengan Keluarga Moreau terlebih dahulu. Setelah itu, baru kita pertimbangkan untuk bertemu dengan Wilhelm. Namun, tetap dengan protokol yang sama—tidak ada pertemuan langsung dengannya. Semua komunikasi akan melalui aku." Darius mengangguk setuju. "Keluarga Moreau memiliki pengaruh kuat dalam jalur perdagangan di sebelah barat. Jika kita bisa mendapatkan akses ke rute mereka, ekspansi kita akan lebih lancar." "Benar," Evelyn menimpali. "Namun, kita

    Last Updated : 2025-03-10
  • Bangkitnya Johan   Part 61

    Evelyn Voss duduk di ruang kerjanya, membaca ulang laporan yang baru saja diterimanya dari tim intelijen perusahaan. Informasi tentang pergerakan Keluarga Wilhelm dan Keluarga Moreau semakin menarik. Mereka tampaknya tidak hanya ingin bekerja sama, tetapi juga berusaha memahami struktur kepemimpinan Arthura Trade & Co. Darius mengetuk pintu dan masuk tanpa menunggu jawaban. "Kami baru saja menerima kabar bahwa Keluarga Moreau telah mengajukan perjanjian dagang formal. Mereka tertarik untuk menjadi mitra eksklusif dalam distribusi barang dari Varestia ke wilayah mereka." Evelyn menghela napas pelan. "Mereka bergerak lebih cepat dari yang kita perkirakan. Apakah ada indikasi mereka juga mencoba menyelidiki pemilik kita?" "Belum ada bukti langsung, tetapi ada beberapa pergerakan aneh dari pihak mereka," jawab Darius. "Mereka mungkin ingin memastikan siapa yang sebenarnya menjalankan perusahaan ini." Evelyn tersenyum tipis. "Baik. Kita akan tetap mengikuti prosedur. Johan akan men

    Last Updated : 2025-03-17
  • Bangkitnya Johan   Part 62

    Tiga hari kemudian, di bawah langit malam yang berhiaskan bintang samar, Evelyn dan Darius bersembunyi di balik bayangan di sekitar vila tempat pertemuan rahasia berlangsung. Mata mereka awas mengamati gerakan di dalam bangunan yang diterangi lampu redup. "Tim bayangan sudah siap di titik masing-masing," bisik Darius sambil menekan alat komunikasi kecil di telinganya. "Begitu kita mendapat sinyal, kita bisa masuk." Evelyn mengangguk. "Kita harus cepat dan pastikan Gregoire tidak lolos." Tiba-tiba, suara langkah berat terdengar mendekat dari arah lain. Dua pria berbadan besar dengan wajah mencurigakan berjalan ke arah mereka. Evelyn dan Darius saling bertukar pandang sebelum pria-pria itu menghentikan langkah mereka. "Siapa kalian?" salah satu pria itu bertanya dengan nada tajam. Tanpa menjawab, Evelyn melompat maju dan mengayunkan tinjunya ke wajah pria itu. Pukulan keras mendarat, membuatnya terhuyung. Darius tak tinggal diam—dengan gerakan cepat, ia menarik belatinya dan m

    Last Updated : 2025-03-17
  • Bangkitnya Johan   Part 63

    Evelyn dan Darius berdiri di depan pintu besar yang tampak kokoh. Di baliknya, suara percakapan terdengar semakin jelas. Mereka saling bertukar pandang sebelum Darius mengangguk pelan. Dengan satu tarikan napas, Evelyn mendorong pintu itu hingga terbuka. Di dalam, ruangan luas dengan lampu gantung redup menyambut mereka. Gregoire Levant berdiri di tengah, dikelilingi oleh empat pria bersenjata. Di sampingnya, seorang pria tinggi dengan jubah hitam—kemungkinan tangan kanan Keluarga Moreau—menyipitkan mata saat melihat mereka masuk. “Evelyn Voss,” suara Gregoire terdengar tenang, seolah sudah memperkirakan kedatangan mereka. “Aku tahu kau akan datang.” Evelyn hanya menyeringai. “Sayangnya, aku tidak datang untuk berbasa-basi.” Gregoire memberi isyarat, dan keempat pria bersenjata segera bergerak. Pertarungan pun dimulai. Salah satu pria menyerang Evelyn dengan tinju keras, tetapi ia menundu

    Last Updated : 2025-03-18
  • Bangkitnya Johan   Part 64

    Johan berdiri dengan tenang, menghadapi pria berjubah hitam yang kini mulai merendahkan tubuhnya dalam posisi bertarung. Matanya penuh kebencian, tetapi Johan hanya tersenyum tipis, seolah melihat lawannya sebagai hiburan semata. “Kau pikir bisa menghentikanku begitu saja, Johan?” pria itu menyeringai. “Aku telah berlatih bertahun-tahun untuk mengalahkanmu.” Johan tertawa kecil. “Kalau begitu, tunjukkan.” Pertarungan pun dimulai. Pria berjubah hitam melesat maju, pisaunya berkilat di bawah cahaya lampu redup. Ia menyerang dengan kecepatan tinggi, menusuk dan menebas dengan presisi yang mematikan. Tetapi Johan menghindar dengan mudah. Ia bergerak ringan, seperti bayangan, setiap gerakan lawannya ditepis atau dielakkan tanpa usaha berarti. Setiap kali pria itu menyerang, Johan hanya berputar atau mundur selangkah, seolah sedang menari di tengah medan perang. Waktu berlalu, d

    Last Updated : 2025-03-18
  • Bangkitnya Johan   Part 65

    Lorong rahasia telah tertutup, menyisakan keheningan yang menggantung di antara mereka. Evelyn menatap alat pelacak kecil yang berkelip di tangan Johan, matanya menyipit penuh perhitungan. “Seberapa jauh dia bisa pergi?” tanya Darius, masih mengatur napas setelah pertarungan sengit tadi. Johan melirik layar kecil di alat komunikasinya. “Gregoire bergerak cepat, tapi dia masih di dalam radius kita. Jika kita bertindak sekarang, kita bisa menangkapnya sebelum dia mencapai tempat aman.” Evelyn mengangguk. “Kalau begitu, kita tidak punya waktu untuk berlama-lama.” Tanpa ragu, mereka bertiga segera keluar dari vila, bergerak dalam kegelapan malam. Jalanan Varestia yang sepi menyambut mereka dengan udara dingin dan samar-samar suara air menetes dari atap bangunan tua. Johan mengamati sinyal pelacak yang terus berkedip di alatnya. “Dia menuju ke arah dermaga. Sepertinya dia punya jalan keluar dari sana.” Evelyn mendengus. “Tentu s

    Last Updated : 2025-03-18
  • Bangkitnya Johan   Part 66

    Perahu motor meluncur tanpa suara mendekati pulau, ombak kecil menghantam lambungnya dengan lembut. Dari kejauhan, cahaya samar terlihat di antara pepohonan lebat, menandakan adanya aktivitas di pulau itu. Johan memperlambat laju perahu, lalu memberi isyarat pada Evelyn dan Darius untuk bersiap. Mereka mengenakan pakaian gelap agar lebih sulit terlihat dalam kegelapan malam. “Dari sini kita jalan kaki,” bisik Johan sambil menambatkan perahu di sisi pulau yang tersembunyi dari pandangan utama. Mereka bertiga turun dengan sigap, menyelinap melalui pasir lembab menuju vegetasi lebat. Pepohonan tinggi menjulang di sekeliling mereka, menciptakan bayangan yang sempurna untuk bergerak tanpa terdeteksi. Darius merendahkan tubuhnya, mengamati jejak kaki di tanah. “Ada sekitar empat atau lima orang yang baru saja lewat sini.” Evelyn mengangguk. “Gregoire pasti tidak sendirian. Jika ini benar-benar markasnya, dia p

    Last Updated : 2025-03-18

Latest chapter

  • Bangkitnya Johan   Part 112

    Pertarungan di dalam klub Abyss meledak seperti badai yang tak terbendung. Suara tembakan bercampur dengan dentingan logam, teriakan, dan amukan para petarung bayaran Falken yang kini satu per satu tumbang di hadapan Evelyn dan Darius. Namun di tengah hiruk-pikuk itu, perhatian semua orang tertuju pada satu titik—pertarungan antara Johan dan Vladimir. Johan menghindari ayunan brutal dari palu besar Vladimir, lalu membalas dengan tendangan keras ke arah rusuk. Vladimir terguncang tapi tetap berdiri, tertawa gila. “Ayolah! Tunjukkan kau bukan hanya simbol keadilan bodoh!” Namun tepat sebelum Johan menyerang kembali, suara berdesing terdengar dari atas—dan atap klub tiba-tiba runtuh sebagian. Semua orang berhenti. Debu dan reruntuhan jatuh, dan dari lubang yang terbuka… muncul sosok bertudung gelap, dengan lambang Seekor Serigala Bersayap di punggungnya. Evelyn menegang. “Itu… bukan lambang Falken.” Darius segera menarik pistolnya. “Itu... lambang keluarga Nacht.” Johan tak bergemi

  • Bangkitnya Johan   Part 111

    Malam menjelang di Zeigrad, namun kota itu tidak pernah benar-benar tidur. Lampu-lampu neon berkelap-kelip di distrik hitam, tempat hukum bergantung pada siapa yang memegang lebih banyak peluru. Klub malam Abyss berdiri di tengahnya, mewah dan menjulang, menjadi jantung kehidupan gelap kota. Tepat pukul dua dini hari, sebuah mobil lapis baja berhenti beberapa blok dari klub. Johan melangkah keluar dengan Darius dan Evelyn di belakangnya. Pakaian mereka hitam, menyatu dengan malam, tetapi aura Johan tetap terpancar—dingin, tajam, dan penuh amarah yang terpendam. “Menurut laporan, lantai bawah tanah klub itu dipakai Vladimir sebagai ruang pertemuan dan penyiksaan,” ujar Darius sambil menunjukkan denah digital. Evelyn menambahkan, “Keamanan di dalam dijaga oleh unit elit Falken. Petarung jalanan, tentara bayaran, dan mesin tempur modifikasi.” Johan hanya mengangguk. “Bagus. Aku ingin melihat siapa saja yang cukup bodoh untuk melindungi Vladimir.” Mereka berjalan melewati lorong semp

  • Bangkitnya Johan   Part 110

    Zeigrad, ibu kota Astvaria, adalah kota yang tidak pernah benar-benar tidur. Di balik megahnya gedung-gedung pemerintahan dan cahaya lampu istana malam hari, jaringan kekuasaan dan pengaruh bekerja seperti nadi yang tak terlihat. Di sanalah keluarga-keluarga terkuat—Castello, Falken, Nacht, dan Voss—menanamkan cengkeramannya paling dalam. Namun, sejak kabar tentang kejatuhan keluarga Ludger dan Rangga tersebar secara diam-diam, ketegangan mulai terasa. Terutama bagi keluarga Castello dan Falken, yang selama ini merasa kebal terhadap ancaman. Di salah satu ruang bawah tanah kastil Castello, Lady Selene Castello duduk bersandar, membaca laporan intel dari agen rahasia mereka. “Johan sebentar lagi akan tiba di Zeigrad.” Matanya menyipit. "Jadi anak itu akhirnya menantang kami secara langsung?" Di sisinya, salah satu penasihat keluarga menjawab pelan. “Dan dia tidak datang sendirian. Perusahaannya, Arthura Trade & Co, telah mengirimkan tim penyusup ke distrik perdagangan. Mereka diam

  • Bangkitnya Johan   Part 109

    Zeigrad. Jantung kekuasaan Astvaria. Kota dengan menara perak menjulang dan lorong-lorong kelam yang penuh konspirasi. Saat malam turun, cahaya lampu neon menciptakan siluet tajam di balik kaca-kaca gedung pemerintahan dan markas keluarga bangsawan. Di salah satu distrik kelas atas yang dijaga ketat, Keluarga Castello sedang mengadakan perjamuan. Para pejabat, bangsawan, dan pengusaha asing terlihat tertawa dan bersulang, seolah tidak ada perubahan apa pun di dunia luar. Tapi di bawah tanah, jauh dari hingar-bingar pesta, bayangan mulai bergerak. Salah satu agen Arthura Trade & Co menyusup ke dalam jaringan intel keluarga Falken. Mereka menyampaikan laporan melalui jalur komunikasi rahasia ke Johan yang masih berada di Riefenstadt. “Johan,” suara Evelyn terdengar dari alat komunikasi. “Kita dapat akses. Salah satu penjaga arsip keluarga Falken bersedia bicara. Tapi kita harus segera kirim tim penyusup ke Zeigrad.” Johan menatap peta besar yang terbentang di mejanya. Beberapa titi

  • Bangkitnya Johan   Part 108

    Api dan baja menghujani laut. Gelombang tinggi berubah menjadi merah saat dua armada raksasa saling bertabrakan di Teluk Treius. Kapal-kapal meledak satu per satu, serpihan kayu dan baja beterbangan di udara. Namun di tengah semua itu, dua sosok berdiri tenang di jantung pertempuran: Johan dan Sebastian Ludger. Arthura Prime menabrak sisi kapal utama Ludger, menciptakan gemuruh keras yang mengguncang seluruh dek. Anak buah Johan menyerbu ke kapal lawan lewat jembatan baja yang diturunkan. Johan sendiri melompat lebih dulu. Tubuhnya mendarat tepat di depan Sebastian. Sebastian menarik pedangnya yang bersinar biru, terbuat dari logam laut dalam. “Akhirnya kau datang juga.” Johan memasang sarung tangan perangnya. “Aku tidak suka membuang waktu.” “Begitu juga aku.” Tanpa aba-aba, duel pun dimulai. Pedang Sebastian berputar cepat, memotong angin dan baja. Tapi Johan membaca gerakannya dengan dingin, menangkis dan melawan balik dengan pukulan-pukulan berat yang membuat gelad

  • Bangkitnya Johan   Part 107

    Pagi menyelimuti kota Levantine dengan ketenangan yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Tidak ada lagi suara siaran propaganda dari istana keluarga Levant, tak ada lagi rapat rahasia dengan para pejabat bayangan. Kota itu kini dalam kendali penuh Johan dan pasukannya. Di sebuah ruangan taktis di pusat administrasi, Johan berdiri diam menghadap jendela, memperhatikan matahari yang terbit perlahan. Peta besar Astvaria terhampar di belakangnya, merah pada setiap nama keluarga yang telah tumbang. Evelyn melangkah masuk membawa dokumen. “Auren sudah dipindahkan ke sel isolasi. Pasukan keluarga Levant yang tersisa sudah menyerah. Tak ada perlawanan berarti.” Johan menoleh sedikit. “Penjabat tuan muda?” “Selene Levant,” jawab Evelyn. “Sepupu jauh Gregoire. Latar belakangnya diplomatik, tidak ambisius, dan—sejauh ini—tidak terlibat dalam skema politik jahat keluarga Levant.” Darius ikut menimpali, “Kami juga mengkonfirmasi bahwa jaringan luar negeri Gregoire telah runtuh. Koneksi

  • Bangkitnya Johan   Part 106

    Dari atas menara observasi Kota Levantine, Johan berdiri bersama Evelyn dan Darius, mengamati hiruk pikuk ibu kota politik itu. Meski kota itu tampak tenang, Johan tahu, di balik ketenangan itu tersembunyi kekuatan yang berbahaya—kekuatan Keluarga Levant yang kini dipimpin oleh Auren. Darius menatap ke arah kantor pusat keluarga. “Kita yakin Auren akan muncul?" Johan mengangguk pelan. “Dia bukan seperti Gregoire. Dia lebih licik. Tapi dia pasti sedang menunggu. Mereka yang terlalu percaya pada bayang-bayang, biasanya lupa kalau bayangan bisa ditelan kegelapan.” Evelyn menambahkan dengan dingin, “Kita perlu pukul pusat pengaruh mereka. Bukan hanya fisik. Kita harus potong akar jaringan politik mereka.” Johan menyeringai kecil. “Sudah aku kirim orang ke tiga negara yang pernah tunduk pada Levant. Di Lusitania, Indrasia, dan Hollstein. Mereka akan buka kembali luka yang ditanam keluarga Levant selama ini.” Sementara itu, di kedalaman markas rahasia keluarga Levant, Auren membac

  • Bangkitnya Johan   Part 105

    Malam mulai turun saat Johan tiba di markas intel Arthura yang tersembunyi di sudut kota Drakenfeld. Di sana, Darius telah menunggu bersama Evelyn dan beberapa agen kepercayaannya. "Ini laporan terakhir," ucap Darius sambil menyerahkan dokumen. "Setelah kekalahan keluarga Rangga, hanya tersisa enam keluarga dari 12 Teratas. Tapi ini bukan kemenangan mutlak—mereka yang tersisa jauh lebih kuat… dan lebih berbahaya." Evelyn menyela, "Terutama Keluarga Levant. Mereka tidak bergerak secara terang-terangan, tapi jejak mereka ada di mana-mana—dari parlemen negara tetangga sampai dalam tubuh pemerintahan Astvaria sendiri." Johan membuka berkas itu dan melihat foto lama Gregoire Levant, tuan muda dari keluarga tersebut. Meski pria itu telah tewas di Varestia, bayang-bayang kekuasaan Levant masih terasa. Pasalnya, Gregoire bukan satu-satunya yang berperan. Di balik kematiannya, masih ada para tangan kanan, boneka politik, dan jaringan kekuasaan yang tersebar di berbagai wilayah. "Mereka

  • Bangkitnya Johan   Part 104

    Ruangan itu dipenuhi ketegangan yang tak terlihat, tetapi Johan tetap berdiri dengan tenang di hadapan Tristan Rangga dan Rendra Rangga. Keduanya memimpin keluarga yang terkenal dengan pasukan bayangan dan pengawal elit Astvaria. Tristan akhirnya bersandar di kursinya, menghela napas perlahan sebelum berbicara. "Johan, kau datang untuk memastikan kesetiaan keluargaku, tapi aku ingin tahu satu hal lebih dulu." Johan mengangguk, menunggu pertanyaan yang akan diajukan. Tristan menatap matanya dalam-dalam. "Apa yang akan kau lakukan jika aku menolak tunduk padamu? Jika aku memutuskan bahwa Keluarga Rangga tetap berdiri sendiri, tidak berpihak pada siapa pun?" Johan tersenyum kecil. "Aku tidak meminta kalian tunduk. Aku hanya meminta kalian memilih. Apakah kalian tetap berpegang pada tugas kalian untuk melindungi negara, ataukah kalian akan menjadi bagian dari mereka yang melupakan kewajibannya?" Rendra, yang sedari tadi diam, akhirnya angkat bicara. "Kami bukan pengkhianat, Joha

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status