Terdengar suara langkah seseorang yang berlarian menuju gerbang sekolah. Lagi-lagi Kiara datang terlambat ke sekolah, gadis itu menghela nafas kasar ketika melihat pintu gerbang sudah ditutup. Terlebih seseorang pria menyebalkan sudah berdiri di depan gerbang sambil bersidekap dada.
Dia guru killer yang paling ditakuti di sekolah, Hegar Wiguna guru paling tampan di SMA Taruna namun selalu bersikap dingin kepada siapapun. Kiara menjulukinya Ice karena ia dingin seperti es, berbeda dengan siswi lain yang memuja Hegar, Kiara justru membencinya. "Kamu lagi yang terlambat," ucap Hegar dengan sikap dinginnya. Tidak ada senyum sama sekali yang terukir pada wajah tampan pria itu. Kiara berdecak sebal, lagi-lagi ia harus mendapatkan hukuman dari guru menyebalkan ini. Kiara sudah langganan dihukum oleh Hegar karena segala ulah yang ia lakukan, entah karena terlambat atau ketahuan membolos ke kantin saat jam pelajaran berlangsung. "Telatnya cuma sedikit kok Pak, please hari ini didiskon ya?" pinta Kiara merengek sambil menyatukan kedua tangannya didepan dada memohon kepada Hegar. Kiara bahkan memasang wajah cantik dan menggemaskan andalannya agar Hegar mau memaafkannya. Namun, itu semua tidak mempan bagi Hegar. "Enggak usah bersikap kayak badut gitu, kamu tetap dihukum. Lewat dikit gimana? Ini lebih setengah jam mau minta diskon, dikira pasar pake nawar segala?" protes Hegar seraya melihat jam yang ia kenakan. Kiara mendengus kesal, ia yakin setelah ini ia akan mendapatkan hukuman berat lagi. Ia merutuki kebodohannya yang keasyikan menonton para idol K-Pop favoritnya sampai malam, yang membuat ia bangun kesiangan hari ini. Hegar pun menghukum Kiara berlari mengelilingi lapangan, gadis itu sudah sering dihukum namun tidak pernah jera. Itu sebabnya hukuman kali ini Kiara harus berlari mengelilingi lapangan. Kiara berlari mengelilingi lapangan, sepanjang hukuman berlangsung ia terus mengumpat Hegar yang menyebalkan. "Gue sumpahin itu guru enggak laku-laku. Gue yakin enggak akan ada yang mau sama laki modelan dia" sewot Kiara terus menerus mengumpat Hegar. Tiba-tiba Kiara menutupi wajahnya dengan kedua tangan ketika Naren melewati lapangan. Ia sangat malu lagi-lagi Naren melihatnya saat dihukum seperti ini. Naren Kusuma, ketua OSIS SMA Taruna siswa most wanted di sekolah yang merupakan siswa yang disukai Kiara. "Ya ampun! Pangeran masa depan gue, kenapa dia harus ke sini sih? Rusak sudah kecantikan gue panas-panas gini dilihat Naren," keluh Kiara. Kiara tersenyum manis ketika ia mendapatkan ide dari otak pintarnya itu. Tiba-tiba saja tubuh Kiara ambruk begitu saja, ia pingsan membuat Hegar dan yang lainnya berlari kearah Kiara. Hegar bergegas menggendong Kiara, Hegar berjalan cepat menuju UKS sambil menggendong Kiara. Sepanjang perjalanan Kiara mengumpat, karena bukan ini yang ia inginkan. Ia ingin Naren yang menggendongnya membawanya ke UKS. "Kenapa harus dia yang gendong? Bukan Naren!" sewot Kiara dalam hati mengutuk pria yang saat ini menggendongnya ke UKS. Hegar merebahkan tubuh Kiara di atas ranjang pesakitan di sana. Naren dan yang lainnya yang sempat mengikuti pun ikut keluar ketika melihat Kiara akan di periksa. Namun, ketika perawat UKS hendak memeriksa Hegar menghentikannya. Ia lalu mendekatkan dirinya kepada Kiara, jantung Kiara berdetak cepat saat berdekatan dengan pria dingin ini. Kiara bergegas bangkit karena tidak mau sesuatu terjadi dengannya. Ia mendelik menatap Hegar yang tersenyum tipis ketika melihat Kiara terbangun begitu saja. "Sudah kuduga, dramamu itu mudah sekali terbaca. Hukuman bertambah, sekarang kamu masuk kelas!" titah Hegar dengan tegas. "Ih, bapak nyebelin! Aku sumpahin bapak dapetin bini yang nyebelin, nyusahin, repotin dan bikin pusing tiap harinya," cerocos Kiara lalu pergi begitu saja seraya menghentakkan kakinya meninggalkan ruangan UKS. Perawat yang ada di UKS pun terkejut ketika melihat Kiara sudah kembali sehat. Untungnya Naren sudah kembali ke kelas, kalau tidak ia akan tahu apabila Kiara berbohong. Sesampainya di kelas Kiara merenggut, membuat kedua sahabatnya Melly dan Tessa menggelengkan kepala. Merek sudah sangat yakin siapa yang membuat mood Kiara anjlok, siapa lagi kalau bukan guru kesayangan mereka. "Dihukum lagi?" tanya Tessa dan langsung dijawab oleh Kiara dengan anggukan kepala. "Lagian elu juga sih yang tidur udah kayak kebo, gue kan udah vc enggak diangkat-angkat!" protes Melly lalu duduk di samping Kiara. "Elu tau enggak apa yang bikin gue bete?" tanya Kiara dengan wajah kesalnya. "Enggak taulah! Orang belum dikasih tau." "Gue tadi pura-pura pingsan, berharap digendong Naren. Tapi bukan Naren yang gendong gue malah guru es yang gendong gue, kesel enggak?" cerocos Kiara. Tessa dan Melly langsung tertawa mendengar cerita Kiara. Mereka tidak dapat membayangkan betapa kesalnya Kiara saat itu. "Tapi kan yang gendong cogan juga, kapan lagi coba digendong guru pujaan banyak orang. Apa gue juga pura-pura pingsan aja ya, biar bisa merasakan digendong Pak Es?" timpal Nessa mendramatisir. "Amit-amit dah! Gue mah ogah sama cowok kaku kayak dia meskipun ganteng. Lagian ya, di dalam hati ini sudah terpatri nama Naren Mahardika," ucap Kiara. "Eh, jodoh enggak ada yang tahu kan? Siapa tahu jodoh elu Pak Hegar," sahut Melly menimpali. Kiara dengan cepet mengetuk-ngetuk meja, sambil mendelik menatap sahabatnya. "Amit-amit, kalau doa yang baik-baik dong. Masa iya jodoh gue dia, gimana hari-hari gue kedepannya nanti" sewot Kiara. "Hati-hati terlalu benci nanti bucin, kualat lo!" Obrolan mereka pun berhenti ketika orang yang mereka bicarakan masuk ke dalam kelas. Nessa dan Melly seperti biasa selalu terpesona dengan ketampanan Hegar guru favorit mereka. "Tugas kemarin kumpulkan hari ini, yang tidak mengerjakan silahkan berdiri di luar," ucap Hegar dengan tegas. Tatapan matanya sangat dingin membuat Kiara merinding melihatnya, pria ini sangat sekali tidak pernah tersenyum. Kiara membuka tasnya mencari buku, ia merasa sudah mengerjakan tugas semalam. Tapi mengapa buku tugas itu tidak ada di dalam tasnya, ia kembali mengingat apabila semalam setelah ia mengerjakan tugas, Kiara langsung menonton idola KPop favoritnya. Kiara memejamkan matanya, ingin sekali rasanya ia pergi jauh saat ini juga. Lagi dan lagi ia harus berurusan dengan guru menyebalkan itu. Padahal semalam ia sudah susah payah mengerjakan, akan tetapi buku itu tidak ia bawa. "Mana tugas kamu?" tanya Hegar dengan suara baritonnya. Kiara mencoba tersenyum, "Ketinggalan Pak!" "Berdiri di luar, sekarang!" titah Hegar. Ia menggelengkan kepalanya karena setiap harinya ada saja kesalahan yang diperbuat oleh Kiara. Kiara pun bangkit dari duduknya, ia berjalan keluar kelas sambil menghentakkan kakinya. Ia merutuki kecerobohannya karena tidak membawa buku itu yang membuat ia lagi dan lagi dihukum oleh Hegar.Mentari mulai meninggi, seseorang wanita paruh baya memasuki sebuah kafe. Pandangannya mengeksplor seluruh ruangan mencari seseorang yang sejak tadi menunggunya. Senyumnya terbit ketika melihat seorang wanita seumurannya melambaikan tangan kepadanya."Naomi!" panggil wanita itu."Nessa!" Naomi berjalan menghampiri Nessa yang sejak tadi duduk di sana.Naomi dan Nessa saling berpelukan, sudah lama sekali mereka tidak bertemu. Naomi dan Nessa bersahabat sudah sangat lama, mereka bertemu di aplikasi sosial media. Meskipun baru beberapa kali bertemu tapi mereka sudah sangat dekat seperti saudara sendiri saling menyayangi.Seperti biasa apabila mereka bertemu pasti mereka saling melepas rindu. Membuat Kiara yang menunggu di luar kafe merasa bosan, awalnya Naomi mengajak Kiara untuk ikut masuk namun Kiara menolak karena malas ikut berbincang dengan para ibu-ibu."Nes, kamu kan punya anak laki-laki. Anakku perempuan, gimana kalau kita besanan?" usul Naomi sangat antusias."Ini tuh jaman moder
"Tuhan, aku mohon sembuhkan Bunda. Kia janji akan nurut sama Bunda," ucap Kiara dalam hati.Manik matanya mulai mengembun, ia takut sesuatu hal buruk terjadi dengan Bundanya. Kiara semakin cemas, keringat dingin membasahi kedua tangannya, sejak tadi tidak ada satu pun Dokter atau tim medis yang keluar dari ruangan. Berulangkali ia berjalan mondar-mandir ke sana kemari menunggu kabar tentang Ibunda tercinta. Hegar yang melihat hal itu merasa jengah, namun ia tidak dapat protes. Tiba-tiba saja salah satu perawat keluar dari ruangan meminta Nessa untuk masuk. Senyum Kiara memudar karena bukan ia yang dibutuhkan oleh Ibunda tercinta melainkan Nessa sahabatnya. "Apa Bunda marah sampai enggak mau ketemu sama aku?" gumam Kiara lalu duduk dengan lemah di kursi tunggu dekat Hegar."Sudah, enggak usah dipikirkan! Bunda kamu pasti membaik" bujuk Hegar.Ia tidak tega ketika melihat Kiara merenggut dan hampir menangis, bulir bening hampir saja terjatuh begitu saja andai Hegar tidak menghiburnya.
Seorang gadis dengan seragam putih abu-abu berjalan memasuki halaman rumah sahabatnya. Keningnya mengernyit ketika ia melihat keramaian di sana, terlebih rumah itu di dekorasi seperti untuk acara penting. Ia merasa sahabatnya itu tidak memiliki adik atau kakak, lalu acara untuk siapa? "Masa iya Tante Naomi nikah lagi?" gumam Melly ketika ia melihat dekorasi rumah Kiara. Melly merasa khawatir karena sudah beberapa hari Kiara tidak masuk sekolah, itu sebabnya ia datang untuk menjenguk. Awalnya ia mengajak Tessa, namun di tengah jalan Tessa mendapatkan telepon untuk pulang lebih cepat. Itu sebabnya ia datang sendirian menemui Kiara ke rumahnya. Melly terus melangkahkan kakinya memasuki rumah, mencari Tuan rumah. Ia bertanya kepada siapapun di sana mengatakan apabila Kiara dan Ibunya berada di dalam kamar. Melly mengetuk pintu kamar Kiara, namun tidak ada jawaban dari dalam. Ia mendengar suara Naomi dan Kiara sedang berbicara membuat ia tersenyum lalu membuka pintu. Melly tercengang k
Manik mata Kiara membulat ketika melihat siapa yang memanggilnya dengan panggilan sayang. Tunangan dinginnya yang pertama kalinya tersenyum kepada dirinya saat ini. Pria itu bahkan menggandeng lengan Kiara membuat Kiara semakin tercengang dengan tingkah Hegar saat ini."Kamu ngapain di sini Sayang? Di luar dingin." ucap Hegar lalu memasangkan jas yang ia kenakan tadi pada tubuh Kiara."Bapak kesambet ya?" tanya Kiara masih merasa aneh dengan tingkah Hegar yang tidak biasanya."Di belakang ada Bunda kamu sama mami yang masih kepo dengan kita," bisik Hegar.Kiara lalu menoleh kearah Naomi yang terlihat bahagia melihat Kiara diperlakukan semanis ini oleh suaminya. Kini Kiara tahu yang dilakukan Hegar hanya untuk menyenangkan para Ibu mereka."Kamu mau Bunda kamu pingsan lagi? Jadi jangan banyak drama bocil," bisik Hegar dengan nada sinisnya.Keduanya berbalik lalu menghampiri Nessa dan Naomi yang berada tidak jauh dari sana, mereka mencoba tersenyum dihadapan semuanya. Naomi dan Nessa sa
Manik mata Kiara membulat ketika melihat siapa yang memanggilnya dengan panggilan sayang. Tunangan dinginnya yang pertama kalinya tersenyum kepada dirinya saat ini. Pria itu bahkan menggandeng lengan Kiara membuat Kiara semakin tercengang dengan tingkah Hegar saat ini."Kamu ngapain di sini Sayang? Di luar dingin." ucap Hegar lalu memasangkan jas yang ia kenakan tadi pada tubuh Kiara."Bapak kesambet ya?" tanya Kiara masih merasa aneh dengan tingkah Hegar yang tidak biasanya."Di belakang ada Bunda kamu sama mami yang masih kepo dengan kita," bisik Hegar.Kiara lalu menoleh kearah Naomi yang terlihat bahagia melihat Kiara diperlakukan semanis ini oleh suaminya. Kini Kiara tahu yang dilakukan Hegar hanya untuk menyenangkan para Ibu mereka."Kamu mau Bunda kamu pingsan lagi? Jadi jangan banyak drama bocil," bisik Hegar dengan nada sinisnya.Keduanya berbalik lalu menghampiri Nessa dan Naomi yang berada tidak jauh dari sana, mereka mencoba tersenyum dihadapan semuanya. Naomi dan Nessa sa
Seorang gadis dengan seragam putih abu-abu berjalan memasuki halaman rumah sahabatnya. Keningnya mengernyit ketika ia melihat keramaian di sana, terlebih rumah itu di dekorasi seperti untuk acara penting. Ia merasa sahabatnya itu tidak memiliki adik atau kakak, lalu acara untuk siapa? "Masa iya Tante Naomi nikah lagi?" gumam Melly ketika ia melihat dekorasi rumah Kiara. Melly merasa khawatir karena sudah beberapa hari Kiara tidak masuk sekolah, itu sebabnya ia datang untuk menjenguk. Awalnya ia mengajak Tessa, namun di tengah jalan Tessa mendapatkan telepon untuk pulang lebih cepat. Itu sebabnya ia datang sendirian menemui Kiara ke rumahnya. Melly terus melangkahkan kakinya memasuki rumah, mencari Tuan rumah. Ia bertanya kepada siapapun di sana mengatakan apabila Kiara dan Ibunya berada di dalam kamar. Melly mengetuk pintu kamar Kiara, namun tidak ada jawaban dari dalam. Ia mendengar suara Naomi dan Kiara sedang berbicara membuat ia tersenyum lalu membuka pintu. Melly tercengang k
"Tuhan, aku mohon sembuhkan Bunda. Kia janji akan nurut sama Bunda," ucap Kiara dalam hati.Manik matanya mulai mengembun, ia takut sesuatu hal buruk terjadi dengan Bundanya. Kiara semakin cemas, keringat dingin membasahi kedua tangannya, sejak tadi tidak ada satu pun Dokter atau tim medis yang keluar dari ruangan. Berulangkali ia berjalan mondar-mandir ke sana kemari menunggu kabar tentang Ibunda tercinta. Hegar yang melihat hal itu merasa jengah, namun ia tidak dapat protes. Tiba-tiba saja salah satu perawat keluar dari ruangan meminta Nessa untuk masuk. Senyum Kiara memudar karena bukan ia yang dibutuhkan oleh Ibunda tercinta melainkan Nessa sahabatnya. "Apa Bunda marah sampai enggak mau ketemu sama aku?" gumam Kiara lalu duduk dengan lemah di kursi tunggu dekat Hegar."Sudah, enggak usah dipikirkan! Bunda kamu pasti membaik" bujuk Hegar.Ia tidak tega ketika melihat Kiara merenggut dan hampir menangis, bulir bening hampir saja terjatuh begitu saja andai Hegar tidak menghiburnya.
Mentari mulai meninggi, seseorang wanita paruh baya memasuki sebuah kafe. Pandangannya mengeksplor seluruh ruangan mencari seseorang yang sejak tadi menunggunya. Senyumnya terbit ketika melihat seorang wanita seumurannya melambaikan tangan kepadanya."Naomi!" panggil wanita itu."Nessa!" Naomi berjalan menghampiri Nessa yang sejak tadi duduk di sana.Naomi dan Nessa saling berpelukan, sudah lama sekali mereka tidak bertemu. Naomi dan Nessa bersahabat sudah sangat lama, mereka bertemu di aplikasi sosial media. Meskipun baru beberapa kali bertemu tapi mereka sudah sangat dekat seperti saudara sendiri saling menyayangi.Seperti biasa apabila mereka bertemu pasti mereka saling melepas rindu. Membuat Kiara yang menunggu di luar kafe merasa bosan, awalnya Naomi mengajak Kiara untuk ikut masuk namun Kiara menolak karena malas ikut berbincang dengan para ibu-ibu."Nes, kamu kan punya anak laki-laki. Anakku perempuan, gimana kalau kita besanan?" usul Naomi sangat antusias."Ini tuh jaman moder
Terdengar suara langkah seseorang yang berlarian menuju gerbang sekolah. Lagi-lagi Kiara datang terlambat ke sekolah, gadis itu menghela nafas kasar ketika melihat pintu gerbang sudah ditutup. Terlebih seseorang pria menyebalkan sudah berdiri di depan gerbang sambil bersidekap dada.Dia guru killer yang paling ditakuti di sekolah, Hegar Wiguna guru paling tampan di SMA Taruna namun selalu bersikap dingin kepada siapapun. Kiara menjulukinya Ice karena ia dingin seperti es, berbeda dengan siswi lain yang memuja Hegar, Kiara justru membencinya."Kamu lagi yang terlambat," ucap Hegar dengan sikap dinginnya.Tidak ada senyum sama sekali yang terukir pada wajah tampan pria itu. Kiara berdecak sebal, lagi-lagi ia harus mendapatkan hukuman dari guru menyebalkan ini. Kiara sudah langganan dihukum oleh Hegar karena segala ulah yang ia lakukan, entah karena terlambat atau ketahuan membolos ke kantin saat jam pelajaran berlangsung."Telatnya cuma sedikit kok Pak, please hari ini didiskon ya?" pin